Anda di halaman 1dari 14

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Hukum Mendel II menyatakan adanya pengelompokkan gen secara bebas.

Seperti telah diketahui, persilangan antara dua individu dengan satu sifat beda

( monohibrid) akan menghasilkan rasio genotipe 1:2:1 dan rasio fenotipe 3:1.

Sementara itu, persilangan dengan dua sifat beda ( dihibrid) menghasilkan rasio

fenotipe 9:3:3:1, hanya berlaku apabila kedua pasang gen yang mewarisi kedua

pasang sifat tersebut masing-masing terletak pada 2 kromosom yang berlainan, dan

masing-masing mengekspresikan sifatnya sendiri. Beberapa cara penurunan tak

mengikuti hukum ini, mengingat bahwa pengawasan suatu sifat kadang – kadang

tidak dilakukan oleh suatu pasang gen saja, tetapi oleh dua pasang atau lebih gen

yang mengadakan interaksi ( kerjasama ). Dan hal ini dapat disebabkan oleh beberapa

faktor. (Yatim , 2003) .

Pada 1906, W.Batenson dan R.C Punnet menemukan bahwa pada persilangan

F2 dihasilkan rasio fenotipe 14 : 1 : 1 : 3. Mereka menyilangkan kacang kapri

berbunga ungu yang serbuk sarinya lonjong dengan kacang kapri berbunga mearah

yang serbuk sarinya bundar. Rasio fenotipe dari keturunan ini menyimpang dari

hukum mendel yang seharusnya pada keturunan kedua (F2), perbandingan

fenotipenya 9 : 3 : 3 : 1. ( Bojonegoro dan Isharmanto , 2010)

Interaksi Gen Selain mengalami berbagai modifikasi nisbah fenotipe

karena adanya peristiwa aksi gen tertentu, terdapat pula penyimpangan semu terhadap

hukum Mendel yang tidak melibatkan modifikasi nisbah fenotipe, tetapi

1
menimbulkan fenotipe-fenotipe yang merupakan hasil kerja sama atau interaksi dua

pasang gen nonalelik. Jadi Apabila ada 2 (dua) pasang gen bekerjasama sehingga

membentuk suatu fenotipe baru .(Rohmad,2006).

Penampilan fenotipik suatu karakter selain dipengaruhi oleh faktor genetik

juga dipengaruhi oleh faktor lingkungan dan interaksi genotipe x lingkungan. Jika

suatu genotipe ditanam pada lingkungan yang berbeda, penampilan fenotipiknya

mungkin tidak akan sama. Perubahan penampilan relatif genotipe-genotipe pada

lingkungan-lingkungan yang bervariasi dianggap sebagai bentuk interaksi genotipe x

lingkungan . Genotipe tanaman akan berinteraksi dengan lingkungan tumbuhnya dan

besar kecilnya interaksi akan bergantung pada genotipe tanaman itu sendiri dan

karakteristik lingkungannya (Baihaki, 2000).

Setiap faktor yang merupakan bagian dari lingkungan tanaman memiliki

potensi untuk menyebabkan penampilan yang berbeda dan munculnya perbedaan

tersebut berhubungan dengan adanya interaksi genotipe dan lingkungan. Faktor-

faktor tersebut mencakup temperatur, tipe tanah, tingkat kesuburan tanah,

kelembaban dan berbagai praktik budidaya. Sebagai bentuk lingkungan yang tidak

dapat diprediksi, faktor-faktor seperti curah hujan, temperatur, intensitas cahaya

matahari dan lain-lain merupakan karakteristik dari faktor lokasi dan musim. Oleh

karena itu, terminologi lingkungan dalam konteks interaksi genotipe x lingkungan

sering dikaitkan dengan faktor lokasi dan musim (Kuswantoro , 2010)

Tujuan Praktikum

Adapuntujuan dari praktikum ini adalah agar mahasiswa dapat memehami

macam-macam interaksi gen dengan nisbah hukum mendel .

2
Kegunaan Penulisan

Adapun kegunaan dari penulisan jurnal ini adalah sebagai salah satu syarat

untuk dapat memenuhi komponen penilaian di Laboratorium Dasar Pemuliaan

Tanaman Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Sumatera

Utara dan menjadi sumber informasi bagi pihak yang membutuhkan .

3
TINJAUAN PUSTAKA

Interaksi gen ini terjadi karena adanya 2 pasang gen atau lebih saling

mempengaruhi dalam memberikan fenotip pada suatu individu, terdapat pula

penyimpangan semu terhadap hukum Mendel yang tidak melibatkan modifikasi rasio

fenotipe, tetapi menimbulkan fenotipe-fenotipe yang merupakan hasil kerja sama atau

interaksi dua pasang gen nonalelik (Tim dosen genetika dasar, 2010).

Komplementer adalah peristiwa dimana 2 gen dominan saling mempengaruhi

atau melengkapi dalam mengekspresikan suatu sifat. Dengan kata lain bahwa

Komplementer merupakan bentuk kerjasama dua gen dominan yang saling

melengkapi untuk memunculkan suatu karakter. Gen Komplementer adalah interaksi

antara dua gen dominan, jika terdapat bersama-sama akan saling melengkapi

sehingga muncul fenotipe alelnya (Pinaria, 2007).

Kriptomeri merupakan suatu peristiwa dimana suatu faktor tidak tampak

pengaruhnya bila berdiri sendiri, tetapi baru tampak pengaruhnya bila ada faktor lain

yang menyertainya. Dengan kata lain bahwa kriptomer adalah peristiwa dimana suatu

faktor dominan baru nampak pengaruhnya bila bertemu dengan faktor dominan lain

yang bukan alelanya. Kriptomeri memiliki ciri khas: ada karakter baru muncul bila

ada 2 gen dominan bukan alel berada bersama.Faktor dominan ini seolah-olah

sembunyi (kriptos).Jadi Faktor yang tersebunyi tersebut adalah Faktor Kriptomer

(Fujimura, 2009).

4
Epistasis adalah interaksi di mana sebuah gen mengalahkan pengaruh gen lain

yang bukan alelnya. Gen yang mengalahkan disebut ”epistasis” dan gen yang

dikalahkan disebut ”hypostasis”. Pada peristiwa epistasis, paling sedikit harus ada 2

pasang gen yang terlibat. Gen pada lokus yang satu berinteraksi dengan gen pada

lokus lain. Dari hasil interaksi tersbut diperoleh fenotip yang tidak akan diperoleh jika

gen-gen tersebut bekerja sendiri-sendiri (Singh, 2010).

Polimer adalah peristiwa dimana beberapa sifat beda yang berdiri sendiri-

sendiri mempengaruhi bagian yang sama dari suatu individu. Polimer adalah bentuk

interaksi gen yang bersifat kumulatif (saling menambah). Perbedaan dengan

komplementer adalah tanpa kehadiran salah satu gen (alel dominan) karakter yang

disebabkannya tetap muncul, hanya mutu / derajatnya yang kurang dibandingkan

dengan kehadirannya (Stanfield, 2003).

5
BAHAN DAN METODE

Tempat dan Waktu Praktikum

Adapun kegiatan praktikum ini dilaksankan di Laboratoriun Dasar Pemuliaan

Tanaman Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Sumatera

Utara pada hari selasa pukul 10:00 WIB sampai dengan selesai .

Alat dan Bahan Praktikum

Adapun akat yang digunakan pada praktikum ini adalah alat tulis unutuk

membuat jurnal dan laporan , kalkuator untuk memudahkan perhitungan , buku data

sebagai alat bantu membuat tabel .

Adapun bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah buku penuntun

untuk menuntun praktikum , materi dari asisten untuk menambah pengetahuan

tentang interaksi gen

Prosedur Praktikum

1. Dipahami soal dan pembelajaran tentang interaksi gen.

2. Dikerjakan soal menurut interaksi gen

3. Dicari gamet dan fenotipe maupun genotipenya .

4. Ditentukan perbandingan genotipenya

5. Ditentukan hipotesa atau kesimpulan dari soal tentang interaksi gen

6
HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil
1. Komplementer
C = Gen yang membutuhkan pigmen
c = Gen yang tidak mampu menumbuhkan bahan pigmen
R = Gen yang menumbuhkan enzim
r = Gen yang tidak mampu menumbuhkan enzim
CCRR x ccrr
(berwarna) (putih)

CcRr
(berwarna)

♂ CR Cr cR cr

CR CCRR CCRr CcRR CcRr
Cr CCRr CCrr CcRr Ccrr
cR CcRR CcRr ccRR ccRr
cr CcRr Ccrr ccRr ccrr

Warna: 9
Putih : 7

7
3. Kriptomeri
AAbb x aaBB
(merah) (putih)

F1 : AaBb (warna
ungu)

8
♂ AB Ab aB ab

AB AABB AABb AaBB AaBb
Ab AABb AAbb AaBb Aabb
aB AaBB AaBb aaBB aaBb
ab AaBb Aabb aaBb aabb

Ungu : 9
Merah : 3
Putih : 4

4. Epistasis
WWYY x wwyy
(putih) (hijau)

F1: WwYy (berwarnaputih)

♂ WY Wy wY Wy

WY WWYY WWYy WwYY WwYy
Wy WWYy WWyy WwYy Wwyy
wY WwYY WwYy wwYY wwYy
wy WwYy Wwyy wwYy Wwyy

Putih : 12
Kuning : 3
Hijau : 1

9
5. Polimeri
AABB x aabb

(merah) (putih)

F2, F1 : AaBb (merah 50%)

♂ AB Ab aB Ab

AB AABB AABb AaBB AaBb
Ab AABb AAbb AaBb Aabb
Ab AaBB AaBb aaBB aaBb
Ab AaBb Aabb aaBb aabb

Merah 100% 1
Merah 75% 4
Merah 50% 6
Merah 25% 4
Putih 1

Pembahasan

Interaksi gen ini terjadi karena adanya 2 pasang gen atau lebih saling

mempengaruhi dalam memberikan fenotip pada suatu individu , hal ini sesuai dengan

literature (Tim dosen genetika dasar , 2010) yang menyatakan terdapat pula

penyimpangan semu terhadap hukum Mendel yang tidak melibatkan modifikasi rasio

fenotipe, tetapi menimbulkan fenotipe-fenotipe yang merupakan hasil kerja sama atau

interaksi dua pasang gen nonalelik .

10
Komplementer adalah peristiwa dimana 2 gen dominan saling mempengaruhi

atau melengkapi dalam mengekspresikan suatu sifat sesuai denagan literature (pinaria

, 2007) menyatakan dengan kata lain bahwa Komplementer merupakan bentuk

kerjasama dua gen dominan yang saling melengkapi untuk memunculkan suatu

karakter. Gen Komplementer adalah interaksi antara dua gen dominan, jika terdapat

bersama-sama akan saling melengkapi sehingga muncul fenotipe alelnya .

Kriptomeri merupakan suatu peristiwa dimana suatu faktor tidak tampak

pengaruhnya bila berdiri sendiri, tetapi baru tampak pengaruhnya bila ada faktor lain

yang menyertainya sesuai dengan literature (Fujimura, 2009) menyatakan dengan

kata lain bahwa kriptomer adalah peristiwa dimana suatu faktor dominan baru

nampak pengaruhnya bila bertemu dengan faktor dominan lain yang bukan alelanya.

Kriptomeri memiliki ciri khas: ada karakter baru muncul bila ada 2 gen dominan

bukan alel berada bersama.Faktor dominan ini seolah-olah sembunyi (kriptos).Jadi

Faktor yang tersebunyi tersebut adalah Faktor Kriptomer

Epistasis adalah interaksi di mana sebuah gen mengalahkan pengaruh gen lain

yang bukan alelnya , menutrut (singh, 2010) Gen yang mengalahkan disebut

”epistasis” dan gen yang dikalahkan disebut ”hypostasis”. Pada peristiwa epistasis,

paling sedikit harus ada 2 pasang gen yang terlibat. Gen pada lokus yang satu

berinteraksi dengan gen pada lokus lain. Dari hasil interaksi tersbut diperoleh fenotip

yang tidak akan diperoleh jika gen-gen tersebut bekerja sendiri-sendiri .

Polimer adalah peristiwa dimana beberapa sifat beda yang berdiri sendiri-

sendiri mempengaruhi bagian yang sama dari suatu individu , sesuai literature

(Stanfield, 2003) Polimer adalah bentuk interaksi gen yang bersifat kumulatif (saling

11
menambah). Perbedaan dengan komplementer adalah tanpa kehadiran salah satu gen

(alel dominan) karakter yang disebabkannya tetap muncul, hanya mutu / derajatnya

yang kurang dibandingkan dengan kehadirannya .

12
KESIMPULAN

1. Interaksi gen ini terjadi karena adanya 2 pasang gen atau lebih saling

mempengaruhi dalam memberikan fenotip pada suatu individu.

2. Komplementer adalah peristiwa dimana 2 gen dominan saling mempengaruhi

atau melengkapi dalam mengekspresikan suatu sifat .

3. Kriptomeri merupakan suatu peristiwa dimana suatu faktor tidak tampak

pengaruhnya bila berdiri sendiri, tetapi baru tampak pengaruhnya bila ada

faktor lain yang menyertainya .

4. Epistasis adalah interaksi di mana sebuah gen mengalahkan pengaruh gen lain

yang bukan alelnya.

5. Polimer adalah peristiwa dimana beberapa sifat beda yang berdiri sendiri-

sendiri mempengaruhi bagian yang sama dari suatu individu .

13
DAFTAR PUSTAKA

Baihaki, A. 2000. Teknik Analisis Rancangan Pemuliaan. Kumpulan Materi


Latihan teknik Pemuliaan dan Hibrida, Unpad Jatinangor.
Bojonegoro,Isharmanto.2010.InteraksiGen. http://biologigonz.blogspot.com
Diakses tanggal 10 April 2013
Fujimura, S., P. 2009. Comparison of growth and grain yield of spring wheat in
Lhasa, the Tibetan Plateau, with those in Sapporo, Japan. Plant Prod. Sci.
12:116-123.

Kuswantoro, H. 2010. Konservasi dan Karakterisasi Plasma Nutfah Kedelai.


http://www.berkalahayati.org/index.php/bph/article/.../41/30/. Diakses
pada tanggal 23 November 2014.
Pinaria, A. 2007. Penampilan fenotipik dan beberapa parameter genetik delapan
kultivar kacang tanah pada lahan sawah. Zuriat 11(1):8-15.

Rohmad,2006 .Pengantar Pertanian-Perternakan Kediri.Universitas islam Kediri.

Singh, R.K. 2010. Biometrical Methods in Quantitative Genetics Analysis. Kalyani


Publisher, New Delhi. p. 39-53.

Stanfield, W.D. 2003. Theory and Problems of Genetic. 2 nd Ed. New York:
McGraw-Hill. 217 p.

Tim Dosen Genetika Dasar . 2010 ., Genetika Dasar . Jurusan Biologi Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, UNIMED ,Medan.

 Yatim,W . 2003. Biologi Genetika. Tarsito: Bandung

14

Anda mungkin juga menyukai