Anda di halaman 1dari 21

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. LatarBelakang
Makhluk hidup multiselular memiliki organisasi kehidupan yang
dimulai dari tingkat yang sederhana sampai ke tingkat yang sangat kompleks.
Tingkat sederhana yang dimaksud adalah sel. Sel adalah unit fungsional
terkecil yang menyusun tubuh makhluk hidup. Bagi organisme uniseluler yang
hanya memiliki sebuah sel, maka sebuah sel itulah yang mengendalikan
seluruh aktivitas hidupnya. Tingkat selanjutnya setelah sel adalah jaringan.
Jaringan adalah sekumpulan sel yang memiliki struktur dan fungsi yang sama.
Jaringan dasar yang menyusun struktur tubuh hewan multiseluler ada empat
yaitu jaringan epitel, jaringan penyokong (yang terdiri dari jaringan ikat,
jaringan tulang, jaringan darah, jaringan adipose, dan jaringan pembuluh
limfa), jaringansaraf dan jaringan otot.
Adapun Praktikum Struktur Hewan unit 1 saat ini adalah Jaringan
epitel yang merupakan jaringan yang melapisi permukaan tubuh dan
membatasi rongga tubuh. Jaringan ini hampir ditemukan diseluruh permukaan
tubuh. Jaringan epitel yang melapisi lapisan luar tubuh disebut epithelium,
jaringan epitel yang membatasi rongga tubuh disebut mesotelium dan
jaringan epitel yang membatasi organ disebut endothelium. Jaringan epitel
terdiri dari sel-sel yang memadat dan saling terikat erat. Pada permukaan
apikal (bagian atas) beberapa jenis epitel terdapat mikrovili (tonjolan dari
permukaan sel yang bentuknya seperti jari) atau silia.

B. Tujuan Praktikum
1. Untuk mengamati jaringan epitel selapis pipih
2. Untuk mengamati jaringan epitel selapis silindris
3. Untuk mengamati jaringan epitel pipi berlapis banyak
4. Untuk mengamati jaringan epitel berlapis banyak palsu
5. Untuk mengamati kelenjar uniseluler dan kelenjar multiseluler
2

6. Untuk mengamati adrenal (kelenjar endokrin)


7. Untuk mengamati keringat dan kelenjar sebaceous

C. Waktu dan Tempat


Adapun waktu dan tempat dilakukannya praktikum ini adalah:
Hari/tanggal : Jumat /20 Mei 2016
Waktu : 14.00-17.00 WITA
Tempat : Ruangan Pend. Biologi D4
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Sulawesi Barat
3

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Jaringan epitel

Jaringan epitel adalah jaringan yang melapisi permukaan tubuh,


organ tubuh atau permukaan saluran tubuh hewan. Bentuk jaringan epitel
berupa lembaran selapis atau beberapa lapis. Jaringan epitel terdiri atas sel-sel
yang bentuknya sama, yang berkumpul dengan sangat erat dengan bahan
ekstraseluler atau matriks yang sangat sedikit. Jaringan epitel adalah salah satu
dari empat jaringan dasar yaitu jaringan otot, jaringan ikat dan jaringan saraf.
Jaringan epitel terdiri dari sel-sel polihedral yang berkumpul dengan erat
dengan sangat sedikit zat intersel. Pelekatan diantara sel-sel ini kuat, Jadi
terbentuk lapisan-lapisan yang menutupi permukaan tubuh dan melapisi
rongga-rongganya (Umar, 2011: 59).

Epitel selapis pipih dijumpai membatasi lumen dari pembuluh darah


dan pembuluh limfe. Epital selapis kubus dijumpai membatasi lumen saluran
penampung ginjal (tubulus kontortus distal dan proksimal). Epital selapis
silindris dijumpai membatasi lumen pada kantung empedu dan usus halus.
Epitel berlapis banyak palsu dijumpai membatasi lumen pada trakea. Epitel
transisional dijumpai membatasi lumen pada vasikula urinaria. Epitel berlapis
banyak pipih dijumpai pada epidermis kulit dan esophagus. Epitel berlapis
banyak kubus dijumpai membatasi lumen vasikula urinaria (Adnan dan
Halifah, 2011).
Jaringan epitel dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu sebagai berikut:

A.Jaringan Epitel Selapis pipih

Epitel pipih selapis terdiri dari satu lapis sel yang berbentuk pipih dan
licin pada penampang samping. Bila dilihat dari atas, bentuknya tidak teratur
atau poligonal. Susunan sel berdiri pada membran basal. Daerah yang
mengandung inti tampak menonjol, sehingga pada penampang melintang
daerah tersebut paling tebal dibandingkan dengan daerah tepi sitoplasma.
4

Epitel kubus selapis terdiri dari selapis sel berbentuk kubus yang lebar dan
tingginya sama. Penampang samping berbentuk kubus, tetapi dari atas tampak
berbentuk heksagonal. Susunan sel berdiri pada membran basal. Pada
penampang melintang, bila tinggi lebih kecil dari lebar sel disebut kubus
rendah; bila tinggi lebih besar dari lebar sel disebut kubus tinggi (Bresnick
2003: 68).

A. Jaringan Epitel Selapis Silindris

Epitel selapis silindris merupakan jenis epitel yang terdiri atas selapis
sel tinggi yang saling berhimpitan berpola heksagonal. Dalam bentuknya yang
biasa, sel ini semuanya tampak serupa di bawah mikroskop. Fungsi utama
epitel selapis silindris biasa ialah untuk melindungi permukaan badan yang
basah. Selain itu ia menghasilkan sekret cair. Epitel demikian melapisi saluran
keluar kecil kelenjar. Epitel selapis silindris yang terdiri atas sel absorptif dan
sel sekretori membatasi usus. Agar memudahkan absorbsi, membran ini hanya
setebal satu sel (Cormack 1994 : 180).

B. Jaringan Epitel Pipih Berlapis Banyak

Epitel pipih berlapis banyak adalah jaringan epitel yang tersusun atas
sel-sel berbentuk pipih dan tersusun dari beberapa lapis sel. Susunan selnya
sangat rapat. Epitel pipih berlapis banyak terdapat pada permukaan kulit,
rongga hidung, vagina, telapak kaki, rongga mulut, dan esofagus. Karena
strukturnya yang lebih tebal dan kebanyakan berada di bagian luar tubuh,
maka fungsi epitel pipih berlapis banyak sebagai pelindung dari gesekan luar
(Anonim,2016).

C. Jaringan Epitel Pipih Berlapis Banyak Palsu

Epitel ini dikatakan berlapis banyak palsu karena pada penampang


tegak lurus tampak seperti berlapis banyak. Hal ini disebabkan karena letak
inti dari sel-sel yang membangunnya tidak sama tingginya. Epitel ini dibagi
atas 3 macam sel, yaitu sel basal, sel selindris bersilia, dan sel goblet.
5

Sel basal berbentuk kubus dengan inti bulat serta ketinggian paling
bawah.Sel selindris bersilia berbentuk selindris dan permukaannya bersilia.
Inti berbentuk lonjong. Sel goblet atau sel lendir atau sel mukus berbentuk
kerucut, inti tampak meruncing pada bagian bawahnya. Pada sitoplasmanya
terdapat mucus. Sel goblet terdiri atas beberapa bagian, yaitu (i) pangkal sel
sempit dan mengandung banyak retikulum endoplasma (RE), (ii) bagian
tengah sel melebar dan terdapat banyak badan golgi yang berbentuk mangkuk,
dan (iii) puncak sel, yaitu bagian yang paling lebar dan terdapat banyak
vesikula-vesikula yang berisi mucus(Anonim,2016).

D. Kelenjar Uniseluler dan Kelenjar Multiseluler


1. Kelenjar Uniseluler

Kelenjar jenis ini tidak memiliki saluran keluar karena biasanya


terdapat pada epitel permukaan, misalnya pada epitel usus sebagai sel piala
atau sel goblet.

2. Kelenjar multiseluler

Berdasarkan letak kelenjarnya terhadap epitel permukaan, maka jenis


kelenjar ini dibedakan menjadi :

a. Kelenjar intraepitelial, yaitu membentuk kelompok sel kelenjar pada epitel


permukaan tanpa saluran kelenjar. Kelenjar jenis ini dapat dijumpai pada
epitel selaput lendir lambung dan rongga hidung.
b. Kelenjar ekstraepitelial, jenis kelenjar ini merupakan kelenjar yang
terdapat dalam jaringan pengikat dan jumlahnya paling banyak.

Kelenjar multiseluler ekstraepitelial dapat dibedakan menjadi dua


bagian yaitu:

a. Pars secretoria, yaitu bagian yang menghasilkan secret


Berdasarkan bentuk pars sekretorianya, dapat dibedakan menjadi:
1) Kelenjar alveoler berbentuk seperti labu
2) Kelenjar asiner berbentuk mirip kelenjar alveoler tetapi lebih bulat
6

3) Kelenjar tubuler berbentuk seperti pipa. Terdapat kelenjar tubuler


berbentuk lurus, bergelung, dan bercabang.
Berdasarkan jumlah lapisan sel epitel pars secretorianya dapat dibedakan
menjadi:
1) Kelenjar monoptyche, yang terdiri atas satu lapis sel (misalnya
kelenjar keringat)
2) Kelenjar polyptyche, yang terdiri atas beberapa lapis sel (misalnya
glandula sebacea)
b. Ductus excretorius, yaitu saluran yang menampung sekret dari pars
secretoria.
Dengan memperhatikan bentuk pars secretoria dan ductus excretorius
dalam tubuh dikenal berbagai jenis kelenjar yaitu :
1) Kelenjar tubuler sederhana (simple tubular gland)
c. Kelenjar tubuler lurus (kelenjar usus besar)
d. Kelenjar tubuler bergelung (glandula subdorifera)
e. Kelenjar tubuler bercabang (glandula uterina)
2) Kelenjar tubuloalveoler sederhana (simple tubuloalveoler gland)
Kelenjar ini selalu bercabang (glandula submandibularis, glandula
duodenalis brunneri).
3) Kelenjar alveolar sederhana (simple alveolar gland).
Contoh kelenjar ini yaitu glandula sebacea yang terdapat pada kulit dan
merupakan kelenjar polyptyche yang mempunyai modifikasi pada
kelopak mata sebagai glandula meibomi yang termasuk sebagai
kelenjar alveolar sederhana bercabang .
4) Kelenjar tubuler kompleks (compound tubular gland)
Kelenjar ini mempunyai pars secretoria berbentuk tubuler dengan
saluran keluarnya yang bercabang dan akhirnya bermuara dalam satu
saluran utama contohnya testis (Anonim, 2016).
7

E. Kelenjar Adrenal (Kelenjar Endokrin)

Kelenjar endokrin berasal dari sel-sel epitel yang melakukan


proliferasi ke arah tenunan pengikat. Sel-sel epitel yang telah berproliferasi ini
akhirnya di dalam diferensiasinya akan membentuk sebuah kelenjar endokrin.
Hubungan antara sel-sel epitel yang berproliferasi ke dalam tenunan pengikat
ini akan kehilangan hubungannya dengan sel-sel epitel dari mana mereka
berasal. Akibat hilangnya hubungan ini, maka kelenjar endokrin tidak
mempunyai saluran untuk menyalurkan zat-zat yang dihasilkan ke permukaan.

Sebagai kompensasi tidak terbentuknya saluran, maka disekitar


kelenjar endokrin tumbuh dan berkembang pembuluh-pembuluh kapiler. Ke
dalam pembuluh-pembuluh kapiler ini zat-zat yang dihasilkan kelenjar
endokrin dialirkan. Oleh karena itu kelenjar endokrin biasa juga disebut
kelenjar tanpa saluran (ductless gland). Karena zat-zat yang dihasilkan
disekresikan langsung ke dalam pembuluh darah yang melewati sel-sel
kelenjar endokrin itu sendiri, maka kelenjar endokrin biasa juga disebut
kelenjar yang menghasilkan zat-zatnya ke dalam tubuh (glands of internal
secretion).

Zat yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin adalah hormon. Hormon


yang berasal dari kata harmao, yang berarti pembangkit aktivitas, adalah
sebuah zat kimia organik. Oleh karena hormon sebagai hasil kelenjar endokrin
dalam kadar yang sangat rendah sudah menunjukkan pengaruhnya, maka
hormon tersebut tidak selalu harus diangkut oleh pembuluh darah, namun
harus di timbun terlebih dahulu. Penimbunan pada hormon pada tingkat
pertama dapat dilakukan intraseluler sebagai butir-butir sekresi yang
selanjutnya dapat ditimbun ekstraseluler di dalam celah-celah antar sel
kelenjar atau dibatasi dalam suatu bentuk ruang yang dinamakan folikel
(glandula thyroidea).

Tidak semua kelenjar endokrin disusun dalam kesatuan kelenjar


khusus, melainkan tersebar dalam suatu organ (testis, ovarium, dan selaput
8

lendir usus). Sebagian kelenjar endokrin membentuk suatu kesatuan yang


dibungkus oleh jaringan pengikat (hypophisis cerebri).

Ada bentuk khusus dari kelenjar endokrin yang merupakan campuran


kelenjar endokrin-eksokrin. Jenis kelenjar ini terdapat pada pancreas dimana
kelenjar endokrin sebagai pulau-pulau diantara kelenjar eksokrin. Kelenjar
endokrin sebagai insula langerhans (Anonim,2016).

F. Kelenjar Keringat dan Kelenjar Sebaceus


1. Kelenjar Keringat
Kelenjar keringat diposisikan jauh di dalam kulit, dan terutama fungsi
mereka adalah untuk pengaturan suhu. Kedua jenis kelenjar keringat adalah
apokrin adalah dan kelenjar keringat ekrin.
Kelenjar keringat ekrin yang memiliki struktur melingkar dan tubular
dan mengeluarkan sekresi langsung ke permukaan kulit. Kelenjar keringat
apokrin yang memiliki bentuk melingkar dan tubular dan menghasilkan
sekresi yang berpotensi berbau, keruh dan kental.
Kelenjar ini mengeluarkan sekresi pada saluran-saluran folikel
rambut dan mulai mengeluarkan sekitar usia pubertas. Keringat ini dapat
ditindaklanjuti oleh bakteri, yang dapat menyebabkan tercium bau. Keringat
terdiri dari berbagai senyawa organik dan air.

2. Kelenjar Sebaceus
Kelenjar minyak pada hewan adalah kelenjar yang menghasilkan
minyak dengan sejumlah tujuan tertentu. Misalnya, kelenjar minyak pada
burung berfungsi untuk melindungi bulu dari air, yang terletak di dekat
pangkal ekor dan melepaskan minyak untuk membantu burung bersolek bulu
dan menjaga diri mereka tahan air. Pada manusia dan mamalia lain yang
utama adalah kelenjar sebaceous, yang mengeluarkan minyak untuk
membantu melindungi kulit dan rambut.
9
10

BAB III
METODE PRAKTIKUM

A. Alat dan Bahan


Alat
1. Mikroskop
2. Kaca penutup (deck glass)
3. Kaca benda (obyek glass)
4. Pinset
5. Silet tajam
6. Kain planel
7. Guntig
8. Cutter/pisau
9. Jarum pentul
Bahan
1. Mammal Kidney
2. Intestine/duodenum
3. Trakea kelinci
4. Pangkreas mamalia
5. Kerokan dalam pipi
6. Kelenjar adrenal
7. Kertas hisap
8. Human brown skin
9. Alcohol 70%
10. Aquades steril
B. Cara Kerja
1. Menyiapkan mikroskop dengan terlebih dahulu melihat kelengkapannya (ingat
mikroskop yang digunakan harus bersih dan tidak boleh berjamur).
2. Meletakkan mikroskop pada meja yang datar dan memulai mencari cahaya
dengan cara memutar cermin, condensor, dan diafragma.
3. Setelah cahaya sudah didapatkan, mengambil preparat jadi yang akan diamati,
misalanya preparat intestine.
11

4. Untuk pengamatan pertama, menggunakan pembesaran kecil yaitu 5x atau 10x.


memutar makrometer untuk mendapatkan bayangan obyek yang jelas.
Menggambar hasil pengamatan untruk pembesaran kecil.
5. Memutar revolver untuk mengganti pembesaran besar yaitu 40x atau 45x.
setelah menggunakan pembesaran besar, tidak boleh lagi memutar makrometer
tetapi untuk memperjelas bayangan obyek digunakan micrometer.
6. Pembesaran besar akan memperlihatkan bagian setiap preparat secara jelas.
Menggambar hasil pengamatan anda untuk perbesaran besar, lalu
membandingkan dengan pembesaran yang kecil
7. Setelah mengamati semua preparat, bersihkan mikroskop dan menyimpan pada
kotaknya terlebih dahulu membersihkannya dari debu atau kotoran dengan
menggunakan kain planel halus.
Jika preparat awetan tidak tersedia, maka dilanjutkan dengan pembuatan
preparat basah dengan langkah-langkah sebagai berikut.
1. Membersihkan organ yang ingin dibuat preparat dari darah yang melekat
padanya.
2. Membuat sayatan organ tersebut setipis mungkin dengan menggunakan sayatan
melintang.
3. Meletakkan hasil sayatan tersebut pada kaca benda yang telah ditetesi satu tetes
aquades steril lalu menutup dengan deck glass.
4. Menyerap kelebihan air pada preparat yang telah dibuat dengan menggunakan
kertas hisap.
5. Mengamati preparat dengan mikroskop dengan terlebih dahulu menggunakan
pembesaran lemah lalu pembesaran kuat.
6. Menggambar hasil pengamatan pada lembar pengamatan yang telah disediakan.
Langkah-langkah membuat preparat kerokan dalam pipi sebagai berikut:
1. Membersihkan tangkai scapel dengan alkohol 70% .
2. Dengan menggunakan tangkai scapel, kerokkan kebagian dalam pipi.
3. Mengoleskan kerokan tadi pada gelas benda, kemudian menetesi aquades serta
menutup dengan gelas penutup.
4. Mengamati dibawah mikroskop mulai dari pembesaran lemah .
Melalui pengamatan dengan pembesaran kuat gambarkan 2 dan 3 sel dan
berilah keterangan bagian-bagian sel yang nampak.
12

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Pembahasan
1. Epitel Pipih Selapis
Pada epitel selapis pipih pada ginjal yang menggunakan perbesaran 10
x 10 tampak adanya Inti Sel yang berfungsi sebagai untuk menjaga
integritas gen-gen tersebut dan mengontrol aktivitas sel dengan mengelola
ekspresi gen. Selain itu, inti sel juga berfungsi untuk mengorganisasikan
gen saat terjadi pembelahan sel, memproduksi mRNA untuk mengkodekan
protein, sebagai tempat sintesis ribosom, tempat terjadinya replikasi dan
transkripsi dari DNA, serta mengatur kapan dan di mana ekspresi gen
harus dimulai, dijalankan, dan diakhiri. Membran Basal berfungsi
menyokong jaringan epitel yang ada di atasnya. Struktur sel-sel epitel yang
tersusun rapat tersebut berhubungan dengan fungsi jaringan ini sebagai
alat pertahanan atau pelindung. Dan Lumen berfungsi untuk tempat
penyimpanan zat-zat makanan yang diperlukan oleh sel itu sendiri.
Contoh: epitel pada pembuluh darah kapiler, pembuluh limfe, selaput
pembungkus jantung, paru-paru, ginjal. Selaput perut dan dinding
alveolus.
Pada pengamatan kedua yaitu pada jaringan epitel pipih selapis
dengan menggunakan preparat pancreas dengan perbesaran 410 tampak
terlihat Lumen, Lapisan Makosa, Lapisan Serosa, dan juga Pembuluh
muscularis. Pankreas adalah organ kelenjar dalam sistem pencernaan dan
endokrin vertebrata. Ini adalah kedua kelenjar endokrin memproduksi
hormon penting, termasuk insulin, glukagon, dan somatostatin, serta
kelenjar eksokrin, pankreas mengeluarkan enzim yang mengandung jus
pencernaan yang lolos ke usus kecil. Enzim ini membantu dalam
pemecahan lebih lanjut dari karbohidrat, protein, dan lemak dalam perut
yg menghancurkan makanan tersebut.
13

2. . Epitel Berlapis Banyak Pipih


Pada pengamatan pertama yaitu jaringan epitel berlapis banyak pipih
dengan menggunakan preparat Illium dengan pembesaran 410 tampak
terlihat lumen, lapisan makosa, lapisan serosa, dan lapisan muscularis.
Lumen berfungsi untuk tempat penyimpanan zat-zat makanan yang
diperlukan oleh sel itu sendiri, dan adapun lapisan muscularis adalah
lapisan otot yang membantu perut dalam pencernaan mekanis. Lapisan ini
dibagi menjadi 3 lapisan otot, yakni otot melingkar, memanjang, dan
menyerong. Kontraksi dan ketiga macam lapisan otot tersebut
mengakibatkan.
Pada pengamatan kedua yaitu jaringan epitel berlapis banyak pipih
dengan menggunakan preparat Rumen dengan pembesaran 1010 tampak
terlihat epitalium, membrane dasar, jaringan ikat, dan pembuluh kapiler.
Epitali ini berfungsi untuk sebagai sekresi dan absorpsi.

3. Jaringan epitel berlapis banyak pipih


Dapat berupa epitel berlapis banyak pipih menanduk dan tidak menanduk.
Epitel berlapis banyak pipih menanduk dapat ditemui pada kulit (Human skin).
Pada pengamatan preparat awetan Human skin dengan pembesaran 10x10
tampak bahwa kulit memiliki lapisan-lapisan (stratum) yang menyusunnya
walaupun pada pengamatan dengan menggunakan mikroskop cahaya ini tidak
terlalu jelas batas-batas antara lapisan-lapisan tersebut. Lapisan pertama yaitu
yang paling atas tampak seperti beberapa garis yang tersusun mendatar dan
berwarna merah jambu kekuningan. Menurut teori, lapisan ini adalah stratum
korneum. Lapisan kedua terdiri atas sel-sel yang bentuknya pipih berwarna
cokelat tua yang menurut teori lapisan ini adalah stratum lusidium. Lapisan
ketiga terdiri dari sel-sel yang berbentuk bulat-bulatan kecil berwarna cokelat
yang menurut teori adalah stratum granulosum. Lapisan keempat tampak sel-sel
yang berbentuk bulatan besar yang memanjang secara vertikal (lonjong) dan
ditengahnya terlihat bulatan lonjong juga yang merupakan intinya serta sel-sel
yang berbentuk bulatan kecil, yang keduanya berwarna merah jambu
kecokelatan. Menurut teori, lapisan ini adalah stratum germinativum dan stratum
14

spinosum yang pada pengamatan ini belum tampak batas yang jelas antara kedua
stratum tersebut. Adapun bagian-bagian dari epitel berlapis banyak pipih
menanduk pada kulit adalah stratum germinativum, stratum spinosum, stratum
granulosum, stratum lusidium, stratum korneum, dan membran basal
(Adnan,2010).

4. Kelenjar adrenal
Pada pengamatan preparat awetan kelenjar adrenal dengan pembesaran
10x10, diamati bentuk sel yang tidak teratur, ada bentuk bulat, lonjong, dengan
sitoplasma berwarna merah jambu dan tampak mengandung butir-butir seperti
pasir yang juga berwarna merah jambu. Di bagian tepi, terdapat struktur yang
rapi seperti batu bata. Bila diamati menggunakan mikroskop yang lebih canggih
akan diperoleh bagian dari korteks kelenjar adrenal dari luar ke dalam adalah
lapisan kapsul yang terletak paling luar, kemudian zona glomerulus, zona
fasikulata, zona retikularis, dan medulla adrenal Sedangkan bagian
medullaadrenal tersusun atas beberapase lchromaffin.
Kelenjar adrenal termasuk kelenjar endokrin yaitu kelenjar yang tidak
mempunyai saluran pelepasan. Sekretnya dikeluarkan melalui pembuluh darah
dan pembuluh limfa kemudian dialirkan ke seluruh tubuh ( Adnan, 2010).

5. Jaringan Epitel Kubus selapis


Pada pengamatan pertama yaitu jaringan epitel kubus selapis dengan
menggunakan preparat Glanula Paratyroid dengan perbesaran 410
tampak terlihat lobule, follicles, interlobular, dan connective tissue. Fungsi
dari connective tissue sebagai bahan pengemas yang menjaga agar organ
tetap berada ditempatnya. Fungsi jaringan ikat longgar adalah untuk
membungkus organ-organ, pembuluh darah dan syaraf.
Pada pengamatan kedua yaitu jaringan epitel kubus selapis dengan
menggunakan preparat tubafallopi epithelium dengan perbesaran 1010
tampak terlihat lumen, connective tissue, muscular wall, adventitia. Fungsi
dari connective tissue sebagai bahan pengemas yang menjaga agar organ
15

tetap berada ditempatnya. Fungsi jaringan ikat longgar adalah untuk


membungkus organ-organ, pembuluh darah dan syaraf.
16

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpilan

Kesimpulan yang diperoleh pada praktikum ini, Jaringan epitel merupakan


suatu lapisan dari sel-sel yang susunannya rapat, matriks ekstraselnya sedikit dan
biasanya membatasi rongga-rongga di dalam tubuh atau menutupi permukaan
tubuh. Epitel tersebut biasanya dinamakan epitel penutup. Jaringan epitel dapat
juga dijumpai pada berbagai kelenjar, oleh sebab itu dinamakan epitel kelenjar.
yaitu jenis-jenis epitel penutup terdiri atas endotelium pembuluh darah, lapisan
perietalis kapsul bowmans, epitel kubus pada tubulus kontortus proksimal, epitel
kubus pada tubulus kontortus distal, penampang melintang usus, epitel selindris
dan epitel berlapis banyak palsu pada trakea. Semua jenis epitel tersebut terdapat
pada tempat yang berbeda-beda dan menjalankan fungsinya masing-masing yaitu
melapisi atau menutupi organ-organ yang ada di dalamnya atau organ-organ yang
menjadi tempatnya.
Berdasarkan hasil pengamatan yang diperoleh terhadap berbagai macam jaringan
epitel, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Jaringan epitel berlapis banyak pipih dapat berupa epitel berlapis banyak pipih
menanduk dan tidak menanduk. Epitel berlapis banyak pipih menanduk dapat ditemui
pada kulit (Human skin). Bagian-bagian dari epitel berlapis banyak pipih menanduk
pada kulit dari luar ke dalam adalah stratum germinativum, stratum spinosum,
stratum granulosum, stratum lusidium, stratum korneum, dan membran basal. Epitel
berlapis banyak pipih tidak menanduk dapat ditemui pada Papilla sirkumvalata.
Bagian-bagian pada Papilla sirkumvalata adalah stratum germinativum, stratum
spinosum, stratum granulosum, membran basal, dan beberapa sel pengecap.
2. Kelenjar uniseluler (kelenjar yang dibangun oleh satu sel saja) contohnya sel
Goblet dan kelenjar multiseluler (kelenjar yang dibangun oleh banyak sel) contohnya
Crypt of lieberkuhn yang merupakan kelenjar multiseluler sederhana yaitu kelenjar
yang hanya mempunyai satu saluran saja yang tidak bercabang.
3. Kelenjar mukosa menghasilkan sekret yang bersifat kental dan terdiri atas
glikoprotein, biasa disebut mukus. Kelenjar serosa adalah kelenjar yang
menghasilkan sekret yang berupa cairan encer, dan biasanya berupa enzim dan
17

dinamakan sereus. Papilla sirkumvalata dan pancreas keduanya termasuk kelenjar


campuran yang menghasilkan secret berupa mucus dan sereus.
4. Kelenjar adrenal termasuk kelenjar endokrin yaitu kelenjar yang tidak
mempunyai saluran pelepasan. Bagian dari korteks kelenjar adrenal dari luar ke
dalam adalah lapisan kapsul yang terletak paling luar, kemudian zona glomerulus,
zona fasikulata, zona retikularis, dan medulla adrenal. Bagian medulla adrenal
tersusun atas beberapa sel chromaffin.

B. SARAN
a. Saran praktikum
Adapun saran saya yaitu saat melakukan praktikum, sebaiknya semua
praktikan lebih aktif dan teliti dalam melakukan pengamatan agar dapat
mengamati bagian-bagian maupun bentuk berbagai jaringan epitel. Hal ini
dilakukan agar tujuan dari praktikum ini dapat tercapai. Sebaiknya preparat atau
bahan yang ada di laboratorium dilengkapi agar praktikum dapat berjalan dengan
lancar sehingga tujuan yang ingin dicapai dalam praktikum ini dapat tercapai.
b. Saran asisten
Adapun saran kepada asisten yaitu agar mempertahankan untuk tetap
mengawasi dan mengajarkan praktikannya untuk mengamati jaringan-jaringan
epitel tersebut.
c. Saran laboratorium
Agar lebih memperlengkap alat yang akan digunakan oleh Praktikan, agar
tidak menghambat jalannya praktikum.
18

DAFTAR PUSTAKA

Adnan dan Pagarra, Halifah. 2010. Struktur Hewan. Makassar: Jurusan Biologi
FMIPA UNM

Anonim, 2015. Macam jaringan epitel


(online)http://hedisasrawan.blogspot.co.id/2015/05/9-macam-jaringan-epitel.html

(http://uncokalfred.blogspot.co.id/2011/07/jaringan-epitel.html)
http://makebiologyfun.blogspot.co.id/2014/12/v-behaviorurldefaultvmlo.html
http://makebiologyfun.blogspot.co.id/2014/12/v-behaviorurldefaultvmlo.html
http://lasinrangaditia.blogspot.co.id/2013/06/laporan-jaringan-epitel.html
19

DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................. i

DAFTAR ISI ......................................................................................................... ii


BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .......................................................................................... 1
B. Tujuan Praktikum ...................................................................................... 1
C. Waktu dan Tempat .................................................................................... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................ 3
A. Jaringan epitel selapis pipih...................................................................... 3
B. Jaringan epitel selapis silindris........................................................ ......... 4
C. Jaringan epitel pipih berlapis banyak .................................................. ..... 4
D. Jaringan epitel berlapis banyak palsu bersilia ................................... ....... 4
E. Jaringan kelenjar uniseluler dan jaringan kelenjar multiseluler ........ ....... 5
F. Jaringan kelenjar adrenal ( kelenjar endokrin ) ............. ........................... 6
G. Jaringan kelenjar keringat dan kelenjar sebaceus ....................... ............. 8
BAB III METODE PENELITIAN
A. Alat dan Bahan .......................................................................................... 9
B. Cara Kerja ................................................................................................. 10
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan .....................................................................................
B. Pembahasan ...............................................................................................
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .............................................................................................. 21
B. Saran ......................................................................................................... 22
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
A. Lampiran sementara.
B. Dokumentasi foto-foto praktikum
20

LEMBAR PENGESAHAN

Laporan lengkap praktikum struktur hewan unit I dengan judul JARINGAN


EPITEL oleh:

Nama : Hastuti

Nim : H0315010

Kelas : Biologi B

Kelompok : II (Dua)

Telah diperiksa dan dikoreksi oleh asisten/kordinator asisten dan dinyatakan telah
diterima:

Majene, 27 Mei 2016

Koordinator asisten Asisten

ST. RAHMAH LILIS NURAINI

Nim : H0313034 Nim : H0313029

Mengetahui

Koordinator Mata kuliah

SAINAB S.Pd,. M.Pd

NIDN : 0925048401
21

Anda mungkin juga menyukai