Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PRAKTIKUM SISTEMATIK TUMBUHAN

PERCOBAAN III
TINJAUAN TAKSA

SUBDIVISI GYMNOSPERMAE, KELAS DICOTYLEDONAE

OLEH :

NAMA : DIAZ EKA ANJANI

STAMBUK : F1D1 14 046

KELOMPOK : III (TIGA)

ASISTEN PEMBIMBING : WD. LENI MARLINA

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2016
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tumbuhan adalah organisme yang terdiri dari akar, batang, dan daun,

merupakan organ hasil diferensiasi jaringan. Tumbuhan di dunia ini sangat

beragam jika dilihat dari segi bentuk, tumbuhan memiliki ciri khusus yang

membedakannya dengan tumbuhan lain. Taksonomi tumbuhan adalah ilmu yang

mempelajari penelusuran, penyimpanan contoh, pencirian, pengenalan atau

identifikasi, pengelompokan (klasifikasi), dan penamaan tumbuhan. Tingkatan

unit atau takson tumbuhan secara benar ditulis dari tingkat tertinggi ke tingkat

terendah.

Klasifikasi tumbuhan merupakan pembentukan kelompok-kelompok dari

seluruh tumbuhan yang ada di bumi ini hingga dapat disusun takson-takson

secara teratur mengikuti suatu hierarki. Hal ini berdasarkan kajian evolusi bahwa

organisme dalam satu kelompok memiliki hubungan kekerabatan yang dekat.

Makin banyak persamaan ciri, makin dekat pula kekerabatannya. Hubungan

kekerabatan antar berbagai spesies dalam tingkatan takson ini dipelajari sebagai

metode klasifikasi filogenetik. Karakter morfologi suatu tumbuhan dapat

merupakan cara yang digunakan dalam aplikasi filogenetik ini.

Spermatophyta merupakan salah satu kelompok tumbuhan dengan salah

satu karakter morfologi yaitu menghasilkan biji. Tumbuhan ini dapat dibedakan

menjadi tumbuhan berbiji tertutup (Angiospermae) dan tumbuhan berbiji

terbuka (Gymnospermae). Angiospermae sendiri dibedakan menjadi tumbuhan

berkeping satu (Monocotyledoneae) dan tumbuhan berkeping dua


(Dicotyledonae). Berdasarkan uraian tersebut, maka dilakukan praktikum

tentang tinjauan taksa.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada praktikum ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana sifat dan ciri ordo, familia dari bahan praktikum ?

2. Bagaimana sifat-sifat taksa ?

3. Bagaimana sifat-sifat yang berkaitan dengan hubungan kekerabatan

filogenetis antara takson satu dengan takson lainnya ?

4. Bagaimana hubungan kekerabatan filogenetis antar taksa berdasarkan sifat-

sifatnya?

C. Tujuan Praktikum

Tujuan yang ingin dicapai pada praktikum ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengenal sifat dan ciri ordo, familia dari bahan praktikum.

2. Untuk mengenal sifat-sifat taksa.

3. Untuk mengenal sifat-sifat yang berkaitan dengan hubungan kekerabatan

filogenetis antara takson satu dengan takson lainnya.

4. Untuk menganalisis hubungan kekerabatan filogenetis antar taksa

berdasarkan sifat-sifatnya.
D. Manfaat Praktikum

Manfaat pada praktikum ini adalah sebagai berikut:

1. Dapat mengenal sifat dan ciri ordo, familia dari bahan praktikum.

2. Dapat mengenal sifat-sifat taksa.

3. Dapat mengenal sifat-sifat yang berkaitan dengan hubungan kekerabatan

filogenetis antara takson satu dengan takson lainnya.

4. Dapat menganalisis hubungan kekerabatan filogenetis antar taksa

berdasarkan sifat-sifatnya.
II. TINJAUAN PUSTAKA

Taksonomi merupakan studi mengenai prinsip-prinsip klasifikasi. Klasifikasi

adalah pengelompokkan organisme-organisme ke dalam unit-unit taksonomi

(taksa). Penyusunan organisme ke dalam pohon filogenetik berdasarkan studi

taksonomi dan klasifikasi disebut sistematika. Filogenetik merupakan rekontruksi

sejarah evolusi dari sekelompok taksa atau gen-gen. klasifikasi organisme

berdasarkan system lima kingdom menunjukkan kekerabatan evolusi antara kelima

kingdom tersebut. Hal ini merupakan awal dalam usaha menetapkan monofiletik

untuk mengembangkan suatu klasifikasi yang menunjukkan kekerabatan evolusi

antara kelompok-kelompok (klasifikasi filogenetik) (Gandjar, 2006).

Setiap unit taksonomik pada setiap tingkatan disebut dengan takson (jamak,

taksa). Sebagai suatu komponen sistematika, taksonomi memiliki dua tujuan utama.

Yang pertama adalah untuk memilih organisme yang berkerabat dekat dan

mengelompokkannya ke dalam spesies, dan menjelaskan karakteristik diagnostic

yang membedakan satu spesies dari spesies lain. Tujuan utama taksonomi yang

kedua adalah klasifikasi, yaitu pengaturan spesies menjadi kategori taksonomik

yang lebih luas, dari genus ke domain. Beberapa kasus menunjukkan kategori

intermediet, seperti subfamily, yakni suatu kategori yang berada antara famili dan

genus (Campbell, 2003).

Tumbuhan berkeping biji tunggal (atau monokotil) adalah salah satu dari dua

kelompok besar tumbuhan berbunga yang secara klasik diajarkan; kelompok yang

lain adalah tumbuhan berkeping biji dua atau dikotil. Ciri yang paling khas adalah

bijinya tidak membelah karena hanya memiliki satu daun lembaga. Kelompok ini
diakui sebagai takson (sebagai kelas maupun subkelas) dalam berbagai sistem

klasifikasi tumbuhan dan mendapat berbagai nama, seperti Monocotyledoneae,

Monocotyledoneae, dan Liliidae (Setyawan, dkk, 2000).

Tumbuhan berbiji (Spermatophyta) merupakan kelompok tumbuhan yang

memiliki ciri khas, yaitu adanya suatu organ yang berupa biji. Biji merupakan

bagian yang berasal dari bakal biji dan didalamnya mengandung calon individu

baru, yaitu lembaga. Spermatophyta diklasifikasikan lagi menjadi 2 subdivisi, yakni

tumbuhan biji terbuka (Gymnospermae) dan tumbuhan biji tertutup

(Angiospermae). Berdasarkan jumlah keping bijinya, Tumbuhan biji tertutup

dibedakan menjadi 2, yaitu tumbuhan biji berkeping satu (monokotil) dan

tumbuhan biji berkeping dua (dikotil) (Hassanudin, 2009).

Tumbuhan biji merupakan golongan tumbuhan dengan tingkat perkembangan

filogenetik tertinggi, yang sebagai ciri khasnya ialah adanya suatu organ yang

berupa biji. Divisi tumbuhan biji klasik dibedakan dalam dua anak divisi yaitu:

tumbuhan biji terbuka (Gymnospermae) dan tumbuhan biji tertutup

(Angiospermae).Tumbuhan biji tertutup biasanya dibedakan dlam dua kelas, yng

masing-masing diberi nama menurut jumlah daun lembaga (cotyledo) yang dimiliki

anggota-anggotanya, yaitu diantaranya adalah kelas tumbuhan monokotil atau

tumbuhan biji tunggal (Monocotyledoneae atau Monocotylae), yang anggota-

anggotanya mempunyai biji dengan lembaga yang hanya memiliki satu daun

lembaga (Tjitrosoepomo, 2007).


DAFTAR PUSTAKA

Campbell, N.A., Reece, J.B., dan Mitchell, L.G., 2003, Biologi Edisi Kelima Jilid
II, Erlangga, Jakarta.

Gandjar, I., Sjamsuridzal, W., dan Oetari, A., 2006, Mikologi: Dasar dan Terapan,
Yayaysan Obor Indonesia, Jakarta.

Hassanudin, 2009, Jenis Tumbuhan Anggrek Epifit di Kawasan Cagar Alam Jantho
Kabupaten Aceh Besar, J. Hayati, I (2): 20

Setyawan, D,A, dan Etikawati, N., 2000, Studi Sitotaksonomi pada Genus Zingiber,
J. Biodiversiti, I (1): 8-13

Tjitrosoepomo, Y, 2007, Taksonomi Tumbuhan, Gadjah Mada University Press,


Yogyakarta.
III. METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilaksanakan pada hari Jumat, 22 April 2016 pukul

13.30-16.00 WITA. Bertempat di Laboratorium Unit Botani, Jurusan Biologi,

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Halu Oleo,

Kendari.

B. Alat dan Bahan

1. Alat

Alat yang digunakan pada praktikum ini tercantum pada tabel 1.

Tabel 1. Alat dan kegunaan


No. Nama Alat Kegunaan
1. Alat tulis Untuk menggambar hasil pengamatan
2. Buku gambar Untuk menggambar hasil pengamatan
3. Kamera Untuk mendokumentasikan hasil pengamatan

2. Bahan

Bahan yang digunakan pada ini tercantum pada tabel 2.

Tabel 2. Bahan dan kegunaan


No. Nama Bahan Kegunaan
Sebagai objek pengamatan
1 Pinus (Pinus merkusii)
sub divisi Gymnospermae
Sebagai objek pengamatan
2 Melinjo (Gnetum gnemon)
sub divisiGymnospermae
Teratai Besar (Nymphaea stella Sebagai objek pengamatan
3
Wild) kelas Dycotyledonae
Sebagai objek pengamatan
4 Kaliandra (Calliandra sp.)
kelas Dycotyledonae
Sebagai objek pengamatan
5 Cempaka(Michelia champaca L.)
kelas Dycotyledonae
Sebagai objek pengamatan
6 Sirsak (Anona muricata)
kelas Dycotyledonae
Kembang merak (Caesalpiniapulch Sebagai objek pengamatan
7
errima) kelas Dycotyledonae
Sebagai objek pengamatan
8 Orok-orok (Crotalaria sp.)
kelas Dycotyledonae
Sebagai objek pengamatan
9 Jambu biji (Psidium guajava)
kelas Dycotyledonae
Melastoma (Melastoma polyanthum Sebagai objek pengamatan
10
) kelas Dycotyledonae
Sebagai objek pengamatan
11 Rambusa (Passiflora floetida)
kelas Dycotyledonae
Sebagai objek pengamatan
12 Sawi-sawian (Cleome gynandra)
kelas Dycotyledonae
Kembang kertas (Bougenvillea Sebagai objek pengamatan
13
spectabilis) kelas Dycotyledonae
Sebagai objek pengamatan
14 Kenikir (Tagetes erectus)
kelas Dycotyledonae
Sebagai objek pengamatan
15 Asoka (Ixora paludosa)
kelas Dycotyledonae

C. Prosedur Kerja

Prosedur kerja pada praktikum ini adalah sebagai berikut :

1. Menyediakan bahan yang akan diamati.

2. Menentukan nama jenis untuk bahan-bahan yang disediakan.

3. Menggambar objek yang diamati.

4. Mengamati sifat dan ciri bahan yang disediakan.

5. Mengklasifikasikan dan mendeskripsikan bahan yang diamati.


IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan

Hasil pengamatan pada praktikum ini tercantum pada tabel 3 dan 4.

Tabel 3. Hasil pengamatan subdivisi Gymnospermae


No Nama bahan Gambar Klasifikasi
Pengamatan Literature
1. Pinus (Pinus Regnum : Plantae
merkusii Divisio : Spermatophyta
Jungh) Subdivisio : Gymnospermae
Classis : Coniferae
Ordo : Pinales
Familia : Pinaceae
Genus : Pinus
Spesies : Pinus merkusii

2. Melinjo Regnum : Plantae


(Gnetum Divisio : Gnetophyta
gnemon) Subdivisio :Gymnospermae
Classis : Gnetopsida
Ordo : Gnetales
Familia : Gnetaceae
Genus : Gnetum
Spesies : Gnetum gnemon

Tabel 4. Hasil pengamatan subdivision Gymnospermae kelas Dicotyledonae


No Nama bahan Gambar Klasifikasi
Pengamatan Literature
1. Cempaka Regnum : Plantae
(Mhichelia Divisio : Magnoliophyta
champaca L.) Subdivisio : Gymnospermae
Classis : Magnoliopsida
Ordo : Magnoliales
Familia : Magnoliaceae
Genus : Michelia
Spesies : Michelia
champaca
2. Sirsak (Annona Regnum : Plantae
muricata) Divisio : Magnoliophyta
Subdivisio : Angiospermae
Classis : Magnoliopsida
Ordo : Magnoliales
Familia : Annonaceae
Genus : Annona
Spesies : Annona
muricata L.

3. Teratai Regnum : Plantae


(Nymphaea Divisio : Magnoliophyta
stella Willd.) Subdivisio : Gymnospermae
Classis : Magnoliopsida
Ordo : Nymphaeales
Familia : Nymphaeaceae
Genus : Nymphaea
Spesies : Nymphaea
stella Wild.

4. Calliandra Sp. Regnum : Plantae


Divisio : Magnoliophyta
Subdivisio : Gymnospermae
Classis : Magnoliopsida
Ordo : Fabales
Familia : Fabaceae
Genus : Calliandra
Spesies : Calliandra sp.

5. Merak Regnum : Plantae


(Caesalpinia Divisio : Magnoliophyta
pulcherrima) Subdivisio : Gymnospermae
Classis : Magnoliopsida
Ordo : Rosales
Familia : Caesalpiniaceae
Genus : Caesalpinia
Spesies : Caesalpinia
pulcherrima
6. Orok-orok Regnum : Plantae
(Crotalaria Divisio : Magnoliophyta
sp.) Subdivisio : Gymnospermae
Classis : Magnoliopsida
Ordo : Fabales
Familia : Fabaceae
Genus : Crotalaria
Speises : Crotalaria sp.

7. Jambu biji Regnum : Plantae


(Psidium Divisio : Magnoliophyta
guajava L.) Subdivisio : Gymnospermae
Classis : Magnoliopsida
Ordo : Myrtales
Familia : Myrtaceae
Genus : Psidium
Spesies : Psidium
guajava L.

8. Rambusa Regnum : Plantae


(Passiflora Divisio : Magnoliophyta
floetida L.) Subdivisio : Gymnospermae
Classis : Magnoliopsida
Ordo : Myrtales
Familia : Passifloraceae
Genus : Passiflora
Spesies : Passiflora
floetida L

9. Sawi-sawian Regnum : Plantae


(Cleome Divisio : Magnoliophyta
gynandra) Subdivisio : Gymnospermae
Classis : Magnoliopsida
Ordo : Capparales
Familia : Capparaceae
Genus : Cleome
Spesies : Cleome
gynandra
10. Kembang Regnum : Plantae
kertas Divisio : Magnoliophyta
(Bougainvillea Subdivisio : Gymnospermae
spectabilis Classis : Magnoliopsida
Wild.) Ordo : Caryophyllales
Familia : Nyctaginaceae
Genus : Bougainvillea
Spesies : Bougainvillea
spectabilis
Wild.

11. Kenikir Regnum : Plantae


(Tagetes Divisio : Magnoliophyta
erectus L.) Subdivisio : Gymnospermae
Classis : Magnoliopsida
Ordo : Asterales
Familia : Asteraceae
Genus : Tagetes
Spesies : Tagetes
erectus L.

12. Asoka (Ixora Regnum : Plantae


palludosa) Divisio : Magnoliophyta
Subdivisio : Gymnospermae
Classis : Magnoliopsida
Ordo : Rubiales
Familia : Rubiaceae
Genus : Ixora
Spesies : Ixora paludosa

13. Melastoma Regnum : Plantae


(Melastoma Divisio : Magnoliophyta
polyanthum Subdivisio : Gymnospermae
Bl.) Classis : Magnoliopsida
Ordo : Myrtales
Familia : Melastomaceae
Genus : Melastoma
Spesies : Melastoma
polyanthum Bl.
B. Pembahasan

Klasifikasi tumbuhan merupakan pengelompokkan berbagai jenis

tumbuhan ke dalam golongan-golongan dari bermacam-macam kategori. Satuan

dasar suatu sistem klasifikasi dimulai dari tingkat species. Pengelompokkan

suatu tumbuhan didasarkan pada sifat-sifatnya, baik itu secara morfologi

maupun anatominya. Oleh karena itu, pada setiap tingkatan memiliki ciri

tersendiri untuk membedakan antara tanaman satu dengan tanaman lainnya.

Penempatan suatu takson dalam suatu kategori sangat tergantung kepada ahli

taksonomi yang mempelajari atau meneliti golongan tumbuhan tersebut.

Taksa memiliki beberapa sifat, antara lain sifat kualitatif dan kuantitatif,

sifat analisis dan sintesis, sifat biologik, sifat baik dan tidak baik, sifat filetik,

sifat kladistik dan sifat fenetik. Sifat kuantitatif merupakan suatu sifat dari

tumbuhan yang cirinya dapat dinilai secara lansung (menggunakan angka

sebagai ciri), sifat kualitatif digambarkan dengan bentuk dan dideskripsikan

bukan dengan angka. sifat kualitatif lebih penting dibandingkan dengan sifat

kuantitatif, sebab sifat kuantitatif memiliki kisaran yang luas dan mudah berubah

karena adanya faktor lingkungan. Sifat analisis adalah sifat yang digunakan

sebagai identitas, pencirian dan batas takson. Sifat sintesis adalah sifat yang

terdapat secara merata pada anggota suatu takson.

Sifat biologik merupakan sifat yang didasarkan pada peranan penting

dalam organisme. Sifat baik dan tidak baik didasarkan pada mudahnya

mengalami perubahan karena faktor lingkungan dan konsistensi, yaitu tetap

berada pada sifat yang ada dalam suatu sistem. Sifat filetik merupakan suatu
sifat yang menunjukkan informasi tentang filogeni dari golongan dan akhirnya

berhubungan dengan perkembangan sifat. Sifat kladistik merupakan sifat yang

mengelompokkan makhluk hidup berdasarkan asal evolusinya. Sifat fenetik

adalah pengklasifikasian berbagai macam organisme berdasarkan persamaan

atau kemiripan morfologi dan sifat lainnya.

Pengamatan ini dilakukan pada subdivisio Gymnospermae serta kelas

dicotyledonenae. Tanaman yang termasuk dalam subdivisio Gymnospermae,

antara lain pinus (Pinus merkusii) dan melinjo (Gnetum gnemon). Ciri-ciri dari

Gymnospermae memilki bakal biji tidak terlindungi oleh daun buah. Umumnya

perdu atau pohon, tidak ada yang berupa herba. Batang dan akar berkambium

sehingga dapat tumbuh membesar. Akar dan batang tersebut selalu

mengadakan pertumbuhan menebal sekunder. Berkas pembuluh pengangkutan

kolateral terbuka. Xilem pada Gymnospermae hanya terdiri atas trakeid saja

sedangkan floemnya tanpa sel-sel pengiring, mempunyai akar, batang, dan

daun sejati. Bentuk perakaran tunggang, daun sempit, tebal dan kaku.

Bunga pada Gymnospermae merupakan bunga sejati (bunga mereduksi

menjadi kantong serbuk sari dan bakal biji) berupa strobilus, tidak ada mahkota

bunganya, yang mampu menghasilkan sekret berupa tetes getah yang berisi sel

kelamin jantan pada strobilus jantan dan sel telur pada strobillus betina. Bakal

biji terdapat di luar permukaan dan tidak dilindungi oleh daun buah. Tumbuhan

Gymnospermae merupakan tumbuhan heterospora yaitu menghasilkan dua

jenis spora berlainan. Spora itu berupa megaspora membentuk gamet betina,
sedangkan mikrospora menghasilkan serbuk sari, struktur reproduksi terbentuk

di dalam strobilus.

Proses reproduksi terjadi pembuahan tunggal. Sistem perakaran

tunggang dan batang tegak lurus atau bercabang-cabang. Akar dan batang

berkambium, sehingga selalu mengadakan pertumbuhan menebal sekunder.

Strobilus atau kerucut mengandung 2 daun buah (tempat menempel bakal biji),

yaitu makrosporangium dan mikrosporangium yang terpisah satu sama lain.

Penyerbukan hampir selalu dengan bantuan angin (anemogami).

Selanjutnya tanaman yang termasuk dalam kelas dicotyledonae adalah

cempaka (Michelia champaca), sirsak (Anona muricata), teratai (Nymphaea

stella), kaliandra (Calliandra sp.), kembang merak (Caesalpinia pulcherrima),

orok-orok (Crotalaria), jambu biji (Psidium guajava), melastoma (Melastoma

polyanthum), rambusa (Passiflora floetida), sawi-sawian (Cleome ginandra),

kembang kertas (Bougenvillea spectabilis), kenikir (Tagetes erectus) dan asoka

(Ixora paludosa). Kelas Dicotyledoneae merupakan pembagian dari subdivisio

Angiospermae.

Struktur akar, batang dan daun pada Dicotyledoneae berbeda dengan

struktur pada tanaman Monocotyledoneae. Akar pada tanaman Dicotyledoneae

berupa akar tunggang. Akar tunggang berasal dari bakal akar (radikula) yang

terus tumbuh. Sistem pembuluh pada Dicotyledoneae teratur dan diantara

xilem dan floem terdapat kambium dan adanya aktifitas kambium

(pertumbuhan sekunder) menyebabkan batang pada tanaman ini membesar.


Pertulangan daun pada tanaman dicotyledoneae merupakan tulang daun

menyirip dan menjari.


V. PENUTUP

A. Simpulan

Simpulan pada praktikum ini adalah sebagai berikut :

1. Sifat dan ciri ordo, familia dari bahan praktikum yang ada dapat dikenali

dengan cara mencocokkan karakteristik dan ciri yang dimiliki oleh

tumbuhan oleh tumbuhan yang ada dengan karakteristik tumbuhan yang

masuk dalam golongan ordo, familia.

2. Sifat-sifat taksa dapat dikenali berdasarkan morfologinya.

3. Sifat-sifat yang berkaitan dengan hubungan kekerabatan filogenetis antara

takson satu dengan takso lainnya dapat diketahui dengan melihat struktur

morfologi dan fungsi anatomi dari tumbuhan tersebut yang dihubungkan

dengan tumbuhan yang memiliki struktur morfologi dan fungsi anatomi

yang sama.

4. Menganalisis hubungan kekerabatan filogenetis antara taksa berdasarkan

sifat-sifatnya dengan melihat persamaannya dengan spesies lain dalam satu

genus atau famili yang sama.

B. Saran

Saran pada praktikum ini yaitu sebaiknya praktikan harus lebih serius

dalam melakukan praktikum serta tidak terlalu banyak bicara saat praktikum

dimulai agar praktikum berjalan dengan baik.

Anda mungkin juga menyukai