Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN EKOLOGI HEWAN

ESTIMASI POPULASI HEWAN

Nama : Fira Safitri


Nim : 19032127
Prodi / Kelas : Biologi C
Dosen : 1. Dr. Abdul Razak S.Si.,M.Si
2. Dr. Fitra Arya Dwi Nugraha
S.Si.,M.Si
Asisten Dosen : 1.Gilang Leonardo
2.Mallvino Kentino
3.Nur Aqsha
4.Ridwan Syarif
5.Yunico Amardi

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2020
PRAKTIKUM V
ESTIMASI POPULASI HEWAN
A. Tujuan Praktikum
Untuk mengetahui estimasi populasi hewan dengan menerapkan metode Capture-Mark-
Release-Recapture.
B. Waktu dan Tempat
Hari/Tanggal : Selasa/17 November 2020
Waktu : 09.41-12.20 WIB
Tempat : Jl Hidayah Dadok Tg.Hitam Padang
C. Dasar Teori
Tingkat pertumbuhan populasi yaitu sebagai hasil akhir dari kelahirandan kematian, juga
mempengaruhi struktur umur dan populasi(Hadisubroto.T.1989). Suatu populasi dapat juga
ditafsirkan sabagai suatukelompok yang sama. Suatu populasi dapat pula ditafsirkan sebagai
suatukolompok makhuk yang sama spesiesnya dan mendiami suatu ruang khusus pada waktu
yang khusus. Populasi dapat dibagi menjadi deme, atau populasisetempat. Kelompok-
kelompok yang dapat saling membuahi, satuan kolektifterkecil populasi hewan atau tumbuhan.
Populasi memiliki beberapakarakteristik berupa pengukuran statistik yang tidak dapat
diterapkan padaindividu anggota populasi. Karakteristik dasar populasi adalah besar
populasiatau kerapatan.
Estimasi populasi merupakan proses pendekatan matematis untuk menaksir ukuran
populasi. Populasi merupakan objek yang memiliki karakteristik tertentu yang akan dipelajari
dan ditarik kesimpulannya. Banyak anggota suatu populasi disebut ukuran populasi.
Berdasarkan karakteristik ukuran, populasi dikelompokkan menjadi dua yaitu populasi tertutup
dan populasi tidak tertutup. Populasi tertutup berarti banyak anggota dalam populasi dari waktu
ke waktu konstan, sedangkan populasi tidak tertutup berarti banyak anggota dalam populasi
dari waktu ke waktu tidak konstan. Estimasi ukuran populasi tertutup dipengaruhi oleh nilai
peluang penangkapan pada setiap kesempatan penangkapan. Apabila nilai peluang
penangkapan selama penelitian tidak berbeda secara signifikan maka estimasi populasi akan
dimodelkan dengan Model . Sedangkan, apabila nilai peluang penangkapan selama penelitian
berbeda secara siginifikan maka estimasi populasi akan dimodelkan dengan Model . Dalam
penulisan karya tulis ilmiah ini, penulis mencoba mengestimasi populasi pada Model dan
Model serta mengaplikasikan kedua model tersebut dalam menghitung populasi paus bungkuk
(Megaptera novaeangliae) dan populasi tupai (Eutamias Minimus). Berdasarkan hasil
penghitungan diperoleh bahwa estimasi ukuran populasi paus bungkuk adalah sebanyak 121
paus. Sedangkan estimasi ukuran populasi tupai adalah sebanyak 50 tupai (Lubis,2017: 46).
Estimasi ukuran populasi dapat dilakukan (berdasarkan densitas yang diperoleh) dengan
hanya mengamati sebagian dari kawasan yang hendak diduga; namun demikian daerah contoh
harus dapat mewakili seluruh kawasan. Beberapa sumber menyarankan agar areal (contoh)
yang diamati mencapai 10 – 15 % dari luas total kawasan yang hendak diduga; tetapi beberapa
berpendapat bahwa estimasi ukuran populasi sudah cukup akurat hanya dengan mengamati
areal contoh seluas 5 % dari luas total kawasan yang hendak diduga. Namun demikian, yang
paling penting dijadikan sebagai patokan persyaratan agar data yang diperoleh berlaku umum
untuk seluruh kawasan adalah bahwa areal contoh harus dapat mewakili seluruh kondisi
kawasan studi; seperti tipe habitat, kualitas habitat, ketinggian dan topografi, serta parameter
parameter lain (yang terjadi di dalam kawasan) yang dapat mempengaruhi keberadaan /
kehadiran dan/atau kelangsungan hidup spesies yang hendak diduga.
Densitas yang akan digunakan untuk penghitungan / pendugaan populasi didapatkan
dengan melakukan pengamatan di areal contoh berupa jalur (transek) yang sudah ditentukan
sebelumnya. Jumlah dan panjang jalur tidaklah begitu penting (asalkan telah terwakili semua
kondisi) karena data yang akan dicari adalah densitas (kepadatan). Jarak antar jalur ditetapkan
dengan pertimbangan bahwa primata yang terdeteksi dari suatu jalur tidak akan terdeteksi dari
jalur lainnya (yang berdekatan) dalam waktu yang bersamaan, seandainya pengamatan
dilakukan secara bersamaan oleh dua observer di dua jalur. Dengan demikian, akan terhindar
bahwa satu individu (kelompok) akan terhitung dua kali(Tobing,2008).
Jumlah populasi baik manusia, hewan, tumbuhan berubah setiap waktu. Informasi
mengenai jumlah populasi ini dibutuhkan untuk mengetahui keragaman dan kemelimpahan
makhluk hidup agar tetap terjaga kelestariannya. Statistika telah mengembangkan sebuah
metode dalam mengestimasi jumlah anggota populasi hewan pada populasi tertutup yaitu
metode Capture Mark Release Recapture (CMRR) yaitu metode estimasi populasi yang
dilakukan dengan cara menangkap, menandai, melepaskan dan menangkap kembali sampel
sebagai metode pengamatan populasi.
Teknik Capture Mark Release Recapture (CMRR) terdiri dari 3 metode, yaitu metode
Licoln-Petersen, metode Schnabel dan metode Schumacher-Eschmeyer. Metode yang paling
sederhana dalam Capture Mark Release Recapture (CMRR) adalah metode Licoln-Petersen.
Metode Licoln-Petersen merupakan metode yang dilakukan dengan satu kali penandaan
(marking) dan satu kali penangkapan ulang (recapture). Karena estimasi yang diperoleh dari
metode ini dinilai kurang akurat, maka untuk mengatasi kekurangan tersebut muncul sebuah
metode baru yaitu metode Schnabel. Metode Schnabel merupakan metode estimasi jumlah
anggota populasi dalam teknik Capture Mark Release Recapture (CMRR) dimana pengambilan
sampel dan penandaan sampelnya dilakukan lebih dari dua kali (Gina Safitri,2016).
Terdapat beberapa asumsi yang harus dipenuhi sebelum menggunakan teknik Capture
Mark Release Recapture (CMRR). Menurut (Mark Lindberg & Eric Rexstad, 2002) asumsi-
asumsi yang harus dipenuhi pada teknik Mark Release Recapture (CMRR) adalah sebagai
berikut :
- Penanda pada hewan tidak memenuhi perilaku dan nasib hewan yang ditandai
- Penanda tidak hilang saat proses penilitian
- Setiap hewan yang ditandai yang hidup dalam populasi pada waktu-i mempunyai
peluang yang sama untuk ditangkap
- Pengambilan sampel dalam waktu yang singkat
Cowel, W.R. (1991, p.2) menguraikan empat metode untuk mengestimasi kesalahan baku
pada pengukuran. Keempat metodetersebut adalah :
(1) Mached half test (splithalves),
(2) Item response theory (IRT),
(3) Randomly parallel forms (binomial),
(4) Matched parallel form (compound binomial).
D. Alat dan Bahan
1. Alat:
Baki
Botol selai
Pinset
Alat pengukur (rol)
Tally counter
Cat penanda (cat air/tipe x)
Buku dan alat tulis
2. Bahan:
Kumbang beras (Sitophylus oryzae)
Tepung terigu 500 gram
E. Cara Kerja

Tepung terigu dimasukkan ke dalam baki 

Kumbang beras (Sitophylus oryzae) dilepaskan ke dalam baki, 
kemudian 

Campuran tepung terigu dan kumbang beras diratakan dalam 
baki, Dibagi menjadi petak‐petak sebanyak 8 petakan 

Biarkan selama 1 jam dan dilanjutkan dengan sebanyak 4 
tangkapan 

Berilah tanda pada bagian dorsal kumbang beras yang 
diperoleh daritangkapan I (F1), kemudian dilepaskan kembali 

Setelah 1 jam ambil kembali tangkapan sampel tadi (F2) 

Jumlah kumbang keseluruhan hasil I dan II dicatat, lalu 
hitunglah total populasi kumbang beras yang terdapat di dalam 
baki dengan menggunakan rumus persamaan berikut: 

Metode Petersen : N= (M.n)/R 
Dimana: 
N  : Jumlah populasi 
M  : Jumlah individu yang tertangkap pada 
    tangkapan pertama 
n   : Jumlah individu yang tertangkap pada 
    tangkapan kedua. 
 

 
Bukti pengamatan direkam sesuai cara kerja. Dalam satu video 
  mencakup semua cara kerja yang dijelaskan, jika durasi video 
lama, edit minimal 1 menit, dan upload di ig masing‐masing. 
  Batas upload video 2 hari setelah hari pengamatan. 

F. Hasil Pengamatan
No. Jlh Populasi Jlh populasi Jlh Populasi Keterangan
Tangkapan I Tangkapan II yg tertangkap
kembali
1 15 8 4 Saya mengamati pada plot
1,2,4 dan 8.
Pada penangkapan pertama
pada plot 1 terdapat 2
spesies,pada plot 2 terdapat 4
spesies,pada plot 4 terdapat 4
spesies dan pada plot 8 terdapat
5 spesies.

Tangkapan kedua terdapat 8


spesies dan populasi yang
tertangkap kembali 4 spesies
Jumlah Populasi/Nilai N
N = (M . n)
R
N = (15. 8)
4
=30
G. Pembahasan
Pada pratikum kali ini kami membahas Estimasi Populasi Hewan. Pratikum di lakukan pada
hari Selasa/17 November 2020 di rumah masing-masing. Populasi ditafsirkan sebagai
kumpulan kelompok makhluk yang sama jenis (atau kelompok lain yang individunya mampu
bertukar informasi genetik) yang mendiami suatu ruangan khusus, yang memiliki berbagai
karakteristik yang walaupun paling baik digambarkan secara statistik, unik sebagai milik
kelompok dan bukan karakteristik individu dalam kelompok itu.
Perhitungan populasi baik untuk hewan ataupun tumbuhan dapat dilakukan dengan dua cara,
yaitu dengan cara langsung dan tidak langsung dengan memperkirakan besarnya populasi
sedemikian rupa sehingga sesuai dengan sifat hewan atau tumbuhan yang akan dihitung.
Hewan yang relatif mudah ditangkap, misalnya belalang dapat diperkirakan dengan metode
capture-mark-release-recapture (CMRR).
Metode capture-mark-release-recapture (CMRR) dikembangkan untuk mengatasi kesulitan
yang berhubungan dengan estimasi ukuran populasi pada hewan. Prinsip umum percobaan
CMRR adalah untuk menandai individu dalam penangkapan sesi pertama dan kemudian untuk
mencatat proporsi individu yang ditandai dalam penangkapan kembali sesi berikutnya.Metode
CMRR secara sederhana adalah menangkap hewan, menandai, melepaskan dan menangkap
kembali. Kadang-kadang ada beberapa hewan yang bersifat suka ditangkap (trap happy) atau
susah ditangkap (trap shy).
Pratikum ini dilakukan dengan memasukan tepung beras dan kumbang kedalam baki lalu
diaduk merata. Selanjutnya membagi menjadi 8 petakan lalu menunggu hingga 1 jam dan
melakukan 4 tangkapan. Kemuadia memberikan tanda pada bagian dorsal kumbang yang telah
didapat pada tangkapan 1 (F1) lalu dilepaskan kembali. Setelah 1 jam ambil kembali menjadi
tangkapan 2 (F2). Dan dicatat hasil pengamatan yang telah dilakukan.
Faktor Lingkungan pada saat pengamatan yaitu suhu 25 derjat dan kelembaban 100%.Saya
mengamati pada plot 1,2,4 dan 8. Pada penangkapan pertama pada plot 1 terdapat 2
spesies,pada plot 2 terdapat 4 spesies,pada plot 4 terdapat 4 spesies dan pada plot 8 terdapat 5
spesies.Tangkapan kedua terdapat 8 spesies dan populasi yang tertangkap kembali 4 spesies

Klasifikasi Hewan
Kingdom : Animalia
Phylum : Arthropoda
Class : Insecta
Ordo : Coleoptera
Familia : Curculionidae
Genus : Sitophilus
Species : Sitophilus oryzae
Jumlah Populasi/Nilai N

N = (M . n)
R
H. Kesimpulan
1. Populasi ditafsirkan sebagai kumpulan kelompok makhluk yang sama jenis (atau kelompok
lain yang individunya mampu bertukar informasi genetik) yang mendiami suatu ruangan
khusus.
2. Metode CMRR secara sederhana adalah menangkap hewan, menandai, melepaskan dan
menangkap kembali. Kadang-kadang ada beberapa hewan yang bersifat suka ditangkap (trap
happy) atau susah ditangkap (trap shy).
3. Faktor Lingkungan pada saat pengamatan yaitu suhu 25 derjat dan kelembaban 100%
4. Untuk mengetahui jumlah Populasi/Nilai N

N = (M . n)
R
DAFTAR PUSTAKA

Cowel, W.R. (1991). A procedure for estimating the conditional standard error of measurement
for GRE general and subject test. GRE Board Professional Report No. 87-03P, ETS
Research Report, 91 – 25.
Hadisubroto,tisno.1989.Ekologi Dasar.Departemen Pendidikan dan Kebudayaan :
Jakarta
Lubis,Asep Ridwan.Dkk.2017. Penerapan Model Mo dan Model Mr Untuk Mengestimasi
Ukuran Populasi Tertutup Pada Data Capture – Recapture. Volume 5 Nomor 1
Tobing, Imran SL.2008. Teknik Estimasi Ukuran Populasi Suatu Spesies Primata. Volume 1
Nomor 1
Safitri, Gina. Dkk.2016. Penerapan Metode Schnabel Dalam Mengestimasi Jumlah Anggota
Populasi Tertutup (Studi Kasus Perhitungan Populasi Ikan Mola - mola). Volume 4
Nomor 1.
Mark Lindberg & Eric Rexstad.2002. Capture-Recapture Sampling Design. Encyclopedia of
Environtmetrics Volume 1,251-262
LAMPIRAN

NB : Beberapa kutu yang tertangkap pada


Tangkapan pertama.

Anda mungkin juga menyukai