Anda di halaman 1dari 7

Laporan Praktikum Fisiologi Tumbuhan

Pengaruh Perendaman Biji Bayam Hijau (Amaranthus gangeticus) dalam


Air Terhadap Perkecambahan

Oleh
Dhea Rizqy Amalia 17030204015

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN BIOLOGI

2019
A. Rumusan Masalah
Bagaimana pengaruh lama perendaman biji dalam air terhadap perkecambahan biji?

B. Tujuan Percobaan
Untuk mengetahui pengaruh lama perendaman biji dalam air terhadap perkecambahan
biji.

C. Hipotesis
H1 : Terdapat pengaruh pada lama perendaman biji dalam air terhadap
perkecambahan biji.
H0 : Tidak terdapat pengaruh lama perendaman biji dalam air terhadap
perkecambahan biji.

D. Kajian Pustaka
Perkecambahan (germinasi) merupakan suatu proses keluarnya bakal tanaman
(tunas) dari lembaga yang disertai dengan terjadinya mobilisasi cadangan makanan dari
jaringan penyimpanan atau keping biji ke bagian vegetatif (sumbu pertumbuhan embrio
atau lembaga). Proses perkecambahan dipengaruhi oleh kondisi tempat dikecambahkan.
Faktor-faktor lingkungan yang berpengaruh adalah: air, gas, suhu, dan cahaya.
Temperatur optimum untuk perkecambahan adalah 34°C (Astawan, 2009). Benih
yang tak diberi perlakuan akan berkecambah dalam waktu 4 bulan. Penempatan benih
dalam media yang lembap dan di bawah sinar matahari yang hangat dapat mempercepat
proses perkecambahan. Pemecahan kulit biji dan merendamnya semalaman dalam air
mungkin juga mempercepat perkecambahan (Krisnawati, dkk., 2011).
Sutopo, (2002) menyatakan bahwa perendaman dalam air dapat memudahkan
penyerapan air oleh benih, sehingga kulit benih menjadi lisis dan lemah, selain itu juga
dapat digunakan untuk pencucian benih sehingga benih terbebas dari patogen yang
menghambat perkecambahan benih. Untuk mempertahankan daya perkecambahan yang
tinggi, biji yang kurang baik kualitasnya biasanya direndam dalam air (Elevitch dan
Manner, 2006).
Permulaan fase perkecambahan ini ditandai dengan penghisapan air atau imbibisi.
Imbibisi adalah peristiwa penyerapan air oleh permukaan zat-zat yang hidrofilik, yang
menyebabkan zat tersebut mengembang setelah menyerap air. Kata imbibisi berasal dari
kata Latin imbibere yang berarti “menyelundup”. Proses imbibisi yang terjadi pada biji
berguna untuk melunakkan kulit biji dan menyebabkan pengembangan embrio dan
endosperma. Hal ini menyebabkan pecah atau robeknya kulit biji. Selain itu, air
memberikan fasilitas untuk masuknya oksigen ke dalam biji.
Dinding sel yang kering hampir tidak permeabel untuk gas, tetapi apabila dinding
sel mengalami imbibisi, maka gas akan masuk ke dalam sel secara difusi. Apabila
dinding sel kulit biji dan embrio menyerap air, maka suplai oksigen meningkat kepada
sel-sel hidup sehingga memungkinkan lebih aktifnya pernafasan. Sehingga di dalam
proses imbibisi ditimbulkan panas.
Sebaliknya CO2 yang dihasilkan oleh pernapasan tersebut lebih mudah keluar
secara difusi. Peristiwa imbibisi pada hakekatnya tidak lain adalah suatu proses difusi.
Sel-sel biji kering mempunyai nilai osmosis tinggi, sehingga molekul- molekul air
berdifusi ke dalam sel biji kering. Peristiwa imbibisi juga hekekatnya adalah peristiwa
osmosis. Dinding sel-sel kulit biji kering adalah permeabel untuk molekul-molekul air.
Sehingga molekul air dengan mudahnya melewati pori yang ada pada dinding sel
tersebut (Advinda, 2018).

E. Variabel Penelitian
Variabel kontrol : media tanam, jenis biji, dan jumlah biji
Variabel manipulasi : lama waktu perendaman
Variabel respon : banyaknya biji bayam hijau yang sudah berkecambah

F. Definisi Operasional Variabel


Pada praktikum kali ini mengggunakan variabel kontrolnya adalah media tanam
dengan kapas dan jenis biji tanaman yang di gunakan yaitu bayam hijau, serta jumlah biji
pada setiap wadah. Variabel yang di manipulasi adalah lama waktu perendaman yaitu 0
jam, 1 jam, 2 jam, 3 jam, dan 4 jam. Dan variabel responnya adalah banyaknya biji bayam
yang sudah berkecambah.

G. Alat dan Bahan


- Biji bayam hijau
- Air suling
- Cawan petri
- Kertas sering
- Gelas kimia
H. Rancangan Percobaan

Biji Bayam hijau

- Direndam selama 4 jam, 3 jam, 2 jam, 1 jam, dan tanpa di rendam


masing-masing 50 biji
- Tanam dalam waktu yang bersamaan pada cawan petri yang sudah
dialasi kapas basah
- Cawan petri di simpan selama 10 hari
- Hari pertama dihitung sehari setelah penanaman biji paada cawan petri

Hasil

I. Langkah Kerja
1. Rendam biji kacang hijau (salah satu dari biji-biji di atas) selama 4 jam, 3 jam, 2 jam,
1 jam dan tanpa direndam masing-masing 50 biji.
2. Tanam dalam waktu yang bersamaan pada cawan petri yang sudah dialasi kertas
saring / kertas tisue basah.
3. Tutup cawan petri kemudian simpan di tempat gelap dan setiap hari jumlah biji yang
berkecambah selama 10 hari.
4. Pisahkan biji yang sudah berkecambah dan sudah dilakukan perhitungan Hari
pertama pemantauan dihitung saat penanaman biji pada cawan petri.
5. Buat tabel persentase perkecambahan dan indeks kecepatan perkecambahan dari hasil
pengamatan Anda.
Jumlah biji yang berkecambah
6. Persentase Perkecambahan x 100%.
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ𝑎𝑛 𝑏𝑖𝑗𝑖
𝑋1 𝑥2 𝑥3 𝑥𝑛
Indeks perkecambahan (IKP) = + + ... +
1 2 3 𝑛

Xn - jumlah biji yang berkecambah pada hari ke n

J. Rancangan Tabel Pengamatan


Tabel 1. Hasil pengamatan pengaruh suhu terhadap kecepatan respirasi kecambah
Waktu Jumlah Kecambah pada Hari Ke- Presentasi
Perendaman Total perkecambahan IKP
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
(Jam) (%)
0 33 7 5 5 0 0 0 0 0 0 50 100% 39,35
1 33 11 4 2 0 0 0 0 0 0 50 100% 40,33
2 37 6 7 0 0 0 0 0 0 0 50 100% 42,3
3 43 7 0 0 0 0 0 0 0 0 50 100% 46,5
4 38 9 3 0 0 0 0 0 0 0 50 100% 43,5

K. Rencana Analisis Data


Berdasarkan tabel, jumlah biji bayam hijau yang berkecambahn semakin banyak pada
perlakuan waktu perendaman yang lebih lama. Hal ini dapat di lihat pada presentase
perkecambahan dan IKP (indeks percepatan perkecambahan). IKP paling tinggi adalah
pada perendaman 3 jam yaitu 46,5 dan terendah perendaman 0 jam dengan IKP 39,5.

L. Hasil Analisis Data


Perendaman biji bayam hijau sangat mempengaruhi cepat lambat pertumbuhan
kecambah. Sebab air dapat mempengaruhi lapisan kulit dari biji yang menyebabkan
pertumbuhan akar menjadi lebih cepat dibandingkan dengan biji yang tidak direndam
sebelumnya.
Hal ini disebabkan oleh karena permulaan fase perkecambahan ini ditandai dengan
penghisapan air (imbibisi) kemudian terjadi pelunakan kulit biji sehingga terjadi hidratasi
protoplasma. Jadi jika memperoleh banyak air, maka air diserap untuk pelunakan kulit
biji sehingga dapat menunjang proses pertumbuhan kecambah yang lebih cepat.
Pada tanaman, pertumbuhan dimulai dari proses perkecambahan biji.
Perkecambahan dapat terjadi pabila kandungan air dalam biji semakin tinggi karena
masuknya air ke dalam biji melalui proses imbibisi. Apabila proses imbibisi sudah
optimal, dimulailah perkecambahan, atau dapat diartikan sebagai dimulainya proses
pertumbuhan embrio dari benih yang sudah matang (Dwidjoseputro, 1991).
Biji dapat berkecambah bila tersedia faktor-faktor pendukung selama terjadinya
proses perkecambahan. Perkembangan benih diperngaruhi oleh faktor dalam (internal)
dan faktor luar (eksternal), faktor tersebut seperti keadaan biji, permeabiltas kulit biji, dan
tersedianya air di sekeliling biji. Jika ketiga faktor tersebut tidak mendukung biji untuk
melakukan perkecambahan, maka biji memiliki kemampuan untuk mengundurkan fase
perkecambahannya yang disebut dengan dormansi. Peranan hormon tumbuh di dalam biji
yang mengalami dormansi adalah dapat menstimulasi sintesis ribonuklease, amilase, dan
protease di dalam biji (Lovless, 1987).
Perendaman biji dengan waktu 3 jam menjadi IKP tertinggi dan bukan pada
perendaman 4 jam menurut kami dikarenakan beberapa faktor yang tidak terkontrol
seperti jenis/kandungan air yang ada dalam air yang digunakan sebagai perendaman.
Selain itu juga faktor cahaya ataupun bibit yang digunakan pada perendaman 4 jam
mungkin masih lebih bagus pada perendaman ke 3.
M. Kesimpulan
- Lama perendaman biji bayam hijau dalam air berpengaruh dalam kecepatan
pertumbuhan dan presentase perkecambahan.
- Perkecambahan yang paling tinggi terjadi pada perendeman 3 jam.

N. Daftar Pustaka
Astawan, Made. 2009. Sehat Dengan Hidangan Kacang Dan Biji-bijian. Jakarta: Penebar
Swadaya.
Dwidjoseputro. 1992. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta: Gramedia.
Elevitch C.R., H.I. Manner, 2006. Species Profiles for Pacific Island Agroforestry:
Artocarpus heterophyllus (jackfruit). In: Traditional Trees of Pacific Islands: their
culture, environment and use (C.R. Elevitch, ed.), www.traditionaltree.org, 1–17.
Krisnawati, Haruni, Maarit Kallio, Markku Kanninen. 2011. Aleurites moluccana (L.)
Willd.: Ekologi, Silvikultur dan Produktivitas. Bogor: Center of International
Forestry Research
Linda. 2018. Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan. Yogyakarta: Deepublish.
Sutopo, L. 2002. Teknologi Benih (edisi revisi). Fakultas Pertanian Univ Brawijaya.
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
O. Lampiran

saat penanaman biji bayam dalam media kapas

Pada hari petama keping yang sudah mulai berkecambah


bahkan sudah ada beberapa biji yang sudah keluar daunnya.

Pada hari ke 2 sudah mulai banyak yang tumbuh tunas nnya

Pada hari ke 3 pada perendaman ke 4 sudah mulai terlihat


dewasa banget wessan .

Anda mungkin juga menyukai