NIM : 1505002
BAB IX
INDERA KHUSUS
Rasa (sensasi) yang bersifat umum (raba, sakit, panas, tekanan, dsb) terdapat
meluas di tubuh, tetapi rasa khusus (pengecapan, pembauan, pemglihatan dan
pendengaran) terdapat hanya pada indera-indera atau organ – organ tertentu saja
yaitu pada lidah, hidung, mata dan telinga yang disebut indera khusus. Indera
khusus bersamaan dengan indera yang bersifat umum , membentuk panca indera.
Didalam tubuh masih terdapat indera lain yang dapat mengenal dan mengetahui
keadaan lingkungan dalam tubuh kita. Contoh: bila kadar garam cairan tubuh
meningkat atau kadar air tubuh menurun, kita akan merasakan haus. Bila kadar
glukosa dalam cairan tubuh menurun, kita akan merasakan lapar.
Didalam satu pailla terdapat banyak puting-puting pengecap (taste bud) yaitu satu
bangunan berbentuk bundar terdiri dari 2 jenis sel:
1. Sel-sel penyokong
2. Sel-sel pengecap yang berfungsi sebagai reseptor
Setiap sel pengecap memiliki tonjolan -tonjolan seperti rambut yang menonjol ke
luar dari taste bud melalui porus (lubang pengecap). Zat kimia yang terlarut dalam
cairan ludah akan mengadakan kontak dan merangsang sel-sel pengecap timbul
impulsyang akan menjalarkan ke syaraf VII dan syaraf IX otak terus ke thalamus
dan berakhir didaerah pengecap primer di lobus parietalis untuk diinterpretasikan.
Terdapat 4 jenis rasa kecap utama yaitu manis, asin, asam dan pahit. Ditinjau dari
zat-zat kimia penimbul rasa kecap dibagi menjadi:
1. Pahit yang ditimbulkan oleh lakaloid. Alkaloid ialah zat organik yang aktif
dalam kegiatan fisiologis yang terdapat dalam tumbuhan. Contohnya kina,
cafein, nikotin, dan morfin. Banyak zat-zat ini bersifat racun.
2. Asin yang ditimbulkan oleh kation Na+, K+, Ca2+
3. Mais yang ditimbulkan oleh gugus OH dalam molekul organik, Gugus ini
terdapat pada gula, keton dan asam amino tertentu.
4. Asam yang ditimbulkan oleh ion H+.
1. Rasa umami (gurih) : yaitu rasa pada berbagai kaldu . Rasa ini terdeteksi
oleh reseptor yang sentisive terhadap asam amino , peptida kecil dan
nukleotida.
2. Rasa air. Terdapat pada rseptor air terutama didaerah pharynx .
Rasa lain seperti coklat, teh, pedas dan sebagainya disebabkan oleh campuran rasa
pengecap dengan rasa pembauan pada hidung, sehingga bila kita pilek terjadi
gangguan fungsi pembauan, maka sering mengeluh kehilangan rasa makanan,
walaupun sebenarnya fungsi-fungsi dari pengecapan berjalan normal.
Ujung lidah dapat bereaksi terhadap keempat rasa, tetapi yangpaling sensitif adalah
rasa manis dan asin, bagian samping lidah peka terhadap asam dan bagian belakang
peka tehadap rasa pahit.
Adaptasi rasa kecap mula-mula berlangsung cepat dalam 2-3 detik kemudian
adaptasi berjalan lambat.
Daerah sensitif terhadap rasa bau terletak dibagian atap rongga hidung dimana
terdapat 2 jenis sel yaitu:
Zat imia tertentu berupa udara/gas yang masuk bersama udara inspirasi akan
merangsang sel-sel pembau jenis tertentu, emudian timbul impulas yang menjalar
ke akson-aksonnya. Beribu-ribu akson bergabung menjadi satu bundel yang disebut
syaraf ke 1 otak ; syaraf ke 1 otak menembus lamina cribrosa tulang ethmoid masuk
ke rongga otak kemudian bersynaps dengan neuron -neuron tractus olfactorius dan
impuls dijalarkan ke daerah pembauan primer pada cortex otak untuk
diinterpreatsikan. Karena setiap zat hanya merangsang satu jenis reseptor saja,
dengan demikian otak dapat membedakan berbagai rasa bau. Rasa perih, panas,
raba, dan sebagainya dari rongga hidung disyarafi oleh syaraf otak ke V.
9.3 Pendengaran dan Keseimbangan Telinga adalah organ yang berfngsi untuk
pendengaran dan keseimbangan. Telinga terdiri dari 3 bagian yaitu telinga luar,
telinga tengah dan telinga dalam.
A. Telinga Luar
Bagian terluar terdiri dari daun telinga yang disebut pinna. Rangka pinna terdiri dari
tulag rawan elastis dan berfungsi untuk mengumpulkan getaran suara menuju
saluran telinga luar.
Saluran ini mempunyai sejenis kelenjar sebacea (sejenis minyak) yang dapat
menghasilkan cerumen (kototran telinga). Cerumen dan rambut telinga berfungsi
untuk mencegah masuknya benda asing ke dalam telinga.
Batasan terdalam dari telinga luar ialah suatu selaput tipis disebut membran
tymphani (gendang telinga) yang secara histologis terdiri dari tiga lapis:
Telinga tengah berupa suatu rongga kecil yang berisi udara, terletak didalam tulang
temporal, dindingnya dilapisi sel-sel epitel.
C. Telinga Dalam
D. Cochlea
Cochlea adalah bagian bagian anterior labyrinth yaitu suatu saluran yang tersiri dari
¾ lingkaran. Pada penampang melintang cochlea terdiri dari 3 bagian yaitu bagian
atas vestibuli, bagian bawah scala tympani, keduanya berhubungan pada ujung atas
rumah siput keduanya berisi cairan perilymph.
Bagian dasar scala vestibuli berhubungan dengan stapes pada tingkap oval,
sedngkan scala tympani berhubungan dengan rongga telinga tengah mellaui tingkap
oval.
Macula mengandung sel-sel rambut dan sel-sel penyokong, lapisa gelatin dan
otolith. Otolith adalah suatu cristal Calcium Carbonat sehalus debu. Sel-sel rambut
berhubungan dengan bagian vestibular dari syaraf ke VIII.
F. Cannalis Semi-Circularis
Merupakan bagian atas dari labyrinth , terdiri dari 3 saluran yang berupa gelung
yang saling tegak lururs satu sama lain. Pada tempat melekatnya canalis
semicircularis terdapat gelembung yang disebut ampula. Dalam ampula terdapat
tonjolan berupa krista, krista terdiri dari sel-sel rambut, sel-sel penyokong dan
materi gelatin yang disebut cupula.
G. Gelombang Suara
Kecepatan suara di udara : 344 meter per detik. Kerasnya suara bergantung pada
besarnya getaran (amplitudo), tingginya nada suara bergantung pada frekuensi
(getaran/detik = Hertz) darisuatu gelombang. Kerasnya suara dinyataakn dalam
decibel.
H. Fisiologi Pendengaran
Proses pendengaran terjadi sebagai berikut:
Gelombang suara mencapai membrane tympany, membrane tympani bergetar
menyebabkan tulang-tulang pendengaran ikut bergetar. Tulang stapes yang bergetar
masuk-keluar dari tingkap oval menimbulkan getaran pada perilimp di scala
vestibule. Karena luas permukaan membrane tympani 22x lebih besar dari luas
tingkap oval maka terjadi penguatan getaran 15-22x pada tingkap oval.
I. Keseimbangan
Kesimbangan dibagi menjadi 2 yaitu keseimbangan statis yang berhubungan
dengan orientasi letak kepala badan terhadapa arah gravitasi bumi. dan
keseimbangan dinamis yang berhubungan dengan pertahanan keseimbangan tubuh
terhadap gerakan-gerakan arah misalnya berputar, jatuh, percepatan.
9.4. Penglihatan
Alat–alat tambahan mata
1. Alis
Alis trdiri dari rambut-rambut yang kasar yang terletak melintang di atas mta yang
berfungsi untuk melindungi mta dari cahaya dan keringat dan juga untuk
kecantikan.
2. Kelopak mata
Terdiri dari 2 yaitu atas dan bawah. Kelopak mata atas lebih banyak bergerak dari
kelopak yang bawah dan mengandung musculus levator palpebre untuk menarik
kelopak mata ke atas (membuka mata).
Conjuctiva : Selaput lendir (mukosa) yang melapisi bagian luar
bola mata dan melapisi bagian dalam dari kelopak mata.
Lapisan Tarsal : Suatu jaringan ikat yang kuat untuk menunjang
kelopak mata.
Kelenjar Meibow : Menghasilkan lemak untuk mencegah kedua
kelopak mata melekat, radang dari kelenjar ini disebut chalazion.
3. Bulu Mata
Kelenjar sebacea yang terletak pada akar bulu-bulu mata disebut kelenjar zeis.
4. Apparatus lacrimalis
Terdiri dari kelenjar lacrimal, ductus lacrimalis, canalis lacrimalis, dan ductus
nassolacrimalis.
Bola mata juga mengandung lensa yang terletak dibelakang pupil dan iris,
lensa berada ditempat tersebut karena dikelilingi oleh ligamentum suspensorium.
C. Fisiologi Penglihatan
Cahaya merupakan bagain dari spektrum gelombnag elektromagnetik.
Panjang gelombang cahaya 400-700 nm dapat merangsang Code dan Rod
sehingga terlihat oleh kita.
Gelombang elektromagnetik dengan panjang gelombang >700 nm seperti
infra merha, microwave, radar, radio dan gelombang dengan panjang < 400
nm seperti ultraviolet, sinar X, sinar gamma, tidak terlihat oleh mata kita.
Gelombang cahaya di antara 400-700 nm akan terlihat sebagai suatu cahaya
dengan spektrum warna yaitu ±700 nm merah, ±600 nm jingga, ±580 nm
kuning, ±500 nm hijau, ±470 nm biru, ±440 nm nila, dan ±400 nm violet.
Cahaya yang masuk ke mata akan melalui 4 media refraksi yaitu cornea =>
humor Aquous => lensa => vitreus, sehingga setelah mengalami 4x
pembiasan, bayangan dapat jatuh di retina.
Cahaya yang datang dari benda yang letaknya jauh ( > 6 meter) dari maat
dianggap cahaya yang sejajar, mata normal akan memfokuskan cahaya
sejajar ini tepat di retina tanpa akomodasi (musculus ciliaris istirahat),
sehingga benda terlihat jelas.
Selama musculus ciliaris istirahat maka cahaya yang datang dari benda
dengan jarak < 6 meter akan berupa cahaya divergen, bayangannya akan
jatuh di belakang retina sehingga benda terlihat kabur.
Cara agar bayangan benda jatuh tepat di retina:
1) Menambah panjang bola mata.
2) Merubah lengkungan lensa. Untuk melihat benda dekat, musculus ciliaris
berkotraksi menyebabkan processus ciliaris mendekat ke arah lensa, ligamentum
suspensorium menjadi kendur dan lensa daya elastisitasnya berubah menjadi lebih
cembung, bayangan jatuh pada retina. Untuk melihat benda jauh, musculus ciliaris
harus relaksasi, ligamnetum suspensorium menegang dna lensa akan tertarik
sehingga berkurang kecembungannya.
Bayangan pada retina adalah terbalik.
D. Mata Myop : mata dengan lensa terlalu cembung atau bola mata terlalu
panjang. Benda-benda dekat terlihat jelas karena bayangan jatuh pada retina,
sedangkan benda-benda jauh akan terlihat kabur karena bayangan jatuh di
depan retina. Dapat diatasi dengan menggunakan kacamata lensa cekung.
E. Mata Hypermetrop : mata dengan lensa yang kurang cembung atau bola mata
terlalu pendek. Benda dekat terlihat kabur, karena bayangan jatuh di belakang
retina, sedangkan benda jauh akan terlihat jelas karena bayangan jatuh di retina.
Dapat ditolong dengan kacamata lensa cembung.
F. Mata Astigmat : mata dengan lengkungan permukaan cornea atau lensa yang
tidak mulus. Salah satu lengkung cornea misalnya yang vertikal kurang
melengkung dibanding yang horizontal. Maka ketika kita melihat garis vertikal
terlihat kabur dan garis horizontal terlihat jelas, disebut astigmat reguler. Dapat
dibantu dengan kacamata lensa cylindris. Bila lengkung permukaan cornea
tidak teratur disebut astigmat irreguler dan dibantu dengan contact lense.
G. Mata Presbiop : Suatu keadaan dimana lensa kehilangan elastisitasnya
karena bertambah usia, lensa tidak daapt berakomodasi lagi. Umumnya akan
melihat jelas objek jauh dan memerlukan kacamata konvek untuk melihat
dekat.
H. Stimulasi Reseptor Cahaya dan Penglihatan Warna
Bayangan benda jatuh pada retina akan merangsnag Rod atau Cone
kemudian melalui serangkaian rekasi kimia timbul impuls pada sel
Ganglion. Akson sel ganglion membentuk saraf otak ke II, impuls dijalarkan
ke chiasma opticus, tractus opticus, lalu ke hipothalamus opticus, di
thalamus terjadi synaps dan kemudian impuls diteruskan ke daerah
penglihatan di lobus cortex occipitalis otak.
Perjalanan seabut syaraf yang saling menyilang, cortex occipital kanan akan
menginterpretasikan penglihatan dari benda sebelah kiri, dan sebaliknya.
Cortex occipital bagian atas akan menginterpretasikan penglihatan dari
retina bagian bawah, dan juga sebaliknya.
Bayangan pada retina terbalik, namun karena perjalanan serabut syarafnya
yang menyilang, otak menginterpretasikan bayangan tersebut menjadi tegak
kembali.
Rod
Mengandung suatu pigmen yang fotosintetif disebut rhodopsin yang terdiri
dari retinen (vitamin A) dan scotopsin, sifatnya sangat sensitif terhadap
cahaya.
Bila cahaya bulan mengenai rhodopsin akan menyebabkan hypolarisasi sel
rod dan timbul impuls menuju syaraf otak ke II dengan demikian cahaya
bulan dapat terlihat. Rhodopsin kembali dibentuk secara lambat mellaui
reaksi enzymatis.
Pada cahaya yang terang, rhodopsin diuraikan melebihi resintesanya. Pada
cahaya remang-remang penguraian dan resintesanya berimbang.
Cone
Mengandung jenis pigmen iodopsin yang terdiri dari retinen dan photopsin.
Terdapat iodopsin yang sensitif pada tiga cahaya yaitu merha, hijau, dan
biru.
Segala warna di dunia dapat dibentuk dengan mencampur ketiga jenis warna
di atas. Sehingga kita dapat membedakan warna-warna berdasarkan
intensitas penguraian terhadap masing-masing iodopsin-iodopsin.
Seseorang disebut buta warna jika tidak memliki satu atau lebih jenis
iodopsin di atas.
Menguraikan iodopsin membutuhkan cahaya ternag dan akan tersintesa
kembali dengan cepat.
K. Kelainan-kelainan Klinik
1) Transplantasi cornea (Keratoplasty) : Penderita buta karena kerusakan
kornea dapat diobati dengan melakukan transplantasi cornea. Cornea penderita
digunting melalui suatu operasi dan diganti dengan cornea donor, kemudian dijahit
dengan benang.
2) Radang selaput lendir mata (Conjunctivitis)
Dapat disebabkan oleh:
Microorganisme misalnya bakteri, virus. Sangat menular, menyebabkan
epidemi.
Zat yang merangsang selaput lendir, misalnya debu, angin, asap, cahaya,
dsb. Gejalanya mata merah, bengkak, sakit, panas, berair, banyak kotoran.
Tidak menular.
3) Keratitis : peradangan dari cornea. Conjunctivitis sering disertai
dengan keratitiskarena secara histologis conjunctiva bulbi melanjutkan diri
melapisi bagian terluar kornea. Sering menimbulkan kerusakan dan mengeruhkan
kornea dan menimbulkan kebutaan.
4) Glaucoma : tekanan yang meninggi di dalam bola mata (tekanan normal
24 mm Hg). Sering menyerang orang-orang di atas usia 40 tahun dan disebabkan
penyumbatan pada canalis schlemm sehingga aquaus humor tidak dapat
direabsorpsi ke dalam darah. Dapat merusak retina dan menimbulkan kebutaan.
Gejala berupa melihat lingkaran cahaya bila menatap lampu, sakit pada mata dan
kepala
5) Cataract : suatu pengeruhan lensa mata yang disebabkan oleh proses
ketuaan, sinar X, radang uvea, diabetes melitus, pemberian obat-obat cortison
dalam waktu lama.
6) Anosmia : kehilangan rasa bau yang dapat disebabkan oleh
penyumbatan ringga hidung misalnya oleh tumor dan polyp, reseptor pembauan
rusak karena infeksi virus atau atrophi, gangguan pada syaraf ke I, bulbus, tractus
olfactorius ataupun cortex otak karena benturan ataupun tumor.
7) Tuli : kehilangan rasa dengar. Tuli konduktif karena gangguan transmisi
suara ke dalam cohlea, misalnya kotoran telinga menumpuk, nanah yang memenuhi
telinga tengah pada tulang-tulang pendengaran. Tuli syaraf bila terjadi kerusakan
pada cohlea, organon corn ataupun syaraf ke VIII.
8) Otitis media (radang telinga tengah) : disebabkan oleh bakteri atau virus,
radang telinga tengah biasanya terjadi mengikuti peradangan saluran pernafasan
bagian atas. Gejalanya adalah sakit telinga, gangguan pendengaran disertai demam.
Nanah yang berada pada telinga tengah dapat memecahkan gendang telinga dan
nanah akan keluar dari lubang telinga luar.
9) Penyakit-penyakit labyrinth : berupa gangguan-gangguan daru labyrinth
dengan tanda-tanda tinnitus (mendenging), tuli, vertigo (terasa berputar), mual-
mual dan muntah-muntah. Penyebabnya ialah infeksi, geger otak, gangguan
peredaran darah, alergi, pembentukan endolymph yang berlebih, dan usia tua.
10) Motion sickness (mabuk perjalanan) : gangguan pada fungsi vestibular
(keseimbangan) karena perangsangan yang terus-menerus oleh gerakan-gerakan
atau getaran-getaran yang terjadi selama perjalanan di laut, udara, ataupun di darat.
BAB X
INTEGUMEN