Anda di halaman 1dari 15

Laporan Praktikum Fisiologi Tumbuhan

Pengaruh Perendaman Biji Dalam Air Terhadap Perkecambahan

Oleh
Nilam Cahya Ningrum 17030244048

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA

2018
A. RUMUSAN MASALAH
Bagaimana pengaruh lama perendaman biji dalam air terhadap
perkecambahan biji?

B. TUJUAN PERCOBAAN

Untuk mengetahui pengaruh lama perendaman biji dalam air terhadap


perkecambahan biji.

C. HIPOTESIS
H1 : Terdapat pengaruh lama perendaman biji dalam air terhadap
perkecambahan biji.
H0 : Tidak terdapat lama perendaman biji dalam air terhadap
perkecambahan biji.

D. KAJIAN PUSTAKA

Biji merupakan rantai penyambung yang hidup antara induk dan


keturuannya merupakan alat penyebaran yang utama. Biji seringkali harus
bertahan untuk melawan lingkungan yang ekstrim (keadaan beku, api
banjir, atau dimakan hewan) selama menunggu kondisi yang
menguntungkan bagi perkecambahan dan pertumbuhan. Secara biologis
suatu biji adalah bakal biji yang masak dan telah dibuahi (Dwijoseutro,
1994).

Definisi perkecambahan menurut seorang analis biji yaitu sebagai


suatu perubahan morfologis, seperti penonjolan akar, lembaga (radikula)
tetapi bagi seorang petani, perkecambahan adalah munculnya
semai. Secara tehnis, perkecambahanadalah permulaan munculnya pertum
bhan aktif yang menghasilkan pecahnya kulit biji dan munculnya semai
(Santoso, 1990).
Pada perkecambahan meliputi peristiwa-peristiwa fisiologi dan
morfologi,sebagai berikut :

a. imbibisi dan absorpsi air


b. hidrasi jaringan
c. absorpsi oksigen
d. pengaktifan ezim dan penceraan
e. trasport molekul yang dihidrolisis ke sumbu embrio
f. peningkatan respirasi dan asimilasi
g. inisiasi pembelahan dan pembesaran sel
h. munculnya embrio

Pada pertumbuhan suatu embrio, awal mula pertumbuhan akar


lembaga (radikula) lebih cepat daripada pucuk lembaga (plumula) dan
umumnya radikula pertama munculdari kulit biji yang pecah. Berat kering
pada pucuk melampaui berat kering akar dalam waktu beberapa hari. Berat
keseluruhan semai mengalami kemunduran dalam waktu kira-kira 10 hari
karena hilangnya respirasi. Suatu urutan pertumbuhan
dengan pertumbuhan akar mendahului pertumbuhan pucuk. Tampaknya m
enguntungkan bagi kelangsungan hidup suatu semai (Dwijoseputro, 1994).

Biji yang masak viable (terkecambahkan) sebelum berpisah atau


saat berpisah dengan tumbuhan induknya, tetapi biji tersebut mungkin
tidak dapat dikecambahkan (mampu berkecambah dengan cepat dalam
kondisi,yang,meguntungkan).Bijipada beberapa spesies adalah dorman da
n dapat menjadi dikecambahkan hanya sesudah dikenai kondisi tertentu.
Biji tanaman budidaya adalah viabel dan dorman (yaitu, hidup tetapi tidak
berkecambah karena kondisi lingkungan kurang mendukung
untuk perkecambahan, seperti tidak cukup air atau temperatur yang tidak c
ocok) dan umumnya dapat dikecambahkan apabila dipisahkan dari
tumbuhan induknya (Salisbury, 1995).

Kebanyakan dari biji atau hampir semua spesies liar dan spesies
budidaya makanan ternak tertentu tetap dorman, walaupun kondisinya
menguntungkan bagi perkecambahan. Karena itu germinabilitas dan
viabilitas mungkin berbeda 100% pada populasi biji
yang berbeda. Perkecambahan tidak berlangsung hingga
masa dormansi berlalu, walaupun biji viabel dan germinabel
(dapat dikecambahkan). Pada umumnya viabilitas mengalami penurunan
dan germinabilitas mengalami peningkatan sejalan dengan umur, karena
secara alami terjadi pemecahan faktor-faktor dormansi pada biji (Lovelles,
1999).

Faktor – faktor yang mempengaruhi perkecambahan

1. Air
Air merupakan faktor yang paling penting, karena biji berada
dalam keadaan terdehidrasi. Secara normal biji mengandung sekitar 5-
20% dari berat totalnya danharus menyerap sejumlah air sebelum
perkecambahan dimulai. Tahap
awal perkecambahan adalah pengambilan air dengan cepat yang disebu
t imbibisi (Salisbury, 1995).
Biji yang hidup atau mati mengalami imbibisi air dan
membengkak.Banyaknya air imbibisi tergantung pada komposisi kimia
biji. Protein, getah, dan pektin lebih bersifat koloid dan hidrofilik
dan lebih banyak mengalami imbibisi airdaripada zat tepung. Laju
perkecambahan berlangsung lebih lambat padakelembaban tanah yang
mendekati titik layu. Kandungan air yang kurang dari batasoptimum
biasanya menghasilkan imbibisi sebagian dan memperlambat
ataumenahan perkecambahan. Komposisi medium, khususnya
kandungan zat terlarutmempengaruhi ketersediaan air (Salisbury,
1995).

2. Temperatur atau suhu


Selain imbibisi, proses perkecambahan juga meliputi sejumlah
proseskatabolisme dan anabolisme yang dikendalikan enzim dan
karenanya sangat responsive terhadap temperatur. Temperatur kardinal
(maksimum, minimum, danoptimum) untuk perkecambahan pada
kebanyakan biji tanaman budidaya padadasarnya merupakan
temperatur kardinal untuk pertumbuhan vegetative
yangnormal.temperatur optimum adalah temperatur yang memberikan
persentase perkecambahan yang paling tinggi dalam periode waktu yan
g paling pendek (Salisbury, 1995).
3. Gas
Perkecambahan memerlukan tingkatan O2 yang tinggi kecuali bila
respirasiyang berhubungan dengan hal ini terjadi karena fermentasi.
Kebanyakan spesiesmemberikan respon yang baik terhadap komposisi
udara normal: 20 % O2 0,03 % CO2, dan 80 % N. Penurunan
kandungan O2 udara di bawah 20 % biasanyamenurunkan kegiatan
perkecambahan. Pada beberapa biji dapat berkecambah secaraanaerob,
tetapi hal ini akan menghasilkan kecambah yang
abnormal.Sementara perkecmbahan biji pada kebanyakan spesies berla
ngsung dengan baik padakandungan O2 udara normal atau pada
konsentrasi O2 yang lebih tinggi (Salisbury,1995).
4. Cahaya
Biji membutuhkan cahaya untuk perkecambahan, yang
berpengaruhsebagai pemicu dalam memeahkan macam dormansi. Cah
aya memberikan respon pada perkecambahan biji sama seperti dengan
mekanisme pengendalian proses formatiflainnya seperti pembungaan,
pembentukan pigmen, pemanjangan batang,
dan pelurusan kait hipokotil. Panjang gelombang yang paling efektif u
nutkmenggalakkan dan menghambat perkecambahan bijji berturut-
turut yaitu merah daninfra merah (Dwijoseputro, 1994).
5. Kematangan
Di dalam lingkungan yang menguntungkan sekalipun,
perkecambahan tidakakan terjadi sampai berlangsung tingkat
morfogenesis minimum di dalam biji. Umumnya terjadi perkembangan
yang cukup untuk viabilitas dan
germinabilitas, jauh sebelum biji mengalami pemasakan. Umumnya do
rmansi biji meningkatdengan terjadinya pemasakan biji (Sallisbury,
1995).

E. VARIABEL PENELITIAN
Variabel kontrol : Volume aquades, biji bayam, jumlah biji bayam.
Variabel manipulasi : Waktu perendaman.
Variabel respon : Presentase perkecambahan, nilai IKP.

F. DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL


Dalam praktikum kali ini, variabel kontrolnya ialah jenis biji yaitu
biji bayam, volume aquades untuk setiap cawan petri yang telah dialasi
kapas yaitu sebanyak 15 ml, serta jumlah biji bayam yaitu sebanyak 50 biji
tiap cawan petri.
Variabel manipulasi yang digunakan yaitu waktu perendaman
untuk merendam biji bayam yaitu selama 4 jam, 3 jam, 2 jam, 1 jam, dan 0
jam.
Yang kemudian dihasilkan variabel respon yaitu nilai presentase
perkecambahan dan nilai Indeks Kecepatan Perekecambahan (IKP)
melalui metode perhitungan pada table kemudian dibuat grafik.

G. ALAT DAN BAHAN


Biji bayam 250 butir biji
Aquades 75 ml
Cawan petri 5 buah
Kapas secukupnya
Gelas ukur 1 buah
H. RANCANGAN PERCOBAAN

Biji Bayam

- Rendam selama 4 jam, 3 jam, 2 jam, 1


jam dan 0 jam masing masing 50 biji.

4 jam 3 jam 2 jam 1 jam 0 jam

- Tanam dalam waktu yang bersamaan


pada cawan petri yang sudah dialasi
kapas basah yang telah dituangi
aquades sebanyak 15 ml.
- Tutup cawan petri kemudian simpan di
tempat gelap dan amati setiap hari
berapa jumlah biji yang berkecambah
selama 7 hari.
- Pisahkan biji yang sudah berkecambah
dan sudah dilakukan perhitungan.
- Hari pertama pengamatan dihitung
saat penanaman biji pada cawan petri.
- Buat tabel presentase perkecambahan
dan indeks kecepatan perkecambahan
dari hasil pengamatan anda.
Hasil

I. LANGKAH KERJA
1. Rendam biji bayam selama 4 jam, 3 jam, 2 jam, 1 jam dan tanpa
direndam masing-masing 50 biji.
2. Tanam dalam waktu yang bersamaan pada cawan petri yang sudah
dialasi kapas basah yang telah dituangi aquades sebanyak 15 ml.
3. Tutup cawan petri kemudian simpan di tempat gelap dan amati setiap
hari berapa jumlah biji yang berkecambah selama 7 hari.
Pisahkan biji yang sudah berkecambah dan sudah dilakukan
perhitungan.
4. Hari pertama pengamatan dihitung saat penanaman biji pada cawan
petri.
5. Buat tabel presentase perkecambahan dan indeks kecepatan
perkecambahan dari hasil pengamatan anda.
Jumlah biji yang berkecambah
6. Presentase perkecambahan = x 100%
Jumlah keseluruhan biji
X1 X2 X3 Xn
Indeks kecepatan perkecambahan (IKP) = + + +…+
1 2 3 n
Xn = banyaknya biji yang berkecambah pada hari ke n.

J. RANCANGAN TABEL PENGAMATAN


Tabel 1. Presentase perkecambahan dan IKP biji bayam.
Waktu Jumlah Kecambah Pada Hai Ke- Presentase IKP
Perendaman 1 2 3 4 5 6 7 Perkecambahan
(jam) (%)
4 0 43 7 - - - - 100% 23,833
3 0 40 10 - - - - 100% 23,333
2 0 39 11 - - - - 100% 23,167
1 0 39 11 - - - - 100% 23,167
0 0 23 13 10 - - - 100% 20,333
Grafik 1. Presentase perkecambahan biji bayam.

Presentase perkecambahan biji bayam


120%

100%

80%

60% Lama Waktu Perendaman Biji


Bayam
40%

20%

0%
4 jam 3 jam 2 jam 1 jam 0 jam

Grafik 2. Nilai IKP perkecambahan biji bayam.

nilai Indeks Kecepatan Perkecambahan


25

24

23

22
nilai Indeks Kecepatan
21 Perkecambahan

20

19

18
4 jam 3 jam 2 jam 1 jam 0 jam

K. RENCANA ANALISIS DATA


Pada perendaman biji bayam 4 jam, di hari pertama belum ada biji
yang berkecambah, hari kedua berkecambah sebanyak 43 biji, hari ketiga
berkecambah sebanyak 7 biji. Dalam tiga hari seluruh biji bayam telah
berkecambah. Presentase Perkecambahan sebanyak 100% dan nilai Indeks
Kecepatan Perkecambahan (IKP) adalah 23,833.
Pada perendaman biji bayam 3 jam, di hari pertama belum ada biji
yang berkecambah, hari kedua berkecambah sebanyak 40 biji, hari ketiga
berkecambah sebanyak 10 biji. Dalam tiga hari seluruh biji bayam telah
berkecambah. Presentase Perkecambahan sebanyak 100% dan nilai Indeks
Kecepatan Perkecambahan (IKP) adalah 23,333.
Pada perendaman biji bayam 2 jam, di hari pertama belum ada biji
yang berkecambah, hari kedua berkecambah sebanyak 39 biji, hari ketiga
berkecambah sebanyak 11 biji. Dalam tiga hari seluruh biji bayam telah
berkecambah. Presentase Perkecambahan sebanyak 100% dan nilai Indeks
Kecepatan Perkecambahan (IKP) adalah 23,167.
Pada perendaman biji bayam 1 jam, di hari pertama belum ada biji
yang berkecambah, hari kedua berkecambah sebanyak 39 biji, hari ketiga
berkecambah sebanyak 11 biji. Dalam tiga hari seluruh biji bayam telah
berkecambah. Presentase Perkecambahan sebanyak 100% dan nilai Indeks
Kecepatan Perkecambahan (IKP) adalah 23,167.
Pada perendaman biji bayam 0 jam, di hari pertama belum ada biji
yang berkecambah, hari kedua berkecambah sebanyak 23 biji, hari ketiga
berkecambah sebanyak 13 biji, hari keempat berkecambah sebanyak 10
biji. Dalam empat hari seluruh biji bayam telah berkecambah. Presentase
Perkecambahan sebanyak 100% dan nilai Indeks Kecepatan
Perkecambahan (IKP) adalah 20,333.

L. HASIL ANALISIS DATA


Pada percobaan ini, biji yang direndam lebih lama, 4 jam, memiliki
persentase perkecambahan dan Indeks Kecepatan Perkecambahan (IKP) ya
ng lebih besar dibandingkan dengan biji yang direndam selama 3 jam, 2
jam, 1 jam dan 0 jam. Hal tersebut disebabkan oleh, semakin lama biji
direndam, makasemakin besar masuknya air ke dalam endosperma biji.
Perendaman biji dalam air mengakibatkan kulit biji lembab dan lebih
lunak memungkinkan pecah dan robek sehingga perkembangan embrio
dan endosperm lebih cepat terjadi, serta untukmemberikan fasilitas
masuknya oksigen (larut dalam air) kedalam biji. Selain
itu,air juga berfungsi mengencerkan protoplasma sehingga dapat mengakti
fkan berbagaifungsinya serta sebagai alat transport larutan makanan dari
endosperm atau kotiledon ke titik tumbuh, dimana akan terbentuk
protoplasma baru.
Perkecambahan dimulai dari masuknya air kedalam sel-sel biji,
atau,disebut proses imbibisi. Proses ini merupakan proses fisika. Imbibisi
menyebabkan enzim-enzim dalam biji dapat bekerja. Bekerjanya enzim
merupakan proses kimia. Pada saatair diserap oleh biji maka enzim
amilase yang ada pada biji dapat bekerja memecahtepung menjadi
maltosa, selanjutnya maltosa dihidrolisis oleh maltase menjadiglukosa.
Saat proses ini berlangsung, protein juga dipecah menjadi berbagai
macamasam amino. Senyawa glukosa masuk ke dalam proses
metabolisme dan dipecahmenjadi energi atau diubah menjadi senyawa
karbohidrat yang menyusun strukturtubuh. Berbagai macam asam amino
yang terbentuk nantinya akan dirangkai
menjadi protein yang berfungsi untuk menyusun enzimenzim baru. Sedang
kan asam lemak terutama dipakai untuk menyusun membrane sel.
Air yang diserap oleh biji akan mempercepat proses metabolisme
dalam biji, karena air dibutuhkan tumbuhan sebagai pelarut bagi
kebanyakan reaksi di dalam tubuh tumbuhan dan dipakai sebagai medium
reaksi enzimatis, sehingga proses metabolisme yang terjadi dalam
biji yang direndam lebih lama akan berlangsung lebih cepat dan
menyebabkan perkecambahan biji juga akan lebih cepat dan lebih efisien.
Sebaliknya pada biji yang tidak direndam, kulit biji menjadi keras
sehingga proses perkembangannya menjadi lambat. Keberadaan air bagi
biji akan mengimbibisi dinding sel biji dan menentukan turgor sel sebelum
membelah. Biji dapat diketahui berkecambah jika yang pertama muncul
dari biji tersebut adalah radikula (akar lembaga) yang berasal dari kulit biji
yang pecah akibat pembengkakan biji setelah biji mengalami proses
imbibisi.
Air berpengaruh terhadap kecepatan reaksi biokimia dalam sel
yang berhubungan dengan kerja enzim. Perkecambahan memerlukan suhu
yang tepat untukaktivitas enzim, sehingga dalam percobaan ini diletakkan
pada tempat gelap. Keadaan gelap berpengaruh terhadap bentuk luar dan
laju perpanjangan. Tumbuhan yang diletakkan di tempat gelap akan
tumbuh lebih cepat daripada yang ditempatkan ditempat yang terkena
cahaya. Hal ini dilakukan untuk menjaga intensitas cahaya yang diterima
tumbuhan agar pertumbuhan berlangsung dengan baik. Salah satu faktor
dalam yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman
adalah hormon tumbuhan.
Kadar air dalam sel berpengaruh terhadap
pembentukan hormon, sehingga biji cabe yang direndam selama 4
jam akan lebih cepat berkecambah, akibatnya nilai IKP tinggi. Sebaliknya
dengan biji bayam yang direndam selama 0 jam memiliki nilai IKP yang
rendah.
Perkecambahan memerlukan suhu yang tepat untuk proses aktivasi
enzim.Perkecambahan tidak dapat berlangsung dalam suhu yang tinggi,
karena suhu yang tinggi dapat merusak enzim. Perkecambahan umumnya
berlangsung baik dalam keadaan gelap, karena proses ini membutuhkan
hormon auksin dan hormon ini mudah mengalami kerusakan pada
intensitas cahaya tinggi. Jika sudah terjadi perkecambahan maka tahap
selanjutnya adalah pembentukan akar, batang dan daun. Pada
ujung akar dan ujung batang terdapat sel-sel meristem yang dapat
berdiferensiasi menjadi sel-sel yang memiliki struktur danfungsi yang
khusus. Aktivitas meristem sel menyebabkan batang dan akar tumbuh
memanjang.

M. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis data, dapat disimpulkan bahwa semakin lama
perendaman dalam air maka Indeks Kecepatan Perekecambahan semakin
cepat. Dalam hal ini, imbibisi air sangat berpengaruh pada
perkecambahan. Selain itu, terdapat pula faktor lain selain air yang
mempengaruhi perkecambahan, diantaranya yaitu suhu, gas cahaya dan
kematangan.

DAFTAR PUSTAKA

Dwijoseputro. D. 1994. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta: Gramedia


Pustaka Tama.Kimball,

Santoso. 1990. Fisiologi Tumbuhan. Yogyakarta: UGM Press.

Sallisbury dan Ross. 1995. Fisiologi Tumbuhan. Bandung: ITB Press.

Lovelles, A. R. 1999. Prinsip-prinsip Biologi Tumbuhan untuk Daerah


Tropik. Jakarta: PT.Gramedia Indonesia
LAMPIRAN

Biji Bayam yang ditanam dalam cawan petri

Perendaman 4 jam Perendaman 3 jam Perendaman 2 jam

Perendaman 1 jam Perendaman 0 jam Perendaman 3 jam


berkecambah
senyak 40 biji
pada hari ke-2
Perendaman 2 jam
sebanyak 39 biji
berkecambah pada
hari ke-2

Anda mungkin juga menyukai