Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI

PERCOBAAN VI
PENGECATAN DAN MORFOLOGI MIKROORGANISME

OLEH :

NAMA : HASNI
STAMBUK : F1D1 18 007
KELOMPOK : II (DUA)
ASISTEN PEMBIMBING : DEASY NURLINA SYABAN

PROGRAM STUDI BIOLOGI


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2020
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Organisme yang berukuran sangat kecil yang jika ingin diamati harus

menggunakan alat bantuan disebut mikroorganisme atau mikroba.

Mikroorganisme disebut juga organisme mikroskopik, sehingga keberadaannya

tidak dapat dilihat dengan mata telanjang. Mikroorganisme dapat berupa bakteri,

fungi, protozoa dan lain-lain. Mikroorganisme mudah terhembus udara dan

menyebar ke mana-mana karena ukuran selnya kecil dan ringan.

Mikroorganisme mempunyai struktur morfologi dan anatomi yang

berbeda-beda. Dalam kehidupannya beberapa mikroorganisme seperti bakteri,

fungsi dan virus selalu dipengaruhi oleh lingkungannya dan untuk

mempertahankan hidupnya mikroorganisme melakukan adaptasi dengan

lingkungannya. Adaptasi ini dapat terjadi secara cepat serta bersifat sementara

waktu dan dapat pula perubahan itu bersifat permanen sehingga mempengaruhi

bentuk morfologi serta struktur anatomi dari mikroorganisme tersebut.

Mengidentifikasi suatu mikroorganisme dapat dilakukan dengan

mengamati bentuk morfologinya, dengan cara pengecatan mikroorganisme.

Pengecatan merupakan pewarnaan mikroorganisme menggunakan pewarna dan

teknik khusus. Teknik pengecatan yang biasa digunakan yaitu pengecatan

sederhana, pengecatan negatif, pengecatan spora dan pengecatan Gram.

Pengecatan juga biasa digunakan untuk membedakan mikroorganisme terutama

bakteri Gram positif dan bakteri Gram negatif. Berdasarkan uraian tersebut maka

dilakukan praktikum mengenai pengecatan dan morfologi mikroorganisme.


B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada praktikum ini yaitu sebagai berikut :

1. Bagaimana mempelajari dasar kimiawi dan teoritis pewarnaan bakteri ?

2. Bagaimana mempelajari teknik pembuatan apusan dalam pewarnaan

bakteri?

3. Bagaimana mempelajari tata cara pewarnaan sederhana, pewarnaan negatif

dan pewarnaan gram ?

C. Tujuan Praktikum

Tujuan pada praktikum ini yaitu sebagai berikut :

1. Untuk mempelajari dasar kimiawi dan teoritis pewarnaan bakteri.

2. Untuk mempelajari teknik pembuatan apusan dalam pewarnaan bakteri.

3. Untuk mempelajari tata cara pewarnaan sederhana, pewarnaan negatif dan

pewarnaan gram.

D. Manfaat Praktikum

Manfaat pada praktikum ini yaitu sebagai berikut :

1. Dapat mempelajari dasar kimiawi dan teoritis pewarnaan bakteri.

2. Dapat mempelajari teknik pembuatan apusan dalam pewarnaan bakteri.

3. Dapat mempelajari tata cara pewarnaan sederhana, pewarnaan negatif dan

pewarnaan gram.
II.TINJAUAN PUSTAKA

A. Mikroorganisme

Mikroorganisme adalah organisme berukuran mikroskopis yang antara

lain terdiri dari bakteri, fungi dan virus. Interaksinya dengan manusia,

mikroba tersebut ada yang bersifat merugikan. Contohnya bakteri patogen

Escherichia coli dan kelompok bakteri Coliform dapat menyebabkan penyakit

saluran pencernaan. Kapang dan khamir menyebabkan penyakit karena

menghasilkan racun (mikotoksin) dan menginfeksi permukaan tubuh serta

menyerang jaringan dalam tubuh. Salah satu upaya untuk melawan mikroba

tersebut adalah dengan menggunakan mikroba lain yang mempunyai sifat

antagonis (antimikroba) sebagai pengganggu atau penghambat metabolisme

mikroba lainnya. Mikroba antagonis yang memiliki kemampuan antimikroba

tersebut dapat menghasilkan senyawa antimikroba. Senyawa antimikroba yang

dihasilkan oleh mikroba pada umumnya merupakan metabolit sekunder yang

tidak digunakan untuk proses pertumbuhan (Arisanti, 2011).

B. Morfologi Mikroorganisme

Bakteri merupakan mikroorganisme bersel tunggal dengan ukuran

panjang 0,5-1,0 µm dan lebar 0,5-2,5 µm. Karakteristik bakteri dilihat dari

bentuknya, seperti bulat (cocci), batang (spirilli), koma (vibrios). Tambahan

struktur bakteri yang terpenting diketahui cambuk (flagella), kapsul (capsule)

dan endospora (endospore). Flagella merupakan struktur tambahan di luar sel

yang berbentuk cabuk halus yang tidak terlihat di bawah miskroskop kecuali
menggunakan teknik perwarnaan khusus. Susunan flagella pada sel yang untuk

diidentifikasi dan dikelompokkan menjadi dua golongan, yaitu flagella

peitrichous dan flagella polar (Arisandi, 2017).

C. Jenis-Jenis Pewarnaan

Teknik pewarnaan pada bakteri dapat dibedakan menjadi empat

macam yaitu pengecatan sederhana, pengecatan negatif, pengecatan

diferensial dan pengecatan struktural. Pemberian warna pada bakteri atau

jasad- jasad renik lain dengan menggunakan larutan tunggal suatu pewarna

pada lapisan tipis, atau olesan, yang sudah difiksasi, dinamakan pewarnaan

sederhana. Prosedur pewarnaan yang menampilkan perbedaan di antara sel-sel

bakteri atau bagian-bagian sel bakteri disebut teknik pewarnaan diferensial.

Sedangkan pengecatan struktural hanya mewarnai satu bagian dari sel

sehingga dapat membedakan bagian-bagian dari sel. Termasuk dalam

pengecatan ini adalah pengecatan endospora, flagella dan pengecatan kapsul

(Jiwintarum, dkk., 2016).

Metode yang digunakan dalam pengecatan endospora adalah metode

Schaeffer-Fulton. Menggunakan Malachite green 5% dan safranin untuk

mewarnai endosopra. Spora diwarnai oleh zat pewarna dengan cara

dipanaskan. Warna spora adalah hijau atau tampak refraktil dibawah

mikroskop. Pewarnaan gram menggunakan empat 4 cat yaitu cat A (kristal

violet), cat B (larutan lugol), cat C (alkoholaseton) dan cat D (safranin).

Keempat cat tersebut diteteskan di preparat ulasan bakteri. Setelah itu diamati

di bawah mikroskop. Sel yang telah terwarnai bersifat gram positif jika sel
berwarna biru gelap atau ungu dan bersifat gram negatif bila sel berwarna

merah muda (Isdaryanti, 2015).

Metode pewarnaan sederhana dilakukan dengan cara menggoreskan 1

Ose suspensi isolat bakteri pada kaca objek steril, lalu difiksasi dengan cara

dilewatkan di atas api hingga terbentuk lapisan putih kering. Olesan tersebut

kemudian ditetesi zat warna kristal violet dan dibiarkan selama 2 menit. Zat

warna yang berlebih kemudian dibilas dengan air suling hingga air bilasan

menjadi pucat. Preparat dikeringkan menggunakan kertas saring, setelah itu

dilihat bentuk sel bakteri di bawah mikroskop (Fitri, 2015).

Pewarnaan negatif merupakan metode pewarnaan mikroba yang

bertujuan untuk memvisualisasikan mikroba serta memeriksa kualitas fraksi

selama isolasi dari bagian sel tertentu. Pewarnaannya menggunakan larutan

logam berat, yang selanjutnya dilakukan proses pengeringan. Spesimen yang

sudah kering dapat dilihat di bawah mikroskop. Spesimen umumnya bersifat

relatif stabil, sehingga dapat disimpan untuk beberapa minggu. Metode ini

mempunyai kelemahan dimana konsentrasi garam dapat meningkat selama

proses pengeringan. Hal ini dapat menyebabkan kerusakan struktur dari

spesimen (Hariono, 2013).


DAFTAR PUSTAKA

Arisandi, A., Tamam, B. dan Yuliandari, R., 2017, Jumlah Koloni Pada Media
Kultur Bakteri Yang Berasal Dari Thallus dan Perairan Sentra Budidaya
Kappaphycus Alvarezii di Sumenep, Jurnal Ilmiah Perikanan dan
Kelautan, 8(2): 85-93.

Arisanti, S., Kuswytasari, N. D. dan Shovitri, M., 2011, Uji Antimikroba Isolat
Kapang Tanah Wonorejo Surabaya, Skripsi, Institut Teknologi Sepuluh
November, Surabaya.

Fitri, S.A., Agung, M.U.K., dan Meika, J., 2015, Skrining Antibakteri Produk
Ekstrasel Eksosimbion Bakteri Laut pada Makroalga terhadap Biofilm
Staphylococcus aureus ATCC 25923, Jurnal Akuatika, 6(2): 130

Hariono, B., 2013, Mikroskopi Elektron Pengenalan dan Teknik Preparasi,


Kanisius, Yogyakarta.

Jiwintarum, Y., Rohmi., Prayuda, I. D. P. M., 2016, Buah Naga (Hylocereus


polyrhizus) sebagai Pewarna Alami untuk Pewarnaan Bakteri, Jurnal
Kesehatan Prima, 10(2): 1272

Anda mungkin juga menyukai