Diusulkan oleh :
BANDUNG
2015
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari – hari berudu sering kita jumpai di perairan, berudu
merupakan anak katak, dimana ketika masih dalam bentuk berudu, hewan ini
bernapas menggunakan insang. Berudu kecil yang sering kita lihat diselokan
ternyata banyak manfaaatnya, salah satunya sebagai obat asma, dan ternyata
berudu juga bisa menjadi bahan obat kanker kulit. Menurut peneliti, senyawa
yang terdapat dalam berudu atau anak katak ini dapat menghentikan pertumbuhan
sel penyebab kanker kulit, melanoma. Oleh karena itu berudu perlu
dibudidayakan.
Biasanya berudu sering kita jumpai di air tawar, baik itu diselokan, empang,
ataupun kolam ikan. Namun bisakah berudu hidup di air pada salinitas garam
yang tinggi? Salinitas adalah tingkat keasinan atau kadar garam terlarut dalam air.
Salinitas juga dapat mengacu pada kandungan garam dalam tanah. Kandungan
garam pada sebagian besar danau, sungai, dan saluran air alami sangat kecil
sehingga air di tempat ini dikategorikan sebagai air tawar. Kandungan garam
sebenarnya pada air ini, secara definisi, kurang dari 0,05%. Dalam hal ini, setiap
hewan khususnya berudu itu sendiri memiliki kadar dosis tertentu yang
menyebabkan 50% kematian pada populasi tersebut. LD50 (Lethal Dose) adalah
salah satu cara untuk mengukur potensi jangka pendek keracunan (toksisitas akut)
dari suatu material.
B. Rumusan Masalah
Berudu akan mencapai dosis letalnya pada konsentrasi diatas 0,05% karena
kadar tersebut merupakan kadar kandungan garam pada air tawar.
D. Variabel
Adapun variabel yang terdapat dalam penelitian ini adalah sebagi berikut :
BAB II
Tinjauan Pustaka
Kandungan garam sebenarnya pada air ini, secara definisi, kurang dari
0,05%. Jika lebih dari itu, air dikategorikan sebagai air payau atau menjadi saline
bila konsentrasinya 3 sampai 5%. Lebih dari 5%, ia disebut brine. Berudu mampu
bertahan dalam slinitas air tertentu. Salinitas didefinisikan sebagai jumlah berat
garam yang terlarut dalam 1 liter air, biasanya dinyatakan dalam satuan 0/00 (per
mil, gram perliter). Di perairan samudera, salinitas berkisar antara 340/00 –
350/00. Salinitas merupakan salah satu parameter lingkungan yang mempengaruhi
proses biologi dan secara langsung akan mempengaruhi kehidupan organisme
antara lain yaitu mempengaruhi laju pertumbuhan, jumlah makanan yang
dikonsumsi, nilai konversi makanan, dan daya kelangsungan hidup. (Andrianto,
2005).
Dalam hal ini, setiap hewan khususnya berudu itu sendiri memiliki kadar
dosis tertentu yang menyebabkan 50% kematian pada populasi tersebut. LD50
(Lethal Dose) adalah salah satu cara untuk mengukur potensi jangka pendek
keracunan (toksisitas akut) dari suatu material.
BAB III
METODE PENELITIAN
Alat dan bahan yang dibutuhkan dalam penelitiaan ini sangat sederhana, yaitu :
1. Air
2. Wadah air (toples atau baskom)
3. Berudu
4. Garam
5. Refraktometer
B. Rancangan Eksperimen
C. Rancangan Data
Data yang akan di amati dari penelitian ini adalah salinitas air pada kadar
konsentrasi garam berapakah yang dapat membuat berudu mencapai Lethal Dose
– nya. Catat dan tuliskan setiap perlakuan yang diberikan pada berudu seperti
pada rancangan tabel 1.