2020
DAFTAR ISI
Daftar Isi ....................................................................................................................................2
Daftar Gambar ...........................................................................................................................3
Daftar Tabel ...............................................................................................................................4
BAB I. Pendahuluan
1.1 Pengukuran factor lingkungan Abiotik Teresterial
1.2 Metode estiminasi populasi : catch, mark, dan recapture
1.3 Sampling arthropoda tanah (pitfall trap)
BAB V. Kesimpulan...................................................................................................................13
Daftar Pustaka...................................................................................................................... ......13
Lampiran.....................................................................................................................................
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Tujuan:
Mempelajari salah satu metode yang digunakan untuk mengestimasi populasi hewan
di alam.
Mempelajari bagaimana menetukan ukuran sampel dan dampaknya pada akurasi dan
estimasi standard error.
Menggunakan metode CMR untuk mengestimasi populasi belalang.
B. Metode
Metode CMR merupakan teknik untuk mengestimasi ukuran dari populasi hewan
yang aktif bergerak, dimana akan sangat sulit menghitung seluruh individu pada area
yang terbatas. Jumlah hewan yang tertangkap dalam habitat, ditandai sehingga mudah
untuk dikenali ketika dilakukan penghiotungan kembali. Hewan yang telah ditandai
dilepaskan kembali ke habitat yang sama di mana hewan tersebut diatangkap dan
diasumsikan hewan tersebut bercampur dengan populasi lokal yang ada pada habitat
tersebut. Kemudian dilakukan penangkapan kembali pada area dan habitat yang sama,
dan hewan yang tertangkap dicatat dan dihitung jumlahnya anatara yang memiliki
tanda dan tidak memiliki tanda. Proporsi hewan yang telah ditandai pada sampling
pertama dan tertangkap pada sampling kedua dapat digunakan untuk mengestimasi
ukuran populasi, jika beberapa asumsi terpenuhi. Penghitungan
2
=
( +) 1
= 2 2
Ket:
Pr= Proporsi hewan yang telah ditandai tertangkap pada
sampling kedua M1= Jumlah hewan yang ditandai pada
sampling pertama
M2=Jumlah hewan yang ditandai pada sampling pertama, tertangkap pada
sampling kedua U2= Jumlah hewan yang tidak ada tanda, tertangkap pada
sampling kedua
Asumsi
- Hewan yang ditandai dan tidak ditandai harus memiliki kemungkinan
tertangkap yang sama, dan setelah ditangkap hewan tersebut harus dapat bercampur
dengan seluruh populasi.
- Hewan yang sangat teritorial tidak dapat diestimasi menggunakan metode ini.
- Populasi tertutup (tidak terjadi imigrasi dan emigrasi selama proses pendataan)
dan stabil (tidak terjadi kelahiran dan kematian selama proses pendataan)
- Tanda yang diberikan pada hewan harus dapat bertahan setidaknya selama
proses pengambilan data, dan tidak memengaruhi tingkat kelulushidupan hewan yang
ditandai.
1.3.Sampling Arthropoda Tanah (Pitfall Trap)
A. PENDAHULUAN
Tidak semua hewan dalam suatu komunitas biotik individu populasinya dapat
dihitung atau kerapatan populasinya dapat diukur. Dalam hal ini pengetahuan
mengenai kelimpahan dalam kerapatan relatif sudah cukup, meskipun besar populasi
yang sebenarnya tidak kita ketahui namun gambaran mengenai kelimpahan populasi
yang berupa suatu indeks sudah dapat memberikan informasi mengenai banyak hal.
Misalnya mengenai berubah-ubahnya populasi hewan di suatu area pada waktu yang
berbeda atau berbeda-bedanya populasi-populasi hewan pada area atau komunitas
yang berbeda. Teknik dan penentuan indeks kelimpahan itu banyak sekali macamnya
tergantung dari spesies hewan berikut kekhasan prilakunya serta macam habitat yang
ditempatinya. Salah satu metode yang akan digunakan dalam praktikum ini adalah
Metode Perangkap Jebak (Pitfall trap). Perangkap jebak itu berupa tabung atau
bejana tinggi sedarhana yang dibenamkan dalam tanah, hingga mulut tabung itu rata
dengan permukaan tanah maupun serasah yang menutupinya.
Hewan tanah adalah hewan yang hidup di tanah, baik yang hidup di permukaan
tanah maupun yang hidup di dalam tanah. Tanah itu sendiri adalah suatatu bentangan
alam yang tersusun dari bahan-bahan mineral yang merupakan hasil proses pelapukan
batu-batuan dan bahan organic yang terdiri dari organisme tanah dan hasil pelapukan
sisa tumbuhan dan hewan lainnya
B. CARA KERJA
Perangkap jebak dengan jumlah yang sama dipasang secara acak pada lahan
pengamatan dengan vegetasi yang berbeda macamnya. Untuk memudahkan pengenalan
lokasi tiap perangkap, cabang perdu terdekat berilah tanda dengan menggunakan tali
rafia. Pasangkan perangkap-perangkap itu pada pagi hari dan hasilnya diambil pada
sore hari. Hasil penangkapan yang dipasang sore hari diambil pada pagi hari esoknya.
Kumpulkan hasil perangkap itu (berikut larutan alcohol 70%+gula+detergen) dalam
katung-kantung atau botol film yang masing-masing telah diberi label yang lengkap.
Pengerjaan selanjutnya meliputi identifikasi dan pencacahan jumlah individu tiap
takson yang didapat, dilakukan di laboratorium.
Satuan kelimpahan relative disini adalah jumlah individu perwaktu (malam, siang hari) per
perangkap, karena itu maka lamanya waktu serta jumlah perangkap yang dipasang pada lahan-
lahan pengamatan yang diperbandingkan harus sama. Dari data masing-masing kelompok kerja
diisikan dalam lembaran data. Untuk selanjutnya dikomplikasikan dari seluruh kelompok kerja.
1. Penentuan Lokasi
Lokasi pengambilan sampel dipilih pada 2 (dua) lokasi di jalur hutan sekitar Rhepang
Muaif dan pengumpulan data dilakukan menggunakan metode perangkap jebak (pit fall
trap).
2. Pengambilan Sampel
Pengambilan sampel dilakukan dengan cara memasang sepuluh perangkap jebak pada
kedua habitat. Perangkap diisi dengan larutan alkohol 70%+gul+detergen dengan
perbandingan 1:2:1 pada masing-masing perangkap. Perangkap dipasang secara random
dan dibiarkan selama 1 hari kemudian sampel yang tertangkap dikumpulkan.
TNJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian Populasi
Pengertian Populasi dalam Ekologi Populasi terdiri dari banyak individu yang tersebar pada
rentangan goegrafis. Tetapi individu itu tidak selalu tersebar merata. Ada pola penyebaran, yaitu
menggerombol, acak dan tersebar. Pola distribusi ini disebabkan oleh tipe tingkah laku individu
yang berbeda. Disatu pihak, menggerombol sebagai akibat dari tertariknya individu-individu
pada tempat yang sama, apakah karna lingkungan yang cocok atau tempat berkumpul untuk
fungsi sosial. Misalnya perkawinan, dipihak lain tersebar sebagai interaksi antagonis antar
individu. Dalam hal tidak adanya daya tarik bersama/penyebaran sosial individu-individu lain
dalam populasi. Contoh pertumbuhan potensial populasi manusia yang terdiri dari banyak wanita
umur 15-35 tahun adalah lebih besar pada populasi yang terdiri dari kebanyakan laki-laki
tua/anak-anak. Tingkat pertumbuhan populasi yaitu sebagai hasil akhir dari kelahiran dan
kematian, juga mempengaruhi struktur umur dan populasi (Southwood, 1876:75).
Populasi adalah sehimpunan individu atau kelompok individu dalam satu spesies atau kelompok
lain yang dapat melangsungkan interaksi genetik dengan jenis yang bersangkutan, dan pada
waktu tertentu menghuni suatu wilayah atau tata ruang tertentu. Populasi memiliki karakterisitik
kelompok (statistical measure) yang tidak dapat diterapkan pada individu. Karakteristik dasar
populasi yang banyak didiskusikan adalah kepadatan (density). Empat parameter populasi yang
mengubah kepadatan populasi adalah natalitas (kelahiran), mortalitas (kematian), imigrasi dan
emigrasi (Tarumingkeng, 1994). Tingkat pertumbuhan populasi yaitu sebagai hasil akhir dari
kelahiran dan kematian, juga mempengaruhi struktur umur dan populasi. Suatu populasi dapat
juga ditafsirkan sabagai suatu kelompok yang sama. Suatu populasi dapat pula ditafsirkan
sebagai suatu kolompok makhuk yang sama spesiesnya dan mendiami suatu ruang khusus pada
waktu yang khusus. Populasi dapat dibagi menjadi deme, atau populasi setempat. Kelompok-
kelompok yang dapat saling membuahi, satuan kolektif terkecil populasi hewan atau tumbuhan.
Populasi memiliki beberapa karakteristik berupa pengukuran statistik yang tidak dapat
diterapkan pada individu anggota populasi. Karakteristik dasar populasi adalah besar populasi
atau kerapatan (Junaidi,2010). Ukuran populasi umumnya bervariasi dari waktu, biasanya
mengikuti dua pola. Beberapa populasi mempertahankan ukuran populasi mempertahankan
ukuran populasi, yang relatif konstan sedangkan populasi lain berfluktuasi cukup besar.
Perbedaan lingkungan yang pokok adalah suatu eksperimen yang dirangsang untuk
meningkatkan populasi tersebut. Penyelidikan tentang dinamika populasi, pada hakikatnya
dengan keseimbangan antara kelahiran dan kematian dalam populasi dalam upaya untuk
memahami pada tersebut di alam (Naughton, 1973). Populasi adalah sekelompok organisme
yang mempunyai spesies sama (takson tertentu) serta hidup/menempati kawasan tertentu pada
waktu tertentu. Suatu populasi memiliki sifatsifat tertentu; seperti kepadatan (densitas),
laju/tingkat kelahiran (natalitas), laju/tingkat kematian (mortalitas), sebaran umur dan sex (rasio
bayi, anak, individu muda, dewasa dengan jenis kelamin betina atau jantan), dll. Sifat-sifat ini
dapat dijadikan sebagai parameter untuk mengetahui / memahami kondisi suatu populasi secara
alami maupun perubahan kondisi populasi karena adanya pengaruh perubahan lingkungan.
Sebagai salah satu sifat populasi, densitas merupakan cerminan ukuran populasi (jumlah total
individu) yang hidup dalam kawasan tertentu(Tobing, 2008: 43). Populasi terdiri dari banyak
individu yang tersebar pada rentangan goegrafis. Tetapi individu itu tidak selalu tersebar merata.
Ada pola penyebaran, yaitu menggerombol, acak dan tersebar. Pola distribusi ini disebabkan
oleh tipe tingkah laku individu yang berbeda. Disatu pihak, menggerombol sebagai akibat dari
tertariknya individu-individu pada tempat yang sama, apakah karna lingkungan yang cocok atau
tempat berkumpul untuk fungsi sosial. Misalnya perkawinan, dipihak lain tersebar sebagai
interaksi antagonis antar individu.
BAB III
METODE
3.1 Hasil
1.1.1. Pengukuran Factor Lingkungan Abiotic Teresterial
Koordinat plot : ± 6 m
S´ 02º34´57.11º
E 140º38´59.9º
Tanggal sampling : Kamis , 23-09-2021
Intensitas cahaya : 1593
Suhu udara : 30º
Kelembaban udara : 70,9
pH tanah : 6
Kandungan air/kelembaban tanah :
Kandungan organik dan mineral tanah:
Profil tanah : Horison O : 4
Horison A : 9
Horison B : 7
Horison C………
Tekstur tanah : Liat berpasir
Bulk density : 1,42
Particle density : 1,53
Porositas : 8%
Kelompok 1
Kode Trap Nama Ilmiah Jumlah ni/N lnni/N
Gelas I Hymenoptera 4 0,088889 -2,42037 -0,21514
Gelas II Lepidoptera 1 0,022222 -3,80666 -0,08459
Hymenoptera 3 0,066667 -2,70805 -0,18054
Hemiptera 1 0,022222 -3,80666 -0,08459
Gelas III Hymenoptera 5 0,111111 -2,19722 -0,24414
Blataria 2 0,044444 -3,11352 -0,13838
Gelas IV Hymenoptera 19 0,422222 -0,86222 -0,36405
Blataria 1 0,022222 -3,80666 -0,08459
Hemiptera 1 0,022222 -3,80666 -0,08459
Gelas V Hymenoptera 7 0,155556 -1,86075 -0,28945
Myriapoda 1 0,022222 -3,80666 -0,08459
total 45 1,854658
Kelompok 2
Gelas I Solenopsis invicta 26 0,104 -2,26336 -0,23539
Gelas II Solenopsis invicta 7 0,028 -3,57555 -0,10012
psephenus herricki 1 0,004 -5,52146 -0,02209
Gelas III Solenopsis invicta 35 0,339806 -1,07938 -0,36678
Gelas IV Solenopsis invicta 11 5,5 1,704748 9,376115
Earwig 1 0,021277 -3,85015 -0,08192
Gelas V Solenopsis invicta 169 169 5,129899 866,9529
total 250 -875,523
Kelompok 3
Gelas I Hymenoptera 103 0,520202 -0,65354 -0,33997
Blattaria 2 0,010101 -4,59512 -0,04642
Gelas II Hymenoptera 47 0,237374 -1,43812 -0,34137
Orthoptera 1 0,005051 -5,28827 -0,02671
Gelas III Hymenoptera 19 0,09596 -2,34383 -0,22491
Gelas IV Hymenoptera 23 0,116162 -2,15277 -0,25007
Termites 1 0,005051 -5,28827 -0,02671
Orthoptera 1 0,005051 -5,28827 -0,02671
Gelas V Hymenoptera 1 0,005051 -5,28827 -0,02671
total 198 1,309575
3.2 Pembahasan
Kemudian setelah kami tinggalkan selama 6 jam kami kembali lagi untuk
menangkap belalang. Kami mendapatkan belalang yang sudah memiliki tanda
sebanyak 22 belalang dan belalang yang tidak memiliki tanda sebanyak 71
belalang.
KESIMPULAN
Azhar. 2004. Penentuan Posisi Dengan GPS Dan Aplikasinya. Pradanya. Jakarta
Odum, E.P. 1971. Fundamental of Ecology. W. B. Saunder Com. Phildelphia 125. Pp.