Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI

PERCOBAAN III
BERBAGAI TEKNIK STERILISASI

OLEH :

NAMA : HASNI
STAMBUK : F1D1 18 007
KELOMPOK : II (DUA)
ASISTEN PEMBIMBING : DEASY NURLINA SYABAN

PROGRAM STUDI BIOLOGI


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2020
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Praktikum yang melibatkan mikroba atau bahan-bahan kimia sebagai

bahan eksperimen tentu harus diawali dengan yang namanya sterilisasi. Sterilisasi

biasa dilakukan baik pada peralatan-peralatan maupun bahan-bahan yang akan

digunakan dalam praktikum khususnya mikrobiologi. Sterilisasi dalam

mikrobiologi merupakan suatu cara atau usaha untuk membebaskan alat-alat atau

bahan-bahan dari segala macam bentuk kehidupan terutama mikroba agar tidak

terkontaminasi dengan bahan lain atau mikroba yang tidak diinginkan. Sterilisasi

perlu dilakukan agar dalam praktikum hanya biakan murni saja yang ada tanpa

kontaminasi mikroorganisme lain. Biakan murni adalah biakan yang hanya

terdapat satu spesies mikroba atau hasil perbanyakan akan satu sel mikroba.

Penggunaan alat-alat laboratorium terutama dalam praktikum

mikrobiologi sangat berpengaruh terhadap kebersihan alat-alat. Sehingga

diperlukan cara atau teknik-teknik tertentu untuk menghindarkan alat-alat tersebut

dari berbagai jenis kehidupan terutama mikroorganisme biasa disebut dengan

teknik strerilisasi. Alat-alat yang digunakan dalam praktikum mikrobiologi harus

dalam keadaan steril atau bebas dari mikroorganisme seperti kuman, bakteri, virus

dan jamur.

Umumnya jenis sterilisasi terbagi atas empat yaitu sterilisasi dengan

pemanasan, tyndalisasi, penyaringan dan desinfektan. Sterilisasi dengan

pemanasan mencakup sterilisasi pemijaran, sterilisasi kering, sterilisasi dengan


uap panas dan sterilisasi dengan air panas bertekanan. Jenis sterilisasi tersebut

dilakukan sesuai dengan alat dan bahan yang akan disterilkan. Berdasarkan uraian

tersebut, maka perlu dilakukan praktikum mengenai berbagai teknik sterilisasi.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dari praktikum ini adalah apa saja jenis-jenis teknik

sterilisasi?

C. Tujuan Praktikum

Tujuan yang ingin dicapai pada praktikum ini adalah untuk mengetahui

berbagai jenis-jenis teknik sterilisasi.

D. Manfaat Praktikum

Manfaat yang dapat diperoleh pada praktikum ini yaitu dapat mengetahui

berbagai jenis-jenis teknik sterilisasi.


II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Sterilisasi

Sterilisasi merupakan proses yang menghancurkan semua bentuk

kehidupan. Suatu benda yang steril dipandang dari sudut mikrobiologi, artinya

bebas dari mikroorganisme hidup pada proses sterilisasi. Proses sterilisasi

tersebut dapat dilakukan dengan uap panas, larutan kimia, pemanasan kering

atau metode gas. Metode yang dipilih biasanya tergantung sifat materi yang

akan disterilkan. Efektifitas sterilisasi tergantung pada jumlah dan jenis

mikroorganisme, jumlah dan jenis kontaminasi oleh zat lain, serta ada tidaknya

tempat-tempat perlindungan mikroorganisme pada alat (Adji, dkk., 2007).

B. Jenis-Jenis Sterilisasi

Ada tiga cara utama yang umum dipakai dalam sterilisasi yaitu

penggunaan panas, penggunaan bahan kimia dan penyaringan (filtrasi). Bila

panas digunakan bersama-sama dengan uap air maka disebut sterilisasi panas

lembab atau sterilisasi basah, bila tanpa kelembapan maka disebut sterilisasi

panas kering atau sterilisasi kering. Sedangkan sterilisasi kimiawi dapat

dilakukan dengan menggunakan gas atau radiasi. Pemilihan metode

didasarkan pada sifat bahan yang akan disterilkan. Sterilisasi basah biasanya

dilakukan didalam autoklaf (Nugraha, 2010)

Sterilisasi alat dan media yang dilakukan dapat menggunakan

pembakar bunsen, untuk mensterilkan peralatan seperti ose, jarum dan spatula

dengan cara membakar ujung peralatan tersebut di atas api bunsen sampai
berpijar. Oven, untuk mensterilkan cawan petri dan pipet volume. penggunaan

alat ini dengan memasukkan alat-alat tersebut kedalam oven dan dipanaskan

dengan suhu 160-170oC selama 1-2 jam. Autoklaf, untuk mensterilkan tabung

reaksi bertutup dan erlenmeyer. Penggunaan alat ini dengan memasukkan alat-

alat tersebut kedalam autoklaf yang ditutup dengan rapat dan nyalakan

autoklaf dengan temperature 121℃ dan tekanan antara 15-17,5 psi (pound per

square inci) atau 1 atm selama 1 jam (Kharisma dan Manan, 2012).

Hal yang perlu diperhatikan saat pengisian bahan/alat yang ingin

disterilkan adalah material tersebut dikemas cukup longgar di dalam sebuah

wadah (chamber) untuk mempermudah penetrasi uap panas dan

menghilangkan udara setelah proses sterilisasi selesai. beberapa aturan yang

perlu diperhatikan untuk menghindari kecelakaan atau bahaya saat

menjalankan autoklaf yaitu harus ditunjuk personil yang terlatih dan

berpengalaman untuk bertanggung jawab dan melakukan perawatan rutin.

Program pemeliharaan harus mencakup inspeksi secara rutin terhadap

chamber, door seals, dan semua gauges, yang dilakukan oleh personil yang

cakap, uap panas harus jenuh (saturated steam) dan bebas dari bahan kimia

korosif yang dapat mengkontaminasi bahan yang sedang disterilkan. Terakhir

semua bahan yang diautoklaf harus berada di dalam wadah yang

memungkinkan uap panas mudah berpenetrasi secara merata dan membuang

udara keluar setelah proses (Andriani, 2016).


C. Autoclave

Autoclave adalah alat sterilisasi yang memanfaatkan uap air panas

bertekanan tinggi dan biasanya digunakan untuk mensterilkan peralatan atau

bahan kultur yang tahan panas dan tidak rusak oleh panas. Pengaturan tekanan

pada autoclave ada yang otomatis dan manual dengan mengatur pemanasnya

yang bersumber dari listrik maupun pemanas kompor gas. Sterilisasi

menggunakan autoclave merupakan cara yang paling baik karena uap air

panas dengan tekanan tinggi menyebabkan penetrasi uap air ke dalam sel-sel

mikroba menjadi optimal sehingga langsung mematikan mikroba (Sumarsih,

2010).
DAFTAR PUSTAKA

Adji, D., Zuliyanti, dan Larashanty, H., 2007, Perbandingan Efektivitas Sterilisasi
Alkohol 70%, Inframerah, Otoklaf dan Ozon terhadap Pertumbuhan Bakteri
Bacillus subtilis, Jurnal Sain Vel, 25(1): 1-2

Andriani, R., 2016, Pengenalan Alat-Alat Laboratorium Mikrobiologi Untuk


Mengatasi Keselamatan Kerja dan Keberhasilan Praktikum, Jurnal
Mikrobiologi, 1(1): 1-7

Kharisma, A. dan Manan, A., 2012, Kelimpahan Bakteri Vibrio sp. pada Air
Pembesaran Udang Vannamei (Litopenaeus vannamei) Sebagai Deteksi
Dini Serangan Penyakit Vibrios, Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan,
4(2): 129-134

Nugraha, L. S. H., 2010, Pencucian dan Sterilisasi Kemasan, Akademi Farmasi


Theresiana, Semarang.

Sumarsih, S., 2010, Untung Besar Usaha Bibit Jamur Tiram, Swadaya, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai