Anda di halaman 1dari 9

Apikal Dominansi Dan Absisi Jaringan Tumbuhan

Kirana Putri Rahman


1810421005
2B
Kiranapr2000@gmail.com

ABSTRAK
Praktikum apikal dominansi dan absisi jaringan tumbuhan dilaksanakan pada hari Kamis,
tanggal 22 Oktober 2019, di Laboratorium Teaching IV, Jurusan Biologi, Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Andalas, Padang. Tujuan dari
praktikum ini yaitu untuk mengamati hubungan antara aktifitas auksin dengan dominansi
tunas apikal dan mengamati peranan auksin terhadap proses absisi daun. Metode yang
digunakan adalah pengamatan selama 28 hari, dengan mengganti vaselin dihari ke 7 dan
diamati jumlah tunas, dan jumlah tunas nya. Hasil yang didapat pada percobaan apikal
dominansi pada tanaman Coleus sp yaitu terbentuknya tunas lateral lebih banyak dan
lebih panjang karena pengaruh pasta vaselin dan pasta IAA, sedangkan pada kontrol
hanya terbentuk 2 tunas lateral. Pada Absisi jaringan dengan perlakuan pemberian IAA
maka diperoleh hasil daun lebih lama untuk mengalami kerontokan dari pada kontrol dan
vaselin. Kesimpulan dari praktikum Apikal Dominansi Dan Absisi Jaringan Tumbuhan ini
adalah percobaan pertama didapati bahwa pada perlakuan vaselin didapati tunas
lateral yang lebih banyak dibandingkan IAA, dan percobaan kedua didapati
bahwa pemberian IAA pada pangkal dan bekas pemotongn daun pada petiol
membuatnya lebih lama mengalami pengguguran petiol.
Kata kunci : Absisi, Coleus sp, Dominansi, IAA, Vaselin

PENDAHULUAN
Apikal dominansi adalah partum- ujung organ, yang disebut sebagian
buhan tunas lateral terhambat oleh dominansi apikal. Dominansi apikal
tunas yang ada pada pucuk. Tunas diartikan sebagai persaingan antara
pada pucuk merupakan pusat tunas pucuk dengan tunas lateral
pembentukan auksin dan kemudian dalam hal pertumbuhan (Dahlia,
diedarkan ke bagian lain 2001).
dibawahnya. Auksin disintesis dalam Pada dasarnya apikal
jumlah besar dalam tunas apikal dominansi adalah penghambat tunas
tumbuhan dan bergerak secara samping (aksilar) oleh pertumbuhan
basipetal (ke arah pangkal batang) ujung pucuk. Ternyata
keseluruhan bagian tumbuhan. penghambatan pucuk terhadap
Aliran auksin ini berpengaruh tunas samping ini tidak sama pada
mendorong pemanjangan sel batang setiap tanaman karena itu ditemukan
dan sekaligus menghambat pertum- beberapa tingkat apikal dominansi
buhan tunas pada ketiak daun pada tanaman. Pada tanaman
(tunas lateral). Hal ini menyebabkan herba, apikal dominansi sangat kuat
pertumbuhan lateral ke atas lebih dan menekan tunas samping
cepat (Dwijoseputro,1985). sehingga terlihat bahwa pucuk
Pada pertumbuhan tanaman berkembang tegak lurus dalam satu
terdapat proses dominansi sumbu (monopodium), sedangkan
pertumbuhan dibagian apeks atau pada tanaman umbi-umbian seperti
Solanum tuberosum tidak begitu dalam paling sedikit tiga cara yaitu:
kuat sehingga ditemukan pucuk dengan menghambat sepenuhnya
bercabang dan ini berarti apikal pada tunas axilaris, menghambat
dominansi ini parsial (Salisbury dan pertumbuhan dari suatu pucuk
Ross, 1995). dimana terdapat tunas dominansi,
Terhambatnya pucuk lateral memberi efek-efek bagian dari
selama pucuk terminal tumbuh pucuk terhadap orientasi pada
normal disebut dengan apikal perkem bangan organ lateral
dominansi. Dominansi apical adalah (Darmawan dan Baharsyah, 1983).
manifer dalam sedikit tiga cara, Hambatan terhadap partum-
yaitu: (1) dengan menghambat buhan pucuk samping ini ternyata
sepenuhnya pada tunas axilaris, (2) disebabkan adanya produksi auksin
menghambat pertumbuhan dari pada ujung pucuk, pemang kasan
suatu pucuk dimana terdapat tunas ujung pucuk akan menye babkan
dominansi, (3) memberi efek bagian pertumbuhan tunas sanping. Selain
apical dari pucuk terhadap orientasi itu, diperkirakan bahwa pertum-
pada perkembangan organ lateral buhan tunas pucuk adalah karena
(Darmawandan Baharsyah,1983). kahat sitokinin, berarti bahwa tidak
Dosis tinggi pemberian IAA tumbuhnya tunas-tunas samping
menyebabkan terjadinya adalah karena defisiensi terhadap
pembelahan sel dan pemanjangan auksin dan sitokinin. Auksin
tunggul, men -jadikan daerah disintesis dalam jumlah besar dalam
tersebut menjadi penampungan hara tunas apikal tumbuhan dan bergerak
sehingga dapat mengalihkan hara secara basipetal (arah pangkal
dari kuncup samping dan secara batang) ke seluruh bagian tum-
tidak langsung mencegah buhan. Aliran auksin ini berpengaruh
pertumbuhan. Hormon IAA bergerak mendorong pemanjangan sel batang
menuruni batang dari permukaan dan sekaligus menghambat partum
terpotong tapi tidak memasuki kucup buhan tunas pada ketiak daun
samping. Kalaupun masuk (tunas lateral). Hal ini meng-
jumlahnya sanagt kecil sehingga akibatkan pertumbuhan keatas yang
tidak terlacak. Pemberian IAA cepat (Salisbury and Ross, 1995).
langsung pada kuncup samping Dominansi apikal merupakan
tidak menghambat pertumbuhannya, faktor penghambatan pertumbuhan
bahkan terkadang dapat memacu dari pucuk lateral yang terjadi
(Salisbury dan Ross, 1995). selama pucuk terminal tumbuh
Banyak faktor yang mem- normal. Efek penghambatan ini
penga ruhi ekspresi dominansi disebabakan oleh tingginya kon-
apikal, yaitu faktor fisik dan faktok sentrasi auksin yang ternyata dibuat
kimiawi. Faktor fisik antara lain yaitu pada titik tumbuh terminal. Apabila
karbondioksida, oligosakarida, pro pucuk terminal dipotong maka pucuk
tein, senyawa organik dan berbagai lateral akan segera tumbuh dan
hormon. Terhambatnya pucuk lateral akan mengarah ke atas (Pratignyo,
selama pucuk terminal tumbuh 1991).
normal disebut apikal dominansi. Bercabang tidaknya suatu
Dominansi apikal adalah manifer tumbuhan biasanya bergantung
pada banyaknya auksin yang padat buku dan ruas. Adanya pucuk
dihasilkan pada tunas apikal. sedikit banyak bertanggung jawab
Perkembangan tunas lateral tidak terhadap terhambatnya pertum-
saja dapat dirangsang dengan buhan tunas aksiler, suatu fenomena
menghilangkan tunas apikal tetapi yang disebut dominansi apikal
juga dengan memberikan senyawa- (apical dominance) (Campbell dan
senyawa terten tu atau dengan Reece, 2003).
memberikan lingku ngan fisik Bagaimana perubahan fungsi
tertentu yang dapat menurunkan auksin ini dari sifat merangsang
kandungan auksin tumbuhan. menjadi menghambat masih belum
Pemangkasan pucuk untuk jelas, tetapi kemungkinan apabila
mengatasi dominansi apikal di- hormon auksin ini melewati batas
terapkan dalam praktek budidaya maksimum, maka akan merangsang
tanaman dengan tujuan membentuk pembentukan etilen. Etilen inilah
tanaman atau membuatnya tumbuh yang langsung menghambat
“menyemak” (Devlin, 1975). perumbuhan karena semua tipe
Pemberian auksin pada auksin menstimulasi atau
tumbuhan dapat menghambat pula merangsang berbagai sel-sel
perkembangan tunas lateral, suatu tumbuh-tumbuhan memproduksi
keadaan yang mirip dengan etilen (Lovelles, 1991).
dominan si tunas apikal. Salah satu Adapun tujuan praktikum
respon jaringan tumbuhan terhadap Apikal Dominansi Dan Absisi
perlakuan auksin adalah pertumbu Jaringan Tumbuhan ini adalah untuk
han atau pembelahan sel secara mengamati hubungan antara
acak, yang mengakibatkan aktifitas auksin dengan dominansi
terjadinya per-banyakan sel. tunas apikal dan mengamati
Kumpulan sel yang tidak atau sedikit peranan auksin terhadap proses
terorganisasi semacam ini disebut absisi daun.
“kalus”. Batang yang terluka atau
dipotong sering didapati membentuk PELAKSANAAN PRAKTIKUM
kalus bila diberi auksin (Noggle and
Waktu dan Tempat
Fritz 1979).
Praktikum Fisiologi Tumbuhan
Pada sudut yang terbentuk
dilaksanakan pada hari Kamis
antara masing-masing daun dan
tanggal 22 Oktober 2019 di
batang terdapat suatu tunas aksiler
Laboratorium Teaching IV ,Jurusan
(axillary bud), yang memiliki potensi
Biologi Fakultas Matematika Dan
untuk membentuk suatu tunas
Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
cabang. Sebagian besar tunas
Andalas Padang.
aksiler yang masih muda adalah
dorman. Dengan demikian, per- Alat dan Bahan
tumbuhan tunas yang masih muda Adapun alat yang digunakan pada
umumnya dipusatkan pada bagian praktikum ini seperti pisau silet,
apeksnya (ujungnya), dimana kertas milimeter dan kertas label.
terdapat tunas terminal (terminal Sedangkan bahan yang digunakan
bud) dengan daun yang sedang
berkembang dan suatu rentetan
adalah 6 pot tanaman Coleus sp. B. Auksin dan Absisi Jaringan
pasta vaselin dan pasta IAA vaselin. atau Organ Tumbuhan
Dipilih 2 pasang daun untuk masing
Cara Kerja masing pot dan potong dengan
A. Hubungan Auksin dengan pisau silet pada pangkal helai
Apikal Dominan daunnya, serta biarkan petiolnya.
Bubuhkan pasta vaselin pada ujung
Dipilih 3 pucuk Coleus sp yang
bagus. Pucuk pertama dibiarkan 4 petiol pot pertama, dan pasta IAA
saja, pucuk kedua dipotong lalu pada ujung 4 petiol pot kedua. Untuk
diberi pasta vaselin dan pucuk ketiga kontrol, potongan dibiarkan saja
dipotong lalu diberi pasta IAA tanpa diberi pasta. Setiap petiol
vaselin. Pemotongan dilakukan tepat diberi label sesuai dengan
dibawah pucuk. Pada hari ketujuh perlakuannya. Diukur panjang petiol
pasta vaselin dan IAA vaselin diganti pada saat percobaan dimulai, dan
dengan yang sama dan diamati efek setiap 3 hari sekali selama 21 hari.
yang terjadi. Tanaman dibiarkan Catat kapan petiol gugur. Untuk ini
tumbuh didalam labor sampai perlu diadakan pengamatan setiap
hari.
berumur 28 hari, kemudian ukur
panjang tunas samping yang tumbuh
dan amati hal-hal yang lain.
Hasil dan Pembahasan

Tabel 1. Hubungan Auksin dengan Apikal Dominan

Perlakuan
Pengamata
Kontrol Vaseline Pasta IAA
Panjang
Jumlah Panjang Jumlah Panjang Jumlah Panjang
tunas lateral
tunas Tunas Tunas Tunas Tunas Tunas
(hari ke)
(cm) (cm) (cm)

1 1 1 1,5 1 2
1
1 2 1 2 1 2

1 1 1 1,5 1 2
4
1 2 1 1,7 1 2

1 1,3 1 1,5 1 2,4


7
1 2,3 1 1,8 1 2,2

1 1,3 2 1,6 1 2,4


10
1 2,3 2 1,9 1 2,2

1 1,8 2 1,6 1 2,6


13
1 2 2 2 1 2,2

1 2,1 2 2,1 1 2,5


16
1 2 2 2 1 2,1

1 2,2 2 2,3 1 2
19
1 2,1 2 2,1 1 1,9

1 2,3 2 2,4 1 2
22
1 2,1 2 2,1 1 1,9

Berdasarkan tabel 1 dapat dilihat bahwa yang me- ngatakan bahwa jika auksin
pada tanaman Coleus sp. yang tidak ditambah- kan pada sisa batang yang
dipotong jelas terlihat terjadi terpotong setelah apek tajuk dipangkas,
perpanjangan tunas, hal ini karena maka perkembangan kuncup samping
jarigan meristemnya masih sangat aktif akan terhambat. Penggantian kuncup
membelah. Pada pemberian IAA terlihat sampi- ng oleh auksin menunjukkan
tunas paling panjang dibandingkan pada bahwa zat penghambat yang dihasilkan
pemberian vaselin dan kontrol. Pada adalah IAA atau auksin lain.
pemberian vaselin mengalami Menurut Hilman (1997),
pemanjangan tunas paling pendek. dominansi apikal disebabkan oleh
Hal terseburt sesuai dengan auksin yang didifusikan tunas pucuk ke
pendapat Salisburry dan Ross (1995), bawah (polar) dan ditimbun pada tunas
lateral, hal ini akan menghambat dilakukan pemotongan pada tunas
pertumbuhan tunas lateral karena pucuk dengan harapan akan tumbuh
konsentrasinya masih terlalu tinggi. tunas lateral yang mana peran auksin
konsentrasi auksin yang tinggi ini akan yang disentesis pada tunas pucuk akan
menghambat pertumbuhan tunas lateral terhenti dan pada pengamatan ini
yang dekat dengan pucuk. digantikan oleh beberapa jenis
Pucuk apikal merupakan tempat konsentrasi hormon auksin (IAA) untuk
produksi auksin, jika pucuk apikal (tunas mengetahui pertumbuhan tunas
pucuk) dipotong maka produksi auksin lateralnya Salisburry dan Ross (1995).
terhenti. Sehingga pada pengamatan ini

Tabel 2. Pengamatan auksin dan absisi jaringan atau organ tumbuhan.

Perlakuan

Kontrol Vaseline Pasta IAA


Pengamatan Panjang Panjang Panjang
Waktu Waktu Waktu
lateral petiol lateral petiol lateral petiol
(cm) gugur (cm) gugur (cm) gugur

2,1 - 2,3 - 2,1 -


1
2,2 - 2 - 2,2 -

2,1 - 2,3 - 2,1 -


4
2,2 - 2 - 2,2 -

- Hari 2 - 2 -
7
- sabtu 1,8 - 2,2 -

- - - Hari 2 -
10
- - - selasa 2,2 -

- - - - 1,9 -
13
- - - - 2,1 -

- - - - - Hari
16
- - - - - senin

- - - - - -
19
- - - - - -

- - - - - -
22
- - - - - -

25 - - - - - -
- - - - - -

- - - - - -
28
- - - - - -

Berdasarkan tabel dapat dilihat masih tersedia cukup vaselin, maka


bahwa Coleus sp. Mengalami absisi akan ditekan.
pengguguran petiol pada Menurut Salisbury and Ross
pengamatan terakhir didapatkan (1995), aktivitas auksin mengalir dari
hasil bahwa pada perlakuan IAA pucuk ke dasar batang suatu
petiol lebih lama gugur dibandingkan tanaman yang ikut dalam proses
kontrol dan vaselin. Pada perlakuan prototropisme. Apabila auksin tidak
vaselin petiol didapati layu berkurang, maka akan terbentuk
menghitam dan membusuk. suatu lapisan khusus yang disebut
dangan zona absisi, yang
Hal ini sesuai dengan
merupakan tempat lepasnya tangkai
Menurut Prawiranata (1991) bahwa
daun. Absisi adalah gugurnya suatu
ketika daun dipotong, yang akan
organ tanaman seperti daun , bunga,
terjadi adalah petiol akan gugur, buah yang dipengaruhi oleh auksin.
namun keguguran itu tidak serta Absisi terjadi dengan pecahan
merta terjadi tanpa pengaruh dari jaringan pembuluh secara fisiologis.
internal. Auksin dipercaya sebagai Zona absisi tidak akan terbentuk
hormon yang menghambat proses selama auksin yang dihasilkan
pengguguran itu, sehingga apabila masih cukup untuk dikirim ketangkai
daun.

KESIMPULAN DAN SARAN Saran

Kesimpulan Saran yang dapat diberikan pada


pratikum kali ini dalam pengerjaan
Setelah dilakukan percobaan maka pratikum lebih cekatan dan saat
dapat disimpulkan bahwa : penamatn diusahakan selalu tepat
1. Pada percobaan pertama waktu sehingga data yang dihasilkan
didapati bahwa pada perlakuan data yang lebih akurat.
vaselin didapati tunas lateral
yang lebih banyak dibandingkan
DAFTAR PUSTAKA
IAA yang merupakan
penghambat dari tunas lateral. Campbell dan Reece. 2003. Biologi
2. Pada percobaan kedua didapati Edisi Kelima Jilid 2. Erlangga.
bahwa pemberian IAA pada Jakarta.
pangkal dan bekas pemotongn Campbell dan Reece. 2003. Biologi
daun pada petiol membuatnya Edisi Kelima Jilid 2. Erlangga.
lebih lama mengalami Jakarta.
pengguguran petiol. Darmawan, I dan J. Baharsjah.
1983. Dasar-Dasar Fisiologi
Tumbuhan. Suryadan.
Semarang.
Devlin, Robert M. 1975. Plant
Physiology Third Edition. D.
Van Nostrand. New York.
Dwijoseputro, D. 1985. Pengantar
Fisiologi Tumbuhan.
Gramedia. : Jakarta

Hilman. 1997. Pertumbuhan


Tanaman Tinggi. Cakrawala:
Yogyakarta.

Lovelles. 1991. Plant Physiologi.


Gambar 2. Percobaan 1 (IAA)
Mac Millan Publishingco. Inc. New
York.
Noggle, R, R dan Fritzs, J. G. 1979.
Introductor Plant Physiology.
Mall of India Private
Ilmited.:New Delhi

Pratignyo. 1991. Fisiologi


Lingkungan Tanaman.
Gadjah Mada University
Press. Yogyakarta.
Prawiranata,W.1991. Dasar-dasar
Fisiolo gi Tumbuhan.
Departemen Botani IPB. Gambar 3. Perecobaan 2 (Vaselin)
Bogor.

Salisbury, J.W. dan Ross. 1995.


Fisiologi Tumbuhan Jilid I.
Institut Teknologi
Bandung : Bandung

LAMPIRAN

Gamba 4. Percobaan 2 (kontrol)

Gambar 1. Percobaan 1 (Vaselin)


Gambar 5. Percobaan 2 (IAA)

Anda mungkin juga menyukai