Anda di halaman 1dari 18

Nama : Riska Nurlaila

NIM : 1505002

Kelas : Biologi C 2015

Tugas : Resume Bab IX dan X Anatomi dan Fisiologi Manusia

BAB IX

INDERA KHUSUS

Rasa (sensasi) yang bersifat umum (raba, sakit, panas, tekanan, dsb) terdapat
meluas di tubuh, tetapi rasa khusus (pengecapan, pembauan, pemglihatan dan
pendengaran) terdapat hanya pada indera-indera atau organ – organ tertentu saja
yaitu pada lidah, hidung, mata dan telinga yang disebut indera khusus. Indera
khusus bersamaan dengan indera yang bersifat umum , membentuk panca indera.

Sebetulnya indera-indera yang bersifat umumjuga dapat dideteksi oleh alat-alat


khusus.

Didalam tubuh masih terdapat indera lain yang dapat mengenal dan mengetahui
keadaan lingkungan dalam tubuh kita. Contoh: bila kadar garam cairan tubuh
meningkat atau kadar air tubuh menurun, kita akan merasakan haus. Bila kadar
glukosa dalam cairan tubuh menurun, kita akan merasakan lapar.

9.1 Rasa Kecap

Permukaan lidah bersifat kasar karena memiliki tonjolan-tonjolan yang disebut


papilla. Ada tiga jenis papilla yaitu:

1. Papilla filiformis : berbentuk benang-benang halus, terletak pada 2/3


bagian depan lidah.
2. Papilla fungiformis : berbentuk seperti jamur terletak pada bagian sisi
lidah dan ujung lidah.
3. Papilla circum valata : berbentuk bundar terletak menyusun seperti huruf
V terbalik dibelakang lidah.

Didalam satu pailla terdapat banyak puting-puting pengecap (taste bud) yaitu satu
bangunan berbentuk bundar terdiri dari 2 jenis sel:

1. Sel-sel penyokong
2. Sel-sel pengecap yang berfungsi sebagai reseptor

Setiap sel pengecap memiliki tonjolan -tonjolan seperti rambut yang menonjol ke
luar dari taste bud melalui porus (lubang pengecap). Zat kimia yang terlarut dalam
cairan ludah akan mengadakan kontak dan merangsang sel-sel pengecap timbul
impulsyang akan menjalarkan ke syaraf VII dan syaraf IX otak terus ke thalamus
dan berakhir didaerah pengecap primer di lobus parietalis untuk diinterpretasikan.

Terdapat 4 jenis rasa kecap utama yaitu manis, asin, asam dan pahit. Ditinjau dari
zat-zat kimia penimbul rasa kecap dibagi menjadi:

1. Pahit yang ditimbulkan oleh lakaloid. Alkaloid ialah zat organik yang aktif
dalam kegiatan fisiologis yang terdapat dalam tumbuhan. Contohnya kina,
cafein, nikotin, dan morfin. Banyak zat-zat ini bersifat racun.
2. Asin yang ditimbulkan oleh kation Na+, K+, Ca2+
3. Mais yang ditimbulkan oleh gugus OH dalam molekul organik, Gugus ini
terdapat pada gula, keton dan asam amino tertentu.
4. Asam yang ditimbulkan oleh ion H+.

Ada dua rasa kecap tambahan pada manusia yaitu:

1. Rasa umami (gurih) : yaitu rasa pada berbagai kaldu . Rasa ini terdeteksi
oleh reseptor yang sentisive terhadap asam amino , peptida kecil dan
nukleotida.
2. Rasa air. Terdapat pada rseptor air terutama didaerah pharynx .

Rasa lain seperti coklat, teh, pedas dan sebagainya disebabkan oleh campuran rasa
pengecap dengan rasa pembauan pada hidung, sehingga bila kita pilek terjadi
gangguan fungsi pembauan, maka sering mengeluh kehilangan rasa makanan,
walaupun sebenarnya fungsi-fungsi dari pengecapan berjalan normal.

Ujung lidah dapat bereaksi terhadap keempat rasa, tetapi yangpaling sensitif adalah
rasa manis dan asin, bagian samping lidah peka terhadap asam dan bagian belakang
peka tehadap rasa pahit.

Adaptasi rasa kecap mula-mula berlangsung cepat dalam 2-3 detik kemudian
adaptasi berjalan lambat.

9.2 Rasa Bau

Daerah sensitif terhadap rasa bau terletak dibagian atap rongga hidung dimana
terdapat 2 jenis sel yaitu:

1. Sel-sel penyokong berupa sel-sel epithel


2. Sel-sel pembau sebagai reseptor yang berupa sel-sel syaraf.

Zat imia tertentu berupa udara/gas yang masuk bersama udara inspirasi akan
merangsang sel-sel pembau jenis tertentu, emudian timbul impulas yang menjalar
ke akson-aksonnya. Beribu-ribu akson bergabung menjadi satu bundel yang disebut
syaraf ke 1 otak ; syaraf ke 1 otak menembus lamina cribrosa tulang ethmoid masuk
ke rongga otak kemudian bersynaps dengan neuron -neuron tractus olfactorius dan
impuls dijalarkan ke daerah pembauan primer pada cortex otak untuk
diinterpreatsikan. Karena setiap zat hanya merangsang satu jenis reseptor saja,
dengan demikian otak dapat membedakan berbagai rasa bau. Rasa perih, panas,
raba, dan sebagainya dari rongga hidung disyarafi oleh syaraf otak ke V.

9.3 Pendengaran dan Keseimbangan Telinga adalah organ yang berfngsi untuk
pendengaran dan keseimbangan. Telinga terdiri dari 3 bagian yaitu telinga luar,
telinga tengah dan telinga dalam.

A. Telinga Luar
Bagian terluar terdiri dari daun telinga yang disebut pinna. Rangka pinna terdiri dari
tulag rawan elastis dan berfungsi untuk mengumpulkan getaran suara menuju
saluran telinga luar.

Saluran ini mempunyai sejenis kelenjar sebacea (sejenis minyak) yang dapat
menghasilkan cerumen (kototran telinga). Cerumen dan rambut telinga berfungsi
untuk mencegah masuknya benda asing ke dalam telinga.

Batasan terdalam dari telinga luar ialah suatu selaput tipis disebut membran
tymphani (gendang telinga) yang secara histologis terdiri dari tiga lapis:

1. Lapisan terluar lapisan kulit


2. Lapisan tengah jaringan ikat
3. Lapisan dalam yang terdiri dari mukosa (selaput lendir)

B. Telinga Tengah (rongga tymphani)

Telinga tengah berupa suatu rongga kecil yang berisi udara, terletak didalam tulang
temporal, dindingnya dilapisi sel-sel epitel.

Batas -batas telinga tengah adalah:

1. Sebelah depan : merupakan suatu dinding yang mempunyai suatu


lubang, lubang ini akan menghubungkan nasopharynx (tenggorok) dengan
telinga tengah melalui sluran tuba eustachius. Fungsi tuba eustachius yaitu
menyeimbangkan tekanan udara telinga luar dengan telinga tengah.
2. Sebelah belakang : berhubungan dengan rongga-rongga udara tulang
mastoid melalui suatu ruangan yang disebut antrum tymphani. Dengan
demikian radang telinga tengah dapat menyebar ke tulang mastoid
menyebabkan mastoiditis.
3. Sebelah luar : berbatasan dengan membran tympani
4. Sebelah dalam : berbatasan dengan telinga dalam oleh suatu sekat
tulang. Sekat ini memiliki 2 lubang yaitu Fenestra ovalis (tingkap oval) dan
Fenestra rotundum (tingkap bulat).
Melintang didalam telinga tengah terdapat 3 tulang-tulang kecil disebut tulang –
tulang pendengaran yaitu tulang malleus (martil), incus (landasan) dan stapes
(sanggurdi). Ketiganya dihubungkan oleh sendi synovia maka bersifat diarthrosis.
Malleus melekat pada membran tympani , incus ditengah-tengah dan stapes melekat
pada Fenestra ovalis ditelinga dalam.

C. Telinga Dalam

Secara struktural telinga dalam terbagi menjadi:

1. Labyrinth ossea yaitu serangkaian rongga-rongga pada tulang temporal


yang dilapisi selaput periosteum berisi cairan perilimph, suatu cairan
dengan komposisi mirip cairan interstitel
2. Labyrinth membranacea mempunyai bentuk yang sama tetapi terletak di
dalam labyrinth ossea. Dilapisi selaput epithel dan barisi cairan endolymph,
suatu cairan dengan komposisi mirip cairan intraseluler tetapi mengandung
banyak Cl.

D. Cochlea

Cochlea adalah bagian bagian anterior labyrinth yaitu suatu saluran yang tersiri dari
¾ lingkaran. Pada penampang melintang cochlea terdiri dari 3 bagian yaitu bagian
atas vestibuli, bagian bawah scala tympani, keduanya berhubungan pada ujung atas
rumah siput keduanya berisi cairan perilymph.

Bagian dasar scala vestibuli berhubungan dengan stapes pada tingkap oval,
sedngkan scala tympani berhubungan dengan rongga telinga tengah mellaui tingkap
oval.

Scala media terletak ditengah mengandung endolymph, sebelah atas dibatasi


membrana vestibularis dan sebelah bawah dibatasi oleh membrana basilaris. Diatas
membran basilaris terdapat organon corti yang berfungsi untuk merubah rangsang
getaran menjadi impuls. Organon corti terdiri dari sel-sel rambut dan penyokong.
Diatas sel-sel rambut terdapat membrana tectoria, suatu membran yang terdiri dari
zat gelatin lentur. Sel-sel rambut dihubungkan dengan ganglion spiralis dan akson
– akson dari ganglion ini membentuk bagian acusticus dari syaraf otak ke VIII.

E. Utriculus dan Sacculus

Merupakan kantung-kantung yang terdapat pada bagian tengah labyrinth


membranacea. Pada utriculus dan sacculus terdapat suatu bangunan yang disebut
macula.

Macula mengandung sel-sel rambut dan sel-sel penyokong, lapisa gelatin dan
otolith. Otolith adalah suatu cristal Calcium Carbonat sehalus debu. Sel-sel rambut
berhubungan dengan bagian vestibular dari syaraf ke VIII.

F. Cannalis Semi-Circularis

Merupakan bagian atas dari labyrinth , terdiri dari 3 saluran yang berupa gelung
yang saling tegak lururs satu sama lain. Pada tempat melekatnya canalis
semicircularis terdapat gelembung yang disebut ampula. Dalam ampula terdapat
tonjolan berupa krista, krista terdiri dari sel-sel rambut, sel-sel penyokong dan
materi gelatin yang disebut cupula.

G. Gelombang Suara

Gelombang suara : suatu perubahan penekanan dan peregangan dari molekul


udara yang deisebabkan oleh bergetarnya suatu benda.

Kecepatan suara di udara : 344 meter per detik. Kerasnya suara bergantung pada
besarnya getaran (amplitudo), tingginya nada suara bergantung pada frekuensi
(getaran/detik = Hertz) darisuatu gelombang. Kerasnya suara dinyataakn dalam
decibel.

Decibel = 1/10 x 2 log tekananan suara/ tekanan standar suara

Tekanan standar suara = 0, 000204 dyne/cm2 = 0 decibel. 0 decibel ialah suara


terkecil yang msih dapat didengar oleh telinga normal, 50 decibel ialah suara
percakapan normal sedangkan 120 decibel ialah berupa suara gaduh yang
menyakitkan telinga.

H. Fisiologi Pendengaran
Proses pendengaran terjadi sebagai berikut:
Gelombang suara mencapai membrane tympany, membrane tympani bergetar
menyebabkan tulang-tulang pendengaran ikut bergetar. Tulang stapes yang bergetar
masuk-keluar dari tingkap oval menimbulkan getaran pada perilimp di scala
vestibule. Karena luas permukaan membrane tympani 22x lebih besar dari luas
tingkap oval maka terjadi penguatan getaran 15-22x pada tingkap oval.

I. Keseimbangan
Kesimbangan dibagi menjadi 2 yaitu keseimbangan statis yang berhubungan
dengan orientasi letak kepala badan terhadapa arah gravitasi bumi. dan
keseimbangan dinamis yang berhubungan dengan pertahanan keseimbangan tubuh
terhadap gerakan-gerakan arah misalnya berputar, jatuh, percepatan.

9.4. Penglihatan
Alat–alat tambahan mata
1. Alis
Alis trdiri dari rambut-rambut yang kasar yang terletak melintang di atas mta yang
berfungsi untuk melindungi mta dari cahaya dan keringat dan juga untuk
kecantikan.
2. Kelopak mata
Terdiri dari 2 yaitu atas dan bawah. Kelopak mata atas lebih banyak bergerak dari
kelopak yang bawah dan mengandung musculus levator palpebre untuk menarik
kelopak mata ke atas (membuka mata).
 Conjuctiva : Selaput lendir (mukosa) yang melapisi bagian luar
bola mata dan melapisi bagian dalam dari kelopak mata.
 Lapisan Tarsal : Suatu jaringan ikat yang kuat untuk menunjang
kelopak mata.
 Kelenjar Meibow : Menghasilkan lemak untuk mencegah kedua
kelopak mata melekat, radang dari kelenjar ini disebut chalazion.
3. Bulu Mata
Kelenjar sebacea yang terletak pada akar bulu-bulu mata disebut kelenjar zeis.
4. Apparatus lacrimalis
Terdiri dari kelenjar lacrimal, ductus lacrimalis, canalis lacrimalis, dan ductus
nassolacrimalis.

A. Bola Mata terdiri dari : 1) Tunica fibrosa. 2) Tunica vasculosa. 3) Tunica


nervousa
B. Lensa Dan Bagian Dalam Mata

Bola mata juga mengandung lensa yang terletak dibelakang pupil dan iris,
lensa berada ditempat tersebut karena dikelilingi oleh ligamentum suspensorium.

C. Fisiologi Penglihatan
 Cahaya merupakan bagain dari spektrum gelombnag elektromagnetik.
 Panjang gelombang cahaya 400-700 nm dapat merangsang Code dan Rod
sehingga terlihat oleh kita.
 Gelombang elektromagnetik dengan panjang gelombang >700 nm seperti
infra merha, microwave, radar, radio dan gelombang dengan panjang < 400
nm seperti ultraviolet, sinar X, sinar gamma, tidak terlihat oleh mata kita.
 Gelombang cahaya di antara 400-700 nm akan terlihat sebagai suatu cahaya
dengan spektrum warna yaitu ±700 nm merah, ±600 nm jingga, ±580 nm
kuning, ±500 nm hijau, ±470 nm biru, ±440 nm nila, dan ±400 nm violet.
 Cahaya yang masuk ke mata akan melalui 4 media refraksi yaitu cornea =>
humor Aquous => lensa => vitreus, sehingga setelah mengalami 4x
pembiasan, bayangan dapat jatuh di retina.
 Cahaya yang datang dari benda yang letaknya jauh ( > 6 meter) dari maat
dianggap cahaya yang sejajar, mata normal akan memfokuskan cahaya
sejajar ini tepat di retina tanpa akomodasi (musculus ciliaris istirahat),
sehingga benda terlihat jelas.
 Selama musculus ciliaris istirahat maka cahaya yang datang dari benda
dengan jarak < 6 meter akan berupa cahaya divergen, bayangannya akan
jatuh di belakang retina sehingga benda terlihat kabur.
 Cara agar bayangan benda jatuh tepat di retina:
1) Menambah panjang bola mata.
2) Merubah lengkungan lensa. Untuk melihat benda dekat, musculus ciliaris
berkotraksi menyebabkan processus ciliaris mendekat ke arah lensa, ligamentum
suspensorium menjadi kendur dan lensa daya elastisitasnya berubah menjadi lebih
cembung, bayangan jatuh pada retina. Untuk melihat benda jauh, musculus ciliaris
harus relaksasi, ligamnetum suspensorium menegang dna lensa akan tertarik
sehingga berkurang kecembungannya.
 Bayangan pada retina adalah terbalik.

D. Mata Myop : mata dengan lensa terlalu cembung atau bola mata terlalu
panjang. Benda-benda dekat terlihat jelas karena bayangan jatuh pada retina,
sedangkan benda-benda jauh akan terlihat kabur karena bayangan jatuh di
depan retina. Dapat diatasi dengan menggunakan kacamata lensa cekung.
E. Mata Hypermetrop : mata dengan lensa yang kurang cembung atau bola mata
terlalu pendek. Benda dekat terlihat kabur, karena bayangan jatuh di belakang
retina, sedangkan benda jauh akan terlihat jelas karena bayangan jatuh di retina.
Dapat ditolong dengan kacamata lensa cembung.
F. Mata Astigmat : mata dengan lengkungan permukaan cornea atau lensa yang
tidak mulus. Salah satu lengkung cornea misalnya yang vertikal kurang
melengkung dibanding yang horizontal. Maka ketika kita melihat garis vertikal
terlihat kabur dan garis horizontal terlihat jelas, disebut astigmat reguler. Dapat
dibantu dengan kacamata lensa cylindris. Bila lengkung permukaan cornea
tidak teratur disebut astigmat irreguler dan dibantu dengan contact lense.
G. Mata Presbiop : Suatu keadaan dimana lensa kehilangan elastisitasnya
karena bertambah usia, lensa tidak daapt berakomodasi lagi. Umumnya akan
melihat jelas objek jauh dan memerlukan kacamata konvek untuk melihat
dekat.
H. Stimulasi Reseptor Cahaya dan Penglihatan Warna
 Bayangan benda jatuh pada retina akan merangsnag Rod atau Cone
kemudian melalui serangkaian rekasi kimia timbul impuls pada sel
Ganglion. Akson sel ganglion membentuk saraf otak ke II, impuls dijalarkan
ke chiasma opticus, tractus opticus, lalu ke hipothalamus opticus, di
thalamus terjadi synaps dan kemudian impuls diteruskan ke daerah
penglihatan di lobus cortex occipitalis otak.
 Perjalanan seabut syaraf yang saling menyilang, cortex occipital kanan akan
menginterpretasikan penglihatan dari benda sebelah kiri, dan sebaliknya.
Cortex occipital bagian atas akan menginterpretasikan penglihatan dari
retina bagian bawah, dan juga sebaliknya.
 Bayangan pada retina terbalik, namun karena perjalanan serabut syarafnya
yang menyilang, otak menginterpretasikan bayangan tersebut menjadi tegak
kembali.
Rod
 Mengandung suatu pigmen yang fotosintetif disebut rhodopsin yang terdiri
dari retinen (vitamin A) dan scotopsin, sifatnya sangat sensitif terhadap
cahaya.
 Bila cahaya bulan mengenai rhodopsin akan menyebabkan hypolarisasi sel
rod dan timbul impuls menuju syaraf otak ke II dengan demikian cahaya
bulan dapat terlihat. Rhodopsin kembali dibentuk secara lambat mellaui
reaksi enzymatis.
 Pada cahaya yang terang, rhodopsin diuraikan melebihi resintesanya. Pada
cahaya remang-remang penguraian dan resintesanya berimbang.

Cone
 Mengandung jenis pigmen iodopsin yang terdiri dari retinen dan photopsin.
 Terdapat iodopsin yang sensitif pada tiga cahaya yaitu merha, hijau, dan
biru.
 Segala warna di dunia dapat dibentuk dengan mencampur ketiga jenis warna
di atas. Sehingga kita dapat membedakan warna-warna berdasarkan
intensitas penguraian terhadap masing-masing iodopsin-iodopsin.
Seseorang disebut buta warna jika tidak memliki satu atau lebih jenis
iodopsin di atas.
 Menguraikan iodopsin membutuhkan cahaya ternag dan akan tersintesa
kembali dengan cepat.

I. Adaptasi Terang dan Gelap


 Bila seseorang berada pada tempat terang untuk suatu waktu, sebagian besar
rhodopsin dan iodopsin akan terurai walaupun sebagian iodopsin akan
segera diresintesa kembali. Hasilnya yaitu pengurangan sensitifitas cahaya:
menyesuaikan dengan keadaan ternag dan tidak merasa silau. Hal ini disebut
adaptasi terang.
 Jika kemudian seseorang berada pada tempat gelap, mula-mula mata tidak
dapat melihat apa-apa karena iodopsin yang ada tidak berekasi dengan
cahaya remang-remang, sedangkan rhodopsin belum dibentuk. Selang
beberapa waktu, rhodopsin dibentuk dan mata dapat melihat bayangan dari
benda-benda. Hal ini disebut adaptasi gelap.
 Jika masuk lagi dalam ruangan yang terang, maka yang terasa pertama
adalah islau karena iodopsin dan rhodopsin terurai, timbul impuls yang
bertubi-tubi yang menyebabkan silau. Kemudian terjadi lagi adaptasi
terang.
J. Penglihatan dengan Dua Mata
 Melihat satu benda dengan dua mata. Bayangan benda jatuh di retina mata
kanan dan kiri pada titik yang selaras dan impuls-impuls dari titik-titik
selaras itu di otak diinterpretasikan sebagai satu bayangan.
 Bila satu mata ditekan maka titik-titik selaras itu berubah posisinya. Mata
akan melihat dua bayangan (diplopia).
 Apa yang terlihat mata kanan sedikit berbeda dengan yang terlihat oleh mata
kiri. Bayangan yang terjadi pada mata kanan dan kiri juga berebda. Otak
akan menginterpretasikan hal ini sebagai kesan mengenai “jarak” dan
“kedalaman” dari benda tersebut.
 Penglihatan dengan dua mata ialah penglihatan stereoscopis (3 dimensi) dan
kita dapat menduga jarak dari sutau benda bila melihat dengan dua mata.

K. Kelainan-kelainan Klinik
1) Transplantasi cornea (Keratoplasty) : Penderita buta karena kerusakan
kornea dapat diobati dengan melakukan transplantasi cornea. Cornea penderita
digunting melalui suatu operasi dan diganti dengan cornea donor, kemudian dijahit
dengan benang.
2) Radang selaput lendir mata (Conjunctivitis)
Dapat disebabkan oleh:
 Microorganisme misalnya bakteri, virus. Sangat menular, menyebabkan
epidemi.
 Zat yang merangsang selaput lendir, misalnya debu, angin, asap, cahaya,
dsb. Gejalanya mata merah, bengkak, sakit, panas, berair, banyak kotoran.
Tidak menular.
3) Keratitis : peradangan dari cornea. Conjunctivitis sering disertai
dengan keratitiskarena secara histologis conjunctiva bulbi melanjutkan diri
melapisi bagian terluar kornea. Sering menimbulkan kerusakan dan mengeruhkan
kornea dan menimbulkan kebutaan.
4) Glaucoma : tekanan yang meninggi di dalam bola mata (tekanan normal
24 mm Hg). Sering menyerang orang-orang di atas usia 40 tahun dan disebabkan
penyumbatan pada canalis schlemm sehingga aquaus humor tidak dapat
direabsorpsi ke dalam darah. Dapat merusak retina dan menimbulkan kebutaan.
Gejala berupa melihat lingkaran cahaya bila menatap lampu, sakit pada mata dan
kepala
5) Cataract : suatu pengeruhan lensa mata yang disebabkan oleh proses
ketuaan, sinar X, radang uvea, diabetes melitus, pemberian obat-obat cortison
dalam waktu lama.
6) Anosmia : kehilangan rasa bau yang dapat disebabkan oleh
penyumbatan ringga hidung misalnya oleh tumor dan polyp, reseptor pembauan
rusak karena infeksi virus atau atrophi, gangguan pada syaraf ke I, bulbus, tractus
olfactorius ataupun cortex otak karena benturan ataupun tumor.
7) Tuli : kehilangan rasa dengar. Tuli konduktif karena gangguan transmisi
suara ke dalam cohlea, misalnya kotoran telinga menumpuk, nanah yang memenuhi
telinga tengah pada tulang-tulang pendengaran. Tuli syaraf bila terjadi kerusakan
pada cohlea, organon corn ataupun syaraf ke VIII.
8) Otitis media (radang telinga tengah) : disebabkan oleh bakteri atau virus,
radang telinga tengah biasanya terjadi mengikuti peradangan saluran pernafasan
bagian atas. Gejalanya adalah sakit telinga, gangguan pendengaran disertai demam.
Nanah yang berada pada telinga tengah dapat memecahkan gendang telinga dan
nanah akan keluar dari lubang telinga luar.
9) Penyakit-penyakit labyrinth : berupa gangguan-gangguan daru labyrinth
dengan tanda-tanda tinnitus (mendenging), tuli, vertigo (terasa berputar), mual-
mual dan muntah-muntah. Penyebabnya ialah infeksi, geger otak, gangguan
peredaran darah, alergi, pembentukan endolymph yang berlebih, dan usia tua.
10) Motion sickness (mabuk perjalanan) : gangguan pada fungsi vestibular
(keseimbangan) karena perangsangan yang terus-menerus oleh gerakan-gerakan
atau getaran-getaran yang terjadi selama perjalanan di laut, udara, ataupun di darat.
BAB X

INTEGUMEN

Sistem integumen terdiri dari kulit dengan kelenjar-kelenjarnya, rambut,


kuku, dan reseptor-reseptor khusus yag terdapat pada kulit.
10.1 Kulit
Kulit ialah suatu organ dengan struktur yang cukup kompleks dan memiliki
berbagai fungsi yang vital. Kulit merupakan bagian tubuh yang memiliki luas
permukaan yang paling besar. Struktur kulit terdiri dari epidermis dan dermis.
A. Epidermis
 Ialah bagian luar kulit yang agak tipis, terdiri dari jaringan epithel. Biasanya
epidermis berupa permukaan yang berbatasan dengan dunia luar.
 Kulit yang halus memiliki lapisan epidermis yang tipis sedangkan kulit yang
tebal memiliki lapisan epidermis yang tebal.
 Epidermis merupakan epitel berlapis pipih dengan terdiri dari lima lapisan.
1) Stratum basalis, disebut juga stratum germinativum yang terdiri dari satu lapis
sel kolumner, terletak di atas membran basalis. Selalu mengadakan mitosis.
2) Stratum spinosum, terdiri dari beberapa lapis sel. Terlihat memiliki tonjolan
dan saling melekat satu dan lainnya. Terdapat diskus merkel sebagai rasa raba.
3) Stratum granulosum, terdiri dari beberapa lapis sel yang sudah memipih dan
menunjukkan tanda-tanda kematian sel karena kekurangan nutrien. Epidermis
tidak mengandung pembuluh darah, nutrisi berasal dari difusi lapisan dermis
di bawahnya, semakin jauh dari dermis, nutrisi semakin sedikit, sehingga sel
akhirnya mati. Sel stratum granulosum mengandung zat yang disebut
keratohialin (cikal bakal keratin). Keratin adalah protein kedap air pada
permukaan kulit.
4) Stratum lucidum, terdiri dari beberapa lapis sel mati yang jernih, tembus
cahaya karena mengandung eledin (zat antara keratohialin dan keratin). Hanya
terdapat pada kulit yang tebal.
5) Stratum korneum, lapisan terluar epidermis. Terdiri dari puluhan lapis sel yang
sudah mati berbentuk pipih dan penuh dengan keratin. Membentuk lapisan
kedap air yang dapat menahan serangan mikroorganisme, cahaya, sentuhan, zat
kimia, dan sebagainya. Stratum ini selalu luluh dan kemudian diganti lapisna
di bawahnya.
 Sel yang menyusun epidermis terdiri dari empat jenis sel.
1) Sel keratinosit, sel epidermis yang sedang berada dalam proses pembentukan
keratin. Paling banyak terdapat pada epidermis.
2) Sel Langerhans, sejenis sel seperti makrophag yang berasal dari sumsum tulang
yang penting dalam pembentukan immunitas, karena berperan dalam penyajian
antigen kepada helper T-sel.
3) Sel Granstein, berupa sel berperan dalam penyajian antigen kepada suuppresor
T-sel sehingga berapan dalam immunitas.
4) Melanosit, sel pembentuk pigmen melanin yang berperan dalam pembentukan
warna kulit.
B. Dermis
 Terletak di bawah epidermis. Terdiri dari jaringanikat yang mengandung serat
kolagen dan serat elastis.
 Terdapat ujung-ujung syaraf atau reseptor, pembuluh darah, pembuluh lymph,
kelenjar, dan folikel rambut.
 Bagian atas dermis disebut lapisan papiler, mengandung tonjolan dermis
disebut papila dermis yang masuk ke dalam epidermis.
 Terdapat pembuluh darah kapiler dan korpus Meissner (reseptor raba),
diperlukan untuk memberi nutrien pada epidermis.
 Bagian bawah dermis disebut lapisan retikuler, mengandung folikel rambut
kelenjar sebacea (lemak), kelenjar keringat, korpus Paccini (reseptor tekanan).
 Pada orang tua jaringan ikat elastis dan dermis berkurang sehingga kulit
kelihatan keriput.

Lapisan Sub Kutan


 Terletak di bawah kulit teriri dari jaringan ikat jarang dan jaringan lemak. Serat
dari dermis menembus dalam lapisan sub kutan. Kulit menempel erat pada sub
kutan, sub kutan menempel pada jaringan di bawahnya.
Warna Kulit
 Tergantung pada tiga faktor yang saling berinteraksi.
1) Kapiler darah yang berada di dalam dermis akan menyebabkan kulit
berwarna semu merah.
2) Pigmen karoten yang terutama terdapat di dermis akan menyebbakan kulit
berwarna kuning kejinggaan.
3) Pigmen melanin yang terutama terdapat pada lapisna epidermis terbawah
menyebabkan kulit berwarna hitam gelap. Diproduksi dari asam amino
tyrosin dengan bantuan enzim tyrosinase.
 Sinar UV dan MSH (Melanocyt Stimulating Hormone) dari hypophyse diduga
akan mengaktifkan enzim-enzim pembentuk melanin sehinga seorang yang
sering berjemur kulitnya akan menghitam.
 Seseorang yang kehilangan kemampuan dalam menghasilkan melanin disebut
albino.
Sidik Jari
Sidik jari : gambaran khas dari tonjolan dan lekukan yang terdapat pada
permukaan kulit telapak, ujung jari tangan dan kaki, yang ditentukan secara genetis.
Sidik jari terbentuk sejak dari janin sewaktu epidermis berkembang menyesuaikan
diri dengan perkembangan tonjolan papilla dermis. Pada telapak jari terdapat
kelenjar keringat yang salurannya bermuara pada tonjolan epidermis jari-jari.
10.2 Derivat Epidermis
Derivat epidermis : struktur pada tubuh ang tumbuh/ berkembang dari
epidermis sewaktu janin.
Struktur-struktur tubuh tersebut meliputi:
a. Rambut dan kuku yang befungsi untuk memproteksi tubuh terhadap
lingkungan
b. Kelenjar-kelenjar yang berfungsi mempertahankan suhu tubuh dan
membasahi kulit/rambut.
A. Rambut
a. Batang rambut : terdiri dari sel-sel yang mengandung udara pada
rambut putih. Lapisan sel terluar mengandung keratin.
b. Akar rambut : tertanam didalam kulit, disekelilingnya terdapat
folikel rambut yang terdiri dari lapisan epidermis, pada akar rambut
terdapat ujung -ujung dendrit sebagai reseptor rasa raba
Warna rambut : tergantung pigmen melanin yang dikandungnya,
yang diprosuksi oleh melanosit pada lapisan germinal folikel dengan bantuan
enzim tyrosinase.
Otot penegak rambut : otot muscular errector pilli yang menghubungkan
akar rambut dengan papilla dermis.
Kelenjar sebacea : mensekresikan lemak untuk membasahi rambut dan
kulit.
Pertumbuha rambut : rambut tumbuh karen lapisan germinal pada akar
rambut bermitosis, sedangkan lapisan atas rambutnya sudah mati.
B. Kuku
Kuku : epidermis berbentuk zat tanduk yang terdapat pada ujung jari kaki
dan tangan.

C. Kelenjar-kelenjar pada kulit


1. Kelenjar keringat (sudorifera) : menghasilkan keringat terutama dari air,
garam urea, sedikit asam amino, asam lemak, dan amoniak. Fungsinya untuk
eksresi dan keseimbangan suhu tubuh.
2. Kelenjar ceruminose : pada saluran telingan kelenjar keringat
berubah menjadi kelenjar ceruminose. Hasil kelenjar kceruminose dengan
kelenjar sebasea ialah cerumen (kototran).
10.3 Beberapa Kelainan Klinik
1. Luka Bakar : luka-luka pada jaringan tubuh karena denaturasi protein
jaringan/kematian sel yang disebabkan oleh panaas, listrik ataupun zat-zat
kimia. Luka bakar hebat diantaranya:
a. Shock hypovolemic : volume darah menurun akibat permeabilitas
pembuluh darah meningkat, air , protein dan menireal akan keluar
ketempat luka bakar dan tubuh akan kekurangan cairan dan tekanan
darah menurun.
b. Infeksi : jika epidermis pada lukam bakar terkelupas.
c. Gangguan pernafasan : jika asap panas atau racun panas terhisap
oleh paru-paru, terjadi kerusakan pada saluran pernafasan sehingga
mengakibatkan gagalnya fungsi sistem pernafasan.
 Parahnya suatu luka bakar ditentukan oleh dua faktor:
a. Prosentase luas bagian tubuh yang terbakar
b. Kedalaman luka bakar, dibagi menjadi:
o Luka bakar derajat I : hanya permukaan uar epidermis yang terkena
o Luka Bakar derajat II : Bagian kulit mati mencakup sampai
epidermis dan bagian atas dermis
o Luka bakar derajat III : Semua bagian kulit yaitu epidermis, dermis
dan semua derivate epidermis mati terbakar.
2. Jerawat ( acne ) : Peradangan dari kelenjar sebasea terutama di daerah wajah
3. Dermatitis ( eczema ) : Peradangan pada permukaan kulita yang biasanya
terasa gatal dengan tanda-tanda merah, bengkak, melepuh, berair,
berkeropeng.

Anda mungkin juga menyukai