2020
Abstract
Cacing tanah menyukai lingkungan yang lembab dengan bahan organik yang berlimpahan dan
banyak banyak kalsium yang tersedia. Perilaku cacing tanah dengan membuat liang yang dangkal merupakan
respon terhadap rangsang cahaya. Taksis adalah suatu gerakan hewan menuju atau menjauhi suatu rangsangan
yang terjadi. Metode kerja fototaksis pada praktikum kali ini adalah disediakan nampan plastik, senter,
kertas karbon/plastik hitam, dan tiga ekor cacing Pheretima sp., stopwatch. Kemudian ditutup sebagian
nampan plastik dengan kertas karbon/kantong plastik hitam dan sebagiannya lagi dibiarkan terbuka. Letakkan
tiga ekor cacing didalam nampan plastik dengan posisi ditengah-tengah antara bagian yang gelap dan bagian
yang gelap serta kepala diarahkan ke atas. Metode kerja geotaksis pada praktikum kali ini adalah
disediakan kardus bekas dengan engsel, sudut penyangga, air secukupnya, dan lima ekor cacing Pheretima
sp. Dietakkan sudut penyangga 10°, 30°, 50°, 70° pada kardus. Dipercikan air secukupnya pada kardus
tersebut dan diletakkan cacing Pheretima sp., sebanyak 5 ekor kemudian diarahkan kepalanya ke atas. Diamat
masing-masing perlakuan dan dicatat waktunya. hasil ini diketahui bahwa cacing tanah selalu bergerak
menjauhi cahaya, pada praktikum, cacing tanah ini selalu bergerak ke tampat yang gelap. Perilaku cacing
tanah sesuai dengan pernyataan bahwa perilaku cacing tanah dengan membuat liang yang dangkal merupakan
respon terhadap rangsang cahaya. Berdasarkan hal ini diketahui bahwa ketinggian dan gaya gravitasi
mempengaruhi pergerakan Pherettima sp.. Menurut Michel (1994), geotaksis adalah gerak taksis yang terjadi
karena adanya kemiringan suatu tempat.
refleks. Suatu gerak taksis pada organisme yang Pheretima sp., stopwatch. Kemudian ditutup
diberikan rangsangan akan bergerak menjauhi atau sebagian nampan plastik dengan kertas
mendekati rangsangan. karbon/kantong plastik hitam dan sebagiannya lagi
dibiarkan terbuka. Letakkan tiga ekor cacing
Taksis adalah suatu gerakan hewan menuju atau didalam nampan plastik dengan posisi ditengah-
menjauhi suatu rangsangan yang terjadi. Taksis tengah antara bagian yang gelap dan bagian yang
dibagi menjadi dua berdasarkan arah orientasi dan gelap serta kepala diarahkan ke atas. Berikan
pergerakan, yaitu taksis positif dan taksis negatif. cahaya dari atas dengan senter. Diamati arah
Taksis menurut macam rangsangannya juga perpindahan cacing antara bagian yang gelap atau
dibedakan menjadi fototaksis (rangsangan cahaya), bagian yang terang dan dicatat waktu pada saat
rheoaksis (rangsangan terhadap arus air), cacing sudah berpindah tempat. Dilakukan dengan
kemotaksis (rangsangan terhadap bahan kimia) dan tiga kali pengulangan. Dicatat dan diamati waktu
geotaksis (rangsangan terhadap kemiringan tempat) pergerakan taksis postif dan negatif dengan
(Michael, 1994): maksimal waktu masing-masing 10 menit.
Kemudian untuk melihat alur perjalanan pada
Suatu gerak taksis dikatakan taksis positif jika cacing Pheretima sp., maka di nampan plastik
respon yang terjadi adalh menuju atau mendekati ditaburi tepung secukupnya kemudian dilihat
rangsangan, sedangkan taksis negatif jika respon alur perjalanan cacing Pheretima sp., saat
yang terjadi adalah menjauhi rangsangan (Virgianti,
berpindah tempat, setelah itu di
2005).
Perilaku dapat terjadi sebagai akibat suatu stimulus dokumentasikan.
dari luar. Reseptor diperlukan untuk mendeteksi
stimulus itu, syarat diperlukan untuk Metode Kerja Geotaksis
mengkoordinasikan respon dan efektor itulah yang Metode kerja geotaksis pada praktikum kali ini
sebenarnya melakukan aksi. Perilaku dapat juga adalah disediakan kardus bekas dengan engsel,
terjadi sebagai akibat stimulus dari dalam. Lebih sudut penyangga, air secukupnya, dan lima ekor
sering terjadi, perilaku suatu organisme merupakan cacing Pheretima sp. Dietakkan sudut penyangga
akibat gabungan stimulus dari luar dan dalam 10 ° , 30 ° , 50 ° , 70 ° pada kardus. Dipercikan air
(Kimball, 1992). Oleh karena it, untuk melihat tipe secukupnya pada kardus tersebut dan diletakkan
respon Cacing Pheretims sp. terhadap suatu cacing Pheretima sp., sebanyak 5 ekor kemudian
gerakan taksis pada rangsangan berupa cahaya diarahkan kepalanya ke atas dan diamati cacing
(fitotaksis) maupun kemiringan tempat (geotaksis), tersebut hingga sampai ke garis tengah dan dicatat
maka dilakukanlah praktikum ini. waktu ketika sudah sampai d garis tengah dengan
maksimal waktu 15 menit pada setiap sudut
kemiringannya.
BAHAN DAN METODE
Penelitian dilakukan selama satu hari pada tanggal HASIL DAN PEMBAHASAN
22 September 2020, dimulai pada pukul 08.00 WIB Tabel 1. Hasil Respon Peretima sp. Terhadap
hingga selesai. Pengambilan sampel cacing tanah Cahaya
Pheretima sp. dilakukan di halaman rumah, Villa Waktu (s)
Bhayangkara Jalan Kartiasa Kecamatan Sambas, Respon A B C
Kabupaten Sambas. Positif 278 105 373
Bahan-bahan dan alat yang digunakan pada Negatif -217 -75 -278
praktikum kali ini adalah senter,nampan plastik
tepung, air secukupnya, Stopwatch, Cacing
tanah Pheretima sp. (30 ekor), kertas karbon/
platik hitam, bidang miring dengan sudut 10°,
30°, 50° dan 70° (menggunakan kardus).
172
Laporan Praktikum Ekologi Hewan
2020
arah bawah atau kearah sumber gravitasi bumi. mendekati rangsangan, sedangkan taksis negatif
Pergerakan Pherettima sp. dikatakan geotaksis jika respon yang terjadi adalah menjauhi
positif karena sesuai dengan pernyataan Virgianti rangsangan.
(2005), bahwa suatu gerak taksis dikatakan taksis
positif jika respon yang terjadi adalah menuju atau
DAFTAR PUSTAKA
174
Laporan Praktikum Ekologi Hewan
2020
175
Laporan Praktikum Ekologi Hewan
2020
176