Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROTEKNIK.

PERCOBAAN V
PREPARAT MASERASI

OLEH :
NAMA : FITRI SUCI KARLINA PUTRI
STAMBUK : F1D1 20 006
KELOMPOK : VIII (DELAPAN)
ASISTEN PEMBIMBING : MUH. AFDHAL SUJARTO

PROGRAM STUDI BIOLOGI


JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2021
I.PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Preparat Maserasi Maserasi merupakan salah satu teknik pembuatan

preparat yang digunakan untuk melihat kenampakan sel secara utuh. Prinsip kerja

dari teknik pembuatan ini adalah dengan cara memutuskan lamella tengah dari

tumbuhan. Pemutusan lamella tengah bertujuan memisahkan bagian sel dengan

sel lainnya sehingga sel bisa dilihat secara satuan utuh. Maserasi merupakan cara

penyarian yang sederhana. Maserasi dilakukan dengan cara menembus dinding sel

dan masuk ke dalam rongga sel yang mengandung zat aktif.

Preparat maserasi selalu digunakan pada batang-batang tumbuhan karena

batang tumbuhan lebih variatif dalam bentuk sel. Batang tumbuhan muda diamati

serta memiliki bentuk yang khas dalam gambaran jaringannya. Maserasi juga

merupakan metode ekstraksi tanpa pemanasan dimana hasilnya dipengaruhi oleh

jenis pelarut serta waktu maserasi. Pengamatan preparat maserasi akan terlihat

bentuk-bentuk sel dari tumbuhan. Xilem adalah jaringan rumit yang terdiri atas

berbagai tipe sel, sel yang terpenting pada xilem adalah unsur pembuluh yang

terdiri atas sel hidup yang fungsi utamanya untuk pengangkutan air serta sebagai

penguat.

Preparat maserasi dibuat dengan atau diperoleh dengan cara memisahkan

sel-sel penyusunnya. Xilem merupakan suatu jaringan pengangkut yang kompleks

terdiri dari berbagai macam bentuk sel. Sel-sel penyusun xilem telah mati dengan

dinding yang sangat tebal tersusun dari zat lignin sehingga xilem berfungsi
sebagai jaringan penguat. Unsur-unsur xilem terdiri dari unsur trakeal, serat xilem

dan parenkim xilem. Floem merupakan jaringan pengangkut yang berfungsi

mengangkut dan mendistribusikan zat-zat makanan hasil fotosintesis dari daun

kebagian tumbuhan yang lain. Berdasarkan uraian diatas maka dilakukan

praktikum Preparat Maserasi.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada praktikum ini adalah bagaimana cara membuat

sediaan dengan cara menghancurkan lamella tengah yang menghubungkan antara

satu sel dengan sel lainnya sehingga diperoleh gambaran bentuk utuh dari sel-sel

tersebut?

C. Tujuan Praktikum

Tujuan yang ingin dicapai pada praktikum ini adalah untuk membuat

membuat sediaan dengan cara menghancurkan lamella tengah yang

menghubungkan antara satu sel dengan sel lainnya sehingga diperoleh gambaran

bentuk utuh dari sel-sel tersebut.

D. Manfaat Praktikum

Manfaat yang dapat diperolah pada praktikum ini adalah agar dapat

membuat sediaan dengan cara menghancurkan lamella tengah yang

menghubungkan antara satu sel dengan sel lainnya sehingga diperoleh gambaran

bentuk utuh dari sel-sel tersebut.


II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Maserasi

Metode maserasi dilakukan dengan proses pelunakan tissue (jaringan)

keseluruhan atau sebagian saja dengan jalan perendaman dalam air atau larutan

tertentu. Maserasi ini merupakan salah satu metode dalam mikroteknik.

Mikroteknik itu sendiri merupakan ilmu atau seni yang mempersiapkan organ,

jaringan atau bagian jaringan untuk dapat diamati dengan bantuan mikroskop.

Preparat maserasi yang dibuat dapat digunakan untuk mengetahui anatomi

jaringan pembuluh tumbuhan (Kurniawati, 2015).

Metode gosok atau maserasi digunakan pada sediaan yang sulit diris

(section) atau sulit memperoleh sediaan dengan ketebalan merata. Secara singkat,

preparat gosok atau maserasi dilakukan dengan menggergaji tulang dan

merebusnya dalam air mendidih sampai beberapa waktu, lalu potongan tulang

yang kecil digosok dengan arah yang sudah ditentukan sebelumnya seperti arah

serong, vertikal dan horisontal. Pembuatan preparat gosok tanpa proses

pewarnaan baik dengan pewarna sintetik maupun alami sudah lama dilakukan dan

sebagai hasilnya preparat tulang kurang begitu jelas diamati secara mikroskopis

(Sari, 2020).

B. Jaringan penganggkut (xilem dan folem)

Xilem merupakan suatu jaringan pengangkut yang kompleks terdiri dari

berbagai macam bentuk sel. Xilem terdiri dari trakeid dan unsur pembuluh.

Trakeid ditemukan di dalam xilem hampir semua tumbuhan vaskuler, selain


trakeid, sebagian besar angiosperma, serta segelintir gimnosperma dan tumbuhan

vaskuler tidak berbiji, memiliki unsur-unsur pembuluh (Kusumaningrum, 2017).

Jaringan floem terdiri dari elemen saringan (sieve element), sel peneman

(companion cell), sel parenkim, sel intermediet, transfer cell dan serat floem.

Elemen saringan (sieve element) merupakan sel hidup yang tidak memiliki inti sel

dan tonoplas (membran vakuolar) selama perkembangannya. Sieve element juga

kehilangan mikrofilamen, mikrotubulus, badan golgi, dan ribosom ketika sel telah

matang. Sieve element juga mengalami modifikasi pada mitokondria, plastida, dan

retikulum endoplasma halus. Sieve element kemudian saling

sambungmenyambung membentuk tabung saringan (sieve tube), sedangkan sel

tapis atau saringan berstruktur tunggal disebut (sieve plate). Companion cell

terletak dekat dengan sieve tube yang berperan untuk menyerap gula dan

kemudian mentransferkan melalui plasmodesmata ke tabung floem terutama

menuju ke sieve element. Penyusun companion cell memiliki sitoplasma yang

padat dan mitokondria yang banyak (Saputri, 2020).

C. Trakea dan Trakeid

Trakea disebut pembuluh kayu dan terdiri dari deretan sel yang tersusun

memanjang dan bersambungan pada ujung dan pangkalnya. Sel penyusun trakea

yang panjangnya sampai 50 sel yang letaknya terdapat pada Scleria, Cryperaceae

dinamakan komponen trakea atau komponen pembuluh kayu. Perbedaan utama

antara kedua macam sel yang ujungnya runcing tanpa lubang, sedangkan sel

komponen trakea memiliki lubang, biasanya pada kedua dinding ujungnya.

Trakeid adalah salah satu dari dua elemen penghantar dalam xilem angiospermae.
Angiosperma memiliki trakea dan trakeid; karenanya trakeid hanya elemen

konduksi sekunder di angiospermae. Trakeid terdiri dari sel tunggal dengan ujung

runcing. Diametertrakeid adalah sekitar 30 μm (Rofieq dan Ainur, 2012).


III. METODE PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilaksanakan pada hari Sabtu, 23 Oktober 2021 pukul

07.30 - selesai WITA dan bertempat di Laboratorium Biologi unit Zoologi,

Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,

Universitas Halu Oleo.

B. Bahan Praktikum

Bahan yang digunakan dalam praktikum ini dapat dilihat pada Tabel

1.

Tabel 1. Bahan dan Kegunaan


No Bahan Kegunaan
.
1 2 3
1. Batang akasia (Acasia sp.) Sebagai objek pengamatan
2. Batang kembang kertas Sebagai objek pengamatan
(Bougeinvillea spectabilis)
3. Batang pinus (Pinus Sebagai objek pengamatan
mercusii)
4. Batang jati (Tectona grandis) Sebagai objek pengamatan
5. Batang mahoni Sebagai objek pengamatan
6. Batang kembang sepatu Sebagai objek pengamatan
(Hibiscus rosa-sinensis)
7. KOH 10 % Untuk menghilangkan air pada jaringan
kayu dan memisahkan serat satu dengan
serat lainnya
8. Safranin 1 % Sebagai pewarna objek pengamatan
9. Asam nitrat 10% Untuk melunakkan jaringan batang
10. Aquades Untuk merebus dan mencuci objek
pengamatan
11. Gliserin 30% Untuk melekatkan preparat pada kaca objek
Kutek bening Untuk menyegel pinggiran kaca tutup
C. Alat Praktikum

Alat yang digunakan dalam praktikum ini dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Alat dan Kegunaan


No Alat Kegunaan
.
1 2 3
1. Gelas kimia Untuk wadah larutan saat dipanaskan
2. Hot plate Untuk memanaskan larutan
3. Batang pengaduk Untuk mengaduk larutan
4. Mikroskop Untuk mengamati preparat maserasi
5. Pinset Untuk mengambil objek pengamatan
6. Pipet tetes Untuk mengambil larutan
7. Kaca objek dan penutp Untuk media preparat
8. Kertas label Untuk memberi label pada preparat
9. Stopwatch Untuk menghitung lamanya perendaman
batang pada pemanas air
10. Kamera Untuk mendokumentasikan

D. Prosedur Kerja

Prosedur kerja pada praktikum ini adalah sebagai berikut:

1. Memotong kayu menjadi bagian-bagian kecil dengan diameter seperti

batang korek api.

2. Merebus potongan bahan dalam air sampai tenggelam.

3. Memotong-motong bahan menjadi potongan kecil ± 5 mm.

4. Merebus potongan-potongan tersebut lalu merebus dalam KOH 10%

mendidih selama ± 3 menit.

5. Mencuci dalam air mengalir.

6. Memasukkan dalam larutan campuran yang terdiri atas asam nitrat 10%

dengan asam kromat 10% dengan perbandingan yang sama sampai bahan

menjadi lunak.

7. Mencuci dalam air mengalir jika bahan sudah lunak.


8. Mewarnai bahan dengan safranin 1% (aquosa) selama 24 jam lalu mencuci

dalam air.

9. Mengambil sedikit bahan meletakkan di atas kaca objek, memisah-

misahkan dengan menggunakan jarum preparat.

10. Meneteskan larutan gliserin 30% di atas bahan lalu menutup dengan kaca

penutup.

11. Menyegel pinggiran kaca tutup dengan kutek bening.

12. Memberi label dan siap mengamati.


DAFTAR PUSTAKA

Kurniawati, F., Zaenab, S dan Wahyuni, S. 2015. Analisis Perbandingan Bentuk


Jaringan Pembuluh Trakea pada Preparat Maserasi berbagai Genus Piper
Sebagai Sumber Belajar Biologi. Jurnal Pendidikan Biologi Indonesia.
1(2). 149
Kusumaningrum, R. 2017. Peranan Xilem dan Floem dalam Pertumbuhan dan
Perkembangan Tumbuhan. Jurnal Nasional Pendidikan Biologi. 1(1): 124
Rofieq, Ainur. 2012. Metodologi Penelitian. Malang: Universitas Muhammadiyah
Malang
Saputri, Y. V. 2020. Translokasi Asimilat pada Anggrek Akar. Jurnal Penelitian
Sains. 22(1): 4
Sari, D. V dan Harlita. 2020. Optimalisasi Pemanfaatan Pewarna Alami (Natural
Dyes) untuk Preparat Maserasi (Gosok) Tulang. Jurnal Florea. 7(1): 31
Dafrita, D. I. dan Sari, M., 2020. Senduduk dan Ubi Jalar Ungu Sebagai Pewarna
Preparat Squash Akar Bawang Merah, Jurnal Pendidikan Biologi, 5(1):
46-55

Anda mungkin juga menyukai