LAPORAN PRAKTIKUM
disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Ekologi Hewan
dosen pengampu:
Dr. H. Saefudin, M.Si.
Dr. Rini Solihat, M.Si.
oleh:
Biologi C 2015
Kelompok 6
Anggi Istiqomah 1507488
Ima Nurfadilah 1507501
Muhammad Naufal N. 1503433
Putri Muna Kaniasari 1500649
Riska Nurlaila 1505002
Widya Nur Septiani 1506533
B. Latar Belakang
Populasi merupakan suatu kelompok individu yang memiliki spesies yang
sama dan mendiami suatu area diwaktu yang sama. Populasi memiliki ciri khas yang
menunjukkan identitasnya, misalnya kerapatan, natalitas, mortalitas, penyebaran
umur potensi biotik, tebaran dan bentuk pertumbuhan. Sifatnya yang lain
berhubungan dengan ekologi adalah sifat penyesuaian diri, keserasian reproduksi
ketahanan yaitu peluang untuk pelestarian jenis (Odum, 1996). Estimasi populasi
merupakan suatu metode yang digunakan untuk melakukan perhitungan keoadatan
suatu populasi.
Banyak spesies hewan konservasi atau kepentingan ekonomi sulit untuk
survei karena mereka bergerak atau tersembunyi, dan hanya sebagian kecil dari
populasi terdeteksi dalam sampel apapun. Jarak sampling dan CMRR (Capture Mark
Release Recapture) merupakan metode memungkinkan untuk deteksi lengkap, tetapi
dalam bentuk mereka lebih sederhana setiap metode memiliki keterbatasan.
Gabungan jarak dan metode CMRR (Capture Mark Release Recapture) mengatasi
masalah ketersediaan pengambilan sampel jarak yang lengkap (Efford, 2011).
Bekicot (Achatina fulica) merupakan hewan bertubuh lunak (mollusca)
dari kelas gastropoda yang berarti berjalan dengan perut. Bekicot
menggunakan bagian bawah tubuhnya (perut) untuk berjalan. Berbeda dengan
jenis keong air yang berinsang, bekicot menggunakan paruparu untuk
bernapas, sehingga bekicot dimasukkan ke dalam ordo Pulmonata. Secara
rinci bekicot dikelompokkan ke dalam famili Achatinidae. Bekicot merupakan
hewan dengan tingkat perkembangbiakan yang sangat cepat. Bekicot sangat
menyukai tempat-tempat yang lembab sehingga musim hujan merupakan
musim yang disukai oleh bekicot. Pada musim hujan biasanya hewan ini mulai
bermunculan dan hidup dengan cara menempel di tanaman pisang, rumputan.
Hewan ini bisa menjadi bahan makanan ternak seperti lele dumbo, itik bahkan
masyarakat tradisional sering memanfaatkan hewan ini sebagai pengobatan
(Susanti, dkk., 2014). Bekicot aktif mencari makan pada malam hari mulai
dari jam 18.00 WIB sampai menjelang matahari terbit. Bekicot sering
ditemukan pada pagi hari mulai dari matahari terbit sampai kira-kira jam
10.00 WIB, karena bekicot merupakan hewan yang sangat sensitif terhadap
cahaya matahari langsung dan biasanya pada siang hari bekicot mencari
tempat perlindungan atau beristirahat (Nastiti, 2014).
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas dapat diambil rumusan masalah
yaitu “Bagaimana estimasi kelimpahan populasi bekicot (Achatina fulica) di
depan FPBS sampai gerbang utama UPI?”
D. Tujuan
Menghitung estimasi kelimpahan populasi bekicot (Achatina fulica) di
depan FPBS sampai gerbang utama UPI.
E. Manfaat
Mengetahui estimasi kelimpahan populasi bekicot (Achatina fulica) di
depan FPBS sampai gerbang utama UPI.
F. Dasar Teori
Kehidupan hewan sangat tergantung pada habitatnya, karena
keberadaan dan kepadatan populasi suatu jenis hewan tanah di suatu daerah
sangat ditentukan keadaan daerah itu. Dengan kata lain keberadaan dan
kepadatan populasi suatu jenis hewan tanah disuatu daerah tergantung dari
faktor lingkungannya, baik lingkungan abiotik maupun lingkungan biotiknya.
Dalam studi ekologi hewan, pengukuran faktor lingkungan abiotik penting
dilakukan karena besarnya pengaruh faktor abiotik itu terhadap keberadaan
dan kepadatan populasi kelompok hewan ini. Dengan dilakukan pengukuran
faktor lingkungan abiotik, maka akan dapat diketahui faktor besar yang besar
pengaruhnya terhadap keberadaan dan kepadatan populasi hewan yang diteliti
(Wirakusumah, 2003 hal: 101).
Bekicot termasuk golongan hewan lunak (Mollusca) yang termasuk
dalam kelas gastropoda. Badannya lunak dan dilindungi oleh cangkang yang
keras. Jenis hewan ini tersebar di laut,air tawar,dan daratan yang
lembab.Bekicot termasuk keong darat yang pada umumnya mempunyai
kebiasaan hidup ditempat lembab dan aktif dimalam hari (nokturnal). Sifat
nokturnal bukan sematamata ditentukan oleh faktor gelap diwaktu malam
tetapi ditentukan oleh faktor suhu dan kelembaban lingkungannya (Rusyana,
2011). Menurut Integrated Taxonomic Information system (Anonim, 2010)
taksonomi bekicot adalah:
Filum : Mollusca
Kelas : Gastropoda
Ordo : Stylommatophora
Famili : Achatinidae
Genus : Achatina
Spesies : Achatina fulica
Achatina fulica
(Stokes, 2006)
G. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan yaitu metode penelitian deskriptif dengan
metode CMRR.
b. Bahan
Tabel 2. Bahan yang digunakan untuk pengamatan
No. Nama Bahan Jumlah
1 Achatina fulica
2 Tip-ex 2 unit
H. Langkah Kerja
Bagian cangkang
Achatina fulica
Di lokasi
Ditentukan lokasi diberi tanda
pengamatan, dicari
pengamatan. menggunkan tip-ex
Achatina fulica.
dan jumlahnya
dihitung.
Pada hari
berikutnya, dicari
Achatina fulica Achatina fulica
Jumlahnya dihitung.
dilepaskan kembali. yang telah ditandai
dengan tip-ex dan
yang tidak ditandai.
Achatina fulica
dilepaskan kembali
Hari Keterangan
Ditemukan
ke - Bertanda Tidak bertanda
1 49 - 49
2 54 23 31
3 103 23 80
4 79 58 21
5 95 63 32
Jumlah 167 212
1 M 49
2 N 54
No Parameter Jumlah (n)
3 R 23
Rumus :
𝐌. 𝐧
𝐍=
𝑹
Keterangan :
N = besarnya populasi total.
M = jumlah induvidu yang tertangkap pada penangkapan pertama.
n = jumlah induvidu yang tertangkap pada penangkapan kedua.
R = Individu yang bertanda dari penangkapan pertama yang
tertangkap kembali pada penangkapan kedua
a) Perhitungan :
49. 54
N= 23
2646
𝑁= = 115,04
23
b) Standard Error
(𝑀 .𝑛)[(𝑀−𝑅).(𝑛−𝑅)]
𝑆𝐸 = √ = 13,23
𝑅3
c) Selang kepercayaan
N±(t×SE)
1) N + (t×SE) = 115,04 + (1,96 x 13,23) = 140,97
2) N - (t×SE) = 115,04 - (1,96 x 13,23) = 98,10
d) Kesimpulan
Besar estimasi populasi bekicot pada pengamatan ini berkisar
98 sampai dengan 141 individu.
b. Metode Schnabel
Tabel 6. Hasil pengamatan dengan Analisis Schnabel
Sampling
Ni Mi ni.Mi R N
ke-
1 49 - - -
2 54 103 5562 23
3 103 157 16171 23
315.2156
4 79 182 14378 58
5 95 174 16530 63
Ʃ 380 616 52641 167
Rumus :
Ʃ(ni. Mi)
N=
Ʃ𝑅𝑖
Keterangan :
Mi = adalah jumlah total hewan yang tertangkap periode ke II
ditambah periode sebelumnya
ni = adalah hewan yang tertangkap pada periode I
Ri = Individu yang bertanda dari penangkapan pertama yang
tertangkap kembali pada penangkapan kedua
a) Standar Error
1
𝑆𝐸 = 1 (𝑘−1) 1
= 0,076
√[ + ]−∑[ ]
(𝑁−𝑀𝑖) 𝑁 (𝑁−𝑛𝑖)
b) Selang kepercayaan
N±(t×SE)
1) N + (t×SE) = 315.2156 + (1,96 x 0,076) = 315,36
2) N - (t×SE) = 315.2156 - (1,96 x 0,076) = 315,06
c) Kesimpulan
Besar estimasi populasi bekicot pada pengamatan ini berkisar 315
individu.
c. Metode Schumaner-Eschmeyer
Tabel 7. Hasil pengamatan dengan Analisis Schumaner- Eschmeyer
Sampling
C M R M2 M.R C.M2 N
ke-
1 49 - - - - -
2 54 103 23 10609 2369 572886
Rumus :
ƩC(M)2
N=
Ʃ𝑀𝑅
Keterangan :
C = jumlah yang tertangkap pada periode 1
M = Jumlah tangkapan pada periode 1 dan periode 2
R = Individu yang bertanda dari penangkapan pertama yang
tertangkap kembali pada penangkapan kedua
a) Standar Error
(𝑎)3.𝑏
𝑆𝐸 = √ ⅀𝑀.𝑅 = 135,38
b) Selang kepercayaan
N±(t×SE)
J. Pembahasan
Praktikum kali ini bertujuan untuk mengetahui estimasi jumlah suatu
populasi yang dihitung dengan menggunakan metode Peterson, Schnabel dan
metode Eschmeyer, ketiga metode ini dibandingkan untuk mendapat hasil
yang paling akurat.
Secara teori, metode analisis data menggunakan Schumacher-
Eschmeyer adalah yang paling akurat. Karena merupakan penyempurnaan
standard error (SE) dari metode sebelumnya. Semakin kecil nilai SE maka
semakin akurat pula data yang didapatkan.
Pada praktikum kali ini, dilakukan metode jelajah CMRR (Capture
Mark Release Recapture), hasil penemuan pada saat jelajah adalah menurut
metode Lincoln-Peterson jumlah rata populasi bekicot di daerah FPBS hingga
Gate 1 UPI adalah 115 individu dengan SE 13,23, sedangkan menurut metode
Schnabel adalah sebanyak 315 individu dengan SE 0.076 dan Schumaner-
Eschmeyer adalah sebesar 313 individu dengan SE 135,38. Pada analisis data
yang dilakukan, didapatkan nilai SE yang kecil untuk analisis data
menggunakan metode Schnabel, namun telampau jauh dengan analisis data
Schumaner-Eschmeyer yang sangat tinggi pada hasil SE nya, hal tersebut
dikarenakan fluktuasi data yang tidak konstan, dalam pelaksanaanya
memungkinkan terdapat banyak faktor yang membuat data tersebut atau hasil
pengamatan tidak konstan. Hal ini tidak sesuai dengan teori dimana
seharusnya metode Schumaner-Eschmeyer adalah metode dengan tingkat
keakuratan yang tinggi.
Beberapa faktor yang dapat menyebabkan ketidakonstanan dari data
ialah, keadaan atau kondisi lingkungan. Pengamatan dalam kondisi setelah
hujan dan kondisi tidak hujan akan berbeda dan mempengaruhi sehingga akan
menjadi salah satu variabel faktor yang harus diperhatikan, setelah itu
ketidakonstanan waktu pengamatan pun dapat menjadi salah satu faktornya,
yang terakhir luas pengamatan, pengamatan akan lebih efektif pada area yang
tidak terlalu luas dan bukan merupakan ruang terbuka bebas.
Dari keseluruhan analisis data yang dilakukan, menunjukan praktikum
estimasi populasi yang dilakukan masih membutuhkan banyak perbaikan
terutama pada teknis pengamatan di lapangan. Yang perlu kita ketahui bahwa
estimasi populasi tersebut nantinya dapat menunjukan kelimpahan suatu jenis
hewan.
K. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan yang didapat, bisa diambil kesimpulan
sebagai berikut.
1. Pada Metode Lincoln Peterson didapat estimasi kelimpahan populasi
bekicot sebanyak 115,4 dengan standar eror 13,23, kemudia pada Metode
Schnabel didapat jumlah 315,25 dengan standar eror 0,076, dan pada
Metode Schumaner-Eschmeyer didapat jumlah 312,92 dengan standar
eror 135,38.
2. Metode yang paling mendekati jumlah sebenarnya dilihat dari rendahnya
standar eror yang didapat dalam menghitung estimasi kelimpahan
populasi Achatina fulica di sekitar FPBS sampai Gerbang Utama UPI
adalah Metode Schnabel dengan jumlah populasi 315,21 individu dengan
SE 0,076.
DAFTAR PUSTAKA
Alimuddin, Kusnady. 2015. Aktivitas dan Jarak Edar Achatina Fulica. Makassar :
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar Samata-Gowa.
Stokes, Heather. 2006. Introduced Species Summary Project Giant (East) African
Snail (Achatina fulica). Diakses dari:
http://www.columbia.edu/itc/cerc/danoff-
burg/invasion_bio/inv_spp_summ/Achatina_fulica.htm
Susanti, E., Nurhadi, dan Febri, Y. 2014. Kepadatan Populasi Bekicot (Achatina
fulica Rodatzi Dunker) Yang Ditemukan Pada Kebun Kelapa Sawit Di
Muaro Gedang Kabupaten Pesisir Selatan. Jurnal Biologi. 1(3):133-139.