NAMA : NATALINA
NIM : J1C108027
KELOMPOK : 4 (Empat)
ASISTEN : Tri Yulianingsih
PENDAHULUAN
2.1 Tujuan
TINJAUAN PUSTAKA
Metode Smear Atau Oles, yaitu metode pembuatan preparat dengan cara
mengoles atau membuat selaput tipis dari bahan yang berupa cairan atau bukan
diatas gelas objek. metode ini dipakai untuk pembuatan sediaan darah,
spermatozoa, cairan hemolimf belalang, protozoa, mukosa mulut dan mukosa
vagina. Untk pembuatan sediaan dengan menggunakan darah biasanya akan
ditetesi dengan EDTA atau heparin agar tidak terjadi pembekuan darah. untuk
metode ini biasanya digunakan bahan dari sel hewan (Pujawati, 2002).
Bentuk spermatozoa pada berbagai hewan bervariasi, tetap pada prinsipnya
dapat dibedakan menjadi bagian kepala, bagian tengah, dan ekor. Pada kepala
sperma bagian paling depan terdapat akrosoma yang mengandung enzim
hialuronidase. Di pusat kepala sperma terdapat inti sperma yang menyimpan
sejumlah informasi genetik yang akan diwariskan kepada keturunannya. Di
belakang sperma terdapat bagian tengah sperma yang banyak menyimpan
mitokondria. Mitokondria sangat penting dalam pembentukan ATP yang
merupakan sumber energi pada sperma. Sementara bagian ekor sangat diperlukan
untuk membantu pergerakan sperma (Isnaeni, 2004).
Pewarnaan (Staining) pada preparat apus merupakan suatu metode
persiapan dengan menggunakan kaca preparat untuk menguraikan bagian-bagian
darah sehingga menghasilkan kontras dan warnanya agar nampak transparan.
Apabila cairan darah yang akan dibuat sediaan oles tidak cukup mengandung
protein, lebih baik gelas benda yang akan dipakai, dioles dengan gliserin terlebih
dahulu agar supaya sel-selnya melekat erat pada gelas benda. Pembuatan sediaan
oles ini dapat dikerjakan selain untuk darah hewan-hewan golongan avertebrata,
juga dapat digunakan untuk pembuatan preparat darah manusia yang tujuannya
untuk mencari ada atau tidak adanya parasit darah yang biasanya jarang terdapat
didalamnya (Medic, 2008).
Staining merupakan pewarnaan preparat dengan cara melakukan
perendaman preparat ke dalam agen pewarna. Agen pewarna tersebut misalnya:
Hematoxylin, Eosin (HE), Giemsa dan lainnya. Sebelum dilakukannya staining
pereparat terlebih dahulu haruslah difiksasi. Fiksasi tersebut bertujuan untuk
mematikan sel tanpa merusak komponen-komponennya. Contoh larutan fiksatif
adalah turunan alkohol, metilen blue, dan sebagainya (Spiritia, 2008). Pewarna
Giemsa digunakan untuk diagnosid malaria dan parasit. Hal ini disebabkan
kespesifikannya terhadap gugus fosfat DNA yang mempengaruhi jumlah Adeni-
Timin (Medic, 2008).
Cara fiksasi sediaan oles ada 2, yaitu fikasasi sediaan setelah kering dan
fiksasi sediaan sebelum kering. Biasanya macam fiksaktif yang digunakan setelah
sediaan menjadi kering adalah fiksatif-fiksatif yng berbentuk cairan. Yang paling
banyak digunakan adalah metil alkohol, alkohol absolut, dan alkohol eter. Cara
fiksatif semacam ini sangat baik untuk bakteri dan eritrosit yang keduanya tidak
banyak mengalami perubahan bentuk (Medic, 2008).
BAB III
METODE PRAKTIKUM
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah alat bedah, papan bedah,
cawan petri, pipet, mikroskop, gelas objek, dan gelas penutup.
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah mencit jantan, mencit
betina, kloroform, metanol, larutan geimsa, akuades, NaCl fisiologis, dan entellan.
4.1 Hasil
3 1. Kepala
Spermatozoa
2 2. Leher
Spermatozoa
3. Ekor
Spermatozoa
Gambar 1. Spermatozoa
Perbesaran 400x
4.2 Pembahasan
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran