Oleh
Lailatul Farihah
1717021038
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2019
LEMBAR PENGESAHAN
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I. PENDAHULUAN
1
I.2. Tujuan
Tujuan dilakukannya praktikum ini adalah untuk menerapkan metode
capture-mark-release-recapture untuk memperkirakan besarnya populasi
simulan (objek simulasi) dna membandingkan hasil estimasi dari tiga rumus
yang berbeda (Petersan, Schnabel, dan Eschmayer).
2
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
3
memperkirakan besarnya populasi sedemikian rupa sehingga sesuai dengan sifat
hewan atau tumbuhan yang akan di hitung. Misalnya, untuk padang rumput dapat
digunakan metode kuadrat untuk memperkirakan memperkirakan populasi dengan
cara “track count”atau “fecal count”. Untuk hewan yang ralatif mudah
ditangkap, misalnya tikus, belalang dapat di perkirakan dengan metode capture-
mark-release-recapture(CMRR)(Southwood, 1971 dalam Adisendjaja, et.al,
2001).
Metode capture-mark-release-recapture (CMRR) dikembangkan untuk mengatasi
kesulitan yang berhubungan dengan estimasi ukuran populasi pada
hewan. Prinsip umum percobaan CMRR adalah untuk menandai individu dalam
penangkapan sesi pertama dan kemudian untuk mencatat proporsi individu yang
ditandai dalam penangkapan kembali sesi berikutnya (Williams et al. 2001).
Dalam model sederhana, populasi berukuran N kemudian diperkirakan dari rasio
individu yang ditandaidan individu yang tidak ditandai dalam sesi penangkapan
kembali (Seber, 1973), dengan asumsi bahwa semua individu (ditandai dan tidak
ditandai) dicampur secara acak setelah penangkapan pertama dan dengan
demikian semua individu bisa ditangkap kembali dalam sesi penangkapan
kembali. Namun, masih sangat sulit untuk memperoleh estimasi ukuran populasi
yang dapat diandalkan bagi spesies yang sulit untuk menangkapnya, seperti
spesies langka, atau spesies yang sulit untuk ditangani(Darroch 1958).
Metode ini mengasumsikan populasi tertutup (tidak ada imigrasi, emigrasi,
kelahiran atau kematian antara pemberian tanda dan penangkapan kembali).
Metode ini juga mengasumsikan semua anggota populasi sama-sama mungkin
ditandai dan ditangkap kembali, dan hewan ditandai secara acak didistribusikan
dalam populasi hingga saat penangkapan kembali(McFarlane, 2003).
Southwood (1971) dalam Karyanto (2017) menyatakan bahwa penerapan metode
CMRR memiliki asumsi-asumsi sebagai berikut:
a. Hewan yang ditandai tidak terpengaruh oleh tanda dan tanda tidak mudah
hilang.
b. Hewan yang ditandai harus tercampur secara homogen dalam populasi.
c. Populasi harus dalam sistem tertutup (tidak ada migrasi atau migrasi dapat
dihitung).
4
d. Tidak ada kelahiran atau kematian selama periode sampling.
e. Hewan yang ditangkap sekali atau lebih, tidak mempengaruhi hasil sampling
selanjutnya.
f. Populasi sampling secara random dengan asumsi semua kelompok umur dan
jenis kelamin dapat ditangkap serta semua individu mempunyai kemampuan
yang sama untuk ditangkap.
g. Sampling dilakukan dengan interval waktu yang tetap.
h. Hewan yang ditandai mempunyai probabilitas kesintasan.
Untuk memperbaiki kekurangan akurasi metode Peterson (karena sampel yang
diambil relatif kecil), dapat digunakan metode Schnabel. Metode Schnabel selain
membutuhkan asumsi yang sama dengan metode Peterson, juga ditambahkan
dengan asumsi bahwa ukuran populasi harus konstan pada periode sampling yang
berikutnya. Pada metode ini, penangkapan, penandaan, dan pelepasan kembali
hewan dilakukan lebih dari 2 kali. Setiap periode sampling, semua hewan yang
belum bertanda diberi tanda dan dilepaskan kembali. Dengan menggunakan
metode Schnabel, besarnya populasi dapat diduga dengan rumus:
𝑛𝑖 .𝑚𝑖
i. 𝑁 = 𝑅𝑖
Oleh karena pengambilan sampel dengan cara di atas dilakukan berulang kali,
maka dapat mengurangi kesalahan sampling. Kesalahan baku (SE) metode
Schnabel dapat dihitung dengan rumus:
1
𝑆𝐸 =
1 (𝑘 − 1) 1
+ 𝑁 −
(𝑁 − 𝑀𝑖) (𝑁 − 𝑛𝑖)
Selang kepercayaannya dapat dihitung dengan menggunakan rumus :
𝑁 ± 𝑡 . 𝑆𝐸
Keterangan:
t = (df, ), lihat tabel distribusi t dengan df = , dan adalah tingkat
signifikasi
k = Jumlah periode sampling
N = cacah hewan di alam/dalam populasi
5
Mi = Jumlah total hewan yang tertangkap pada periode ke-i ditambah
periode sebelumnya/jumlah total hewan yang bertanda
ni = Jumlah hewan yang tertangkap pada periode ke-i
Ri = Jumlah hewan yang tertangkap kembali pada periode ke-i
6
BAB III. METODE PENGAMATAN
7
apabila terdapat sejumlah kancing kuning maka dicatat sebagai R.
Percobaan tersebut dilakukan sebanyak 10 kali. Setelah didapatkan data,
estimasi populasi untuk kancing hijau dapat dihitung dengan kedua rumus
yaitu rumus Peterson dan rumus Schnabel. Jika ingin menghitung kancing
krem langkah yang sama seperti pada percobaan kancing hijau. Angka-
angka yang telah didapatkan, dimasukkan ke dalam tabel hasil
pengamatan.
8
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV.2. Perhitungan
Nilai α = = = 2.564,64
Nilai b = [ Σ – ] = [4,89 – ] = 1,589
Standar Eror = = = 807,33
2 a3 × b
S= (m .R
2 2,564,64 3 × 1,593
= = 1.830,11
8,023
9
IV.3. Pembahasan
Perhitungan populasi baik untuk hewan ataupun tumbuhan dapat dilakukan
dengan dua cara, yaitu dengan cara langsung dan tidak langsung dengan
memperkirakan besarnya populasi sedemikian rupa sehingga sesuai
dengan sifat hewan atau tumbuhan yang akan di hitung. Hewan yang
relatif mudah ditangkap, misalnya tikus, belalang dapat diperkirakan
dengan metode capture-mark-release-recapture (CMRR). Metode
capture-mark-release-recapture (CMRR) dikembangkan untuk mengatasi
kesulitan yang
berhubungan dengan estimasi ukuran populasi pada hewan. Prinsip umum
percobaan CMRR adalah untuk menandai individu dalam penangkapan
sesi pertama dan kemudian untuk mencatat proporsi individu yang ditandai
dalam penangkapan kembali sesi berikutnya.
Model sederhana populasi berukuran N kemudian diperkirakan dari rasio
individu yang ditandai dan individu yang tidak ditandai dalam sesi
penangkapan kembali, dengan asumsi bahwa semua individu (ditandai dan
tidak ditandai) dicampur secara acak setelah penangkapan pertama dan
dengan demikian semua individu bisa ditangkap kembali dalam sesi
penangkapan kembali. Metode ini mengasumsikan populasi tertutup (tidak
ada imigrasi, emigrasi, kelahiran atau kematian antara pemberian tanda
dan penangkapan kembali). Metode ini juga mengasumsikan semua
anggota populasi sama-sama mungkin ditandai dan ditangkap kembali, dan
hewan ditandai secara acak didistribusikan dalam populasi hingga saat
penangkapan kembali. Sebagian besar kasus, tidak praktis atau bahkan
tidak mungkin untuk menghitung semua individu yang berada dalam suatu
populasi.
Para ahli ekologi seringkali menggunakan berbagai macam teknik
pengambilan sampel untuk mentaksir kepadatan dan ukuran total populasi.
Sebagai contoh, para ahli menggunakan cara dengan menghitung individu
yang terdapat dalam beberapa bidang tanah (plot) yang mewakili, dengan
ukuran yang sesuai. Taksiran seperti itu lebih tepat jika menggunakan
CMRR.
10
BAB V. PENUTUP
V.1. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa
metode CMRR (Capture, Mark, Release, and Recapture) bermanfaat untuk
menentukan estimasi populasi. Perhitungan dalam metode CMRR dapat
menggunakan rumus Peterson maupun Schnabel. Pada perhitungan dengan
menggunakan kedua rumus tersebut didapati perbedaan yang signifikan
pada nilai jumlah individu. Nilai jumlah individu yaitu 1,589 pada
perhitungan dengan menggunakan rumus Schnabel. Berdasarkan hasil
perhitungan estimasi populasi, diperoleh hasil bahwa penggunaan rumus
Schnabel lebih akurat dan representatif dibandingkan perhitungan
menggunakan rumus Peterson karena hasil N-relative dari perhitungan
Schnable adalah 1.830,11 dengan standar error 807,33.
V.2. Penutup
Sekian laporan praktikum ini saya buat dengan hasil data yang real, semoga
bisa memberikan pemahaman lebih bagi saya untuk mengenai estimasi
perhitungan populasi menggunakkan CMRR.
11
DAFTAR PUSTAKA
12
LAMPIRAN
13