Penuaan (senescence)
Proses penuaan dialami oleh semua sel kecuali meristemtik pada saatyang
berbeda-beda. Daun tumbuhan herba menahun menua mulai dari dauntuanya sampai
daun mudanya diikuti oleh batang, akar dan juga organgeneratifnya. Proses penuaan
terprogram secara genetic oleh masing-masingtumbuhan. Penuaan merupakan suatu
proses dimana terjadi kehilangan klorfil,RNA dan protein tersasukdidalam berbagai
enzim. Hilangnya keempat unsuretersebut secara terus-menerus mengakibatkan
kerusakan organ. (Lakitan. 2007).
Walaupun meristem tidak menua dan barangkali memang tak pernahmati, semua
sel yang sudah berdiferensiasi yang dihasilkan dari meristemmempunyai massa hidup
terbatas, oleh karena itu penuaan dialami semua sel bukan hanya meristem saja pada
yang berbeda-beda banyak spesies hijaulestari mempertahankan daunnya hanya selama
2 atau 3 tahun sebelum matidan gugur (Loveless, 1987).
Penuaan (senescence) adalah proses penurunan kondisi dan aktivitas metabolisme
yang menyertai pertambahan umur dan mengarah pada kematianorgan atau organisme.
Dimana semua proses tersebut dikendalikan oleh ruang dan waktu, selain itu proses
penuaan biasanya diikuti dengan absisi(pengguguran). Proses penuaan dimulai dengan
berkurangnya suplai nutrient pada suatu organ, penurunan aktivitas metabolisme dan
pertumbuhan menurun.
Penuaan (senescence) dapat diartikan sebagai proses menuju tua yangterprogram
dan mengarah kematian. Penuaan terjadi bisa untuk penyembuhan, pembuangan bagian
yang terserang penyakit, terluka dan lain-lain. Pola penuaan bisa menyeluruh pada
tanaman semusim, baik pada bagian atastanaman saja, herba tahunan, tumbuhan yang
mengugurkan daun, maupuntanaman berkayu yang gugur tiap tahun. Ada pula yang
bersifat progresif danadaptif dimana beberapa daun gugur akibat faktor lingkungan
seperti suhu,kekeringan, dan kekurangan hara. Penuaan dapat terjadi pada bunga, daun
dan pada buah. (Firdaus, dkk. 2006).
Penuaan ditandai dengan layunya daun dan perubahan warna daunmenjadi
memudar dan timbul bercak-bercak hitam yang disebabkan daunmengalami
kekurangan kloroplas sehingga lama kelamaan daun tersebut berwarna kuning dan
akhirnya akan mati.
B. Pola Penuaan
Selama masa pertumbuhan, dengan bertambahnya umur suatu tumbuhan, akan
diikuti pula dengan proses penurunan kondisi yang mengarah kepada kematian organ
atau organisme. Sel-sel yang telah berdifferensiasi pada dasarnya mempunyai masa
hidup terbatas, sehingga penuaan akan dialami oleh semua sel pada saat yang berbeda-
beda. Selama proses penuaan, pada tingkat sel terjadi penyusutan struktur dan rusaknya
membran seluler. Tipe tipe penuaan yang dijumpai pada tumbuhan dapat di
kelompokkan sebagai berikut :
1. Penuaan yang meliputi keseluruhan tubuh tumbuhan (overall senescence).Akar dan
bagian tanaman di atas tanah mati semua tumbuhan mati sesudah menyelesaikan
semua. satu siklus kehidupannya
2. Penuaan yang meliputi hanya bagian tumbuhan di atas tanah (top
senescence).Bagian tubuh di atas tanah mati, sedangkan bagian tumbuhan yang
berada di dalam tanah tetap hidup
3. Penuaan yang meliputi hanya daun–daunnya (Deciduous senescence). tumbuhan
menggugurkan semua daun-daunnya, sementara organ tubuh lain tetap hidup
4. Penuaan yang meliputi hanya daun-daun yang terdapat di bagian bawah suatu
tumbuhan (Progessive Senescence). Tumbuhan hanya menggugurkan daun-daunnya
yang terdapat di bagian bawah saja.
Proses penuaan daun dimulai pada tumbuhan umur 44 hari yang ditandai dengan
menurunnya kandungan klorofil. Contohnya saja pada tanaman padi, pemberian
kalsium mempengaruhi proses penuaan. Pemberian kalsium tersebut mempengaruhi
kandungan klorofil, jumlah kloroplas, ukuran kloroplas dan struktur kloroplas pada
proses penuaan daun padi.
C. Aspek-aspek metabolik penuaan dan pengaruh faktor penuaan
1. Aspek metabolik
Pada tahap sel, penuaan berjalan dengan terjadinya penyusutan struktur dan
rusaknya membrane subseluler. Perubahan yang jelas telah terjadi pada
metabolisme dan kandungan dalam organ yang mengalami penuaan. Telah terjadi
pengurangan DNA, RNA, protein, ion-ion anorganik dan berbagai macam
nutrient organic.
2. Pengaruh faktor penuaan
Etilen adalah hormon yang secara jelas merangsang kuat senesen pada banyak
jaringan. Beberapa faktor luar dapat menghambat atau mempercepat terjadinya
senescence, misalnya :
a) Penaikan suhu, keadaan gelap, kekurangan air dapat mempercepat terjadinya
senescence daun
b) Penghapusan bunga atau buah akan menghambat senescence tanaman
c) Pengurangan unsur-unsur hara dalam tanah, air, penaikan suhu, berakibat
menekan pertumbuhan tanaman yang berarti mempercepat senescence.
D. Pengguguran (Absisi)
Abscission atau pengguguran adalah suatu proses yang dilakukan tumbuhan
untuk memisahkan dan ‘membuang’ organ tumbuhan seperti dedaunan, kelopak bunga,
bunga dan buah yang tidak lagi diperlukan tumbuhan atau yang terserang penyakit.
Absisi yang terjadi pada daun dan buah merupakan contoh senesen yang jelas.
Daun tidak rontok demikian saja pada waktu mati. Suatu daerah pembelahan sel yang
disebut daerah absisi, berkembang dekat pangkal tangkai daun, sehingga sejumlah
dinding sel yang melintang tegak lurus terhadap sumbu panjang tangkai daun terbentuk.
Pektinase dan selulase dirangsang pembentukannya pada sel-sel di daerah absisi,
dan akan melarutkan lamela tengah dinding yang melintang tadi, sehingga tangkai daun
lepas. Hubungan ikatan pembuluh yang terputus akan tersumbat dengan dibentuknya
tilosa (tylose), yaitu suatu zat sejenis “gum” dan dilapisi sel-sel gabus. Dalam proses ini
dua peristiwa terlibat, yaitu pembelahan sel dan induksi hirdulose. Kedua proses ini
merupakan proses metabolisme yang aktif dan oleh karenanya merupakan bagian yang
terprogram dalam perkembangan tumbuhan.
Menurut John Walker, kepala the MU Interdisciplinary Plant Group di the
Christopher S. Bond Life Sciences Center, tumbuhan menggugurkan organnya karena
sejumlah alasan :
1) Dedaunan tua, misalnya, digugurkan guna membantu daur ulang zat-zat makanan
Buah-buahan yang telah masak rontok dan jatuh ke bawah guna membantu
penyebaran benih
2) Bagian-bagian bunga yang terkena penyakit sengaja digugurkan dan dibuang oleh
tumbuhan, hal ini sengaja dilakukan untuk mencegah penjalaran penyakit
Gambar: proses terjadinya absisi daun
Firdaus L.N., Sri Wulandari, Yusnida Bey. 2006. Fisiologi Tumbuhan. Pekan Baru: Pusat
Pengembangan Pendidikan Universitas Riau.
Lakitan, Benyamin. 2007. Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Loveless, R.A. 1987. Prinsip-Prinsip Biologi Tumbuhan Untuk Daerah Tropik. Jakarta
:Gramedia.