Oleh :
Nadya Eka Aristyasari 17030204044
Pedidikan Biologi Unggulan 2017
Sitokinin dan auksin merupakan dua golongan zat pengatur tumbuh yang
sangat penting dalam budidaya jaringan tanaman. Golongan auksin yang lebih sering
digunakan adalah 2,4-D, AIA, NAA, IBA. Auksin yang paling efektif untuk
menginduksi pembelahan sel dan pembentukan kalus adalah 2,4-D dengan
konsentrasi anatar 0,2-2mg/l untuk sebagian jaringan tanaman. NAA dan 2,4 D lebih
stabil dibandingkan dengan AIA, yaitu tidak mudah terurai oleh enzim-enzim yang
dikeluarkan oleh sel atau karena pemanasan pada saat proses sterilisasi. AIA juga
kurang menguntungkan karena cepat rusak oleh cahaya dan oksidasi enzimatik
(Kadir, 2007).
Pada dasarnya NAA dan 2,4-D merupakan senyawa yang tidak disintesis oleh
tumbuhan, sehingga seringkali tidak disebut hormon. Namun NAA dan 2,4-D ini
hanya dikelompokkan sebagai zat pengatur tumbuh tanaman. NAA dan 2,4-D
merupakan suatu senyawa lirauksin yang memiliki struktur mirip dengan auksin yaitu
ditandainya dengan adanya gugus karboksil yang menempel pada gugus yang
mengandung karbon (biasanya–CH2–) yan apada akhirnya berhubungan dengan
sebuah cincin aromatik. NAA lebih mirip dengan AIA yaitu memiliki 2 cincin
aromatic sedangkan 2,4-D hanya memiliki satu cincin aromatic (Kadir, 2007).
Asam naftalene (NAA) dan asam 2,4 diklor asetat (2,4-D) adalah senyawa
tanpa ciri-ciri indol tetapi mempunyai aktivitas biologis seperti AIA. NAA
dipergunakan sebagai hormon akar, sedangkan 2,4-D adalah auksin yang paling aktif
dan dipergunakan sebagai herbisida. Pemakaian zat pengatur tumbuh asam 2,4-D
biasanya dipergunakan dalam jumlah kecil dan dalam waktu yang singkat, karena
merupakan auksin yang sangat kuat, artinya auksin ini tidak dapat diuraikan di dalam
tubuh tanaman (Hendaryono, 1994).
3. Sitokinin
Sitokinin yang paling banyak dideteksi dan secara fisiologi paling aktif pada
berbagai tumbuhan yaitu zeatin, dihidrozeati isopentenil adenine. Zeatin ribose
merupakan sitokinin yang paling banyak dijumpai pada tumbuhan. Sitokinin juga
dijumpai pada lumut, diatomae, ganggang coklat dan ganggang merah. Fungsi utama
sitokinin adalah merangsang pembelahan sel. (Salisbury, 1995).
Penggunaan hormon atau zat tumbuh unntuk mengatur pertumbuhan telah
dimanfaatkan dalam kehidupan manusia. Seperti menghambat pertunasan pada umbi-
umbian, memacu pertumbuhan akar pada prose stek, mempertahankan buah agar tidak
cepat gugur atau masak dengan menggunakan hormonn auksinserta memperbannyak
tumbuhan denga kultur jaringan denngan mennggunkaan kombinasi hormon auuksin
dan sitokinin pada medium penumbuhann. (Soerodikosoemo,1993).
E. Variabel Penelitian
Variabel yang digunakan dalam praktikum ini antara lain:
1. Variabel kontrol : Jenis kecambah jagung, umur kecambah,
volume larutan (larutan IAA, larutan NAA dan larutan 2,4 D dan air suling),
ukuran panjang jaringan yang direndam baik batang maupun akar, media
penyimpanan dan waktu perendaman.
2. Variabel manipulasi : Jenis larutan dan jenis jaringan (akar dan batang) yang
direndam
3. Variabel respon : pertambahan panjang jaringan yang direndam dan
rata-rata pertambahan panjang.
F. Definisi Operasional Variabel
1. Variabel kontrol adalah variabel yang sengaja dibuat sama sebagai acuan untuk
perbandingan variabel respon. Variabel ini berfungsi untuk memengaruhi variabel
respon serta memperjelas hubungan antara variabel manipulasi dengan variabel
respon. Variabel kontrol yang digunakan pada praktikum ini adalah jenis
kecambah yang digunakan yaitu kecambah jagung, umur kecambah jagung yang
berumur 5 hari, volume larutan (larutan IAA, larutan NAA dan larutan 2,4 D serta
air suling) yang digunakan dalam praktikum ini sebanyak 10 ml, ukuran
kecambah panjang baik koleoptil maupun akar 5 mm diukur pada jarak 2 mm dari
kotiledon, waktu perendaman selama 48 jam.
2. Variabel manipulasi adalah variabel yang memengaruhi dan yang menyebabkan
timbulnya atau berubahnya variabel respon. Variabel manipulasi yang digunakan
dalam praktikum ini jenis larutan yang digunakan dalam praktikum ini meliputi
larutan IAA, larutan NAA dan larutan 2,4 D serta air suling
3. Variabel respon adalah variabel yang dipengaruhi karena adanya variabel
manipulasi dan merupakan hasil dari variabel manipulasi dan variabel kontrol.
Variabel respon dalam praktikum ini adalah pertambahan panjang jaringan yang
direndam dan rata-rata pertambahan panjang.
G. Alat dan Bahan
Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah kecambah jagung umur 5 hari,
larutan AIA, larutan NAA, larutan 2,4 D, air suling.
Alat yang digunakan pada praktikum ini yaitu cawan petri, silet tajam, dan
penggaris.
H. Rancangan Percobaan
I.
J.Memasukkan Memasukkan Memasukkan Memasukkan
dalam wadah IAA dalam wadah IAA dalam wadah IAA dalam wadah IAA
K.1 ppm (10ml) 1 ppm (10ml) 1 ppm (10ml) 1 ppm (10ml)
Mengukur kecambah
0.3
0.25
0.2
0.15 Koleoptil
Akar Primer
0.1
0.05
0
AIA NAA 2,4D AKUADES
N. Daftar Pustaka
Achmad, D Sediaoetama. (2010). Ilmu Gizi. Jakarta : Dian Rakyat
D. Dseputro.1985. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta: Gramedia
Gardner, 1991. Fisiologi Tanaman Budidaya. Jakarta: Indonesia University Press
Hendaryono, D.P dan A. Wijayani. 1994. Tehnik Kultur Jaringan: Pengenalan dan
Petunjuk Perbanyakan Tanaman secara Vegetatif-modern . Yogyakarta :
Kanisius.
Kadir. 2007. Indole Acetic-Acid (IAA). Surabaya : Gramedia.
Kamariyani.1984. Fisiologi Pasca Panen. Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press.
Lovelles. A. R. 1997. Prinsip-prinsip Biologi Tumbuhan untuk daerah Tropik.
Jakarta: PT Gramedia.
Noggle, G.R. and G.J. Fritz. 1983. Introductory Plant Physiology. New Jersey:
Prentice-Hall, Inc.
Putra, Dewantara.2010. Pengaruh suhu terhadap respirasi. Jakarta: Bintang Pustaka
Salisbury, Frank B dan Cleon W Ross. 1995. Fisiologi Tanaman Jilid 2 terjemahan
2 sebanyak 10 ml
Penuangan 2,4 D
3
sebanyak 10 ml
Penuangan NAA sebanyak
4
10 ml