Latar Belakang
Seperti telah diketahui, persilangan antara dua individu dengan satu sifat beda
( monohibrid) akan menghasilkan rasio genotipe 1:2:1 dan rasio fenotipe 3:1.
Sementara itu, persilangan dengan dua sifat beda ( dihibrid) menghasilkan rasio
fenotipe 9:3:3:1, hanya berlaku apabila kedua pasang gen yang mewarisi kedua
pasang sifat tersebut masing-masing terletak pada 2 kromosom yang berlainan, dan
mengikuti hukum ini, mengingat bahwa pengawasan suatu sifat kadang – kadang
tidak dilakukan oleh suatu pasang gen saja, tetapi oleh dua pasang atau lebih gen
yang mengadakan interaksi ( kerjasama ). Dan hal ini dapat disebabkan oleh beberapa
Pada 1906, W.Batenson dan R.C Punnet menemukan bahwa pada persilangan
berbunga ungu yang serbuk sarinya lonjong dengan kacang kapri berbunga mearah
yang serbuk sarinya bundar. Rasio fenotipe dari keturunan ini menyimpang dari
karena adanya peristiwa aksi gen tertentu, terdapat pula penyimpangan semu terhadap
1
menimbulkan fenotipe-fenotipe yang merupakan hasil kerja sama atau interaksi dua
pasang gen nonalelik. Jadi Apabila ada 2 (dua) pasang gen bekerjasama sehingga
juga dipengaruhi oleh faktor lingkungan dan interaksi genotipe x lingkungan. Jika
besar kecilnya interaksi akan bergantung pada genotipe tanaman itu sendiri dan
kelembaban dan berbagai praktik budidaya. Sebagai bentuk lingkungan yang tidak
matahari dan lain-lain merupakan karakteristik dari faktor lokasi dan musim. Oleh
Tujuan Praktikum
2
Kegunaan Penulisan
Adapun kegunaan dari penulisan jurnal ini adalah sebagai salah satu syarat
3
TINJAUAN PUSTAKA
Interaksi gen ini terjadi karena adanya 2 pasang gen atau lebih saling
penyimpangan semu terhadap hukum Mendel yang tidak melibatkan modifikasi rasio
fenotipe, tetapi menimbulkan fenotipe-fenotipe yang merupakan hasil kerja sama atau
interaksi dua pasang gen nonalelik (Tim dosen genetika dasar, 2010).
atau melengkapi dalam mengekspresikan suatu sifat. Dengan kata lain bahwa
antara dua gen dominan, jika terdapat bersama-sama akan saling melengkapi
pengaruhnya bila berdiri sendiri, tetapi baru tampak pengaruhnya bila ada faktor lain
yang menyertainya. Dengan kata lain bahwa kriptomer adalah peristiwa dimana suatu
faktor dominan baru nampak pengaruhnya bila bertemu dengan faktor dominan lain
yang bukan alelanya. Kriptomeri memiliki ciri khas: ada karakter baru muncul bila
ada 2 gen dominan bukan alel berada bersama.Faktor dominan ini seolah-olah
(Fujimura, 2009).
4
Epistasis adalah interaksi di mana sebuah gen mengalahkan pengaruh gen lain
yang bukan alelnya. Gen yang mengalahkan disebut ”epistasis” dan gen yang
dikalahkan disebut ”hypostasis”. Pada peristiwa epistasis, paling sedikit harus ada 2
pasang gen yang terlibat. Gen pada lokus yang satu berinteraksi dengan gen pada
lokus lain. Dari hasil interaksi tersbut diperoleh fenotip yang tidak akan diperoleh jika
Polimer adalah peristiwa dimana beberapa sifat beda yang berdiri sendiri-
sendiri mempengaruhi bagian yang sama dari suatu individu. Polimer adalah bentuk
komplementer adalah tanpa kehadiran salah satu gen (alel dominan) karakter yang
5
BAHAN DAN METODE
Utara pada hari selasa pukul 10:00 WIB sampai dengan selesai .
Adapun akat yang digunakan pada praktikum ini adalah alat tulis unutuk
membuat jurnal dan laporan , kalkuator untuk memudahkan perhitungan , buku data
Adapun bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah buku penuntun
Prosedur Praktikum
6
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
1. Komplementer
C = Gen yang membutuhkan pigmen
c = Gen yang tidak mampu menumbuhkan bahan pigmen
R = Gen yang menumbuhkan enzim
r = Gen yang tidak mampu menumbuhkan enzim
CCRR x ccrr
(berwarna) (putih)
CcRr
(berwarna)
♂ CR Cr cR cr
♀
CR CCRR CCRr CcRR CcRr
Cr CCRr CCrr CcRr Ccrr
cR CcRR CcRr ccRR ccRr
cr CcRr Ccrr ccRr ccrr
Warna: 9
Putih : 7
7
3. Kriptomeri
AAbb x aaBB
(merah) (putih)
F1 : AaBb (warna
ungu)
8
♂ AB Ab aB ab
♀
AB AABB AABb AaBB AaBb
Ab AABb AAbb AaBb Aabb
aB AaBB AaBb aaBB aaBb
ab AaBb Aabb aaBb aabb
Ungu : 9
Merah : 3
Putih : 4
4. Epistasis
WWYY x wwyy
(putih) (hijau)
♂ WY Wy wY Wy
♀
WY WWYY WWYy WwYY WwYy
Wy WWYy WWyy WwYy Wwyy
wY WwYY WwYy wwYY wwYy
wy WwYy Wwyy wwYy Wwyy
Putih : 12
Kuning : 3
Hijau : 1
9
5. Polimeri
AABB x aabb
(merah) (putih)
♂ AB Ab aB Ab
♀
AB AABB AABb AaBB AaBb
Ab AABb AAbb AaBb Aabb
Ab AaBB AaBb aaBB aaBb
Ab AaBb Aabb aaBb aabb
Merah 100% 1
Merah 75% 4
Merah 50% 6
Merah 25% 4
Putih 1
Pembahasan
Interaksi gen ini terjadi karena adanya 2 pasang gen atau lebih saling
mempengaruhi dalam memberikan fenotip pada suatu individu , hal ini sesuai dengan
literature (Tim dosen genetika dasar , 2010) yang menyatakan terdapat pula
penyimpangan semu terhadap hukum Mendel yang tidak melibatkan modifikasi rasio
fenotipe, tetapi menimbulkan fenotipe-fenotipe yang merupakan hasil kerja sama atau
10
Komplementer adalah peristiwa dimana 2 gen dominan saling mempengaruhi
atau melengkapi dalam mengekspresikan suatu sifat sesuai denagan literature (pinaria
kerjasama dua gen dominan yang saling melengkapi untuk memunculkan suatu
karakter. Gen Komplementer adalah interaksi antara dua gen dominan, jika terdapat
pengaruhnya bila berdiri sendiri, tetapi baru tampak pengaruhnya bila ada faktor lain
kata lain bahwa kriptomer adalah peristiwa dimana suatu faktor dominan baru
nampak pengaruhnya bila bertemu dengan faktor dominan lain yang bukan alelanya.
Kriptomeri memiliki ciri khas: ada karakter baru muncul bila ada 2 gen dominan
Epistasis adalah interaksi di mana sebuah gen mengalahkan pengaruh gen lain
yang bukan alelnya , menutrut (singh, 2010) Gen yang mengalahkan disebut
”epistasis” dan gen yang dikalahkan disebut ”hypostasis”. Pada peristiwa epistasis,
paling sedikit harus ada 2 pasang gen yang terlibat. Gen pada lokus yang satu
berinteraksi dengan gen pada lokus lain. Dari hasil interaksi tersbut diperoleh fenotip
Polimer adalah peristiwa dimana beberapa sifat beda yang berdiri sendiri-
sendiri mempengaruhi bagian yang sama dari suatu individu , sesuai literature
(Stanfield, 2003) Polimer adalah bentuk interaksi gen yang bersifat kumulatif (saling
11
menambah). Perbedaan dengan komplementer adalah tanpa kehadiran salah satu gen
(alel dominan) karakter yang disebabkannya tetap muncul, hanya mutu / derajatnya
12
KESIMPULAN
1. Interaksi gen ini terjadi karena adanya 2 pasang gen atau lebih saling
pengaruhnya bila berdiri sendiri, tetapi baru tampak pengaruhnya bila ada
4. Epistasis adalah interaksi di mana sebuah gen mengalahkan pengaruh gen lain
5. Polimer adalah peristiwa dimana beberapa sifat beda yang berdiri sendiri-
13
DAFTAR PUSTAKA
Stanfield, W.D. 2003. Theory and Problems of Genetic. 2 nd Ed. New York:
McGraw-Hill. 217 p.
Tim Dosen Genetika Dasar . 2010 ., Genetika Dasar . Jurusan Biologi Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, UNIMED ,Medan.
14