Anda di halaman 1dari 8

RESPIRASI DAN PERTUMBUHAN KECAMBAH KACANG HIJAU

LAPORAN PRAKTIKUM

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Fisiologi Tumbuhan

yang dibina oleh Dr. Betty Lukiati, M.S

Disusun oleh:

Kelompok 1 / Offering G

Biologi 2016

Riris Novia Azemi (160342606286)

The Learning University

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

JURUSAN BIOLOGI

OKTOBER 2017
A. TOPIK
Respirasi dan Pertumbuhan Kecambah Kacang Hijau

B. TUJUAN
1. Untuk mengetahui proses respirasi pada kecambah.
2. Untuk mengetahui laju kecepatan respirasi pada kecambah.
3. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi laju kecepatan respirasi
kecambah.

C. HASIL PENGAMATAN

Volume HCl yang dibutuhkan Rata-rata Jumlah CO2


Perlakuan Jumlah HCl Hasil Respirasi
Titrasi ke- 1 Titrasi ke- 2 (ml) (L)
(ml) (ml)
Kulkas (P) 26,55 35,75 31,15 0,003326368
Pendingin (K) 37,5 37,5 37,75 0,003002136752

Suhu (P) 22,5 27,5 25 0,005769230769


Kamar (K) 41,2 41,2 41,2 0,002256410256

Inkubator (P) 20 19,2 19,6 0,008002735043


(K) 43 43 43 0,001842735043

D. ANALISIS DATA
a. Kulkas Pendingin (P)
A grol 45 ml KOH = 0,5 x 45 = 0,0225
1000
B grol = 0,5 x 31,15 = 0,015575
1000
C grol = A – B = 0,0225 – 0,015575 = 0,006925
D grol = 0,5 x C = 0,5 x 0.006925 = 0,0034625
V1 = 22,4
(x+237) 273
V1 = 22,4 x 281 x 0,0034625 = 0,07983282 L (E)
273
Volume CO2 respirasi tiapjam = E = 0,07983282 = 0,003326368 L
24 24

b. Kulkas Pendigin (K)


A grol 50 ml KOH = 0,5 x 50 = 0,025
1000
B grol = 0,5 x 37,5 = 0,01875
1000
C grol = A – B = 0,025 – 0,01875 = 0,00625
D grol = 0,5 x C = 0,5 x 0.00625 = 0,003125
V1 = 22,4
(x+237) 273
V1 = 22,4 x 281 x 0,003125 = 0,072051282 L (E)
273
Volume CO2 respirasi tiapjam = E = 0,072051282 = 0,003002136752 L
24 24

c. Suhu Kamar (P)


A grol 50 ml KOH = 0,5 x 50 = 0,025
1000
B grol = 0,5 x 27,5 = 0,01375
1000
C grol = A – B = 0,025 – 0,01375 = 0,01125
D grol = 0,5 x C = 0,5 x 0.01125 = 0,005625
V1 = 22,4
(x+237) 273
V1 = 22,4 x 300 x 0,005625 = 0,138461538 L (E)
273
Volume CO2 respirasi tiapjam = E = 0,138461538 = 0,005769230769 L
24 24

d. Suhu Kamar (K)


A grol 50 ml KOH = 0,5 x 50 = 0,025
1000
B grol = 0,5 x 41,2 = 0,0206
1000
C grol = A – B = 0,025 – 0,0206 = 0,0044
D grol = 0,5 x C = 0,5 x 0.0044 = 0,0022
V1 = 22,4
(x+237) 273
V1 = 22,4 x 300 x 0,0022 = 0,054153846 L (E)
273
Volume CO2 respirasi tiapjam = E = 0,054153846 = 0,002256410256 L
24 24

e. Inkubator (P)
A grol 50 ml KOH = 0,5 x 50 = 0,025
1000
B grol = 0,5 x 19,6 = 0,0098
1000
C grol = A – B = 0,025 – 0,0098 = 0,0152
D grol = 0,5 x C = 0,5 x 0.0152 = 0,0076
V1 = 22,4
(x+237) 273
V1 = 22,4 x 308 x 0,0076 = 0,192065641 L (E)
273
Volume CO2 respirasi tiapjam = E = 0,192065641 = 0,008002735043 L
24 24

f. Inkubator (K)
A grol 50 ml KOH = 0,5 x 50 = 0,025
1000
B grol = 0,5 x 43 = 0,0215
1000
C grol = A – B = 0,025 – 0,0215 = 0,0035
D grol = 0,5 x C = 0,5 x 0.0035 = 0,00175
V1 = 22,4
(x+237) 273
V1 = 22,4 x 308 x 0,00175 = 0,044225641 L (E)
273
Volume CO2 respirasi tiapjam = E = 0,044225641 = 0,001842735043 L
24 24

E. PEMBAHASAN
Kuosien respirasi ( KR ) merupakan angka perbandingan antara volume
CO2 yang dibebaskan dengan volume O2 yang diabsorbsi secara stimulan oleh
jaringan dalam priode tertentu , pada suhu dan tekanan tertentu. Berdasarkan hasil
pengamatan dan perhitungan yang dilakukan diketahui bahwa laju respirasi
dipengaruhi oleh suhu, jumlah CO2 dan oksigen yang tersedia. Hal ini terlihat pada
hasil perlakukan yang di tempatkan pada medium yang berbeda yaitu, pada suhu
kelkas pendingin sebesar 80 C, pada suhu ruangan sebesar 270 C dan suhu di dalam
inkubator sebesar 350 C.
Suhu mempunyai pengaruh besar terhadap kegiatan respirasi. Pada suhu 0° C
laju respirasi sangatlah rendah, sedangkan pada suhu 27° C laju respirasi terjadi
secara cepat atau giat. Jadi wajar apabila dalam pengamatan laju respirasi kecambah
kacang hijau lebih cepat pada suhu ruang (27° C) karena memang pada suhu tersebut
laju respirasi berlangsung dengan cepat. Akan tetapi, jika temperatur terus menerus
bertambah hingga mencapai diatas 35°C, maka kegiatan respirasi itu terjadi hanya
sebentar saja. Kemudian kegiatan respirasi akan berkurang sekitar 2 sampai 3
jam. Pada peningkatan suhu sampai 40° C atau lebih, laju respirasi akan menurun ,
khususnya bila tumbuhan pada waktu yang terlalu lama. Oleh sebab itu, enzim yang
diperlukan mulai mengalami denaturasi dengan cepat pada suhu tinggi, mencegah
peningkatan metabolik yang semestinya terjadi. Demikian pula yang terjadi pada
kecambah kacang hijau ini, peningkaan suhu dari 25 sampai 40°C mula-mula
meningkatkan respiasi dengan cepat, tapi setelah 2 jam lajunya mulai berkurang. Hal
ini karena waktu 2 jam sudah terlalu lama untuk merusak sebagian enzim respirasi.
Berikut diagram yang menunjukkan hasil respirasi kecambah berdasarkan tabel
pengamatan :
9

5
Perlakuan
4 Kontrol

0
Kulkas Pendingin Suhu kamar Inkubator

Selain itu kecambah yang terletak dalam inkubator juga mengalami kesulitan
dalam menangkap oksigen karena berada dalam ruangan yang gelap dan tertutup.
Berbeda halnya dengan kecambah yang ditaruh di ruangan terbuka. Padahal
ketersediaan oksigen juga mempengaruhi laju respirasi. Menurut Ross(1995) oksigen
sangat penting dalam perkembangan kecambah, karena kecambah melakukan
respirasi aerob untuk memecah cadangan makanan dalam endosperma yang kaya akan
lemak. Cadangan makanan yang digunakan dalam respirasi ini, berfungsi sebagai
substrat yang dapat menghasilkan energi dalam menyokong proses pembelahan sel
dan metabolisme sel lainnya (tahap awal pertumbuhan).
Faktor lain yaitu CO2, dimana CO2 yang dihasilkan pada proses respirasi
didalam oven tidak diimbangi dengan tersedianya oksigen. Adapun kadar CO2 yang
dikeluarkan oleh kecambah kacang hijau dapat menjadi tolak ukur laju respirasi yang
dilakukan oleh kecambah kacang hijau tersebut.
Berdasarkan hasil pengamatan, dapat dilihat bahwa hasil tidak sesuai dengan
literatur yang didapatkan. Hal ini dapat terjadi karena beberapa faktor seperti,
kesalahan peneliti dalam melakukan praktikum, kesalahan peneliti dalam
memasukkan data, kesalahan peneliti dalam melakukan perhitungan menggunakan
rumus. Selain itu, faktor lain yang dapat mempengaruhi yaitu, alat-alat praktium yang
tidak presisi, telah terjadi kontaminasi, dan waktu perlakuan yang dilakukan.
DAFTAR RUJUKAN

Campbell. 1999. Biologi Edisi Kelima Jilid 1. Jakarta: Erlangga.


Campbell dan Reece. 2002. Biologi Edisi Kelima Jilid 1. Erlangga. Jakarta.
Krisdianto, dkk. 2005. Penuntun Praktikum Biologi Umum. Banjarbaru: FMIPA
Universitas Lambung Mangkurat.
Putra. 2010. Penetapan Kuosien Jaringan Tumbuhan.(Online) (http://4thena.
wordpress.com/category/fisiologi-tumbuhan/) Diakses tanggal 5 Nopember
2017.
Salisbury, Frank and Ross, Cleon. 1995. Fisiologi Tumbuhan Jilid 2. Bandung:
Penerbit ITB.

Suyitno. 2007. Petunjuk Praktikum Fisiologi Tumbuhan Dasar. Yogyakarta: FMIPA


UNY.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai