Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM EKOSISTEM PADANG LAMUN

OLEH :
NAMA : SILVIANI
STAMBUK : F1D118019
DOSEN :

PROGRAM STUDI BIOLOGI


JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2019

I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Lamun merupakan salah satu sumber daya laut yang cukup potensial

dimanfaatkan baik secara biologis, fisika maupun kimianya. Secara biologis,

lamun merupakan produktifitas permanen diperairan dangkal yang

menghasilkan sumber makanan bagi organisme lain seperti hewan yang

beraktivitas didaerah pesisir. Secara fisika lamun berfungsi sebagai pemecah

ombak, penahan terjadinya sedimentasi dan sebagai tempat hidup beberapa

hewan lau., sedangkan secara kimia lamun mempunyai fungsi sebagai

penghasil oksigen di daerah pesisir, karena lamun merupakan salah satu

kelompok tumbuh-tumbuhan yang berada di laut.

Lamun atau sea grass termasuk dalam kelompok tumbuh-tumbuhan

berbunga yang berada di lingkungan laut dan daerah pesisir pantai yang

dangkal. Lamun berkembang biak dengan cara mengeluarkan tunas yang baru

selayaknya rumput yang berada didaratan. Lamun memiliki daun yang tegak,

bertangkai-tangkai dan beberapa spesies hidup dengan cara merambat

sehingga posisi lamun dapat kokoh saat berada didaerah pesisir. Akar dari

tumbuhan lamun yang hidup di laut memiliki sistem internal untuk

mengangkut gas dan zat-zat hara. Lamun juga mirip dengan tanaman atau

tumbuhan yang berada didaratan, dimana lamun juga dapat menghasilkan

bunga, buah dan biji.

Lamun yang berada didaerah laut maupun didaerah pesisir pantai terdiri

atas berbagai spesies yang berbeda baik dari sifat maupun ciri morfologi dan

anatominya. Ciri morfologi merupakan ciri dari suatu bahan pengmatan yang
dapat diidentifikasi secara langsung karena ciri morfologi merupakan ciri fisik

suatu bahan objek pengamatan. Berdasarkan uraian diatas maka perlu

dilakukan praktikum tentang

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada praktikum ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana cara untuk Penutupan Lamun di lokasi praktikum.

2. Bagaimana cara untuk menganalisis kerapatan lamun di lokasi praktikum.

3. Bagaimana cara untuk menganalisis keanekargaman lamun di lokasi

praktium

C. Tujuan Praktikum

Tujuan yang ingin dicapai pada praktikum ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk menganalisis Penutupan Lamun di lokasi praktikum.

2. Untuk menganalisis kerapatan lamun di lokasi praktikum.

3. Untuk menganalisis keanekargaman lamun di lokasi praktium.

D. Manfaat Praktikum

Manfaat yang diperoleh praktikan pada praktikum ini adalah sebagai

berikut :

1. Dapat menganalisis Penutupan Lamun di lokasi praktikum.

2. Dapat menganalisis kerapatan lamun di lokasi praktikum.

3. Dapat menganalisis keanekargaman lamun di lokasi praktium.


II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Lamun

Lamun adalah tumbuhan berbunga yang sudah sepenuhnya

menyesuaikan diri untuk hidup terbenam di dalam laut. Tumbuhan ini terdiri

dari rhizoma, daun dan akar. Rhizoma merupakan batang yang terbenam dan

merayap secara mendatar serta berbuku-buku. Pada buku-buku tersebut

tumbuh batang pendek yang tegak ke atas, berdaun dan berbunga serta tumbuh

pula akar. Rhizoma dan akar inilah tumbuhan tersebut dapat menancapkan diri

dengan kokoh di dasar laut. Sebagian besar lamun berumah dua artinya dalam

satu tumbuhan hanya ada jantan dan betina saja. Sistem pembiakan bersifat

khas karena mampu melakukan penyerbukan di dalam air serta buahnya

terendam dalam air (Nontji, 2005).

B. Morfologi Lamun

Secara morfologis, tumbuhan lamun mempunyai bentuk yang hampir

sama, terdiri atas ; akar, batang, dan daun. Daun pada lamun umumnya

memanjang, kecuali jenis Halophila memiliki bentuk daun lonjong. Terdapat

perbedaan morfologi dan anatomi akar yang jelas antar jenis lamun yang dapat

digunakan dalam kajian taksonomi lamun. Akar pada beberapa jenis seperti

Halophila dan Halodule memiliki karateristik tipis (fragile) seperti rambut,

sedangkan jenis Thalassodendron memiliki akar yang kuat dan berkayu

dengan sel epidermal. Akar pada lamun memiliki pusat stele yang dikelilingi
oleh endodermis. Stele mengandung phloem atau jaringan transport nutrien,

dan xylem atau jaringan yang menyalurkan air (Waycott et al, 2004).

Struktur rhizoma dan batang lamun memiliki variasi yang sangat tinggi

tergantung dari susunan di dalam stele masing-masing lamunnya. Rhizoma

seringkali terbenam di dalam substrat yang dapat meluas secara ekstensif dan

memiliki peran yang utama pada reproduksi secara vegetatif (merupakan hal

yang penting untuk penyebaran dan pembibitan lamun). Volume rhizoma

merupakan 60-80% dari biomasa lamun. Daun lamun berkembang dari

meristem basal yang terletak pada rhizoma dan percabangannya. Secara

morfologi daun pada lamun memiliki bentuk yang hampir sama secara umum,

dimana jenis lamun memiliki morfologi khusus dan bentuk anatomi yang

memiliki nilai taksonomi yang sangat tinggi. Daun lamun mudah dikenali dari

bentuk daun, ujung daun dan ada tidaknya ligula (lidah daun). Daun lamun

memiliki dua bagian yang berbeda yaitu pelepah dan daun. Sedangkan secara

anatomi, daun lamun memiliki ciri khas dengan tidak memiliki stomata dan

memiliki kutikel yang tipis (Tuwo, 2011).

C. Manfaat Lamun

Snorkeling merupakan salah satu cara yang baik untuk mengekplorasi

keindahan ekosistem terumbu karang. Menurut Permen Pariwisata No.7 Tahun

2016 snorkeling (selam permukaan) adalah kegiatan rekreasi dengan

melakukan pengamatan dari permukaan air menggunakan peralatan snorkeling

seperti snorkeling vest, masker, snorkel dan fins. Snorkeling merupakan salah

satu kegiatan wisata yang diminati baik di Indonesia maupun di dunia.


Aktivitas ini sederhana, murah dan dapat dilakukan oleh siapa saja. Daerah

yang dijadikan lokasi snorkeling biasanya daerah yang memiliki

keanekaragaman tinggi, kondisi perairan cerah. Kedalaman rata-rata yang

aman dan direkomendasikan untuk aktivitas snorkeling adalah daerah terumbu

karang dengan kedalaman minimum 2.5-3 m, agar saat pesnorkel istirahat

dalam posisi vertikal di kolom air, fins yang digunakan tidak menyentuh

terumbu karang (Rosalina, Yonvitner dan Imran, 2019).

D. Peranan Lamun di Lingkungan

Peranan lamun di lingkungan perairan laut dangkal yaitu sebagai

produsen primer lamun mempunyai tingkat produktivitas primer tertinggi bila

dibandingkan dengan ekosistem lainnya yang ada di laut dangkal seperti

ekosistem mangrove dan ekosistem terumbu karang. Kedua sebagai habitat

biota, lamun memberikan tempat perlindungan dan tempat menempel berbagai

hewan dan tumbuh-tumbuhan (algae). Disamping itu, padang lamun (seagrass

beds) dapat juga sebagai daerah asuhan, padang pengembalaan dan makanan

dari berbagai jenis ikan herbivora dan ikan-ikan karang (coral fishes).

Selanjutnya sebagai penangkap sedimen, daun lamun yang lebat akan

memperlambat air yang disebabkan oleh arus dan ombak, sehingga perairan

disekitarnya menjadi tenang. Terakhir berperan sebagai pendaur zat hara,

lamun memegang peranan penting dalam pendauran berbagai zat hara dan

elemen-elemen yang langka di lingkungan laut berupa zat-zat hara yang

dibutuhkan oleh algae epifitik (Azkab, 2001).


E. Dampak Lingkungan terhadap Lamun

Lamun merupaka tumbuhan air sang cupup sensitive dengan pengaruh

lingkungan. Lingkungan yang telah terkontaminasi dengan kegiatan manusia

dapat dijadikan sebagai tolak ukur akan kelestarian pesisir tersebut. Lamun

yang merupakan kelompok tumbuh-tumbuhan berkembang biak dengan cara

menyerap zat-zat hara yang terdapat pada daerah pesisir pantai tepatnya pada

garis pantai yang berair dangkal. Apabila limbah darat telah berkontaminasi

dengan daerah pesisir, maka lamun yang berhabitat disana sebelumnya lambat

laun akan berpindah tempat atau mengalami kematian akibat tidak tersedianya

substrat yang sesuai dengan keinginannnya (KEPMEN-LH, 2004).


III. METODE PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat

Praktikum lapangan ini dilaksanakan pada hari Ahad, 13 Oktober 2019

pada pukul 08.00 – 16.00 WITA. Bertempat di Tanjung Tiram dan dilanjutkan

di Laboratorium Biologi Unit Ekologi, Fakultas Matematika dan Ilmu

pengetahuan Alam, Universitas Halu Oleo, Kendari.

B. Alat dan Bahan

1. Alat Praktikum

Alat yang digunakan pada praktikum ini dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Alat dan Kegunaan


No. Alat Kegunaan
1. Jurnal Sebagai identifikasi lamun
2. Kantung plastik Untuk menyimpan lamun
3. Kamera Untuk dokumentasi
4. Alat tulis Untuk mencatat hasil pengamatan

2. Bahan Praktikum

Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah beberapa jenis

lamun yang ditemukan dilaut.

C. Prosedur Kerja

Prosedur kerja pada praktikum ini adalah sebagai berikut :

1. Menyiapkan alat.

2. Mengambil lamun yang ditemukan dilaut.

3. Mengamati ciri morfologi lamun menggunakan jurnal identifikasi.

4. Mengidentifikasi jenis-jenis lamun dan mengklasifikasikannya.


5. Mendokumentasikan jenis-jenis lamun yang diperoleh.

6. Menggambar bagian morfologi lamun pada lembar pengamatan.


IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan

Hasil pengamatan pada praktikum ini dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 3. Hasil Pengamatan Identifikasi Jenis-jenis Lamun


No. Jenis Gambar Gambar Klasifikasi
Lapangan literatur
1 2 3 4 5
1. Thalassia Regnum: Plantae
hemprchi Divisi : Angiospermae
Class : Liliopsida
Ordo : Hidrocharitales
Family :Hydrocharitaceae
Genus : Thalassia
Spesies:Thalassia hempricii

(Nurzahraeni, 2014)
2. Enhalus Regnum: Plantae
acoroides Divison: Angiospermae
Class : Liliopsida
Ordo : Hidrocharitales
Family : Hydrocharitaceae
Genus : Enhalus
Species: Enhalus acoroides

(Nurzahraeni, 2014)

3. Halodue Regnum : Plantae


pinifolia Divisi : Angiospermae
Class : Liliopsida
Ordo : Potamogetonales
Family: Potamogetonaceae
Genus : Halodule
Species: Halodule pinifolia

(Nurzahraeni, 2014)
B. Pembahasan

Lamun merupakan (sea grass) adalah tumbuhan berbunga

(Angiospermae) yang dapat tumbuh dengan baik dalam lingkungan laut

dangkal. Semua lamun adalah tumbuhan berbiji satu (monokotil) yang

mempunyai akar, rimpang (rhizoma), daun, bunga dan buah seperti halnya

dengan tumbuhan berpembuluh yang tumbuh di darat. Namun, lamun juga

berbeda dengan rumput laut (algae).

Lamun memiliki bentuk yang hampir sama, terdiri atas ; akar, batang,

dan daun, berdasarkan hasil pengamatan terdapat tiga spesien lamun yang

berbeda setelah pengaman ciri morfologi dari masing-masing jenis lamun

tersebut, dimana ketiga spesies lamun tersebut yaitu Thalassia hemprchi,

Enhalus acoroides dan Halodue pinifolia. Thalassia hempricii memiliki bentuk daun

seperti selendang (strap-like) yang muncul dari stem yang tegak lurus dan penutup

penuh oleh sarung daun (leaf sheath). Ujung daun tumpul dan bergerigi tajam.

Rhizoma tebal dengan node scar yang jelas, biasanya berbentuk segitiga dengan Ieaf

sheath yang keras. Selain itu, cirri morfologi yang dapat diamati pada lamun tersebyt

yaitu bangun daun (Circumskriptio) berbentuk oblongus, ujung daun tumpul (obtusus)

pertulangan daun sejajar (palminervis), dan tepi daunnya sedikit begerigi (seratus).

Tumbuhan ini mempunyai upih (vagina).

Enhalus acoroides merupakan spesies lamun yang ditemukan, lamun ini

mempunyai struktur yang kuat, memiliki daun yang panjang dengan permukaan yang

halus dan memiliki rhizoma yang tebal. Terdapat bunga yang besar dari bawah daun.

Lamun ini di temukan sepanjang Indo-Pasifik barat di daerah tropis salaah satunya di

Tanjung Tiram. Spesies terakhir yang diperoleh yaitu Halodule pinifolia merupakan
species terkecil dari genus Halodule. Bentuk daun lurus dan tipis. Biasanya pada

bagian tengah ujung daun robek. Lamun ditemukan di sepanjang Indo-Pasifik Barat di

daerah tropis dan sangat umum di daerah intertidal salah satunya yang terdapat di

Tanjung Tiram.Ketiga spesies tersebut saat diperhatikan secara seksama, berada pada

urutan posisi hidup yang teratur, dimana semakin dekat dengan daratan lamur yang

terdapat disana juga didominasi oleh spesies Enhalus acoroides. Hal tersebut karena

semakin dekat dengan daratan maka ombak atau kuat arus semakin kencang dan

kemungkinan sedimentasi pula semakin besar.


V. PENUTUP

A. Simpulan

Simpulan yang dapat diperoleh dari praktikum dari paktikum ini adalah

sebagai berikut :

1. Mengidentifikasi jenis-jenis lamun dapat dilakukan dengan mencirikann

sifat atau ciri khas dari spesies yang diperoleh, berupa ciri morfologi

tumbuhan laut tersebut. Kemudian mengidentifikasi nama dari masinh-

masing spesies lamun yang diperoleh dengan bantuan buku atau jurnal

identifikasi lamun.

2. Cara membedakan berbagai jenis lamun berdasarkan spesiesnya yaitu

dengan cara mengidentifikasi masing-masing spesies dengan alat berupa

jurnal klasifikasi masing spesies lamu yang diperoleh.

B. Saran

Saran yang dapat saya sampaikan pada praktikum ini adalah sebagai

berikut :

1. Untuk asisten pembimbing, agar memilih tempat yang sesuai saat

penerimaan materi tentang lamun dan peranannya terhadap

lingkungannya.

2. Untuk praktikan, agar lebih memperhatikan saat asisten pembimbing

sedang menjelaskan materi praktikum yang berlangsung.


DAFTAR PUSTAKA

Azkab, M. H., 20001, Pedoman Inventarisasi Lamun, Jurnal Oseana, 14(1): 1- 16

Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup (KEPMEN-LH)) Nomor 200


Tahun 2004. Kriteria Baku Kerusakan dan Pedoman Penentuan Status
Padang Lamun.

Rosalina, A. D., Yonvitner dan Imran, Z., 2019, Analisis Kepuasan Pesnorkel
untuk Pengelolaan Wisata Snorkeling pada Ekosistem Terumbu Karang
(Studi Kasus di Taman Nasional Laut Kepulauan Seribu), Jurnal
Pariwisata, 6(1): 1-4

Tuwo, A., 2011, Pengelolaan Ekowisata pesisir dan Laut, Brilian Internasional,
Sidoarjo.

Waycott, M., McMahon, K. J., Mellors, A., Calladine and Kleine, D., 2004, A
Guide to Tropical Seagrasses of the Indo-West Pacific. James Cook
University, Townsville-Queensland-Australia.

Anda mungkin juga menyukai