Anda di halaman 1dari 9

Nama : Riska Nurlaila

NIM : 1505002
Kelas : Biologi C 2015
Tugas : Resume BAB V Anatomi dan Fisiologi Manusia

BAB V Organisasi Tingkatan Jaringan

A. Sel dan Jaringan


Sel-sel dalam tubuh akan berhubungan satu sama lain dan berada ditempat asalnya,
kecuali sel-sel darah yang berdiri dan tersuspensi didalam plasma darah, bisa bergerak
jauh.
Didalam tubuh sel tidak menempel satu sama lain tetapi terdapat rongga yang biasanya
diisi oleh cairan interstitial dan serat tertentu. Diduga membran sel mempunyai binding
site tertentu yang bisa mengikat protein lainyya dibantu Ca+ untuk bisa saling
berikatan.
Hubungan antar sel melalui:
1. Desmosom
2. Tight Junction
3. Gap Junction

Berdasarkan fungsinya sel-sel dalam tubuh dibagi menjadi 4 jenis yaitu:

1. Sel epithel, membatasi permukaan luar tubuh, pembatas permukaan dalam organ
berlumen dan membatasi rongga tubuh serta membentuk kelenjar. Epitel berfungsi
untuk absorbsi zat nutrien, proteksi terhadap zat asing, sekresi enzim dan hormon,
serta menerima rangsang dari luar.
2. Sel otot, ada tiga macam yaitu otot lurik yang melekat pada rangka, otot jantung
dan otot polos pada organ dalam.
3. Sel-sel syaraf, terletak di otak, medula spinalis dan di ganglion-ganglion luar otak
dan medula spinalis. Sel ini menghasilkan impuls yang kemudian akan sampai ke
sel target untuk terjadinya respons.
4. Sel-sel jaringan ikat, terletak diantara sel epithel, otot maupun syaraf. Berfungsi
untuk melabuhkan, menghubungkan atau mendukung struktur sel tubuh lainnya. .
Sel jaringan ikat mensekresikan zat-zat antar sel seperti kolagen, elastis dan
retikuler.
Jaringan adalah kumpulan sel-sel yang sejenis baik struktur dan fungsinya beserta zat
interselulernya dan berada pada tempat yang sama. Terdapat empat jenis jaringan yaitu:

1. Jaringan epitel
2. Jaringan ikat
3. Jaringan otot
4. Jaringan syaraf
B. Jaringan Epithel
Susunan sel yang letaknya berdekatan dan disatukan oleh substansi interseluler.
Melapisis rongga dan organ dalam serta menutupi bagian luar tubuh. Sel-selnya
melekatkan diri pada membran basalis. Jaringan epitel terbagi menjadi:
1. Epitel pipih selapis: satu lapis sel berbentuk pipih dan baik untuk difusi, osmosis
serta filtrasi, terdapat pada alveoli paru-paru, glomerulus, bagian endotelium serta
mesotelium.
2. Epitel kubus selapis: untuk sekresi dan absorbsi, terdapat di ovarium tubulus ginjal,
lensa mata, sel pigmen retina dan kelenjar-kelenjar.
3. Epitel selapis columnar (silindris): untuk proteksi, pelumasan, sekresi dan absorpsi,
terdapat pada organ pencernaan, kantung empedu dan saluran eksresi.
4. Epitel berlapis pipih: terdiri dari sel-sel epitel yang berlapis – lapis, lapisan
permukaan biasanya ada yang menanduk, perannya sebagai proteksi terdapat pada
kulit, rogga mulut, lidah, esophagus dan vagina.
5. Epitel berlapis kubus: untuk proteksi terdapat pada uretra pria dan saluran kelenjar
keringat.
6. Epitel berlapis columnar: untuk proteksi dan sekresi, terdapat pada saluran uretra
pria dan saluran kelenjar mamame wanita.
7. Epitel transisional: bentuknya mengubus jika relaksasi dan memipih saat kontraksi,
terdapat pada kandung kemih.
8. Epitel berlapis semu: selapis epitel yang melekat pada membran basalis naun tidak
semua mencapai permukaan sehingga terlihat semu, terdapat pada saluran
pernafasan atas dan sisstem reproduksi pria.

Epitel kelenjar adalah untuk sekresi yaitu mengeluarkan zat yang berguna bagi tubuh.

Kelenjar eksokrin: jika sekresi dikeluarkan kedalam satu saluran kelenjar atau langsung
ke permukaan tubuh.
Kelenjar endokrin: jika hasil skeresi dimasukkan kedalam darah.

Tubulus: sel kelenjar yang berbentuk tabung

Acinous: sel kelenjar yang berbentuk labu (botol)

Epitel kelenjar dibagi menjadi:

1. Holokrin: zat yang disekresikan terkumpul dalam sitoplasma kemudian selnya mati
dan isinya disekresikan. Contoh kelenjar sebasea kulit
2. Apokrin: zat yang disekresikan terkumpul pada bagian ujung luar sel, lalu
dilepaskan membentuk zat yang disekresikan kemudian sel mereparasi diri. Contoh
kelenjar mamae
3. Merokrin: zat yang disekresikan dibentuk dan dikeluarkan dari sel kedlaam
salurannya dan sel tidak ikut mati. Contoh kelenjar pankreas dan kelenjar ludah.
C. Jaringan Ikat
Jringan ikat terdapat pada permukaan luar tubuh, mengandung banyak pembuluh darah
keculi pada tulang rawan. Fungsinya untuk proteksi, penunjang dan pengikat berbagai
organ dan jaringan. Jaringan ikat embrionic terdapat saat dalam kandungan, disebut
mesenkim sedangkan aringan ikat dewasa terdiri dari:
1. Jaringan ikat sebenarnya
a) Jaringan ikat jarang: zat intraseluler yang setengah cair dengan serat yang
jarang. Seratnya ada kolagen, elstin dan retikuler. Selnya terdiri dari
fibroblast (sekresi zat intrasel dan serat), makrophag (untuk fagositosis),
melanosit (penghasil pigmen melanin), sel plasma (penghasil antibodi) dan
mast sel (menghasilkan heparin, histamin dan serotonin).
b) Jaringan lemak: jaringan ikat jarang, sel-selnya yang berasal dari fibroblas
diisi lemak. Fungsinya untuk cadangan energi, mengurangi pengeluaran
suhu tubuh. Terdapat dibawah kulit, sekitar mata, ginjal, dan jantung
fungsinya untuk melindungi organ.
c) Jaringan ikat kolagen: terdiri dari serat kolagen, berwarna putih, kuat tapi
lentur, contohnya tendon yang melekatkan otot lurik ke tulang.
d) Jaringan ikat elastis : terdapat serat elastis, terdapat pada arteri, trakea, paru-
paru
e) Jaringan ikat retikuler: memiliki serta retilkuler, menjadi kerangka organ
hati, lipma dan limph node.
f) Jaringan ikat cair: darah.

2. Tulanng rawan
Tidak mengandung pembuluh darah dan syaraf kecuali bagian perichondrium. Pada
zat intrasel terdapat ronggan disebut lacuna yang didalamnya terdapat kondrosit (sel
tulang rawan). Pembgaiannya:
a) Tulang rawan hyalin: homogen, warna putih kebiruan, mengandung serat
kolagen dan kondrosit. Terletak di rawan hidung, laring, trakea bronkus
b) Tulang rawan fibrosa: kuat dan kaku, terdapat pada discus antara tulang
vertebrata dan pada symphisis pubis
c) Tulang rawan elastis: paling lentur, terdapat didaun telinga, tuba eustachii
dan laring.
3. Tulang
Tulang panjang terdiri dari:
a) Epyphisis: kedua ujung tulang
b) Diaphysis: bagian tengah tulang
c) Metaphysis: sambungan epiphisis dan diaphysis
d) Tulang rawan : daerah sendi
e) Canalis medularis: rongga memanjang dalam diaphysis diisi sumsum tulang
kuning
f) Periosteum: selaput yang menyelimuti bagian luar tulang
g) Endosteum: selaput yang membatasi rongga sumsum , mengandung
osteoblas dan osteoklas
Berdasar rongga yang dikandungnya:
a) Tulang spongiosa :mengandung banyak rongga diisi sumsum merah yang
memproduksi sel darah
b) Tulang kompakta: mengandung sedikit rongga untuk menahan beban.
Tulang ini terdiri dari sistem – sistem haverst. Satu sistem Haverst terdiri
dari
Canalis Haverst: saluran yang sejajar sumbu tulang terdapat pembuluh
darah dan tulang
Lamela : disekeliling canalis Haver, pada lamela terdapat launa yang
mengandung osteosit
Canaliculi: saluran kecil penghubung lamela.
D. Jaringan Otot
Fungsi utamanya untuk kontraksi. Jaringan otot terbagi menjadi otot skelet (lurik), otot
jantung dan otot visceral (polos).
a) Otot skelet: melekat pada tulang , lurik, inti dipinggir, kontrol syaraf volunter
karena secara sadari.
Epimisium : ikat fibrosa yang mengandung banayk kolagen untuk
menyelimuti otot skelet
Perimisium : tonjolan epimisium yang masuk ke jaringan otot
Fasiculus : perimisium yang mengelilingi satu bundel sel-sel otot
Endomesium : tonjoan perimisium yang memasuki fasiculus yang
memisahkan satu sel otot dengan lainnya
Tendon : epimisium, perimisium dan endomesium yang bersatu diujung
otot
Aponeurosis : tendon yang pipih dan lebar
Tendosinovitis : peradangan tendon dan membran sinovia
 Struktur Mikroskopis

Sarcolema : membran palsma dan sarcoplasma : sitoplasma


Myofibril : pola gelap terang pada elemen silindris
Actin : struktur bagian terang dan Myosin : struktur bagian gelap
Sarcomere : myofilamen yang tersusun atas unti yang berulang – ulang
Garis Z : zat agak padat pembatas sarcomer
Pita A : berwarna gelap dan Pita I : bewrarna terang
Zona H : ditempati myofilamen tebal
Garis M : ditengah zona H , benang halus penghubung ata myofilamen
tebal.
 Teori Sliding Filamen
Saat otot kontraksi , cross bridge melekat pada reseptor pada actin, zona H
menegcil dan menghilang, garis Z saling mendekat dan otot berkontraksi , tidak
terjadi pemendekan dari myofilamen tipis maupun tebal keduanya hanya saling
bergeser.
 Kontrol Kontraksi Otot
Semakin tinggi kadar Ca++ sitosol makin banyak tropopmyosin tersingkap maka
makin kuat kontraksi otot, makin rendah kadar Ca++ sitosol makin lemah
kontraksi otot.
 Relaksasi Otot
Protein carrier pada membran retikulum sarcoplasma memompa kembali Ca++
dari sitosol ke retikulum sarcoplasma menggunakan energi ATP makan kadar
Ca++ dalam sitosol menurun dan otot berhenti berkontraksi.
 Energi
ATP berperan dalam pergeseran myofilamen saat otot berkontraksi maupun
ketika akan relaksasi.
 Rigor Mortis (Kaku Mayat)
Terjaid karena sel-sel otot pada orang mati tidak lagi memproduksi ATP,
sehingga actin dan myosin melekat kuat satu smaa lain sehingga otot menjadi
kaku.
 Unit Motoris
Sel syaraf yang mensyarafi otot skelet disebut neuron mototris. Unit mototris
adalah neuron mototris ditambah sel otot yang diinervasinya.
 Kontraksi Isometris
Otot berusaha mengangkat benda berat yang tak mampu diangkatnya,
ketegangannya bertambaha tapi otot tak memendek dan butuh energi
 Kontraksi isotonis
Saat kontraksi, otot memendek dan mengangkat ebeban tapi ketegangannya
tetap dan mengeluarkan energi
 Jenis Otot Skelet
Otot cepat mengandung M-aktif ADP.Pi dan otot lambat mengandung
mitokondria serta kapiler darah
 Kecapaian
Saat otot terus berkontraksi secara cepat dan kuat serta dalam waktu yang lama.
 Produksi Panas
Energi yang dilepaskan selaam kontraksi berupa kerja mekanis dan sisanya
sebagai panas untuk mempertahankan suhu tubuh.
b) Otot Jantung
Terletak pada jantung, ototnya lurik dan kontrol syarafnya involunter. Selain
lurik ciri yang membedakannya dengan otot skelet adalah bahwa otot jantung
bercabang-cabang, percabangannya disebut sinsitium dan struktur luriknya
disebut diskus interkalaris.
c) Otot Polos
Terletak pada organ dalam, bentuknya gelendong, berstruktur polos dan kontrol
syaraf involunter
 Single unit : selnya dihubungkan gap junction , jika satu sel
terrangsang akan menjalar ke sel lainnya
 Multi unit : masing-masing disyarafi syaraf autonom, jika satu sel
terangsang tidak akan menjalar ke sel lainnya.
E. Jaringan Syaraf
Terdiri dari dua jenis sel:
a) Neuroglia : disekitar neuron mengikat neuron dengna neuron lainnya dan
dengan pembuluh darah, membuat selaput myelin, dan bakteri. Dibagi menjadi:
 Astrocyte : bentuk bintang mengikat neuron dengan neuron lainnya
dan dengan pembuluh darah
 Oligodendrocyte : tonjolan selnya kurang banyak, membuat
selaput myelin, mengikat neuron neuron
 Microglia : berasal dari monosit, punya beberapa tonjolan,
memphagosit jaringan rusak
 Ependyma : bentk pipih dan columnar, membentuk lapisan epitel
sepanjang ventrikel otak
b) Neuron: untuk menghantarkan impuls dan untuk berpikir, dan sebagainya.
Terdiri dari:
 Badan sel : ada nukleus dan nukleolus, untuk pusat syaraf
 Dendrit : tonjolan badan sel, untuk menghantarkan impuls ke
arah badan sel
 Akson : tonjoan badan sel untuk menghantarkan impuls dari
badan sel ke neuron lainnya.
Secara fungsional sel syaraf dibagi:

a) Neuron sensoris (afferent)


b) Neuron mototris (efferent)
c) Neuron assosiasi (penghubung)

Fisisologi sel syaraf : saat terpolarisasi (istirahat) diberi rangsnag yang cukup kuat
maka channel Na+ ditempat tersebut akan terbuka, Na+ difusi kedalam sel Maka muatan
positif dalam sel bertambah jadi 0mv sampai +30 mv (0mv disebut depolarisasi).
Depolarisasi adaah potensial aksi yang menjalarkan impuls, setelah impuls menjalar
terjadi repolarisasi .

Synaps : hubungan kontak anatara ujung akson satu neuron dendrit,


badan sel atau akson neuron lainnya.

Synaps eksitasi : synaps dimaan respo postsynaptic terhadap neurotransmiter


berbentuk depolarisasi, sehingga tidak terjadi potensial aksi.

Synaps inhibisi : terjadi hyperpolarisasi

Neurotransmitter : zat kimia yang dihasilka oleh syaraf, melewati celah synaps
untuk berkomunikasi dengan sel syaraf lainnya atau dengan efektor.

 Acetylcholin : terdapat di otak , medula spinalis dan synaps syaraf perifer


 Monoamnion : ada catecholamin, serotonin dan histamin
 Asam amino : asam glutamat dan aspartat bersifat mengeksitasi , glisin dan
AGAB bersifat menginhibisi
 Peptida : bersifat inhibisi maupun eksitasi terhadap neuron.

Membran, ada 4 jenis:

 Membran mukosa : melapisis bagian tubuh yang menghadap ke lingkungan


luar lapisan untuk proteksi.
 Membran serosa : melapisis rongga tubuh yang tidak terbuka ke
lingkungan luar, dan organ dalam tubuh
 Membran cutaneus : kulit
 Membran synovia : tidak ada lapisan epitel, terdiri dari jaringan ikat dengan
serat elstis dan sedikit lemak.

Anda mungkin juga menyukai