Anda di halaman 1dari 14

Laporan Praktikum

FISIOLOGI TUMBUHAN
PENGARUH ETILEN TERHADAP PERKECAMBAHAN
BIJI KACANG HIJAU

Disusun oleh
Nama : Zahrah Nabila Rifa’i
NIM :18106040038
Kelompok : 6(ENAM)
Asisten : -

LABORATORIUM BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGRI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Hormon tanaman adalah senyawa-senyawa organik tanaman yang dalam
konsentrasi yang rendah mempengaruhi proses-proses fisiologis. Proses-proses
fisiologis ini terutama tentang proses pertumbuhan, differensiasi dan perkembangan
tanaman. Proses-proses lain seperti pengenalan tanaman, pembukaan stomata,
translokasi dan serapan hara dipengaruhi oleh hormon tanaman. Hormon tanaman
kadang-kadang juga disebut fitohormon, tetapi istilah ini lebih jarang digunakan.
Istilah hormon ini berasal dari bahasa Gerika yang berarti pembawa pesan kimiawi
(Chemical messenger) yang mula-mula dipergunakan pada fisiologi hewan.
Senyawa-senyawa sintetik ini pada umumnya dikenal dengan nama zat pengatur
tumbuh (ZPT = Plant Growth Regulator) (Soerodikoesomo, 1994).
Penggunaan istilah hormon sendiri menggunakan analogi istilah hormon, hormon
pada tumbuhan dapat dihasilkan dari endogen yang dihasilkan dari satu individu
tumbuhan tersebut maupun eksogen yang diberikan dari luar individu tersebut. Dalam
tumbuhan terdapat lima zat pengatur tumbuhan yaitu auksin, giberalin, sitokinin,
etilen, dan asam asbitat. Masing-masing dari zat pengatur tumbuhan memiliki peran
dan fungsi terkain dengan gejala fisiologis pada tumbuhan(Wattimena dkk, 1992).
Struktur kimia ethylen sangat sederhana sekali yaitu terdiri dari dua atom karbon
dan empat atom hidrogen seperti yang terlihat pada struktur kimia pada skema berikut.
Etilen merupakan hormon tumbuh yang diproduksi dari hasil metabolisme normal
dalam tanaman. Etilen berperan dalam pematangan buah dan kerontokan daun. Etilen
disebut juga ethane. Selain itu Etilen ( IUPAC nama: etena) adalah senyawa organik,
sebuah hidrokarbon dengan rumus C2H 4 atau H2C = CH2. Ini adalah gas mudah
terbakar tidak berwarna dengan samar “manis dan musky bau“ ketika murni. Ini
adalah yang paling sederhana alkena (hidrokarbon dengan karbon-karbon ikatan
rangkap ), dan paling sederhana hidrokarbon tak jenuh setelah asetilena (C2H 2)
(Ratna, 2015).
Didalam fisiologi etilen memiliki peranan yang begitu penting. Wereing dan
Phillips (1970) telah mengelompokkan pengaruh etilen dalam fisiologi tanaman yang
salah satunya adalah mendukung respirasi klimaterik dalam pematangan buah.
Gas etilen adalah suatu senyawa volatil yang dikeluarkan oleh buah-buahan dan
sayuran segar. Jumlah gas etilen yang dikeluarkan bervariasi menurut jenis buah dan
sayuran segar yang dihasilkan. Buah pisang dikenal sebagai buah yang banyak
menghasilkan gas etilen. Secara umum gas etilen akan mempercepat proses
pematangan dan pemasakan, kerusakan fisik dan fisiologis(Widodo, 2010).
Selain mempercepat pematangan buah, gas etilen juga berfungsi untuk
menghambat pemanjangan batang kecambah, mendorong gugurnya daun, menebalkan
batang, dan memacu perkecambahan biji. Di samping itu, gas etilen juga berfungsi
untuk menurunkan menghambat pemanjangan batang kecambah, menurunkan
dominansi apikal dan inisiasi akar, dan menunda pembungaan(Rizkiana, 2012).
1.2 Tujuan
1. Mengamati pengaruh etilen terhadap perkecambahan biji kacang hijau.
BAB II
METODE
2.1 Alat dan Bahan
Alat yang digunkan pada percobaan kali ini adalah cawan petri atau tempat ager,
kapas, toples bening berukuran sedang dan penggaris. Adapun bahan yang digunakan
pada percobaan kali ini adalah biji kacang hijau, pisang yang masak dan akuades atau
air mineral.
2.2 Cara Kerja
Sebelum melakukan percobaan biji kacang hijau direndam terlebih dahulu selama
kurang lebih satu jam. Disiapkan cawan petri atau tempat ager dan kapas yang sudah
dibasahi oleh akuades atau air mineral. Selanjutnya biji kacang hijau diletakkan diatas
kapas basah masing-masing 10 biji pada setiap cawan petri atau tempat ager. Cawan
petri atau tempat ager dimasukkan ke dalam toples bening berukuran sedang dengan
dilakukan 3 perlakuan yaitu toples tanpa pisang masak, toples dengan 1 pisang masak
dan toples dengan 3 pisang masak. Tutup toples dengan rapat dan dibiarkan kecambah
tumbuh selama 4 hari. Setelah 4 hari diamatilah panjang batang, diameter batang,
struktur daun, struktur akar dan struktur pucuk (keberadaan apical hooks/apical loop)
dan dicacat dimasukkan ke dalam tabel.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil Pengamatan
Tabel 1 Panjang Batang dan Diameter Batang Pengaruh Etilen terhadap
Perkecambahan Biji Kacang Hijau.
No Perlakuan Panjang Batang (cm) Diame Batang (cm)
1 Tanpa pisang 8.3 0.1
2 1 pisang masak 1.6 0.1
3 3 pisang masak 0.9 0.1

Tabel 2 struktur daun, struktur akar dan struktur pucuk Pengaruh Etilen terhadap
Perkecambahan Biji Kacang Hijau.

Struktur Daun Struktur Akar Struktur Pucuk


No Perlakuan Keterang
Gambar Keterangan Gambar Keterangan Gambar
an
Daun tumbuh Akar sudah
dengan terdapat
sempurna serautnya, dan
berbentuk akar tumbuh
Tanpa
1 lonjong menembus -- --
pisang
runcing di kapas dengan
ujung, berukuran
berwarna hijau kecil.
tua.
Akar terdapat
serabut akar
Daun mulai kecil-kecil,
tumbuh ukuran akar
1 pisang Tidak
2 diantara biji lebih besar
masak terdapat
berwarna hijau dibanding
muda ketuaan. dengan akar
perlakuan
tanpa pisang,
tidak
menembus
kapas

Akar tidak
Daun mulai
terdapat
tumbuh
serabut,
namun, lebih
ukuran akar
pendek dari
agak sedikit
3 pisang perlakuan 1 Tidak
3 kecil dari pada
masak pisang, dan terdapat
pada
berwarna hijau
perlakuan 1
muda
pisang, tidak
kekuning-kuni
tempus pada
ngan
kapas

3.2 Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan pengaruh gas etilen pada pertumbuhan biji kacang
hijau yang dilakukan terdapat perbedaan antara perlakuan tanpa pisang masak, dengan
1 pisang masak dan dengan 3 pisang masak terdapat perbedaan pada panjang batang,
struktur daun, struktur akar dan struktur pucuk. Namun ada persamaan yaitu pada
diameter batang pada setiap perlakuan yakni sama-sama berdiameter 0.1 cm.
Perlakuan tanpa pisang panjang batang 8.3 dengan warna hijau keungu-unguan
dengan struktur daun sudah mulai tumbuh dengan sempurna berbentuk lonjong
dengan ujung runcing dan daun berwarna hijau tua, struktur akar sudah merupakan
akar sempurna yang memiliki serabut akar dan akar sudah menembus pada kapas.
Tidak memiliki struktur pucuk.
Perlakuan dengan 1 pisang memiliki panjang batang 1.6 dengan batang agak
menggelembung di bagian dekat akar. Daun sudah mulai terlihat diantara biji dan
sudah sedikit panjang, warna daun hijau muda sedikit tua. Struktur akar sudah mulai
terdapat serabut akar kecil-kecil namun akar lebih besar dari pada akar yang
diperlakukan tanpa pisang masak. Tidak terdapat struktur pucuk.
Perlakuan dengan 3 pisang masak memiliki panjang batang 0.9. daun sudah
terlihat antara biji yang tumbuh dan berwarna hijau sedikit kekuning-kuningan.
Struktur akar sedikit lebih kecil dari pada perlakuan 1 pisang masak, akar tidak
memiliki serabut sehingga hanya terdapat induk akar saja. Tidak terdapat struktur
pucuk.
Kacang Hijau (Phaseolus radiatus L.). Tanaman kacang hijau termasuk suku
polong-polongan (Fabaceae). Tanaman kacang hijau berbatang tegak dengan
ketinggian sangat bervariasi, antara 30-60 cm, tergantung varietasnya. Cabangnya
menyamping pada bagian utama, berbentuk bulat dan berbulu. Warna batang dan
cabangnya ada yang hijau dan ada yang ungu. Sumber energi yang terpenting di dunia
ini adalah air. Perkecambahan ditandai dengan munculnya kecambah, yaitu tumbuhan
kecil dan masih hidup dari persediaan makanan yang berada dalam biji. Ada empat
bagian penting pada biji yang berkecambah, yaitu batang lembaga (kaulikulus), akar
embrionik (akar lembaga), kotiledon (daun lembaga), dan pucuk lembaga
(plumula)(Fatmawati, 2015).
Pada percobaan kali ini digunakan dengan mengetahui peran gas etilen terhadap
perkecambahan biji kacang hijau. Dengan menyandingkan biji kacang hijau dengan
pisang dimana pisang merupakan penghasil gas etilen. Benih yang direndam dengan
akuades mampu memecah dormansi benih. Aquades yang cukup menjadikan kulit biji
lebih mudah dimasuki oleh air pada waktu proses ambibisi. Sehingga benih yang di
rendam dengan akuades dapat tumbuh dengan baik karena tidak memiliki inhibitor.
Hormon gas etilen ialah hormon yang dihasilkan ialah dari buah yang sudah tua. Buah
yang sudah tua dan juga masih berwarna hijau tersebut disimpan didalam kantong
tertutup maka yang terjadi pada buah tersebut akan cepat masak. Contohnya pada
pisang ketika pisang(Ekosari, 2016).
Etilena atau etena merupakan satu-satunya zat pengatur tumbuh yang berwujud
gas pada suhu dan tekanan ruangan (ambien). Selain itu, etilena tidak memiliki variasi
bentuk yang lain. Peran senyawa ini sebagai perangsang pemasakan buah telah
diketahui sejak lama meskipun orang hanya tahu dari praktek tanpa mengetahui
penyebabnya(Ratna, 2015).
Gas etilen dibuat oleh tumbuhan dan dapat mempercepat proses pemasakan buah.
Gas etilen dilepaskan oleh buah-buahan, terutama yang sudah tua. Gas etilen selain
dihasilkan secara alami, juga ada etilen sintetik (buatan), yaitu etepon. Etilen
merupakan suatu gas yang disintesis oleh tanaman dan mempunyai pengaruh pada
proses fisiologi. Penggunaan gas etilen pada tanaman mempunyai pengaruh yang
sama dengan etilen dari tanaman. Pengaruh etilen merangsang pematangan pada buah
klimakterik, dan membuat terjadinya puncak produksi etilen seperti pada buah
non-klimakterik. Selain mempercepat pematangan buah, gas etilen juga berfungsi
untuk menghambat pemanjangan batang kecambah, mendorong gugurnya daun,
menebalkan batang, dan memacu perkecambahan biji. Di samping itu, gas etilen juga
berfungsi untuk menurunkan menghambat pemanjangan batang kecambah,
menurunkan dominansi apikal dan inisiasi akar, dan menunda pembungaan(Rizkiana,
2012).
Kegagalan pada praktikum kali ini disebab kan oleh beberapa faktor antara lain
faktor air yang digunkan, kurang rapatnya dalam menutup toples, terlalu matang pada
buah pisang, pengaruh cahaya (berada ditempat yang sedikit gelap) dan kurang
telitinya perhitungan maupun pengukuran yang dilakukan oleh praktikan.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Pada hasil percobaan kali ini dapat disimpulkan bahwa gas etilen sangat
berpengaruh terhadap perkembangan perkecambahan biji kacang hijau. Gas etilen
mempengaruhi menghambat pemanjangan batang kecambah, mendorong
gugurnya daun, menebalkan batang, dan memacu perkecambahan biji. Di
samping itu, gas etilen juga berfungsi untuk menurunkan menghambat
pemanjangan batang kecambah, menurunkan dominansi apikal dan inisiasi akar,
dan menunda pembungaan.
DAFTAR PUSTAKA

Abidin (1991). Perkecambahan. Aceh : Universita Syiah Kuala.


Ekosari, dkk.2016.Petunjuk Praktikum Fitohormon.Yogyakarta : FMIPA UNY.
Fantastico. (1986). Fisiologi Pasca Panen. Yogyakarta : UGM Press.
Fatmawati, K., Alfiana., dan Rusdianto.( 2015). Perkecambahan Makalah Fisiologi
Tumbuhan. Mataram : IAIN Mataram.
Ratna, D. (2015). Makalah Hormon Etilen Fisiologi Tumbuhan.
http://doubleddodewii.blogspot.co.id/2015/11/makalah-hormon-etilenfisiologi-tu
mbuhan.html. Diakses Jum’at, 15 Mei 2020.
Rizkiana, W., Daniel., dan Yudha. (2012). Pengaruh Gas Ethylene dan Oxygen
Scavanger Pada Bebuahan Selama Penyimpanan.
http://rizkianawening.blogspot.co.id/2012/06/laporan-gas-ethylene.html. Diakses
Jum’at, 15 Mei 2020.
Salisbury dan Ross.C.W. (1992). Fisiologi Tumbuhan Jilid 3. Bandung : ITB.
Soerodikoesomo, Wibisono. (1994). Anatomi dan Fisiologi Tumbuhan. Jakarta :
Depdikbud.
Wattimena, G.A., Lvy., Nurhayati., Endang., Ni Made., dan Andri. (1992).
Bioteknologi Tanaman. Bogor : IPB.
Wereing, D.F and I. D.J. Phillips. (1970). The Control of Growth and Differentation
in Plants. Pergamon Press, New York.
Widodo, Soesiladi. 2010. Pengembangan Penyerap Etilen dan Oksigen sebagai
Bahan Aditif Pada Pengemasan Aktif (Active Packaging) Buah Duku.
www.respoitory.unila.ac.id. Diakses Jum’at, 15 Mei 2020.
LAMPIRAN
STRUKTUR AKAR

TANPA PISANG DENGAN 1 PISANG

DENGAN 3 PISANG
STRUKTUR DAUN

TANPA PISANG DENGAN 1 PISANG

DENGAN 3 PISANG
STRUKTUR PUCUK

DENGAN 1 PISANG DENGAN 3 PISANG

Anda mungkin juga menyukai