Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM ANATOMI DAN FISIOLOGI

TUMBUHAN
(Penghambatan Tumbuh Tunas Lateral dan Dominasi Tunas Apikal)



Disusun oleh:
MAXIMUS TIGO
F05112047


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
2014


ABSTRAK
Pertumbuhan tanaman adalah suatu proses yang kompleks yang merupakan
proses yang vital menyebabkan suatu perubahan yang tetap pada setiap tanaman
dipandang dari sudut ukuran, bentuk, berat dan volumenya. Pertumbuhan tanaman
setidaknya menyangkut beberapa fase atau proses diantaranya fase pembentukan sel,
fase perpanjangan dan pembesaran sel, fase diferensiasi sel. Di dalam pertumbuhan
tanaman terdapat adanya dominansi pertumbuhan dibagian apeks atau ujung organ,
yang disebut sebagian dominansi apical (Chambell, 2000).
Pada pertumbuhan tanaman terdapat persaingan antara tunas pucuk dengan
tunas lateral dalam hal pertumbuhannya .Selama masih ada tunas pucuk, pertumbuhan
tunas lateral akan terhambat sampai jarak tertentu dari pucuk. Pada batang sebagian
besar,kuncup apikal memberi pengaruh yang menghambat kuncup terhadap tunas
lateral dengan mencegah atau menghambat perkembangannya. Pertumbuhan
dipengaruhi oleh hormon auksin dimana hormon ini akan memanjangkan tunas lateral.
Untuk mengetahui bagaimana pengaruh auksin secara langsung pada tumbuhan maka
dilakukan praktikum ini yang dilakuakn di laboratorium Biologi Fkip Untan dengan
menggunakan kecambah kacang hijau (Phaseolus radiatus),pasta lanolin,pasta
IAA,kapas dan air beserta beberapa alat yaitu pisau silet,sudip,objek glass,cover
glass,mikroskop,kardus dan cawan petri. Mula-mula dilakuakn perkecambahan kacang
hijau (Phaseolus radiatus) ditempat gelap kemudian setelah 7 hari dua kecambah
dipotong ujungnya dan tidak diberi pasta IAA,dua kecambah yang lain juga diptong
bagian ujungnya dan pada ujung sisanya diberi pasta IAA. Selanjutnya kecambah
tersebut tetap diletakkan ditempat gelap hingga hari ke 14 kecambah tersebut diamati
ukuran panjang tunas lateralnya dan diperoleh hasil bahwa pada kecambah yang
ujungnya diberi pasta IAA mengalami pertumbuhan panjang yang lebih lambat
dibandingkan dengan kecambah yang ujungnya tidak diberi pasta IAA.
Kata kunci: Pasta IAA,Pasta Lanolin ,Phaseolus Radiatus,Tunas Apikal,Tunas Lateral,




PENDAHULUAN
Setiap tumbuhan mengalami proses pertumbuhan,pertumbuhan merupakan
proses adanya perubahan pada suatu tumbuhan,baik itu perubahab
panjang,volume,maupun berat dari tumbuhan tersebut.Pada proses pertumbuhan
terdapat faktor-faktor yang mempengaruhuinya.Diantara faktor-faktor tersebut ialah
suhu,cahaya matahari,keadaan air dan hormon serta gen.Pertumbuhan pada tanaman
juga tidak terlepas dari jaringan-jaringan yang ada pada tumbuhan diantara nya ialah
jaringan meristem yaitu jaringan yang terdapat pada tumbuhan dan terus menerus
melakukan pembelahan,pada jaringan meristem ini terdapat meristem apikal dan
meristem lateral,meristem apikal merupakan jaringan yang terdapat pada ujung
tanaman,sedangkan meristem lateral terdapat pada cabang tanaman,selain itu juga
terdapat meristem interkalar.
Tunas apikal adalah tunas yang tumbuh dipucuk batang.Dominasi apikal dan
pembentukan cabang lateral dipengaruhi oleh keseimbangan konsentrasi
hormon.Dominasi apikal diartikan sebagai persaingan antara tunas pucuk dan tunas
lateral dalam hal pertumbuhan.Selama masih ada tunas pucuk/apikal,pertumbuhan tunas
lateral akan terhambat sampai jarak tertentu dipucu.Dominasi apikal disebabkan oleh
auksin yang didifusikan oleh tunas pucuk ke bawah (polar)dan ditimbun pada tunas
lateral.Hal ini akan menghambat pertumbuhan tunas lateral karena konsentrasinya
masih terlalu tinggi.Pucuk apikal merupakan tempat memproduksi auksin(Dahlia,2001).
Auksin berasal dari bahasa Yunani Auxano yang berarti tumbuh atau
bertambah. Auksin merupakan golongan dari substansi pemacu pertumbuhan tanaman
dan morfogen (fitohormon) yang paling awal ditemukan (Woodward, dkk,. 2005).
Salah satu anggota dari auksin yang paling dikenal adalah IAA. Suatu system sel
tumbuhan memerlukan auksin untuk pertumbuhan, pembagian tugas (divisi,) maupun
ekspansi selular. Fungsi auksin tergantung pada jaringan yang spesifik, seperti pada
batang, akar, dan buah. Auksin dapat memacu pemanjangan apical batang, ekspansi
lateral rambut akar, atau ekspansi isodiametrik dalam pertumbuhan buah. Beberapa
kasus (pertumbuhan koleoptil), auksin memacu ekspansi selular tanpa adanya
pembagian divisi dalam sel tersebut. Kasus lainnya, auksin dapat mendorong
pembagian divisi dan ekspansi sel dalam jaringan yang sama seperti inisiasi akar.
Auksin merupakan istilah yang sering digunakan untuk menjelaskan segala jenis
bahan kimia yang membantu proses pemanjangan koleoptil, meskipun auksin
sesungguhnya mempunyai banyak fungsi baik pada monokotil maupun dikotil. Auksin
alamiah yang diekstraksi dari tumbuhan merupakan suatu senyawa yang dinamai asam
indol asetat IAA (Campbell 2003).
Pada pertumbuhan tanaman terdapat persaingan antara tunas pucuk dengan tunas
lateral dalam hal pertumbuhannya. Dominasi apikal disebabkan oleh auksin yang
didifusikan tunas pucuk ke bawah (polar) dan ditimbun pada tunas lateral. Hal ini akan
menghambat pertumbuhan tunas lateral karena konsentrasinya masih terlalu tinggi.
Pucuk apikal merupakan tempat memproduksi auksin (Dahlia,2001).
Dominansi apikal atau dominanis pucuk biasanya menandai pertumbuhan
vegetatif tanaman yaitu pertumbuhan akar, batang dan daun. Dominansi apikal
setidaknya berpengaruh dalam menghambat pertumbuhan lateral. Selama masih ada
tunas pucuk, pertumbuhan tunas lateral akan terhambat sampai jarak tertentu dari
pucuk. Dominasi pucuk dapat dikurangi dengan memotong bagian pucuk tumbuhan
yang akan mendorong pertumbuhan tunas lateral (Hilman 1997).
Dominasi apikal biasanya ditandai dengan pertumbuhan vegetatif tanaman
seperti, pertumbuhan akar, batang dan daun. Dominasi apikal dapat dikurangi dengan
mendorong bagian pucuk tumbuhan sehingga produksi auksin yang disintesis pada
pucuk akan terhambat bahkan terhenti. Hal ini akan mndorong pertumbuhan tunas
lateral(ketiak daun). Auksin yang terhenti dapat digantikan dengan beberapa jenis
hormon IAA yang berfungsi dengan Lanolin untuk mengetahui pertumbuhan lateralnya
(Salisbury & Ross 1995).
Auksin disintesis dalam jumlah besar dalam tunas apical tumbuhan dan bergerak
secara basipetal (kearah pangkal batang) ke seluruh bagian tumbuhan. Aliran auksin ini
berpengaruh mendorong pemanjangan sel batang dan sekaligus menghambat
pertumbuhan tunas pada ketiak daun (tunas lateral). Hal ini mengakibatkan
pertumbuhan ke atas yang cepat. Bercabang atau tidaknya suatu tumbuhan biasanya
bergantung pada banyaknya auksin yang dihasilkan dalam tunas apical, tetapi juga
dengan memberikan senyawa-senyawa kimia tertentu atau dengan memberikan
lingkungan fisik tertentu yang dapat menurunkan kandungan auksin tumbuhan.
Pemangkasan pucuk untuk mengatasi dominansi apical diterapkan dalam praktek
budidaya tanaman dengan tujuan membentuk tanaman atau membuatnya tumbuh
menyemak. Pemberian auksin pada tumbuhan yang telah dipangkas dapat menghambat
pula perkembangan tunas lateral, suatu keadaan yang mirip dengan dominansi tunas
apical, dengan demikian tunas lateral tetap dominan (Katuuk, 1989).
Thimann dan Skoog menunjukkan bahwa dominanis apikal disebabkan oleh auksin
yang didifusikan tunas pucuk ke bawah (polar) dan ditimbun pada tunas lateral, hal ini
akan menghambat pertumbuhan tunas lateral karena konsentrasinya masih terlalu
tinggi. Konsentrasi auksin yang tinggi ini akan menghambat pertumbuhan tunas lateral
yang dekat dengan pucuk (Setjo 2004).
Berdasarkan kekuatan dominansi apical, tanaman dibedakan menjadi dua yaitu
dominansi apical yang kuat seperti pada tanaman Kalanchoe dan Bryophyllum dan
dominansi apical yang lemah seprti pada S. tubeorsum dan Solanum lycopersicum.
Dominansi apical dan pembentukan cabang lateral ini dipengaruhi oleh keseimbangan
konsentrasi hormone (Khrishnamoorthy, 1981 dalam Darmanti, 2008; Taiz and Zeiger,
1998 dan Hopkins, 1995).
Gymnospermae dan Angiosprmae merupakan vegetasi utama yang menutupi
permukaan bumi. Dipandang dari segi perkembangannya,tumbuhan biji mempunyai
persamaan struktur dasar dan mempunyai persamaan pada awal stadium
pertumbuhannya.Tubuh tumbuhan yang sudah terorganisasi lebih tinggi pada tumbuhan
berbiji merupakan fase sporofit dari siklus hidupnya. Biasanya dimulai dari sel telur
yang dibuahi,yaitu zigot yang berkembang menjadi embrio. Biji seringkali harus
bertahan untuk melawan lingkungan yang eksteram selama menunggu kondisi yang
menguntungkan bagi perkecambahn dan pertumbuhan(Salisbury,1995).
Untuk meneliti pengaruh IAA, dilakukan percobaan mengenai penghambatan
tunas lateral dan dominansi apical dengan menggunakan kecambah kacang hijau
(Phaseolus radiatus) dengan beberapa perlakuan yang bertujuan untuk meneliti
pengaruh auksin terhadap pertumbuhan tunas lateral.




METODOLOGI
Praktikum penghambatan tumbuh tunas lateral dan dominansi tunas apikal
dilakukan pada hari Kamis 3 April 2014 sampai 17 April 2014,di Laboratorium Biologi
Fkip Untan.
Adapun bahan yang digunakan yaitu biji kacang hijau (Phaseolus
radiatus),air,kapas,kardus,pasta lanolin dan pasta IAA 400 ppm.sedangakan alat yang
digunakan yaitu pisau silet,cawan petri,penggaris dan benang.
Mula-mula disediakan 6 buah cawan petri yang diberi kapas basah kemudian
dilakukan perkecambahan biji kacang hijau (Phaseolus radiatus) yang diletakkan
didalam kardus dalam keadaan tertutup.Perkecambahan ini dilakuakn diruang
gelap.Setelah 7 hari dua kecambah kacang hijau (Phaseolus radiatus) dipotong
pucuknya tepat di bawah pasangan daun pertama dengan pisau silet dan ujung sisa
batangnya diberi pasta lanolin.Dua kecambah lainnya dipotong dan ujung sisa
batangnya diberi pasta IAA.Sisa kecambah dibiarkan sebagai kontrol.Selanjutnya
kecambah diletakan kembali dalam kardus tertutup dalam keadaan gelap.Setelah 14 hari
diadakan pengamatan.Diukur panjang tunas lateral (kalau ada),diukur garis tengah
ujung batang yang diberi pasta dan dibandingkan dengan garis tengah tanaman kontrol.













HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel 1 Pengamatan Panjang Tumbuhan Biji Kacang Hijau ( Phaseolus radiatus )
Perlakuan
Panjang Sebelum di beri
IAA (5 Hari)
Panjang Sesudah (cm)
(14 Hari)
Kontrol 1 28,5 cm 30,7 cm ( Tidak Ada )
Kontrol 2 26 cm 37,5 cm ( Tidak Ada )
Rata-rata 27,25 cm 34,1 cm
IAA 1 20 cm
33,7 cm (tanpa daun lateral
tapi muncul tunas baru )
IAA 2 16 cm
22,2 cm (tanpa daun lateral
tapi sudah muncul tunas
baru)
Rata-rata 18 cm 27,95 cm

Tabel 2. Perbandingan Panjang Tunas Lateral Sebelum dan Sesudah Perlakuan
No Perlakuan Sebelum Sesudah
1 Kontrol I 0 0
2 Kontrol II 0 0
3 IAA I 0 0,1
4 IAA II 0 0,1








Grafik Panjang Tumbuahan Biji kacang Hijau (Phaseolus radiates)hari ke 5 dan hari ke
14

Auksin merupakan hormon yang berperan dalam penghambatan tunas lateral
dan menunjang dominansi apical. Sifat penting dari auksin ialah dapat merangsang dan
menghambat pertumbuhan. Auksin berperan penting dalam perubahan sel, perbanyakan
sel dan pemanjangan sel. Auksin terdapat pada bagian pucuk apikal tanaman.
Sifat penting auksin adalah berdasarkan konsentrasinya, dapat merangsang dan
menghambat pertumbuhan. Auksin berperan penting dalam perubahan dan
pemanjangan sel. hormon auksin diproduksi secara endogen pada bagian pucuk apikal
tanaman. Fungsi dari hormon auksin ini dalah membantu dalam proses mempercepat
pertumbuhan, baik itu pertumbuhan akar maupun pertumbuhan batang.
Semakin banyak jumlah auksin yang diebrikan maka akan semakin terhambat
pertumbuhan tunas lateral. Penutupan ujung batang dengan plastik hitam akan lebih
mengaktifkan kerja auksin karena auksin bekerja optimal dengan keadaan tidak ada
cahaya matahari. Alhasil batang tumbuh dengan keadaan menguning dan kurang
kuat. pengaruh auksin yang dibentuk pada tanaman yang tidak dipotong (auksin
alami) lebih cepat dibandingkan auksin yang batangnya dipotong (auksin sintetik)
sehingga tunas lateral tumbuh lambat pada auksin sintetik. Hal ini disebabkan auksin
alami bekerja lebih aktif dan adaptif dengan keadaan tanaman sehingga auksin
bekerja optimal.berebda dengan auksin sintetik yang bekerja kurang aktif terhaddap
penghambatan tunas lateral dan kurang adaptif dengan keadaan tanaman sehingga
untuk bekerja optimal auksin sintetik harus beradaptasi dahulu terhadap lingkungan
internal tanaman.
0
5
10
15
20
25
30
35
40
hari ke 5 hari ke 14
kontrol 1
kontrol 2
IAA 1
IAA 2
Praktikum kali ini dilakukan di keadaan tertutup yaitu di dalam kardus. Hal ini
dilakukan agar merangsang pembentukan auksin pada kecambah kacang hijau
(Phaseolus radiatus). Setelah 5 hari kecambah mengalami pertumbuhan ke atas yang
sangat cepat sehingga terjadi pemanjangan sel. Kemudian dilakukan pemotongan pada
pucuk kecambah kacang hijau (Phaseolus radiatus) dan diberi IAA pada ujungnya,
sedangkan kecambah yang lain digunakan sebagai tanaman control yang tidak diolesi
dengan IAA. Pucuk kecambah kacang hijau (Phaseolus radiatus) yang dipotong akan
menghentikan kerja auksin, sedangkan kecambah kacang hijau (Phaseolus radiatus)
yang dijadikan sebagai tanaman control tetap mengaktifkan kerja auksin. Ketika
kecambah kacang hijau (Phaseolus radiatus) diolesi dengan IAA akan mengaktifkan
kerja auksin kembali, karena IAA ialah pengganti auksin.
Pada saat praktikum dilakukan pemotongan pada pucuk karena auksin
diproduksi di daerah tersebut sehingga dapat menghentikan pertumbuhan auksin dan
digantikan IAA(Indol Acetic Acid) da Lanolin. Penyungkupan pada daun juga
dilakukan agar auksin tidak rusak bila terkena cahaya langsung karena auksin sangat
peka terhadap cahaya. Pada praktikum kali ini juga dilakukan pemotongan pada pucuk
pada kecambah kacang hijau agar pertumbuhan auksin terhenti. Namun pada kecambah
yang lainnya diolesi Lanolin dan IAA sebagai pengganti Auksin. Untuk
membandingkan diberikan kontrol dimana pucuk yang dipotong tak diolesi apapun.
Setelah dua minggu dilihat hasilnya dan dihitung panjang lateral dan diameter
batangnya.
Berdasarkan tabel 1 selama 5 hari diperoleh panjang kecambah panjang tanaman
kontrol 1 ialah 28,5 cm dan kontrol 2 ialah 26 cm sehingga diperoleh rata-rata 27,25
cm , lalu yang diberi IAA1 panjangnya 20 cm dan IAA2 panjangnya 16 cm sehingga
diperoleh rata rata 18 cm. Setelah itu, panjang setelah 14 hari untuk tanaman kontrol 1
ialah 30,7 cm dan kontrol 2 ialah 37,5 cm dengan rata rata 34,1 cm, sedangkan untuk
tanman yang diberi IAA1 33,7 cm tanpa daun lateral tapi muncul tunas baru dan
tanaman IAA2 ialah 22,2 cm tanpa daun lateral tapi sudah muncul tunas baru. Dari hasil
pengamatan membuktikan bahwa pada kecambah kacang hijau (Phaseolus radiatus)
kontrol mengalami pemanjangan yang lebih tinggi dibandingkan dengan kecambah
kacang hijau (Phaseolus radiatus) diberi IAA. Hal ini disebabkan oleh pada kecambah
kacang hijau kontrol tetap mengaktifkan kerja auksin sehingga meristem terus
membelah, dan terjadi pemanjangan sel.
Pada beberapa tanaman pertumbuhan ujung batang sering mendominasi
pertumbuhan bagian lain sehingga pembentukan cabang lateral dihambat, penomena
ini disebut sebagai dominansi apikal. Pada perlakuan kecambah kacang hijau yang
dipotong dan diberi IAA (konsentrasi auksin bertambah) seharusnya mengalami inisiasi
pada bagian basipetal sehingga merangsang pembentukan tunas lateral (Darmanti, dkk.,
2009), tetapi yang terlihat hanyalah tunas baru belum sampai adanya daun hal ini
disebabkan faktor kurang perawatan dari praktikan, suhu lingkungan, kelembaban
media tanam, unsur hara dan mineral yang kurang.





















KESIMPULAN
Pasta IAA merupakan salah satu jenis hormon auksin pasta yang kemampuanya
untuk memaksimalkan pemanjangan namun tidak sebaik hormon asli yang dihasilkan
tanaman yaitu auksin. IAA juga dapat menghambat pertumbuhan mata tunas
samping/lateral.Kecambah kacang hijau yang dipotong ujung pucuknya dan diberi pasta
IAA mengalami pertumbuhan panjang lebih lambat dibandingkan dengan kecambah
kacang hijau yang ujung pucuknya sama-sama dipotong namun tidak diberi pasta IAA.
Kecambah yang dipotong pucuknya dan diberi pasta IAA pertumbuhan tunas
lateralnya jadi terhambat. Sedangkan perlakuan yang berikutnya dengan tanpa diberi
IAA pertumbuhan tunas lateralnya menjadi cepat karena hormon auksin konsentrasinya
berpindah pada bagian lateral.
Saat melakukan praktikum sebaiknya praktikan harus sering mengawasi
kecambah kacang hijau yang di tanam, agar tidak terjadi pengulangan pengamatan.













DAFTAR PUSTAKA

Chambell. 2000.Biologi. Erlangga: Jakarta.
Dahlia.2001. Fisiologi Tumbuhan Dasar. Malang: UM Press.
Darmanti, Sri., et al,. 2009. Perlakuan Defoliasi untuk meningkatkan pembentukan dan
pertumbuahn cabang lateral jarak pagar. Fak. MIPA UNDIP
Darmanti, Sri. 2008. Pembentukan Cabang Lateral Jarak Pagar (Jatropha curcas)
Setelah Perlakuan Girdling. BIOMA, Juni 2008 ISSN: 1410-8801 Vol. 10, No. 1,
Hal. 7-11
Han,dkk.2007. Effects of shoot bending on lateral fate and hydraulics invariant and
changing traits across five apple genotype. Journal of Experimental Botany,
Vol. 58,hal.35373547.
Hilman. 1997. Pertumbuhan Tanaman Tinggi. Cakrawala: Yogyakarta.
Katuuk, R. P. J. 1989. Tehnik Kultur Jaringan dalam Mikropropagasi Tanaman.
Jakarta : Departemen P dan K.
Salisbury F D, Ross C W. 1995. Fisiologi Tumbuhan Jilid I edisi IV alih bahasa
Luqman RR dan Sumaryono. Bandung: ITB Press.
Setjo,Sustetyoadi.2004. Anatomi Tumbuhan. UM Press: Malang.
Woodward AW, Bartel B (2005) Auxin: regulation, action, and interaction. Ann Bot
(Lond) 95:707735. doi:10.1093/aob/mci083








Lampiran:
Gambar

Anda mungkin juga menyukai