Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN

PENGARUH GAS ETILEN TERHADAP PERKECAMBAHAN KACANG HIJAU

(Vigna radiata)

DISUSUN OLEH :

NAMA : Fira Safitri


NIM : 19032127
PRODI/KELAS : Biologi/Sains C
DOSEN : 1. Dr. Linda Advinda, M.Kes
2. Sa’diatul Fuadiyah, M.Pd

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2021
 
 

PENGARUH GAS ETILEN TERHADAP PERKECAMBAHAN KACANG HIJAU


(Vigna radiata)
A. Tujuan
Mengobservasi pertumbuhan kecambah kacang hijau akibat pengaruh gas etilen dari buah
pisang masak

B. Waktu dan Tempat


Hari/Tanggal : Selasa/ 04 Mei 2021
Pukul : 07.00-09.40
Tempat : Jl.Hidayah Dadok Tg.Hitam Padang

C. Dasar Teori
Tanaman kacang hijau (Vigna radiata L. Wilzcek) termasuk suku polongpolongan
Fabaceaeyang memiliki manfaat sebagai sumber bahan pangan berprotein nabati tinggi, yang
dapat digunakan dalam berbagai macam produk dan jenis makanan, dan merupakan salah satu
komuditas pangan yang menjadi sumber energi pengganti selain kacang kedelai. Kacang hijau
merupakan tanaman jenis Leguminoceae yang tahan akan kekeringan, sehingga mempunyai
potensi besar untuk dikembangkan. Kacang hijau merupakan salah satu komoditas kacang-
kacangan yang banyak dimakan rakyat Indonesia.Secara agronomis dan ekonomis, tanaman
kacang hijau memiliki kelebihan dibanding tanaman kacangkacangan lainnya (Mustakim,
2015).
Lingkungan, iklim, cuaca, kondisi tanah, curah hujan serta kelembaban, sangat
berpengaruh besar pada perkecambahan kacang hijau. Hal ini menjadikan kacang hijau
menjadi tanaman yang tahan akan kekeringan, jarang diserang hama dan penyakit dapat
dipanen pada umur 55-60 hari, dan dapat tumbuh di tanah yang kurang subur, sehingga
membuat kacang hijau mudah untuk dibudidayakan (Sunantara, 2000).
Tanaman kacang hijau adalah tipe tanaman yang dapat ditumpangsarikan dengan tanaman
lainnya, misalnya jagung, ubi kayu maupun tanaman perkebunan lainnya, terutama tanaman
yang masih muda. Lahan perkebunan dapat dimanfaatkan sebagai tanaman pangan, paling
tidak untuk tiga tahun pertama, namun masalah yang selalu dihadapi dalam sistem tumpang
sari adalah adanya perebutan unsur hara air, dan cahaya. Hasil penelitian pada sistem tumpang
sari tanaman pohon dan kacang hijau, jagung dan pechai menunjukkan bahwa kacang hijau
mempunyai adaptasi lebih baik terhadap naungan dibandingkan dengan jagung dan pechai
(Katayama et al., 1998).
Penelitian tentang kajian Ethylene Triple Response juaga pernah dilakukan oleh Wardani
(2014), namun dengan objek yang berbeda yaitu menggunakan kacang kedelai yang dimana
membuktikan bahwa setiap varietas yang tahan terhadap peningkatan jumlah etilen memiliki
karakteristik dengan nilai panjang kecambah yang tinggi namun derajat bengkokan yang paling
rendah.
Etilen merupakan hormon tumbuhan (fitohormon) berwujud gas yang biasanya diproduksi
olehtanaman dalam jumlah tertentu. Dengan adanya faktor cekaman lingkungan seperti
naungan, kekeringan, kebanjiran, tekanan mekanis, pelukaan serta infeksi memicu tanaman
untuk memproduksi etilen secara berlebihan yang menghambat pertumbuhan tanaman. Etilen
ditemukan pada tahun 1800-an ketika gas batu bara digunakan sebagai bahan bakar untuk
lampu jalan. kebocoran pipa – pipa gas menyebabkan pohon-pohon disekitarnya mengugurkan
daun sebelum waktunya, sehingga pada tahun 1879 seorang ahli fisiologi terkenal dari Rusia
Dimitry Neljubow menyatakan bahwa gas etilen dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman.
Kemudian pada tahun 1901-1926 Dimitry Neljubow mendemonstrasikan gas etilen yang
merupakan faktor aktif dalam gas batu bara dan menunjukkan bahwa etilen menyebabkan
respon rangkap tiga atau triple response pada kecambah kacang kapri. Triple response yang
dimaksud antara lain menghambat pemanjangan batang, menebalkan batang dan munculnya
kebiasaan membuat lekukan (hook) yang menyebabkan batang tumbuh secara horizontal atau
mendatar (Salisbury dan Ross, 1995).

D. Alat dan Bahan


1. Tiga buah pisin (piring kecil) (ukuran pisin dapat dimasukkan ke dalam toples berukuran
sedang)
2. Kapas secukupnya
3. Tiga buah toples ukuran sedang
4. Lima belas biji kacang hijau dalam kondisi baik
5. Empat buah pisang yang sudah masak ukuran sedang (yang dapat dimasukkan ke dalam
toples)
6. Air
7. Label nama secukupnya

E. Cara Kerja
1. Tiga pisin diberikan kapas yang telah dibasahi air secukupnya sebagai media
perkecambahan.
2. Setiap pisin dikecambahkan lima biji kacang hijau.
3. Membuat tiga perlakuan toples. Berikan label pada masing-masing toples, misalnya A, B,
dan C. Toples A hanya berisi pisin kacang hijau tanpa pisang. Toples B berisi satu buah
pisang dan pisin kacang hijau. Toples C berisi tiga buah pisang dan pisin kacang hijau.
4. Setiap toples ditutup rapat dan kecambah dibiarkan tumbuh selama satu minggu

F. Hasil Kegiatan
Panjang batang Panjang akar Triple response
Kacang hijau A 20 cm 12 cm Tidak ada karena
14 cm 6 cm tidak diberi perlakuan
8 cm 5 cm berupa penambahan
11,5 cm 9,5 cm gas etilen
16c m 8 cm
Kacang hijau B 2 cm 0,3 cm Pemanjangan batang
1,8 cm 0,2 cm terhambat, terjadi
1,5 cm 0, 3 cm penebalan pada
0,8 cm 0,1 xm batang dan adanya
0,3 cm 0,1 cm lekukan (hook) yang
menyebabkan batang
tumbuh secara
horizontal atau
mendatar
Kacang hijau C Tidak terlihat adanya - Pemanjangan batang
pertumbuhan pada terhambat, terjadi
batang , tetapi terjadi penebalan pada
pembengkakan pada batang dan adanya
pangkal/leher , dan lekukan (hook) yang
kacang hijau merekah menyebabkan batang
tumbuh secara
horizontal atau
mendatar

G. Pembahasan
Pada praktikum kali tanggal 04 Mei 2021, Tujuan dari praktikum ini adalah
Mengobservasi pertumbuhan kecambah kacang hijau akibat pengaruh gas etilen dari buah
pisang masak. Dilakukan dengan cara, memasukkan biji kacang hijau bersamaan dengan
buah pisang , percobaan dilakukan dengan 3 perlakuan, diantaranya adalah yang pertama,
memasukkan ke dalam toples biji kacang hijau tanpa pisang ; yang kedua, memasukkan
biji kacang hijau beserta satu buah pisang ; yang ketiga, memasukkan biji kacang hijau
dengan 3 buah pisang didalamnya. Percobaan dilakukan selama seminggu, kemudian
dilihat dan dibandingkan bagaimana perkembangan dan pertumbuhan kacang hijau di
ketiga toples serta triple response yang di dapatkan oleh kacang hijau.
Buah pisang merupakan jenis buah klimakterik yaitu buah yang mengalami
peningkatan laju respirasi yang tinggi selama proses pematangan. Jenis buah klimaterik
adalah buah yang tetap melanjutkan proses pematangannya meskipun sudah dipetik .
Sebagai buah klimakterik, buah pisang menghasilkan lebih banyak etilen endogen daripada
buah nonklimakterik. Gas etilen yang dihasilkan akan mempengaruhi pematangan buah
pisang lain yang ada disekitarnya, bahkan buah pisang yang cacat/luka akan menghasilkan
gas etilen yang lebih banyak dari pada buah pisang yang normal . Selain keberadaan pisang
yang luka, produksi etilen juga dipengaruhi oleh faktor suhu. Suhu rendah dapat menekan
produksi gas etilen pada buah klimaterik, oleh karena itu suhu rendah banyak dipergunakan
dalam pengaturan penyimanan buah buahan klimaterik. Namun demikian suhu yang terlalu
rendah juga dapat membuat buah menjadi rusak.
Pada pratikum kali ini kita meliat bagaimana pengaruh gas etilen terhadap
pertumbuhan kacang hijau dan didapati bahwa, kacang hijau yang diberi gas etilen
mengalami triple response , yaitu berupa pemanjangan batang terhambat (batang tumbuh
kerdil), terjadi penebalan pada batang dan adanya lekukan (hook) yang menyebabkan
batang tumbuh secara horizontal atau mendatar. Sedangkan pada kacang hijau yang tidak
diberi pisang (gas etilen) tetap mengalami pertumbuhan.
H. Kesimpulan
1. Produksi etilen juga dipengaruhi oleh faktor suhu. Suhu rendah dapat menekan produksi
gas etilen pada buah klimaterik Kerja enzim dipengaruhi oleh suhu, pH, inhibitor dan lain-
lain.
2. kacang hijau yang diberi gas etilen mengalami triple response , yaitu berupa
pemanjangan batang terhambat (batang tumbuh kerdil), terjadi penebalan pada batang
dan adanya lekukan (hook) yang menyebabkan batang tumbuh secara horizontal atau
mendatar.
3. Kacang hijau yang diberikan perlakuan tanpa pisang tetap mengalami pertumbuhan
batang dan akar.
DAFTAR PUSTAKA

Mustakim. M. 2015 .Budidaya Kacang Hijau Secara Intensif. Pustaka Baru Press.
Sunantara, I.M.M. 200. Teknik produksi benih kacang hijau. No. Agdex: 142/35. No.Seri:
03/Tanaman/2000/September 2000. Instalasi Peneletian dan Pengkajian Teknologi
Pertanian Denpasar Bali.
Wardani, K.E. 2014.Kajian Ethylene Triple Response Terhadap Kecambah Tiga Varietas
Kedelai [SKRIPSI]. FMIPA UNSRAT. Manado
Ketayama, K., L.U. de la Cruz, S. Sakurai, dan K. Osumi. 1998. Effect of shelter trees on
growth and yield of pechai (Brassica chinensis L.), Mungbean (Vigna radiate L.) and Maize
(Zea mays L.). JARQ.32(2):139-144.
Salisbury, F.B dan C.W. Ross. 1995. Fisilogi Tumbuhan Jilid 3 Edisi ke-empat
(Terjemahan). ITB, Bandung
Lampiran

Kacang hijau Gelas aqua

Kapas Air secukupnya

Kertas label Pisang


Toples plastik

-Langkah kerja

1. Tiga pirin diberikan kapas yang telah 2. Setiap pirin dikecambahkan lima biji
dibasahi air secukupnya sebagai media kacang hijau.
perkecambahan.

3. Membuat tiga perlakuan toples. 4. Setiap toples ditutup rapat dan


Berikan label pada masing-masing kecambah dibiarkan tumbuh selama
toples, misalnya A, B, dan C. Toples satu minggu
A hanya berisi pisin kacang hijau
tanpa pisang. Toples B berisi satu
buah pisang dan pisin kacang hijau.
Toples C berisi tiga buah pisang dan
pisin kacang hijau.

Anda mungkin juga menyukai