Anda di halaman 1dari 17

I.

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manusia dalam populasi alami terdapat banyak variasi-variasi yang secara
teoritis dikendalikan oleh sifat yang diskrit atau jelas berbeda dan ditentukan
oleh sepasang gen maupun lebih dari sepasang gen. Sifat-sifat diwariskan oleh
induk kepada keturunanya dan Mendel melakukan suatu model pewarisan sifatsifat tersebut yang kebenaranya diakui sampai saat ini yaitu dengan mengunakan
metode matematis yang membantu menganalisis data yang dihasilkan. Mendel
telah memberi 2 hukum mengenai pewarisan tersebut, meskipun demikian
terkadang sifat ini tidak sesuai dengan harapan.
Adanya sifat yang tidak sesuai harapan ini, maka sebagai mahasiswa biologi
perlu dilakukan suatu pengamatan untuk mendeteksi hal tersebut. Pendeteksian
hal tersebut menggunakan suatu metode yakni Chi Square Test (Tes Chi
kuadrat). Dalam genetika chi-square (chi-kuadrat) sering kali kita digunakan
untuk menguji apakah data yang diperoleh dari suatu percobaan itu sesuai
dengan rasio yang kita harapkan atau tidak. Di dalam suatu percobaan jarang
sekali kita memperoleh data yang sesuai dengan yang kita harapkan (secara
teoritis). Hampir selalu terjadi penyimpangan. Penyimpangan yang kecil relatif
lebih dapat diterima pada penyimpangan yang besar. Selain itu apabila
penyimpangan tersebut semakin sering terjadinya dapat dikatakan semakin
normal dan cenderung lebih dapat diterima dari pada penyimpangan yang jarang
terjadi. Sekarang yang menjadi pertanyaan adalah seberapa besar penyimpangan

itu dapat kita terima dan seberapa sering terjadinya atau berapa besar peluang
terjadinya, jawabnya dapat dicari dengan uji chi square.
Golongan darah pada menusia bersifat herediter yang ditentukan oleh alel
ganda. Golongan darah seseorang dapat mempunyai arti yang penting dalam
kehidupan. Sistem penggolongan yang umumnya dikenal dalam sistem ABO.
Darah yang merupakan subspensi tersebut terdapat gen, dimana gen merupakan
ciri-ciri yang dapat diamati secara kolektif atau fenotipnya dari suatu organisme.
Pada organisme diploid, setiap fenotip dikendalikan oleh setidak-tidaknya satu
pasangan gen dimana satu pasang anggota tersebut diwariskan dari setiap tertua.
Jika anggota pasangan tadi berlainan dalam efeknya yang tepat terhadap
fenotipnya, maka disebut alelik. Alel adalah bentuk alternatif suatu gen tunggal,
misalnya gen yang mengendalikan sifat keturunannya. Berdasarakan uraian di
atas maka perlu diadakan praktikum Menghitung dan Menguji Frekuensi Alel
Dalam Populasi.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang muncul pada praktikum Menghitung dan Menguji
Frekuensi Alel Dalam Populasi adalah sebagai berikut :
1. Apakah data yang diperoleh dari hasil observasi sudah sesuai dengan
harapan ?
2. Bagaimana persentase golongan darah dalam populasi ?

C. Tujuan Praktikum
Tujuan yang ingin dicapai pada praktikum Menghitung dan Menguji
Frekuensi Alel Dalam Populasi adalah sebagai berikut :
1. Untuk mendeteksi kesesuaian harapan dan kenyataan.
2. Untuk mengetahui persentase golongan darah.
D. Manfaat Praktikum
Manfaat yang diperoleh pada praktikum Menghitung dan Menguji
Frekuensi Alel Dalam Populasi adalah sebagai berikut :
1. Dapat mendeteksi kesesuaian harapan dan kenyataan.
2. Dapat mengetahui persentase golongan darah dalam populasi.

II. TINJAUAN PUSTAKA

Suatu populasi dapat juga dibataskan sebagai kumpulan individu yang


membentuk suatu lungkang gen (gene pool). Lungkang gen adalah total seluruh gen
yang ada dalam gamet dari suatu populasi tertentu. Individu-individu dalam
populasi dating dan pergi, tetapi gen-gennya tetap ada sepanjang waktu. Gen-gen
diatur kembali dari generasi ke generasi karena pemisahan dan pengelompokan
bebas dan pindah silang antara kromosom homolog. Gen-gen itu kadang-kadang
berubah karena mutas (Crowder, 2006).
Golongan darah menurut sistem ABO dapat diwariskan dari orang tua
kepada anaknya.

Penggolongan darah disebabkan oleh macam antigen yang

dikandung oleh eritrosit. Adanya antigen di dalam eritrosit ditentukan oleh suatu
seri alel ganda yaitu IA, IB, dan IO. Populasi penduduk hampir seluruh dunia
memiliki ketiga buah alel tersebut meskipun penyebaran alelnya berbeda-beda
(Darmawati, 2005).
Untuk mengevaluasi sebuah hipotesis genetik, kita memerlukan sebuah uji
yang dapat mengkonversi penyimpangan-penyimpangan dari nilai-nilai yang
diharapkan, menjadi probabilitas bahwa perbedaan-perbedaan terjadi akibat
kebetulan. Lebih lanjut, uji itu haruslah mempertimbangkan juga ukuran sampel
dan jumlah semua variable (derajat kebebasan). Uji chi kuadrat melibatkan semua
factor tersebut (Stansfield, 2007).
Gen pada sebuah kromosom terpisah sangat jauh satu sama lain sehingga
pindah silang di antara gen-gen tersebut sangat sering terjadi. Frekuensi
rekombinasi yang diukur di antara gen-gen semacam itu dapat mencapai nilai

maksimum 50%, sebuah hasil yang tidak dapat dibedakan dari frekuensi
rekombinasi untuk gen-gen pada kromosom-kromosom yang berbeda. Hanya satu
pasang gen saja dari gen-gen yang dipelajari Mendel. Meskipun Mendel mengamati
terjadinya segregasi alel untuk masing-masing dari karakter-karakter tersebut pada
penyilangan monohibrid, dia tidak menuliskan hasil-hasil penyilangan dihibrid
untuk kombinasi karaktert seunik ini (Campbell, 1999).
Penyebaran gen dapat terjadi jika ada persilangan atau perkawinan antar
individu dalam suatu populasi. Berdasarkan jumlah sifat yang disilangkan, terdapat
dua macam persilangan yaitu persilangan monohibrid dan persilangan dihibrid.
Persilangan monohibrid merupakan persilangan dengan satu sifat beda sedangkan
persilangan dihibrid merupakan dua sifat beda. Persilangan ini lebih rumit
dibandingkan monohibrid karena pada persilangan dihibrid melibatkan dua lokus
(Wijayanto, 2013).

III. METODE PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat


Praktikum Menghitung dan Menguji Frekuensi Alel Dalam Populasi
dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 25 Oktober 2014, pukul 08.00-11.00
WITA dan bertempat di Laboratorium Zoologi Jurusan Biologi Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Halu Oleo Kendari.
B. Alat dan Bahan
1. Alat
Alat yang digunakan pada praktikum Menghitung dan Menguji
Frekuensi Alel Dalam Populasi dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Alat dan kegunaan pada praktikum Menghitung dan Menguji
Frekuensi Alel Dalam Populasi
No.
Alat
Kegunaan
Kakulator
Untuk menghitung analisis data hasil
1
pengamatan
2
2
Tabel chi square (X )
Untuk menemukan nilai X2tabel
3
Alat tulis
Untuk menuliskan hasil pengamatan
2. Bahan
Bahan yang digunakan pada praktikum Menghitung dan Menguji
Frekuensi Alel Dalam Populasi adalah data 10 fenotipe dalam 1 keluarga
dan 1000 data golongan darah yang digunakan sebagai objek yang akan
diamati.

C. Prosedur Kerja
Prosedur kerja yang dilakukan pada praktikum Menghitung dan Menguji
Frekuensi Alel Dalam Populasi adalah sebagai berikut :
1. Uji Chi Square (X2) :
a. Mengumpulkan data 10 fenotipe dalam 1 keluarga.
b. Menentukan genotipe dari masing-masing fenotipe.
c. Menentukan gamet parental dari genotipe.
d. Membuat Tabel Punnet persilangan.
e. Membuat perbandingan atau rasio genotipe dari Tabel Punnet.
f. Menguji perbandingan genotipe dengan uji Chi2.
g. Merumuskan hipotesis.
h. Menentukan nilai kritis (X2tab).
i. Menentukan kriteria pengujian.
j. Menghitung nilai Chi kuadrat (X2hit).
k. Membandingkan nilai X2hit dan X2tab serta menarik kesimpulan.
2. Persentase golongan darah :
a. Mengumpulkan 1000 data golongan darah.
b. Menghitung persentase dari masing-masing golongan darah.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan
Hasil pengamatan pada praktikum Menghitung dan Menguji Frekuensi
Alel dalam Populasi adalah sebagai berikut :
1. Uji Chi Square (X2)
Pohon silsilah keluarga :

wwLLttJjbbnnMMAADDrr

wwLLttJjBbNnMMAADDrr

wwLLttJjBbNNMMAADDrr

wwLLttjjbbNnMMAADDrr

wwLLttjjbbNnMMAADDrr

Keterangan:
W/w : Widows peak/ tidak widows peak
L/l

: Lidah menggulung/ tidak menggulung

T/t

: Ujung telinga menggantung/ melekat

J/j

: Ibu jari melengkung/ lurus

B/b

: Tidak ada rambut pada jari ruas kedua / Rambut pada jari ruas kedua

N/n

: Genggaman ibu jari kiri di atas kanan/ genggaman ibu jari kanan di atas kiri

M/m : Mata sipit/ mata tidak sipit


D/d

: Dagu tidak terbelah/ dagu terbelah

R/r

: Rambut tidak lurus/ rambut lurus

Gamet :
J___b___n___M___A___D___r
: w___L___t
j___b___n___M___A___D___r

B___N___M___A___D___r
J
b___N___M___A___D___r

: w___L___t

B___N___M___A___D___r
j
b___N___M___A___D___r

Tabel Punnet Persilangan

wLtJbnMADr

wLtjbnMADr

wLtJBNMADr wwLLttJJBbNnMMAADDrr wwLLttJjBbNnMMAADDrr


wLtJbNMADr wwLLttJJbbNnMMAADDrr
wwLLttJjbbNnMMAADDrr
wLtjBNMADr wwLLttJjBbNnMMAADDrr wwLLttjjBbNnMMAADDrr
wLtjbNMADr
wwLLttJjbbNnMMAADDrr
wwLLttjjbbNnMMAADDrr

Rasio genotipe :
wwLLttJJBbNnMMAADDrr

:1

wwLLttJJbbNnMMAADDrr

:1

wwLLttJjBbNnMMAADDrr

:2

wwLLttJjbbNnMMAADDrr

:1

wwLLttJjbbNnMMAADDrr

:1

wwLLttjjBbNnMMAADDrr

:1

wwLLttjjbbNnMMAADDrr

:1

a. Tes X2 (Chi square test)


1. Merumuskan Hipotesis
H0 = Sesuai dengan perbandingan genotipe 1 : 1 : 2 : 1 : 1 : 1 : 1
H1 Sesuai dengan perbandingan genotipe 1 : 1 : 2 : 1 : 1 : 1 : 1
2. Menentukan Nilai Kritis
Dik : = 95%
K=7
db = K-1
Dit : X2tab = ?
Penye :
X2tab = X2 ; db
= X2 ; K-1
= X2 0,05 ; 7-1
= X2 0,05 ; 6
= 12,592
3. Menentukan Kriteria Pengujian
Terima H0 jika X2hit X2tab (12,592)
Terima H1 jika X2hit > X2tab (12,592)
4. Menghitung nilai Chi kuadrat (X2hit)
Dik : O1 = 1 , O2 = 2

e1 = 2 , e2 = 1
Dit : X2hit = ?
Penye :
X2 =

()2

(1 1 )2 (2 2 )2
=
+
1
2
=

(1 2)2 (2 1)2
+
2
1

= 1,5
5. Membandingkan X2hit dan X2tab serta menarik kesimpulan
X2hit (1,5) < X2tab (12,592) : H0 diterima
Kesimpulan : Dalam taraf kepercayaan 95%, H0 diterima, yaitu hasil
observasi sesuai dengan perbandingan genotipe 1 : 1 : 2 : 1 : 1 : 1 : 1
b. Persentase golongan darah dari total sampel 1000 orang
No
1
2
3
4

Dik

Golongan darah

Jumlah

256
242
104
398
1000

25,6
24,2
10,4
39,8
100%

Golongan darah A
Golongan darah B
Golongan darah AB
Golongan darah O
Jumlah
:

Golongan darah A = 256


Golongan darah B = 242
Giolongan darah AB = 104
Golongan darah O = 398

Dit

: % untuk setiap golongan darah = ?

Penye :

=
=


100%

256
100%
1000

= 25,6 %
`
=
=


100%

242
100%
1000

= 24,2 %

=
=


100%

104
100%
1000

= 10,4 %

=
=


100%

398
100%
1000

= 39,8 %

B. Pembahasan
Uji Chi Kuadrat adalah pengujian hipotesis mengenai perbandingan
antara frekuensi observasi yang benar-benar terjadi dengan frekuensi
harapan/ekspektasi. Nilai adalah nilai kuadrat karena itu nilai selalu positif.
Bentuk distribusi tergantung dari derajat bebas (db)/degree of freedom.

Sebagai uji X2 (Chi Square Test). Uji chi-kuadrat atau chi-square digunakan
untuk menguji homogenitas varians beberapa populasi atau merupakan uji yang
dapat mengubah deviasi dari nilai-nilai yang diharapkan menjadi probabilitas
dari ketidaksamaan demikian yang terjadi oleh peluang dan harus
memperhatikan besarnya sampel dan besarnya peubah.
Probabilitas atau istilah lainnya kemungkinan atau peluang dan
sebagainya umumnya digunakan untuk menyatakan peristiwa yang belum dapat
dipastikan. Dapat juga digunakan untuk menyatakan suatu pernyataan yang tidak
diketahui akan kebenarannya, diduga berdasarkan prinsip teori peluang yang
ada. Sehubungan dengan itu teori kemungkinan sangat penting dalam
mempelajari genetika. Kemungkinan atas terjadinya sesuatu yang diinginkan
ialah sama dengan perbandingan antara sesuatu yang diinginkan itu terhadap
keseluruhannya.
Darah merupakan media transformasi dalam tubuh. Darah terdiri atas
plasma darah dan sel-sel darah. Sebagian besar sel darah terdiri atas sel merah
dan eritrosit, sedangkan jumlah sel darah putih atau leukosit sangat sedikit, yaitu
2 permil dari jumlah eritrosit. Trombosit ini penting pada penggumpalan darah.
Golongan darah merupakan ciri khas dari suatu individu karena adanya
perbedaan jenis karbohidrat dan protein pada permukaan sel darah merah.
Sampai saat ini telah dikenal cukup banyak golingan darah. Dua jenis
penggolongna darah yang paling penting adalah penggolongan ABO dan rhesus
(Rh). Golongan darah manusia itu herediter (keturunan) yang ditentukan pula

oleh alel ganda. Berhubung dengan itu golongan darah seseorang dapat
mempunyai arti penting dalam kehidupan.
Berdasarkan hasil pengamatan, persilangan dengan perbandingan
1:1:2:1:1:1:1 memiliki 7 kategori maka nilai db = 7-1 = 6, sehingga nilai X2tab
dalam tabel X2 yaitu 12,592. Kemudian nilai chi kuadrat yang kita hitung (X2hit)
adalah 1,5. Karena X2 hit (1,5) < X2tab pada tabel (P= 0,05) maka sesuai dengan
kesepakatan, hasil percobaan dapat diterima.
Darah merupakan suspensi sel dan fragmen sitoplasma di dalam cairan
yang disebut dengan plasma. Secara keseluruhan darah dapat dianggap sebagai
jaringan pengikat dalam arti luas karena pada dasarnya terdiri atas unsur-unsur
sel substansi interseluler yang berbentuk plasma. Secara fungsional darah
merupakan jaringan pengikat yang dalam artinya menghubungkan seluruh
bagian-bagian

dalam

tubuh

sehingga

merupakan

integritas.

Menurut

penggolongan darah sistem ABO, ada 4 macam golongan darah berdasarkan


macam aglutinogennya. Keempat golongan darah itu ditentukan oleh 3 macam
alel yang diberi simbol I (isoaglutinogen): gen IA pembentuk aglutinogen A, gen
IB pembentuk aglutinogen B, gen IO yang tidak dapat membentuk aglutinogen..
Berdasarkan hasil percobaan dan pengamatan yang terlah dilakukan,
dapat diketahui bahwa darah pada manusia bersifat herediter yang ditentukan
oleh alel ganda dan golongan darah seseorang dapat mempunyai arti yang peting
dalam kehidupan. Dari hasil pengamatan diperoleh persentase golongan darah A
sebanyak 25,6%, golongan darah B sebanyak 24,2%, golongan darah AB
sebanyak 10,4, dan untuk golongan darah O sebanyak 39,8%. Golongan darah

manusia ABO ditentukan oleh alel-alel IO, IA, dan IB. Alel IO resesif terhadap IA
dan IB. Alel IA dan IB bersifat kodominan, sehingga IB tidak dominan terhadap
IA dan sebaliknya IA tidak dominan terhadap IB. Interaksi antara alel IO, IA dan
IB menghasilkan 4 fenotip golongan darah yaitu, O, A, B dan AB.

V. PENUTUP

A. Simpulan
Simpulan pada praktikum Menghitung dan Menguji Frekuensi Alel dalam
Populasi adalah sebagai berikut :
1. Dalam taraf kepercayaan 95%, hasil observasi sesuai dengan perbandingan
genotipe, 1:1:2:1:1:1:1 sebab H0 diterima (Karena X2

hit

(1,5) < X2tab

(12,592)).
2. Persentase golongan darah dari total 1000 sampel orang yaitu, persentase
golongan darah A sebanyak 25,6%, golongan darah B sebanyak 24,2%,
golongan darah AB sebanyak 10,4, dan untuk golongan darah O sebanyak
39,8%.
B. Saran
Saran yang dapat diajukan pada praktikum Menghitung dan Menguji
Frekuensi Alel dalam Populasi adalah agar praktikan dalam mengikuti kegiatan
praktikum dapat lebih fokus dan teliti serta memperhatikan penjelasan asisten
sehingga praktikum berjalan sesuai dengan harapan.

DAFTAR PUSTAKA

Campbell, N. A., Reece., Mitchel., 1999, Biologi Edisi Kelima Jilid I, Erlangga,
Jakarta.
Crowder, L. V., 2006, Genetika Tumbuhan, UGM, Yogyakarta.
Darmawati., Suryawati, E., dan Suhendri, E., 2005, Frekuensi dan Penyebaran
Alel Golongan Darah ABO Siswa SMUN 1 Suku Bangsa Melayu di
Kecamatan Rupat Kabupaten Bengkalis Riau, J, Biogenesis, I (2) : 68
Stansfield, W., 2007, Genetika Edisi Keempat, Erlangga, Jakarta.
Wijayanto, D. A., Hidayat, R., dan Hasan, M., 2013, Penerapan Model Persamaan
Diferensi dalam Penentuan Probabilitas Genotip Keturunan dengan Dua
Sifat Beda, J, Ilmu DasarXIV (2) : 79

Anda mungkin juga menyukai