Anda di halaman 1dari 6

Laporan Praktikum Ekologi Hewan

2020

Tipe Respon Cacing Pheretima sp. Terhadap Cahaya dan


Kemiringan
Amat Ribut1, Eki Lusiana1, Hairunnisa1, Winda Eka Putri1
1
Program Studi Biologi, Fakultas MIPA, Universitas Tanjungpura, Pontianak, Jl.
Prof. Dr. H. Hadari Nawawi, Pontianak
Email : ekilusiana.21@gmail.com

Abstract
Cacing tanah menyukai lingkungan yang lembab dengan bahan organik yang berlimpahan dan
banyak banyak kalsium yang tersedia. Perilaku cacing tanah dengan membuat liang yang dangkal merupakan
respon terhadap rangsang cahaya. Taksis adalah suatu gerakan hewan menuju atau menjauhi suatu rangsangan
yang terjadi. Metode kerja fototaksis pada praktikum kali ini adalah disediakan nampan plastik, senter,
kertas karbon/plastik hitam, dan tiga ekor cacing Pheretima sp., stopwatch. Kemudian ditutup sebagian
nampan plastik dengan kertas karbon/kantong plastik hitam dan sebagiannya lagi dibiarkan terbuka. Letakkan
tiga ekor cacing didalam nampan plastik dengan posisi ditengah-tengah antara bagian yang gelap dan bagian
yang gelap serta kepala diarahkan ke atas. Metode kerja geotaksis pada praktikum kali ini adalah
disediakan kardus bekas dengan engsel, sudut penyangga, air secukupnya, dan lima ekor cacing Pheretima
sp. Dietakkan sudut penyangga 10°, 30°, 50°, 70° pada kardus. Dipercikan air secukupnya pada kardus
tersebut dan diletakkan cacing Pheretima sp., sebanyak 5 ekor kemudian diarahkan kepalanya ke atas. Diamat
masing-masing perlakuan dan dicatat waktunya. hasil ini diketahui bahwa cacing tanah selalu bergerak
menjauhi cahaya, pada praktikum, cacing tanah ini selalu bergerak ke tampat yang gelap. Perilaku cacing
tanah sesuai dengan pernyataan bahwa perilaku cacing tanah dengan membuat liang yang dangkal merupakan
respon terhadap rangsang cahaya. Berdasarkan hal ini diketahui bahwa ketinggian dan gaya gravitasi
mempengaruhi pergerakan Pherettima sp.. Menurut Michel (1994), geotaksis adalah gerak taksis yang terjadi
karena adanya kemiringan suatu tempat.

Perilaku cacing tanah dengan membuat liang yang


PENDAHULUAN dangkal merupakan respon terhadap rangsang
cahaya. Kelangsungan hidup suatu mahkluk hidup
Cacing tanah merupakan komponen yang penting tergantung pada kemampuannya dalam
pada ekosistem tanah, karena ikut berperan dalam menanggapi rangsang dan bagaimana organisme
proses humifikasi, memperbaiki aerasi, mengolah (cacing tanah) tersebut menyesuaikan diri terhadap
material organik dan menstabilkan derajat lingkungannya (Odum, 1993).
keasaman tanah. Pori makro tanah,tekstur tanah dan
kandungan material organik tanah dipengaruhi oleh
diversitas makhluk hidup di sekitarnya seperti Ilmu yang mempelajari tentang pola perilaku
aktivitas cacing tanah yang ada (Brown et al., hewan disebut ethologi. Perilaku pada hewan dapat
2004). Cacing tanah di Indonesia diketahui dibagi kedalam tiga unsur yaitu tropisme, taksis,
sebanyak 55 jenis (Suin,1982). refleksi, insting, belajar dan menalar. Taksis adalah
sumber rangsangan. Misalnya fototaksis
Cacing tanah menyukai lingkungan yang lembab merupakan rangsangan yang berasal dari sumber
dengan bahan organik yang berlimpahan dan cahaya (Hasan dan Widipanestu, 2000).
banyak banyak kalsium yang tersedia. Akibatnya,
cacing tanah terdapat paling melimpah dalam tanah Suatu rangsangan tingkah laku (iritabilitas) suatu
berstruktur halus dan kaya bahan organik dan tidak organisme disebut juga daya menanggapi
terlalu asam. Cacing tanah pada umumnya rangsangan. Daya ini memungkinkan organisme
membuat liang dangkal dan hidup mencerna bahan menyesuaikan diri terhadap perubahan
organik yang terdapat didalam tanah (Nurdin, lingkungannya. Pada beberapa organisme terdapat
1997). sel-sel, jaringan atau organ-organ yang
berdiferensiasi khusus. Pada organisme yang
bergerak, tanggapan terhadap rangsangan disebut
171
Laporan Praktikum Ekologi Hewan
2020

refleks. Suatu gerak taksis pada organisme yang Pheretima sp., stopwatch. Kemudian ditutup
diberikan rangsangan akan bergerak menjauhi atau sebagian nampan plastik dengan kertas
mendekati rangsangan. karbon/kantong plastik hitam dan sebagiannya lagi
dibiarkan terbuka. Letakkan tiga ekor cacing
Taksis adalah suatu gerakan hewan menuju atau didalam nampan plastik dengan posisi ditengah-
menjauhi suatu rangsangan yang terjadi. Taksis tengah antara bagian yang gelap dan bagian yang
dibagi menjadi dua berdasarkan arah orientasi dan gelap serta kepala diarahkan ke atas. Berikan
pergerakan, yaitu taksis positif dan taksis negatif. cahaya dari atas dengan senter. Diamati arah
Taksis menurut macam rangsangannya juga perpindahan cacing antara bagian yang gelap atau
dibedakan menjadi fototaksis (rangsangan cahaya), bagian yang terang dan dicatat waktu pada saat
rheoaksis (rangsangan terhadap arus air), cacing sudah berpindah tempat. Dilakukan dengan
kemotaksis (rangsangan terhadap bahan kimia) dan tiga kali pengulangan. Dicatat dan diamati waktu
geotaksis (rangsangan terhadap kemiringan tempat) pergerakan taksis postif dan negatif dengan
(Michael, 1994): maksimal waktu masing-masing 10 menit.
Kemudian untuk melihat alur perjalanan pada
Suatu gerak taksis dikatakan taksis positif jika cacing Pheretima sp., maka di nampan plastik
respon yang terjadi adalh menuju atau mendekati ditaburi tepung secukupnya kemudian dilihat
rangsangan, sedangkan taksis negatif jika respon alur perjalanan cacing Pheretima sp., saat
yang terjadi adalah menjauhi rangsangan (Virgianti,
berpindah tempat, setelah itu di
2005).
Perilaku dapat terjadi sebagai akibat suatu stimulus dokumentasikan.
dari luar. Reseptor diperlukan untuk mendeteksi
stimulus itu, syarat diperlukan untuk Metode Kerja Geotaksis
mengkoordinasikan respon dan efektor itulah yang Metode kerja geotaksis pada praktikum kali ini
sebenarnya melakukan aksi. Perilaku dapat juga adalah disediakan kardus bekas dengan engsel,
terjadi sebagai akibat stimulus dari dalam. Lebih sudut penyangga, air secukupnya, dan lima ekor
sering terjadi, perilaku suatu organisme merupakan cacing Pheretima sp. Dietakkan sudut penyangga
akibat gabungan stimulus dari luar dan dalam 10 ° , 30 ° , 50 ° , 70 ° pada kardus. Dipercikan air
(Kimball, 1992). Oleh karena it, untuk melihat tipe secukupnya pada kardus tersebut dan diletakkan
respon Cacing Pheretims sp. terhadap suatu cacing Pheretima sp., sebanyak 5 ekor kemudian
gerakan taksis pada rangsangan berupa cahaya diarahkan kepalanya ke atas dan diamati cacing
(fitotaksis) maupun kemiringan tempat (geotaksis), tersebut hingga sampai ke garis tengah dan dicatat
maka dilakukanlah praktikum ini. waktu ketika sudah sampai d garis tengah dengan
maksimal waktu 15 menit pada setiap sudut
kemiringannya.
BAHAN DAN METODE

Penelitian dilakukan selama satu hari pada tanggal HASIL DAN PEMBAHASAN
22 September 2020, dimulai pada pukul 08.00 WIB Tabel 1. Hasil Respon Peretima sp. Terhadap
hingga selesai. Pengambilan sampel cacing tanah Cahaya
Pheretima sp. dilakukan di halaman rumah, Villa Waktu (s)
Bhayangkara Jalan Kartiasa Kecamatan Sambas, Respon A B C
Kabupaten Sambas. Positif 278 105 373

Bahan-bahan dan alat yang digunakan pada Negatif -217 -75 -278
praktikum kali ini adalah senter,nampan plastik
tepung, air secukupnya, Stopwatch, Cacing
tanah Pheretima sp. (30 ekor), kertas karbon/
platik hitam, bidang miring dengan sudut 10°,
30°, 50° dan 70° (menggunakan kardus).

Metode Kerja Fototaksis


Metode kerja fototaksis pada praktikum kali ini
adalah Disediakan nampan plastik, senter, kertas
karbon/plastik hitam, dan tiga ekor cacing

172
Laporan Praktikum Ekologi Hewan
2020

dengan waktu 278 detik. Sedangkan Pherettima sp.


Gambar 1. Respon Cacing B bergerak menjauhi cahaya dengan rata-rata
Pheretima sp. Terhadap Cahaya waktu 75 detik dan mendekati cahaya kembali
500 dengan waktu 105 detik. Pheretima sp. C bergerak
400 menjauhi cahaya dengan waktu 278 detik dan
300
bergerak mendekati cahaya kembali pada waktu
373 detik.
200
Berdasarkan hasil ini diketahui bahwa cacing tanah
100
selalu bergerak menjauhi cahaya, pada praktikum,
0 cacing tanah ini selalu bergerak ke tampat yang
-100 Positif Negatif gelap. Perilaku cacing tanah sesuai dengan
-200 pernyataan bahwa perilaku cacing tanah dengan
-300 membuat liang yang dangkal merupakan respon
-400 terhadap rangsang cahaya. Kelangsungan hidup
suatu mahkluk hidup tergantung pada
A B C kemampuannya dalam menanggapi rangsang dan
bagaimana organisme (cacing tanah) tersebut
menyesuaikan diri terhadap lingkungannya
Tabel 2. Hasil Respon Peretima sp. Terhadap
(Odum, 1993).
Kemiringan
Cacing tanah selalu menjauhi cahaya karena
Sudut
cacing tanah merupakan hewan yang mwnyukai
waktu 10° 30° 50° 70° lingkungan yang lembab. Hal ini sesuai dengan
A 93 230 0 0 pernyataan Cacing tanah menyukai lingkungan
B 175 243 780 373 yang lembab dengan bahan organik yang
C 81 257 425 650 berlimpahan dan banyak banyak kalsium yang
D 83 120 355 275 tersedia. Akibatnya, cacing tanah terdapat paling
melimpah dalam tanah berstruktur halus dan kaya
E 59 104 0 0
bahan organik dan tidak terlalu asam. Cacing tanah
pada umumnya membuat liang dangkal dan hidup
Gambar 2. Respon Cacing Tanah mencerna bahan organik yang terdapat didalam
Pheretima sp. Terhadap tanah (Nukmal, 2012).
Kemiringan
Berdasarkan tabel diketahui bahwa Pherettima sp.
900 selalu bergerak kearah bawah dan jika ke arah atas
800 dia Pheretima sp. selalu turun ke bawah
kembali. Pergerakan Pherettima sp. dapat
700
diketahui pada tabel paling cepat waktunya untuk
600 sampai ke arah atas dengan urutan yaitu pada
500
sudut 100 , dan 300 yaitu berkisar antara 59-257
detik. Sedangkan pergerakan yang sangat lambat
400 untuk menuju ke atas yaitu pada sudut 500 dan 700
300 dengan kisaran antara waktu 275-780 detik dan
bahkan diantara mereka yaitu dapat dilihat pada
200
tabel untuk Pheretima sp. A dan E tidak dapat
100 begerak menuju ke atas dan bahkan mereka turun
0 kembali k arah bawah dalam waktu 15 menit.
A B C D E
Berdasarkan hal ini diketahui bahwa ketinggian
10° 30° 50° 70° dan gaya gravitasi mempengaruhi
pergerakan Pherettima sp.. Menurut Michel
(1994), geotaksis adalah gerak taksis yang terjadi
Pembahasan karena adanya kemiringan suatu tempat.
Berdasarkan tabel
Berdasarkan hasil pengamatan, diketahui bahwa
diatas diketahui bahwa Pheretima sp. A bergerak
pergerakan Pherettima sp. merupakan geotaksis
menjauhi cahaya dengan rata-rata waktu 217 detik,
positif karena Pherettima sp. selalu bergerak ke
kemudian bergerak kembali mendekati cahaya
173
Laporan Praktikum Ekologi Hewan
2020

arah bawah atau kearah sumber gravitasi bumi. mendekati rangsangan, sedangkan taksis negatif
Pergerakan Pherettima sp. dikatakan geotaksis jika respon yang terjadi adalah menjauhi
positif karena sesuai dengan pernyataan Virgianti rangsangan.
(2005), bahwa suatu gerak taksis dikatakan taksis
positif jika respon yang terjadi adalah menuju atau
DAFTAR PUSTAKA

Brown G.G, Edwards C.A &Brussard


L,2004,How Earthwoms Affect Plant
Growth: Burrowing into The Mecanisms.
In:Edwards, C.A. (Ed), Earthworm
Ecology
Hasan, A. Dan I. Widipangestu, 2000. Uji Coba
Penggunaan Lampu Lacuba Tenaga Surya
pada Bagan Apung Terhadap Hasil Tangkapan
Ikan di Pelabuhan Ratu, Jabar, Jurnal Ekologi
dan Perikanan, 20 oktober 2010.

Kimball, J. 1983, Biologi, Edisi kelima, Jilid 2,


Erlangga, Jakarta.
Michael, P., 1994, Metode Penelitian untuk
Ekologi Penelitian Ladang dan Laboratorium,
UI Press, Jakarta.
Nukmal, N.2012. Penuntun Praktikum Fisiologi Hewan.
Bandar Lampung
Odum, E. P. 1993.Dasar-dasar Ekologi.
Terjemahan Tjahjono Samingan. Edisi
Ketiga. Gadjah Mada University
Press.Yogyakarta.
Ternak.Tesis.USU. Medan.
Suin, N.M. 1997. Ekologi Hewan Tanah. Bumi
Aksara. Jakarta.
Suin, N.M.2003. Ekologi Hewan Tanah.Bumi
Aksara dan Pusat Antar Universitas Ilmu
Hayati.ITB.
Qudratullah, H.,Setyawati, TR& Yanti,
AH,2013, Keanekaragaman Cacing
Tanah Pada Tiga Tipe Habitat di
Kecamatan Pontianak Kota. Pontianak.
Protobiont vol. 2 ,no.2,hal 56-62.
Virgianti, D.P. dan Hana A. P., 2005, Perdedahan
Morsin Terhadap Perilaku Massa Prasapih
Mencit, FMIPA, Bandung
Lampiran

174
Laporan Praktikum Ekologi Hewan
2020

175
Laporan Praktikum Ekologi Hewan
2020

176

Anda mungkin juga menyukai