Anda di halaman 1dari 4

[18:44, 7/12/2018] Dosen P.

Swas: Prosedur praktikum:

1. Pengenalan burung bondol.

2. Perilaku burung bondol.

3. Kerusakan yg ditimbulkan pada bulir padi.

4. Metode pengelolaan.

[18:44, 7/12/2018] Dosen P. Swas: Ada banyak jenis burung bondol, tapi yg dominan ada 3:

Bondol jawa ... Lonchura leucogatroides

Bondol sisik ... Lonchura punctulata

Bondol haji ... Lonchura maja

Silakan cari dari berbagai sumber

1. Bondol jawa ( Burung Pipit) (Lonchura leucogatroides)

Burung bondol atau pipit (genus Lonchura) merupakan burung berukuran kecil, pemakan biji-bijian, dan
tersebar luas di wilayah tropis.

Kingdom : Animali

Phylum : Chordata

Sub Phylum : Vertebrata

Classis : Aves

Ordo : Oscines

Famili : Ploceidae

Genus : Lonchura

Spesies : Lonchura leucogastroides Horsefield & Moore

Morfologi dan Habitat

Tubuh bagian atas dan sayapnya berwarna cokelat, tidak berburik, muka/leher/dada bagian atas
hitam, perut putih, matanya cokelat, paruh hitam dan ekor kehitam-hitaman. Panjang tubuh sampai ke
ujung ekornya sekitar 9-11 cm. Pada bagian kaki bawah abu-abu dengan iris mata cokelat. Memiliki
suara yang bersiul halus “ ci-ii-ii. Burung bondol jawa hidup dalam kelompok tetapi tidak sebanyak
bondol dan lebih sering berpasang-pasangan. Mereka bersarang tidak saja di dalam hutan tetapi juga di
dekat-dekat rumah bahkan pohon-pohon yang rendah. ( Mackinnon, 1994)
Perkembangbiakan

Hidup selalu bergerombol, sampai dalam satu pohon terdapat beberapa sarang. Sarang
berbentuk bola berongga longgar terbuat dari potongan rumput dan bahan-bahan lainnya, diletakkan
cukup tinggi di atas pohon di antara benalu, ketiak tangkai palem atau temapt tertutup lainnya. Memiliki
masa reproduksi sepanjang tahun. Dalam satu sarang terdapat 5 ekor burung. Masa bertelur sepanjang
tahun dan sekali bertelur menghasilkan 4-5 butir telur . Burung bndol menyukai lingkungan yang
bersemak-semak, persawahan atau pekarangan, terutama yang berdekatan dengan pertanaman padi. Di
jawa burung bondol merupkan hama padi yang cukup mendapat perhatian ( Mackinnon, 1994)

Gejala Serangan

Burung-burung memakan bulir padi yang sedang menguning sehingga menyebabkan terjainya
kehilangan hasil secara langsung yang menyebabkan patahnya malai karena mereka sering hinggap
secara bersama-sama pada malai tersebut ( Idham dan Budi 1994). Interaksi antara kedua spesies ini
adalah Herbivory. Herbivory adalah interaksi antara 2 spesies yang berbeda, misalkan A ( bondol jawa ),
B (padi). Ketika mereka berhubungan spesies A mendapatkan keuntungan sedangkan spesie B
mendapatkan kerugian dan apabila keduanya terpisah maka spesies A akan mengalami kerugian besar
(terhambat) sebaliknya spesies B tidak terpengaruh sama sekali. Interaksi in biasanya merupakan suatu
interaksi negative yang hanya menguntungkan phak konsumen saja ( Odum 1994)

2. Ciri Morfologi Bondol Peking (Lonchura punctulata L.)

Warna umum bulu bondol peking adalah coklat, dengan tubuh bagian atas berwarna coklat,
tangkai bulu warna putih dengan tenggorokan berwarna coklat kemerahan, tubuh bagian bawah
berwarna putih, bersisik coklat pada dada dan sisi tubuh. Bondol peking yang masih remaja, tubuh
bagian bawahnya berwarna kuning tua tanpa sisik. Iris coklat, paruh berwarna abu-abu kebiruan,
sedangkan kaki berwarna hitam keabu-abuan. Menurut Coates dan Bishop (2000), burung dewasa
berwarna coklat kemerahan di leher dan sisi atas tubuhnya, dengan coretan-coretan agak samar
berwarna muda. Sisi bawah putih, dengan lukisan serupa sisik berwarna coklat pada dada dan sisi tubuh.
Perut bagian bawah sampai pantat berwarna putih. Burung muda dengan dada dan perut kuning tua
sampai agak coklat kotor. Iris mata berwarna coklat gelap paruh khas pipit berwarna abuabu kebiruan
kaki berwarna hitam keabu-abuan (MacKinnon, 1995).

Bondol peking atau pipit peking (Lonchura punctulata L.) adalah sejenis burung kecil pemakan
padi dan biji-bijian. Nama punctulata berarti berbintikbintik, menunjuk kepada warna bulu-bulu di
dadanya. Orang Jawa menyebutnya emprit peking, prit peking, orang Sunda menamainya piit peking
atau manuk peking, meniru bunyi suaranya (MacKinnon, 1995).

Habitat Menurut Restal (1996), Bondol secara keseluruhan memiliki habitat yang beragam
seperti padang rumput yang luas, hutan alami, hutan masyarakat, lahan pertanian, perkebunan, dan
daerah pemukiman. Burung Bondol umumnya memiliki sifat yang sama yaitu menyesuaikan dengan
cepat terhadap habitat yang dikunjunginya (Restal, 1996). Bondol peking memiliki habitat yang tidak
tetap. Hampir di semua habitat burung tersebut dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya, baik di
perkotaan maupun di hutan buatan (Restal, 1996) The image cannot be displayed. Your computer may
not have enough memory to open the image, or the image may have been corrupted. Restart your
computer, and then open the file again. If the red x still appears, you may have to delete the image and
then insert it again. 6 Bondol peking masih dapat dijumpai di lingkungan pedesaan dan perkotaan,
terutama di dekat persawahan atau tegalan (Coates dan Bishop, 2000). Habitat dapat menunjukkan
tempat berkembangnya suatu kelompok organisme dari berbagai jenis yang membentuk suatu
komunitas, mencakup lingkungan abiotik dan lingkungan biotik (Resosoedarmo et. al., 1990).

Cara hidup burung, seperti juga hewan-hewan lain sebagian besar ditentukan oleh ciri-ciri
habitatnya. Ada spesies yang serba bisa secara mencolok dapat hidup di berbagai macam habitat,
sedangkan burung lain ada yang hanya dapat hidup dalam suatu kombinasi situasi hidup, atau
bergantung hanya pada satu faktor esensial, seperti adanya pangan nabati tertentu. Semakin besar
spesialisasi, semakin kecil saingannya dengan spesies-spesies lain, yang secara keseluruhan mempunyai
tuntutan yang sama terhadap lingkungan. Dalam lingkungan seekor burung, dapat saja ada spesies-
spesies burung lain, tetapi setiap spesies menempati daerah ekologinya sendiri (Anonim, 1989). Dalam
Odum (1994) hal ini di maksud dengan niche atau relung ekologi, yaitu di mana organisme memiliki
peran fungsional di dalam lingkungan dan masyarakatnya. Ekologi burung dapat di teliti secara langsung
dari segi jenis makanan, perilaku mencari makan atau dinamika populasinya. Pengetahuan penting 7
mengenai habitat dapat dikumpulkan sedikit demi sedikit dari sensus yang baik. Memahami asosiasi
antara habitat atau penggunaannya oleh suatu jenis sangat mendasar untuk mengetahui status
konservasinya. Persyaratan hidup suatu jenis burung mungkin bersumber pada beberapa ciri habitat
yang independen (Bibby et al., 2000)
Risandi, A. 2012.Kelompok Burung Pipit (Lonchura punctulata). Indonesia Animal Channel Publisher.
Surabaya

Priwono, A. 2007.Jenis-jenis Burung Hama.Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Budiana, N. 2012. Karakteristik Sarang Burung Gereja (Passer montanus) di lingkungan Urban. (Skripsi).
Padang. UniversitasAndalas

Ziyadah K. 2011. Kemampuan Makan, preferensi pakan, dan pengujian umpan beracun pada bondol peking
(Lonchura punctulata L.) dan bondol jawa (Lonchura leucogastroides Horsfield & Moore). [skripsi]. Bogor (ID):
Institut Pertanian Bogor.

[BBPTP] Balai Besar Penelitian Tanaman Padi. 2015. Hama Penggerek Batang Padi dan Cara Pengendaliannya.
[Internet

Anda mungkin juga menyukai