Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM

KE III
(TRANSPORTASI ZAT)

OLEH:

ALFIYAH KHAIRANI (06091381823043)

SITI ANGGRAINI SYELSEGA (06091381823044)

DICKY WIJAYA (06091381823054)


FIRANITA FITRIYAH (00609181823056)

DOSEN PENDAMPING :

RAHMI SUSANTI, DR., M.SI.

PROGRAM STUDI S-1 PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

2019
A. Tujuan Praktikum
Mengamati kecepatan angkutan zat pada tanaman.

B. Dasar teori
Defenisi transportasi yang terjadi pada tumbuhan yaitu suatu fase mengambil dan
mengedarkan sari-sari makanan ke semua penjuru bagian tumbuhan. Setiap tumbuhan
memiliki sistem transportasi baik itu tumbuhan dikotil maupun tumbuhan monokotil.
Sistem transportasi ini memiliki peran sangat penting untuk keberlangsungan hidup
tumbuhan.
Dengan adanya transportasi, maka garam-garam mineral yang ada di dalam tanah,
dapat diserap dan terjadi proses fotosintesis pada tumbuhan di daun dengan bantuan sinar
matahari. Hasil proses fotosintesis tersebut diedarkan kembali oleh floem (pembuluh
tapis) pada tumbuhan.

Menurut sistem pengangkutannya, tumbuhan digolongkan menjadi dua yaitu:


 Sistem pengangkutan pada tumbuhan tingkat tinggi
 Sistem pengangkutan pada tumbuhan tingkat rendah
Sistem pengangkutan pada tumbuhan tingkat tinggi melalui pembuluh jaringan
pengangkut seperti floem dan xilem. Beda halnya dengan sistem transportasi pada
tumbuhan tingkat rendah.

Mekanisme Transportasi Pada Tumbuhan Tingkat Rendah


Proses mekanisme transportasi garam-garam mineral dan penyerapan air pada
tumbuhan tingkat rendah, justru tidak dilakukan dalam pembuluh jaringan melainkan
melalui semua jengkal tubuh tumbuhan tingkat rendah itu sendiri. Setiap tumbuhan atau
tanaman yang hidup membutuhkan air dan garam-garam mineral dari lingkungan sekitar
untuk tumbuh dan berkembang. Garam-garam atau zat-zat yang dibutuhkan oleh
tumbuhan tersebut misalnya oksigen, karbon dioksida, air, dan mineral.
Pada tumbuhan yang memiliki pembuluh jaringan pengangkut mengikat karbon
dioksida dan oksigen melalui daun. Zat-zat lain (garam mineral) dan air diambil dari tanah
melalui bagian-bagian akar. Tanaman atau tumbuhan menyerap oksigen, air dan karbon
dioksida melalui transport aktif, difusi dan proses osmosis.
Air sangat dibutuhkan oleh tanaman. Akibat kurang air bagi tumbuhan, maka
tumbuhan tidak dapat hidup. Air masuk ke dalam tubuh tumbuhan melalui bagian ujung
rambut-rambut akar. Air ini nantinya akan digunakan untuk memicu reaksi kimia yang
berguna untuk membuat turgor, pengangkutan zat-zat hara, dan zat yang tidak dibutuhkan
lagi oleh tanaman akan dikeluarkan melalui ujung daun berwujud air atau uap.

Mekanisme Transportasi Pada Tumbuhan Tingkat Tinggi


Pada tumbuhan tingkat tinggi, terdapat dua jenis proses transportasi pengangkutan
zat-zat hara dan air yang didapatkan dari dalam tanah, yaitu secara intravascular dan
secara ekstravaskular. Sistem Pengangkutan Ekstravaskular yaitu pengangkutan yang
terjadi diluar jaringan xilem dan floem. Mekanisme ekstravaskular yaitu mengangkut air
dan zat-zat hara (garam mineral) dari dalam tanah melalui akar, dari akar menuju ke
seluruh tubuh. Sedangkan sistem pengangkutan intravascular yaitu pengangkutan yang
terjadi melalui pembuluh pengangkut dimulai dari mengangkut air dan zat-zat hara yang
masuk melalui akar. Akar lalu meneruskan mengangkut sampai pada bagian atas tanaman.
1) Sistem Pengangkutan Ekstravaskular
Pengangkutan pada jenis tanaman ini, akan mengangkut air melalui rambut-rambut
akar (epidermis akar), setelah melewati akar, air akan masuk melalui sel-sel korteks. Air
juga akan melalui sitoplasma menuju stele (silinder pusat). Ketika berada di silinder pusat,
air akan berenang bebas masuk diantara sel-sel.

Sistem pengangkutan ekstravaskular terbagi lagi menjadi dua sistem yaitu :


 Secara Apoplas, sistem pengangkutan air tanah baik secara transport pasif ataupun secara
difusi bebas melalui jaringan mati atau sel mati tanaman. Contohnya yaitu ruang antar sel
dan dinding sel. Fase apoplas tidak terjadi jika melalui endodermis. Hal ini dikarenakan
pada endodermis yang memiliki pita kaspari yang menutupi jalan masuk air menuju xilem.
Bentuk pita kaspari ini yaitu berupa senyawa gabus (zat suberin) dan memiliki lignin.
Kondisi inilah yang menyebabkan kondisi apoplas dapat terjadi, kecuali jika zat tersebut
tidak dapat melewati endodermis. Air dapat melewati endodermis hanya ketika terjadi
transportasi secara simplas.
 Secara Simplas, cara kerja transportasi simplas berlawanan dengan apoplas. Sistem
transportasi simplas pada tanaman yaitu pengangkutan zat terlarut dan air dari dalam tanah
melalui jaringan hidup atau sel hidup tumbuhan. Pada transport jenis simplas terjadi proses
transpor aktif dan osmosi pada plasmodesmata. Mekanismenya yaitu, pada saat air dan
garam-garam mineral tanah masuk ke tumbuhan melalui sel rambut akar menuju sel
parenkim, lalu dari parenkim melewati sel endodermis, diteruskan lagi ke sel perisikel.
Pengangkutan lalu diteruskan masuk ke jaringan pembuluh kayu (xilem).

2) Sistem Pengangkutan Intravaskular


Sistem transportasi intravascular yaitu mengangkut air dan zat hara dimulai dari
pembuluh kayu (xilem) yang terdapat di akar diangkut menuju pada bagian tumbuhan
yang ada bagian atas tanaman. Urutannya yaitu zat hara dan air diangkut melalui xilem
yang ada di akar. Lalu dari xilem akar menuju xilem batang. Dari xilem yang ada di akan
diedarkan ke xilem pada tangkai daun. Dari tangkai daun inilah, air dan zat hara yang ada
di xilem tangkai daun, diangkut lagi sampai menuju xilem yang ada pada tulang daun.
Ikatan pembuluh juga terdapat di tulang daun.
Beberapa ahli biologi mengajukan teori tentang sistem transportasi Pada
tumbuhan. Teori tersebut yaitu teori tekanan akar, teori Dixon joly, dan teori vital.

Macam-Macam Teori Tersebut yaitu:


 Teori Tekanan Akar, menurut penganut teori ini, bahwa tekanan akar menyebabkan
naiknya air dan zat hara ke bagian atas tanaman. Adanya perbedaan kadar kandungan air
pada xilem dengan kadar air tanah, menyebabkan terjadinya proses tekanan akar. Saat
malam hari, justru tekanan akar menjadi sangat tinggi dan air akan merembes
melalui daun-daun tanaman.
 Teori Dixon Joly, berbeda dengan halnya dengan pencetus teori ini. Dixon Joly
menganggap bahwa proses pernafasan pada daun menyebabkan naiknya air dan zat hara
ke bagian atas tanaman. Dixon Joly mengemukakan teori ini dengan melihat pergerakan
air, dimana air mengalir dari tempat basah menuju tempat kering.
 Teori Vital, pencipta teori ini percaya kalau sel hidup yang ada pada jaringan parenkim
pada tumbuhan dan xilem rambut akar dapat menyebabkan air naik ke bagian atas
tanaman.

Secara garis besar pengangkutan zat hara dan air melalui tiga proses yaitu:
 Proses Osmosis yaitu pengangkutan air melewati lapisan semipermiabel dari hipotonik
(tempat air konsentrasi rendah) menuju hipertonik (tempat air konstrasi tinggi. Contohnya
yaitu air yang melewati xilem dan endodermis.
 Proses Difusi yaitu pengangkutan zat-zat dari hipertonik (tempat konsentrasi tinggi)
menuju hipotonik (tempat konsentrasi rendah). Contohnya tumbuhan menghisap oksigen
dan mengeluarkan karbon dioksida saat terjadi transpirasi tumbuhan.
 Proses Transpor Aktif yaitu pengangkutan zat hara/air menggunakan energi ATP melewati
lapisan impermeabel. Contohnya yaitu proses pengangkutan glukosa menembus lapisan
membran.

C. Alat dan Bahan


1. Botol bekas air mineral 600 ml
2. Tanaman Bambu Rezeki
3. Zat pewarna (eosin)
4. Statif dan Klem
5. Air
D. Cara Kerja
1. Siapkan 3 botol bekas air mineral (600 ml) , kemudian isilah masing-masing
dengan larutan zat warna sebanyak 300 ml
2. siapkan tanaman bambu rejeki yang panjangnya ± 30 cm., lalu potong miring
pada bagian pangkal batang.
3. masukkan tanaman bambu rejeki ke dalam botol yang telah berisi larutan zat
warna, satu tanaman posisi berdiri miring , sedangkan satu tanaman lagi
berdiri tegak dengan menggunakan statif dan klem.
4. setelah 45 menit, angkat tanaman dan belah batang bambu rejeki, kemudian
ukurlah tinggi kenaikan zat warna.
5. catat hasil pengamatan,deskripsikan,buatlah kesimpulan.

E. Pertanyaan
1. Hitunglah beberapa kecepatan angkutan zat warna pada tanaman yang berdiri.
2. Hitunglah beberapa kecepatan angkutan zat warna pada tanaman yang berdiri
miring ?
3. Pada tanaman mana yang angkutan larutan zat warna yang paling,cepat,tanaman
yang berdiri tegak atau tanaman yang berdiri miring,jelaskan mengapa ?
4. Berdasarka data yang anda peroleh,hitunglah tinggi angkutan pada pohon selama
12 jam ?
5. Berdasarkan data yang anda peroleh,hitunglah beberapa lama waktu di butuhkan
untu mengangkut air dan zat mineral pada pohon yang tinggi 7 m ?

Kegiatan II

A. Tujuan Praktikum
Mengamati naiknya zat ke batang karena adanya daya kapileritas.

B. Alat dan Bahan


1. Pipa kapiler
2. Sedotan minuman
3. Botol Erlenmeyer 250 ml
4. Air
5. Eosin

C. Cara Kerja
1. Masukkan ke dalam gelas kimia 600 ml air ±200 ml. Tambahkan eosin supaya
eosin tampak berwarna dan mudah di amati.
2. Lepaskanlah pipa kapiler respirometer, lalu celupkan ke dalam larutan eosin.
Celupkan juga 1 buah sedotan ke dalamnya.Bandingkanlah batas air yang ada pada
pipa kapiler dan batang sedotan.
3. Seperti apakah batas air tersebut ?

D. Pertanyaan
1. Apakah yang dapat anda simpulkan dari kegiatan uji kapilaritas ?
2. Jelaskan proses penyerapan air oleh akar ?
3. Mengapa air dari akar bisa naik sampai ke pucuk daun ?
4. Mengapa tumbuhan bisa layu ?
Jika terlalu banyak air pada tumbuhan,apakah yang aka di lakukan oleh
tumbuhan ?
5. Apakah yang dapat anda simpulkan dari kegiatan transportasi pada tumbuhan ?

E. Hasil pengamatan
 Kegiatan 1.

No Perlakuan Tinggi kenaikan zat warna


1. Berdiri tegak 24,5 cm
2. Berdiri miring 19,5 cm

 Kegiatan 2.

Pipa kaca

No Diameter Tinggi kenaikan zat warna


1 1,5 mm 5 cm
2 5 mm 3,5 cm
3 6 mm 3 cm
Pipet plastik

No Diameter Tinggi kenaikan zat warna


1. 2 mm 3 cm
2. 3 mm 2,8 cm
3. 5 mm 2,5 cm

F. Pembahasan
 Kegiatan 1.

Berdasarkan hasil pengamatan yang telah kami lakukan kami dapatkan bahwa pada

 Kegiatan 2.

G. Jawaban Pertanyaan
 Kegiatan 1
1. A
2. B
3. Tanaman yang diposisikan tegak. Hal ini disebabkan karena dipengaruhi oleh
melawan gravitasi yang tetap sehingga ketika air menguap dari sel mesofil,
maka cairan dalam sel mesofil akan menjadi semakin jenuh. Sel-sel ini akan
menarik air melalui osmosis dari sel-sel yang berada lebih dalam di daun. Sel-
sel ini pada akhirnya akan menarik air yang diperlukan dari jaringan xilem
yang merupakan kolom berkelanjutan dari akar menuju daun. Oleh karena itu,
air kemudian dapat terus dibawa dari akar ke daun melawan arah gaya
gravitasi, sehingga proses ini terus menerus berlanjut. Sedangkan pada
tumbuhan yan di letakkan miring kecepatan laju transportasi lebi lambat
karena mempunyai banyak titik gravitasi yang berbeda membentuk vektor.
4. Posisi berdiri tegak:
o 1 jam = 24,5 cm
o 12 jam = 24,5 cm x 12 = 294 cm
Posisi Miring :
o 1 jam = 19,5 cm
o 12 jam = 19,5 cm x 12 = 234 cm
5. Posisi tegak
1 jam = 24,5 cm = 0,245 m
2 jam = 49 cm = 0,49 m
3 jam = 73,5 cm = 0,735 m
4 jam = 98 cm = 0,98 m
5 jam = 122,5 cm = 1,225 m
12 jam = 294 cm = 2,94 m
24 jam = 588 cm = 5,88 m
Berapa jam untuk tumbuhan yang tingginya 7 meter,berarti:
Jika 24 jam tingginya 5,88 m, maka
7 m – 5,88 m = 1,12 m
Dibutuhkan 1,12 m lagi, jika ditambah 4 jam dimana dalam 4 jam tingginya
0,98 m, maka
24 jam + 4 jam = 5,88 m + 0,98 m
28 jam = 6,86 m (mendekati 7 meter)
Jadi pada posisi tegak, membutuhkan waktu 28 jam untuk mencapai tingi 7 m.

Posisi miring
1 jam = 19,5 cm = 0,195 m
2 jam = 39 cm = 0,39 m
3 jam = 58,5 cm = 0,585 m
5 jam = 97,5 cm = 0,975 m
11 jam = 214,5 cm = 2,145 m
12 jam = 234 cm = 2,34 m
24 jam = 468 cm = 4,68 m
Jika 24 jam tingginy 4,68 m, berarti
7 m – 4,68 m = 2,32 m
Maka di butuhkan 2,32 m untuk mencapai 7 m. diktahui 11 jam tingginya
2,145 m, ini mendekati 2,32 m sehingga,
4,68 m + 2,145 m = 6,825 m (mendekati 7 m)
Jadi, pada posisi miring dibutuhkan waktu 24 jam + 11 jam = 35 jam untuk
mencapai tinggi tumbuhan 7 m.
 Kegiatan 2
1. Semakin kecil diameter pipa/pipet maka semakin tinggi larutan zat warna yang
naik, dan diameter pipa/pipet yang besar maka tinggi kenaikan akan sama
dengan tinggi larutan zat warna yang ada.
2. Air berdifusi masuk bulu akar pada dinding sel masuk ruang bebas, melewati
membrane plasma secara osmosis dan kemali berdifusi memasuki plasma.
Karena organela dibatasi oleh membrane yang diferensial permeable. Mka
transport air di antaranya harus menggunakan mekanisme osmosis.
Sel akar dapat menyerap air bila mempunyai potensial air yang
negative lebih besar dari pada larutan tanah. Dalam keadaan ini akar dapat
melakukan pemyerapan pasif dengan penyetimbangan tenaga potensial air,
potensial osmotic (tekanan osmotic), tekanan turgor dan tekanan dinding sel.
Keseimbangan ini dapat mendorong air masuk karena sel-sel sebelah dalam
mempunyai potensial air yang negative lebih besar sebagai akibat terjadinya
transportasi.
3. Air dari akar bisa naik dari akar ke pucuk daun karena dalam proses
pengangkutan air pada pembuluh xilem dan floem karena adanya sifat adhesi
dan kohesi pada air. Pada tumbuhan, Kohesi berperan dalam pengangkutan air
yang melawan gravitasi. Air dari akar mencapai daun melalui pembuluh
xilem. Adhesi juga berperan dalam aliran air ini, adhesi adalah melekatnya
satu zat pada zat lain. Adhesi air pada dinding pembuluh membantu melawan
gravitasi.
4. Tumbuhan bisa menjadi layu karena kekurangan air. Jika terlalu banyak air,
maka yang dilakukan tumbuhan adalah menggugurkan daunnya, karena akar
tanaman akan menyedot semua air dan menyebarkannya melalui batang ke
pembuluh di daun.
5. Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwasannya
air yang telah dicampur dengan zat warna dapat terserap dan naik ke atas
tumbuhan dikarenakan adanya transportasi zat pada tumbuhan tersebut.
Transportasi itu dapat dilakukan baik oleh jaringan pengangkut xylem maupun
floem dan tumbuhan menggunakan tekanan akar, tenaga kapilaritas, dan juga
tarikan transpirasi.

Anda mungkin juga menyukai