PERCOBAAN I
PREPARAT APUSAN (SMEAR PREPARATION)
OLEH :
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Metode Smear atau apus dilakukan dengan cara mengoles atau membuat
selaput tipis dari bahan yang berupa cairan atau bukan cairan diatas kaca
spermatozoa, apusan vagina dan cairan tubuh lainnya. Sediaan apusan yang
dibuat harus sangat tipis sehingga bentuk dari sel dapat terlihat dengan jelas di
bawah mikroskop.
Darah dan sperma merupakan jenis sel yang dapat dibuat dengan metode
apus. Preparat apusan sperma biasa digunakan untuk melihat struktur morfologi
dari sel sperma. Preparat apusan darah digunakan dalam diagnosis infeksi parasit
dalam darah misalnya parasit malaria. Preparat apusan darah dan sperma yang
dibuat termasuk dalam preparat yang sifatnya semi permanen bahkan terkadang
dan banyak dilakukan. Teknik pembuatan perparat dengan metode apusan ini
bertujuan untuk memperoleh gambaran bentuk sel yang jelas sehingga sel
tersebut dapat dengan mudah untuk diketahui dan diamati. Pembuatan preparat
ketelitian agar diperoleh hasil yang sesuai keinginan. Berdasarkan uraian diatas
maka perlu dilakukan praktikum yang berjudul Preparat Apus (Smear Preparation
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada praktikum ini adalah sebagai berikut :
darah?
C. Tujuan Pratikum
korpuskula darah.
D. Manfaat Pratikum
korpuskula darah.
untuk membuat preparat dengan cara mengapus atau mengoleskan bahan berupa
cairan atau bukan cairan diatas kaca objek untuk mendapatkan lapisan yang tipis
sehingga dapat diamati dibawah mikroskop. Jenis jaringan yang dapat dibuat
dengan metode apus adalah darah, limfa, cairan sumsum tulang belakang, semen
jantan dan sediaan air seni. Ketebalan film yang dihasilkan dalam pembuatan
yang jelas akan morfologi sel darah. Film darah yang dibuat diusahakan setipis
(Afriansyah, 2016).
B. Apusan Darah
objek. Preparat apusan darah digunakan untuk mendeteksi penyakit malaria akibat
parasit Plasmodium vivax. Pembuatan preparat apusan darah tepi secara manual,
teknisi pemula sulit untuk mengatur volume darah yang akan dibuat apusan darah
tepi. Proses membuat apusan darah diawali proses fiksasi dengan methanol dan
konsentrasi giemsa yang kurang tepat dapat menyebabkan apusan darah yang
C. Apusan Sperma
Preparat apusan sperma dibuat dengan cara sperma dikering anginkan pada kaca
objek setipis mungkin. Apusan sperma kemudian difiksasi dengan dicelupkan ke
dalam larutan metanol selama 5 menit kemudian di keringkan. Kaca objek berisi
menit. Preaparat apusan kemudian dibilas dengan aquades dan dikering anginkan.
D. Apusan Vagina
Metode ulas vagina atau vaginal smear adalah cara kualitatif yang dapat
memberikan gambaran histologi pada sel epithelium skuamosa yang diambil dari
vagina hewan. Metode preparat apus dapat digunakan untuk mengamati periode
estrus pada hewan betina. Siklus estrus sangat berkaitan erat dengan perubahan
kadar hormon estrogen, sehingga kadar dan efeknya dapat digunakan untuk
mengamati siklus estrus pada hewan betina. Sel epitel dipilih karena letaknya
dipermukan vagina, sehingga diperkirakan sel ini yang akan mendapat efek
azure B yang dapat memberikan warna biru-ungu atau biru pada inti sel,
nukleoprotein, granula basofil dan granula neutrofil, dan pewarna anion atau asam
menggunakan eosin Y dapat memberikan warna merah atau oranye pada eritrosit
C. Bahan Praktikum
Bahan yang digunakan pada praktikum ini tercantum pada Tabel 2.
Tabel 2. Bahan dan Kegunaan
No Bahan Kegunaan
1 2 3
1. Darah manusia Sebagai objek pengamatan
2. Mencit (Mus musculus) Sebagai objek pengamatan
3. Tikus putih (Rattus novergicus) Sebagai objek pengamatan
4. Alkohol 70% Untuk mensterilkan objek pengamatan
5. Kapas Untuk membersihkan objek
6. Cotton bud Untuk membuat apusan pada kaca objek
7. Tissue Untuk membersihkan alat dan bahan
8. NaCl 0,9% Sebagai larutan fisiologis
9. Klorofom Sebagai bahan bius pada hewan uji
Tabel 2. Lanjutan
1 2 3
10. Aquadest Untuk menjernihkan dan membilas sisa alkohol
dan pewarna pada kaca preparat apus
11. Giemsa 3% dan 20% Untuk mewarnai preparat
12. Kertas label Untuk memberi label pada kaca objek
D. Prosedur Kerja
a. Preparat Apus Darah
berikut:
darah dengan jarum frankle, sebelumnya mengurut jari agar darah mudah
keluar.
2. Meneteskan darah yang keluar pada tissue, lalu tetes beruikutnya pada
kaca objek.
3. Mengapus darah dengan menggunakan kaca objek lain dengan
membentuk sudut 45. Menarik kaca objek dengan kuat dan cepat hingga
berikut:
dipanaskan.
3. Memasukkan cotton bud tersebut ke dalam lubang vagina dan memutarnya
secara perlahan.
4. Mengoleskan atau mengapus cotton bud pada kaca objek.
5. Meneteskan alkohol absolut kemudian diamkan selama 30 menit dan
mengeringkannya di udara.
6. Meneteskan giemsa 20% selama satu menit.
7. Membilas dengan air mengalir dan mengeringkannya selama 10 menit.
8. Mengamati apusan vagina di bawah mikroskop dan membuat
dokumentasi.
c. Preparat Apus Sperma
berikut:
menggunakan klorofom.
2. Membedah tikus dengan kemudian mengambil bagian cauda
epididmisnya.
3. Menetekan cauda epididimis pada NaCl 0.9% yang terlebih dahulu sudah
dipanaskan.
4. Memecah atau mengurai cauda epididimis menggunakan gunting bedah,
A. Hasil Pengamatan
Hasil pengamatan pada praktikum ini dapat dilihat pada Tabel 3, 4, 5, dan 6.
a. Apusan Sperma
Hasil pengamatan apusan sperma dapat dilihat pada Tabel 3
(Sudarti, 2019)
hewan percobaan berupa tikus putih (Rattus rattus norvegicus). Tikus putih
(Rattus rattus norvegicus) terlebih dahulu di bius dengan kloroform. Tikus yang
telah terbius kemudian dibedah diatas papan bedah dan diambil Cauda
sebelumnya telah dipanaskan sampai suhu 350C. Pemanasan NaCl bertujuan agar
suhu larutan NaCl sesuai dengan suhu yang dibutuhkan oleh sperma ketika berada
didalam larutan NaCl agar sel spermanya keluar. Larutan NaCl yang mengandung
cauda epididimis yang telah dihancurkan kemudian diteteskan diatas kaca objek.
Kaca objek di keringkan lalu dilakukan fiksasi dan pewarnaan baru kemudian
berfungsi untuk menembus dinding ovarium dan pada akrosom terdapat enzim
organel sel berupa apparatus golgi dan mitokondria yang berfungsi untuk
memberikan energi pada sperma dan sentriol yang berperan untuk pembelahan
awal. Ekor (Caudal) berfungsi untuk menggerakkan sperma. Bagian ekor ini
seperti baling baling yang akan terus berputar dan membuat sperma akan terus
b. Apusan Vagina
Hasil pengamatan apusan vagina dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Hasil Pengamatan Apusan Vagina
Gambar
No Gambar Pengamatan Gambar Literatur Keterangan
2 3 4
1
1 Apusan vagina
1. Leukosit
1 2. Epitel berinti
2
mencit (Mus muscullus). Apusan vagina diambil dengan menggunakan cotton bud
yang sudah dioleskan NaCl 0,9 % lalu diapus diatas kaca objek dan diberi
bahwa mencit (Mus mucullus) berada difase metestrus. Fase ini di tandai dengan
adanya leukosit dan epitel berinti. Metestrus adalah fase dalam siklus birahi yang
terjadi segera setelah estrus selesai dan terjadi peningkatan leukosit atau sel darah
putih. Gejala yang dapat dilihat dari luar tidak terlihat nyata, namun pada
umumnya masih didapatkan sisa gejala estrus. Fase ini menunjukan serviks telah
menutup. Kelenjar serviks merubah sifat hasil sekresinya dari cair menjadi kental.
c. Apusan Darah
Hasil pengamatan apusan darah dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5. Hasil Pengamatan Apusan Darah
Gambar
No Keterangan
Gambar Pengamatan Gambar Literatur
1 2 3 4
1. Apusan Darah
1. Eritrosit
2. Leukosit
1 3. Neutrofil
4. Limfosit
2
3
4
(Dafrosa, 2014)
apusan darah jari manusia. Jari terlebih dahulu disterilkan menggunakan alkohol
diteteskan di kaca objek diratakan dan dikeringkan lalu diberi pewarnaan dan
diamati. Pengamatan tersebut terlihat eritrosit atau sel darah merah yang
berbentuk seperti cakram dan memiliki pigmen. Sel darah merah berwarna merah
sehingga membentuk oksihemoglobin, leukosit atau sel darah putih memiliki satu
inti sel dan memiliki bentuk yang tidak tetap serta trombosit atau keping-keping
d. Apusan Malaria
Hasil Pengamtan apusan malaria dapat dilihat pada Tabel 6.
Tabel 6. Hasil Pengamatan Apusan Malaria
Gambar
No Keterangan
Gambar Pengamatan Gambar Literatur
1 2 3 4
1
Apusan Parasit 1. Eritrosit
Malaria 1 2. Leukosit
(Fadrul, 2015)
preparatnya sama dengan apusan darah hanya saja yang ingin di amati adalah
parasit darah. Hasil pengamatan yang dilakukan tidak terdapat parasit darah ini
menunjukkan bahwa keadaan darah tidak ada penyakit. Jika darah terdapat parasit
maka akan terlihat eritrosit dan pigmen plasmodium malaria. Eritrosit atau sel
darah merah berfungsi untuk mengedarkan oksigen keseluruh sel dan jaringan
V. PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan maka dapat disimpulkan bahwa
1. Pembuatan apusan darah dan parasit darah dengan menggunakan jari yang
direndam di larutan NaCl 0,9 % yang telah di oven dengan suhu 35 0C. Cauda
dioleskan NaCl 0,9 % lalu di masukkan dalam vagina mencit dan kemudian di
ulas diatas kaca objek diratakan. Setelah itu dikeringkan dan dilakukan
pewarnaan.
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Ardina, R. dan Rosalinda, S., 2018, Morfologi Eosinofil pada Apusan Darah Tepi
Menggunakan Pewarnaan Giemsa, Wright dan Kombinasi Wright-Giemsa,
Jurnal Surya Medika, 3(2): 1-2
Suci, N.E., 2015, Histologi Hasil Ulas Vagina dan Waktu Siklus Estrus Mencit
(Mus musculus, L.) Setelah Pemberian Monosodium Glutamat (MSG),
Skripsi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Halu
Oleo, Kendari.
Wuwungan, C., Edwin D.Q. dan Defny, S.W., 2017, Kualitas Spermatozoa Tikus
Putih Jantan Galur Wistar (Rattus norvegicus L.) setelah Pemberian Ekstrak
Etanol Daun Sirih (Piper betle L.) Jurnal PHARMACON, 6(3): 327
Yuniastutik, T., 2019, Penentuan Konsentrasi Pewarna Giemsa, Waktu dan Suhu
Inkubasi pada Aktifitas Fagositosis Ikan Lele (Clarias Sp.) yang Diinfeksi
Bakteri Aeromomonas Hydrophila dan Vibrio Harveyi, Jurnal Teknologi
dan Manajemen Pengelolaan Laboratorium (Temapela), 2(1): 53