PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Semua tumbuhan mampu berfotosintesis karena memiliki seperangkat pigmen
fotosintesis yang dibutuhkan. Salah satu jenis pigmen sangat penting pada perangkat
fotosintesis adalah klorofil. Dalam kenyataan yang dapat kita lihat, terdapat perbedaan
intensitas warna daun baik pada antar jenis tumbuhan maupun umur daun. Pada jenisjenis tumbuhan tertentu bahkan memiliki daun beraneka warna.
Daun merupakan salah satu organ tumbuhan yang tumbuh dari batang,
umumnya berwarna hijau dan memiliki kloroplas yang berfungsi sebagai
penangkap energi dari
Kloroplas merupakan
bagian dari daun, dan juga terdapat pada semua bagian tumbuhan yang berwarna
hijau,
belum
matang.
Di
dalam
kloroplas
C. Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah:
Mengukur kadar klorofil berbagai daun dari suatu tanaman dengan umur yang
berbeda-beda.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Tumbuhan menangkap cahaya menggunakan pigmen yang disebut klorofil. Pigmen
inilah yang memberi warna hijau pada tumbuhan. Klorofil terdapat dalam organel yang
disebut kloroplas. klorofil menyerap cahaya yang akan digunakan dalam fotosintesis.
Meskipun seluruh bagian tubuh tumbuhan yang berwarna hijau mengandung kloroplas,
namun sebagian besar energi dihasilkan di daun. Di dalam daun terdapat lapisan sel yang
disebut mesofil yang mengandung setengah juta kloroplas setiap milimeter perseginya.
Cahaya akan melewati lapisan epidermis tanpa warna dan yang transparan, menuju mesofil,
tempat terjadinya sebagian besar proses fotosintesis. Permukaan daun biasanya dilapisi oleh
kutikula dari lilin yang bersifat anti air untuk mencegah terjadinya penyerapan sinar matahari
ataupun penguapan air yang berlebihan (Salisbury, 2000).
Fotosintesis pada Tumbuhan
.
dari senyawa anorganik. Tumbuhan menggunakan karbon dioksida dan air untuk
menghasilkan gula dan oksigen yang diperlukan sebagai makananya. Energi untuk
menjalankan proses ini berasal dari fotosintesis.
Persamaan reaksi yang menghasilkan glukosa berikut ini:
12H2O + 6CO2 + cahaya
Glukosa dapat digunakan untuk membentuk senyawa organik lain seperti selulosa dan
dapat pula digunakan sebagai bahan bakar. Proses ini berlangsung melalui respirasi seluler
yang terjadi baik pada hewan maupun tumbuhan. Secara umum reaksi yang terjadi pada
repirasi seluler berkebalikan dangan persamaan di atas. Pada repirasi, gula (glukosa) dan
senyawa lain akan bereaksi dangan oksigen untuk menghasilkan karbon.
Proses penangkapan cahaya matahari bereaksi dengan klorofil, dan memecah air
menjadi komponen dasarnya. Reaksi ini mengeluarkan oksigen, dan yang jauh lebih penting
ialah bahwa reaksi ini memuati dua koenzim, yang satu dengan energi kimia dan yang lain
dengan hidrogen.
grana. Klorofil terdapat pada membran tilakoid dan pengubahan energi cahaya menjadi
energi kimia berlangsung dalam tilakoid, sedang pembentukan glukosa sebagai produk akhir
fotosintesis berlangsung di stroma.
Pada tumbuhan, organ utama tempat berlangsungnya fotosintesis adalah daun. Namun
secara umum, semua sel yang memiliki kloroplas berpotensi untuk melangsungkan reaksi ini.
Di organel inilah tempat berlangsungnya fotosintesis, tepatnya pada bagian stroma. Hasil
fotosintesis (disebut fotosintat) biasanya dikirim ke jaringan-jaringan terdekat terlebih
dahulu.
Pada dasarnya, rangkaian reaksi fotosintesis dapat dibagi menjadi dua bagian utama:
reaksi terang (tidak memerlukan cahaya) dan reaksi gelap (tidak memerlukan cahaya tetapi
memerlukan karbon dioksida).
Reaksi Terang
Reaksi terang adalah proses untuk menghasilkan ATP dan reduksi NADPH2. Reaksi
ini memerlukan molekul air. Proses diawali dengan penangkapan foton oleh pigmen sebagai
antena.
Pigmen klorofil menyerap lebih banyak cahaya terlihat pada warna biru (400-450
nanometer) dan merah (650-700 nanometer) dibandingkan hijau (500-600 nanometer).
Cahaya hijau ini akan dipantulkan dan ditangkap oleh mata kita sehingga menimbulkan
sensasi bahwa daun berwaran hijau. Fotosintesis akan menghasilkan lebih banyak energi pada
gelombang cahaya dengan panjang tertentu. Hal ini karena panjang gelombang yang pendek
menyimpan lebih banyak energi.
Di dalam daun, cahaya akan diserap oleh molekul klorofil untuk dikumpulkan pada
pusat-pusat reaksi ( Loveless, 1991). Tumbuhan memilki dua jenis pigmen yang berfungsi
aktif sebagai pusat reaksi atau fotosistem yaitu fotosistem II dan fotosistem I. Fotosistem II
terdiri atas molekul klorofil yang menyerap cahaya dengan panjang gelombang 680
nanometer, sedangkan fotosistem I menyerap cahaya dengan panjang gelombang 680
nanometer. Kedua fotosistem ini akan bekarja secara simultan dalan fotosintesis, seperti dua
baterai dalam senter yang bekerja saling memperkuat.
Fotosintesis dimilai ketika cahaya mengionisasi molekul klorofil pada fotosistem II,
membuatnya melepaskan elektron yang akan ditransfer sepanjang rantai transport elekton.
Energi dari elektron ini akan digunakan untuk fotofosforilasi yang menghasilkan ATP, satuan
pertukaran sel dalam energi. Reaksi ini menyebabkan fotosistem II mengalami defisit atau
kekurangan elektron yang harus segera diganti. Pada tumbuhan dan alga, kekurangan
elektron ini dipenuhi oleh elektorn dari hasil ionisasi air yang terjadi bersamaan dengan
ionisasi klorofil. Hasil ionosasi air ini adalah elektron dan oksigen.
Oksigen dari proses fotosintesis hanya dihasilkan dari air, bukan dari karbon dioksida.
Pendapat ini pertama kali diunhkapkan oleh C.B Van Neil yang mempelajari bakteri
fotosintetik pada tahun 1930-an. Bakteri fotosintetik, selain sianobakteri, menggunakan tidak
menghasilkan oksigen karena menggunakan ionisasi sulfida atau hidrogen.
Pada saat yang sama dengan ionisasi fotosistem II, cahaya juga mengionisasi
fotosistem I,, melepaskan elektron yang ditransfer sepanjang rantai transport elekton yang
akhirnya mereduksi NADP menjadi NADPH.
Reaksi Gelap
ATP dan NADPH yang dihasilkan dalam proses fotosintesis memicu berbagai proses
biokimia. Pada tumbuhan, proses biokimia yang terpicu adalah siklus Calvin yang mengikat
karbon dioksida untuk membentuk ribulosa (dan kemudian menjadi gula seperti glukosa).
Reaksi ini disebut reaksi gelap karena tidak bergantung pada ada tidaknya cahaya sehingga
dapat terjadi meskipun dalam keadaan gelap (tanpa cahaya).
6. Karbohidrat
Pada tumbuhan, karbohidrat dalam bentuk gula digunakan untuk proses pembentukan
klorofil pada daun-daun yang sedang tumbuh.
7. Garam-garam mineral dan unsur hara.
klorofil a
klorofil b
klorofil total
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang kami lakukan adalah termasuk penelitian eksperimental
karena menggunakan beberapa variabel antara lain variable manipulasi, variable kontrol
dan variable respon.
B. Variabel-Variabel Penelitian
Variabel Kontrol
Variabel Respon
Pipet tetes.
Gelas ukur.
Lumpang porselin.
kertas saring.
Spectrofotometer.
Bahan :
Alcohol 95%.
D. Langkah Kerja
1. Menimbang satu gram daun yang masih segar, kemudian memotongnya kecil-kecil.
2. Menggerus potongan-potongan daun tersebut di dalam lumpang porselin hingga
halus.
3. Mengekstraksi gerusan daun tersebut dengan menggunakan 20 ml alkohol 95%.
4. Menyaring ekstrak tersebut dengan menggunakan kertas saring sampai volume akhir
filtrat mencapai 25 ml. Jika volume filtrat kurang dari 20 ml ditambahkan kembali
alkohol 95%.
5. Mengukur kadar filtrat klorofil dengan menggunakan spectrophotometer pada panjang
gelombang 649 nm dan 665 nm. Sebelum pengukuran perlu dikalibrasi terlebih
dahulu. Larutan yang digunakan sebagai pelarut untuk kalibrasi adalah alkohol 95%.
Catat nilai absorbansi (Optical Density) larutan tersebut.
6. Kadar klorofil a, kadar klorofil b, dan kadar klorofil total dapat dihitung dengan
rumus dari Wintermans dan de Mots sebagai berikut:
- klorofil a
- klorofil b
- klorofil total
7. Mencatat data kadar klorofil berbagai daun pada umur yang berbeda.
E. Alur Kerja
1 gram Daun
Muda
1 gram Daun
Setengah Tua
1 gram Daun
Tua
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Tabel Hasil Pengukuran Kadar Klorofil
No.
1.
2.
3.
4.
Nama Tumbuhan
Bougenvil
Bunga Sepatu
Cabe
Belimbing
Klorofil
Usia
a (mg/l)
Total
(mg/l)
b (mg/l)
Muda
8,586
9,84
18,49
Setengah Tua
29,81
75,75
105,79
Tua
32,55
74,21
107,01
Muda
9,022
18,62
27,71
Setengah Tua
24,684
50,43
75,3
Tua
24,326
57,4
81,91
Muda
15,6456
26,517
42,28
Setengah Tua
23,384
45,52
69,08
Tua
29,378
66,97
96,57
Muda
7,722
17,06
22,8
Setengah Tua
22,084
48,985
37,665
Tua
31,402
79,37
111,01
35
30
29,81
24,684
25
23,384
22,084
20
15
10
15,6456
5
9,022
8,586
32,55
7,722
24,326
29,378
31,402
Bougenvil
Keterangan: X = usia daun
Y = kadar klorofil
Bunga Sepatu
= Muda
= Setengah Tua
Cabe
Belimbing
= Tua
90
80
75,75
70
60
50,43
50
48,985
45,52
40
30
20
10
26,517
18,62
9,84
74,21
57,4
66,97
17,06
79,37
0
Bougenvil
Bunga Sepatu
Cabe
Belimbing
= Muda
= Setengah Tua
= Tua
120
105,79
100
75,3
80
69,08
60
37,665
40
42,28
20
18,49
27,71
107,01
81,91
96,57
22,8
111,01
0
Bougenvil
Keterangan: X = usia daun
Y = kadar klorofil
Bunga sepatu
Cabe
= Muda
= Setengah Tua
Belimbing
= Tua
120
100
80
66,97
60
45,52
40
26,517
20
15,6456
29,378
23,348
42,48
69,08
96,57
0
Muda
Keterangan: X = usia daun
Y = kadar klorofil
Setengah Tua
= Klorofil a
= Klorofil b
Tua
= Klorofil total
B. Analisis Data
Berdasarkan data hasil percobaan di atas, dapat diambil suatu analisis bahwa
daun tanaman dari jenis yang berbeda memiliki kadar klorofil daun yang berbeda.
Kadar klorofil daun juda berbanding lurus dengan usia daun, artinya semakin tua usia
daun, maka kandungan klorofil juga semakin tinggi. Hal ini terlihat pada semua data.
Pada daun Bugenvil, kadar klorofil pada daun muda,setengah tua, dan tua, berturutturut adalah 18,49 mg/l , 105,79 mg/l , 107,01 mg/l. Pada daun Bunga Sepatu kadar
klorofil pada daun muda,setengah tua, dan tua, berturut-turut adalah 27,71 mg/l , 75,3
mg/l dan 81,91 mg/l. Pada daun Cabe kadar klorofil pada daun muda,setengah tua
42,28 mg/l, 69,08 mg/l, dan 96,57 mg/l. Pada daun Belimbing kadar klorofil pada
daun muda,setengah tua 37,665 mg/l , 22,8 mg/l, dan 111,01 mg/l.
Pada daun cabe, kadar klorofil a dan b juga meningkat seiring dengan
bertambahnya usia daun. Hal ini ditinjukkan oleh data hasil pengukuran kadar
klorofil, yaitu pada daun muda, setengah tua, dan tua kadar klorofil a berturut-turut
adalah 15,6456 mg/l, 23,384 mg/l, dan 29,378 mg/l. Sedangkan kandungan klorofil b
pada daun muda, setengah tua, dan tua berturut-turut adalah 26,517 mg/l, 45,52 mg/l,
dan 66,97 mg/l. Kadar klorofil total pada daun cabe juga berbanding lurus dengan usia
daun. Hal ini ditunjukkan melalui data kadar klorofil total daun muda, yaitu 42,28
mg/l, setengah tua, yaitu 69,08 mg/l, dan daun tua, yaitu 96,57 mg/l. Semakin tua usia
daun, maka kandungan klorofil daun juga semakin tinggi.
C. Pembahasan
Berdasarkan analisis data diatas dapat diketahui bahwa terdapat factor yang
mempengaruhi kadar klorofil pada daun. Pada setiap jenis daun mempunyai kadar
klorofil yang berbeda, walaupun daun-daun tersebut dalam satu tumbuhan. Salah satu
factor yang berpengaruh adalah umur daum, yakni makin tua umur daun makin
banyak kadar klorofilnya. Namun pernyataan tersebut kadang juga tidak berlaku,
karena juga terdapat daun yang kadar klorofilnya menurun seiring dengan
pertambahan usia daun. Adapun factor lain yang memepengaruhi kandungan kadar
klorofil adalah pigmen warna lain yang dominant pada masing-masing daun, seperti
karoten dan xantofil.
Semakin tua umur daun, maka semakin banyak pula kadar klorofilnya. Namun
keadaan itu meningkat pada keadaan tertentu. Misalkan pada daun yang makin tua
usianya maka daun tersebut berwarna makin hijau. Hal ini menandakan kandungan
klorofilnya meningkat karena klorofil memantulkan warna hijau dari sinar tampak
dari sinar matahari. Namun pada beberapa daun, makin tua usianya, warna daun tidak
hijau melainkan menjadi berwarna kuning. Peristiwa ini disebabkan oleh adanya
pigmen lain yaitu karoten dan xantofil yang pertumbuhannya lebih dominant pada
umur tertentu atau pada daun tersebut klorofilnya mengalami klorosis karena
kekurangan mineral.
Pada daun puring, kandungan klorofilnya tidak tetap seiring pertambahan umur
daun. Hal ini mungkin disebabkan karena adanya pigmen lain yang lebih dominant
pertumbuhannya dibandingkan klorofil, yakni karoten dan xantofil yang memberi
warna kuning dan merah. Karena secara morfologi, daun puring memiliki warna
merah dan kuning. Jadi dapat diketahui daun puring memiliki pigmen lain selain
klorofil yang lebih dominant.
Beberapa factor lain yang mempengaruhi kadar klorofil adalah suhu,
kelembaban dan cahaya. Factor cahaya erat kaitannya dengan letak daun yang
terdedah atau ternaung. Pada daun yang terdedah jika pencahayaan dengan intensitas
cahaya yang tinggi, maka klorofil bisa rusak sehingga daun akan membentuk
karotenoid (karoten dan xantofil) yang banyak untuk melindungi klorofil dari
kerusakan, sehingga kadar klorofil daun tersebut lebih rendah daripada karotenoid.
Pada daun yang ternaung, intensitas cahayanya rendah, sehingga kadar klorofil lebih
tinggi daripada karotenoid. Hal ini bertujuan untuk mendapatlan cahaya sebanyakbanyaknya dan memaksimalkan penggunaan jumlah cahaya yang sedikit tersebut.
D. Diskusi
1. Jelaskan mengapa kadar klorofil daun pada berbagai umur berbeda. Kemukakan
pendapat dengan memberikan teori yang mandukung.
Jawab :
Penyebab adanya perbedaan jumlah klorofil pada umur berbeda adalah daun yang
masih muda atau pucuk belum berfungsi sebagai organ fotosistesis (jika sudah
berfungsi sebagai organ fotosintesis maka fotosintesis yang terjadi kemungkinan
belum sempurna begitu pula jumlah klorofil yang adapun belum sempurna). Daun
muda atau setengah tua yang masih dalam masa pertumbuhan dan kadar klorofilnya
juga belum sempuna pembentukannya hal ini juga berkaitan dengan berkas
pengangkut yang terbentuk. Berkas pengangkut pada daun muda baru terbentuk
didaun nomor 2 (floem), sedangkan daun nomor 3 (floem dan xylem) baru terbentuk.
Selain sebab diatas, menurut Sistak (1981), sejalan dengan pertumbuhan daun
kemampuannya untuk berfotosintesis juga meningkat sampai daun berkembang
penuh, peningkatan ini juga diikuti dengan peningkatan kadar klorofil sampai pada
titik maksimum. Setelah mencapai titik maksimum maka kemampuan berfotosintesis
dan jumlah klorofil lebih banyak daripada daun muda sampai titik maksimal juga,
setelah mencapai titik ini maka daun menjadi kuning (yang hampir mati) dan tidak
mampu berfotosintesis karena rusaknya klorofil dan hilangnya fungsi kloroplas.
Karena sebab-sebab inilah maka kadar klorofil daun pada berbagai umur berbeda.
2. Jelaskan fungsi klorofil di dalam fotosintesis.
Jawab :
Fungsi klorofil adalah sebagai pigmen yang utama dalam menangkap cahaya dan
sebagai pengembali sinar dalam gelombang yang berlainan. Dalam suatu proses
fotosintesis diperlukan juga pigmen fotosintesis (klorofil) dan proses fotosintesis
hanya dapat berlangsung pada sel yang memiliki pigmen fotosintesis.
3. Manakah di antara tumbuhan terdedah dan ternaung (pada spesies yang sama) yang
memiliki jumlah klorofil terbesar ? Mengapa demikian ?
Jawab :
Jumlah jumlah klorofil terbesar berada pada daun yang ternaung karena memiliki
ukuran yang relatif tebal serta membentuk sel polisade yang lebih panjang. Pada daun
yang ternaung memilki protein stroma yang lebih sedikit daripada daun yang
terdedah. Sehingga ternaung menggunakan energi lebih banyak untuk menghasilkan
pigmen yang mampu menggunakan semua cahaya dalam jumlah terbatas.
.
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan hasil praktikum di atas dapat disimpulkan bahwa:
Umur pada daun mempengaruhi jumlah klorofil yang dihasilkan yaitu daun yang lebih
tua memiliki jumlah klorofil yang relatif lebih banyak daripada daun yang berumur
lebih muda. Dan warna pada daun juga mempengaruhi jumlah klorofil yang ada
makin hijau warna daun maka kadar klrofilnya juga makin banyak.
B. Saran
Pada pratikum ini dugunakan alkohol dengan konsentrasi tinggi, sehingga praktikan
menyarankan pada praktikan lain yang akan melakukan praktikum sejenis aga:
-
Segera tutup Erlenmeyer atau gelas ukur yang berisi alkohol 95%, agar
volume alkohol tidak cepat menyusut, karena alkohol mudah menguap.
Ambilah alakohol 95% leboh dari 100 ml untuk berjaga-jaga apabila volume
ektrak daun kurang dai 100 ml.
Apabila ekstrak daun sudah didapat, segera tutup wadah ekstrak tersebut, agar
ekstrak tidak menguap.
DAFTAR PUSTAKA
Loveless, A.R. 1991. Prinsip-Prinsip Biologi Tumbuhan untuk Daerah Topik. Jakarta : PT
Gramedia Pustaka Utama.
Rahayu, Yuni Sri dan Yuliani. 2014. Petunjuk Praktikum Fisiologi Tumbuhan. Surabaya:
Laboratorium Fisiologi Tumbuhan Jurusan Biologi FMIPA Unesa.
Salisbury, B. Frank. 2000. Fisiologi Tumbuhan Jilid 2. Bandung : ITB Press.
Sasmitahardja, Dradjat, dkk. 1997. Fisiologi Tumbuhan. Bandung : Depdikbud
LAMPIRAN
Daun Cabe Muda