Anda di halaman 1dari 79

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI

PERCOBAAN 2
INOKULASI DAN PEREMAJAAN BIAKAN DALAM
MEDIA PADAT DAN CAIR

Disusun oleh :
Kelompok 5 / Shift A

Irham Rahman Hakim 10060316027


Ocha Nadia Pertiwi 10060316028
Faradhya Annisa P 10060316030
Moch. Zandan F 10060316031
Susmawati 10060316032
Devita Gustini 10060316033

Asisten: Finka Khairunnisa, S.Farm.

Tanggal Praktikum : 28 November 2017


Tanggal Pengumpulan : 5 Desember 2017

LABORATORIUM FARMASI TERPADU UNIT D


PROGRAM STUDI FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG
BANDUNG
1439H/2017M
PERCOBAAN 2
INOKULASI DAN PEREMAJAAN BIAKAN DALAM
MEDIA PADAT DAN CAIR

I. Tujuan
1. Dapat melakukan inokulasi dan peremajaan biakan secara goresan, tusukan,
apusan (swab) dengan baik pada media padat maupun cair dengan teknik
kerja aseptis.
2. Mengamati pertumbuhan bakteri dan jamur yang diinokulasi dengan metode
dan media tertentu.

II. Teori Dasar


3.1 Inokulasi
Inokulasi adalah menanam inokula secara aseptik ke dalam media steril
baik pada media padat maupun media cair. Inokula adalah bahan yang
mengandung mikroba baik dalam keadaan cair maupun padat. Tujuan inokulasi
adalah untuk memurnikan, mengidentifikasi, meremajakan, dan menyimpan
mikroba (Dwidjoseputro, 1994).
3.2 Biakan Murni
Biakan murni bakteri adalah biakan yang terdiri atas satu spesies bakteri
yang ditumbuhkan dalam medium buatan. Medium buatan tersebut berfungsi
sebagai medium pertumbuhan.Biakan murni dilakukan untuk keperluan
diagnostik, karakterisasi mikroorganisme, industri farmasi dan kegiatan lain
yang berkaitan dengan mikroorganisme. Nutrisi dan lingkungan yang
menunjang pertumbuhan mikroorganisme serta suatu teknik kerja aseptis yang
dapat mencegah adanya kontaminan dalam biakan diperlukan untuk
mendapatkan kultur yang murni. Untuk meningkatkan keberhasilan inokulasi
mikroba diperlukan beberapa media yaitu media tumbuh,peralatan,dan metode
inokulasi (Suriawiria, Unus, 1986)
3.3 Teknik Kerja Aseptis
Teknik aseptik merupakan salah satu keahlian dasar bagi mereka yang
ingin menekuni teknologi pangan. Terutama dalam melakukan analisa
mikrobiologi. Salah satu teknik dasar dalam analisa mikrobiologi adalah teknik
transfer aseptis (suatu metode atau teknik di dalam memindahkan atau
mentransfer kultur bakteria dari satu tempat ke tempat lain secara aseptis agar
tidak terjadi kontaminasi oleh mikroba lain ke dalam kultur). Teknik ini sangat
esensial dan kunci keberhasilan prosedur mikrobial yang harus diketahui oleh
seorang yang hendak melakukan analisis mikrobiologi. Pengambilan sampel
harus dilakukan secara statistik agar tidak bias, jadi secara acak (random
sampling). Selain itu, digunakan teknik aseptis selama pengambilan sampel agar
tidak terjadi pencemaran. Alat-alat yang digunakan harus steril. Bahan makanan
cair diambil dengan pipet steril, makanan padat menggunakan pisau, garpu,
sendok atau penjepit yang steril (John, 1990).
Dasar digunakannya teknik aseptik adalah adanya banyak partikel
debu yang mengandung mikroorganisme (bakteri atau spora) yang mungkin
dapat masuk ke dalam cawan, mulut erlenmeyer, atau mengendap di area
kerja.Aturan prosedur secara umum pada teknik aseptis adalah mencuci
tangan dahulu dengan sabun sebelum dan sesudah bekerja, gunakan masker
dan sarung tangan, semprotkan alkohol pada sarung tangan, meja kerja
sebaiknya jauh dari sesuatu yang dapat menciptakan aliran, usap meja kerja
dengan alkohol atau antiseptik , semua peralatan yang digunakan harus
steril, atur peralatan di meja kerja sedemikian rupa sehingga meminimalisir
pergerakan tangan, menyalakan bunsen, membakar mulut atau bagian tepi
dari suatu alat (flambir), telah siap dengan segala peralatan dan bahan yang
dibutuhkan.
3.4 Media Tumbuh
Media ini merupakan media yang dipersiapkan untuk digunakan
menumbuhkan mikroba. Komposisi media tumbuh disesuaikan dengan mikroba
yang akan ditumbuhkan. Berdasarkan bentuknya, media tumbuh dapat dibagi
menjadi cair (broth) dan media padat (agar). Pada media cair prinsip utama
dalam menginokulasikan mikroba atau biakan adalah menumbuhkan mikroba
tersebut dan mengamati pola pertumbuhannya. Pada media padat prinsip utama
dalam menginokulasikan mikroba atau biakan adalah menumbuhkan mikroba
yang sudah ditentukan dalam praktikum dan mengamati karakteristik
morfologisnya. Inokulasi pada media padat dilakukan dengan teknik agar
miring, teknik agar tegak, dan teknik lempeng agar. Komposisi kandungan dari
Nutrien Agar adalah ekstrak daging 10 gram, pepton 10 gram, NaCl 5 gram,
aquades 1000 ml, dan 15 gram agar/L. Komposisi kandungan dari Nutrien
Broth sama tetapi tidak ditambahkan agar sehingga dapat mudah larut dalam
aquades. Pada perpindahan bakteri pada media NA ataupun NB harus dilakukan
flambir dulu alasan dilakukan flambir itu yaitu agar pada media tersebut tidak
terkontaminasi dengan bakteri lain.
Sedangkan media padat dibagi menjadi 4 macam, yaitu media agar tegak
(deep agar), agar miring (slants agar), lempeng agar (plate agar), dan media cair
dalam tabung. Peralatan utama yang diperlukan dalam melaksanakan inokulasi
dan peremajaan biakan dalam media padat dan media cair ini adalah peralatan
sterilisasi, inokulasi, dan inkubasi. Peralatan sterilisasi meliputi oven, alkohol,
dan Bunsen. Macam-macam peralatan inokulasi adalah jarum ose, swab stick,
blend glass, tabung reaksi, dan cawan petri. Peralatan inkubasi adalah inkubator.
(Volk , W. A & Wheeler. M. F. 1993).
3.5 Metode Inokuasi
Ada beberapa metode yang digunakan untuk mengisolasi biakan murni
mikroorganisme yaitu :
3.5.1 Metode gores
Teknik ini lebih menguntungkan jika ditinjau dari sudut ekonomi
dan waktu, tetapi memerlukan ketrampilan-ketrampilan yang diperoleh
dengan latihan. Penggoresan yang sempurna akan menghasilkan koloni
yang terpisah. Inokulum digoreskan di permukaan media agar nutrien
dalam cawaan petri dengan jarum pindah (lup inokulasi). Di antara
garis-garis goresan akan terdapat sel-sel yang cukup terpisah sehingga
dapat tumbuh menjadi koloni.
Ada beberapa teknik dalam metode gores :
a. Goresan seperti huruf T
b. Goresan kuadran
c. Goresan Radian
d. Goresan Sinambung

Cara penggarisan dilakukan pada medium pembiakan padat bentuk


lempeng. Bila dilakukan dengan baik teknik inilah yang paling praktis.
Dalam pengerjaannya terkadang berbeda pada masing-masing
laboratorium tapi tujuannya sama yaiitu untuk membuat goresan
sebanyak mungkin pada lempeng medium pembiakan. (Hadioetomo,
R.S. 1993).
3.5.2 Metode tebar
Setetes inokolum diletakan dalam sebuah medium agar nutrien
dalam cawan petridish dan dengan menggunakan batang kaca yang
bengkok dan steril. Inokulasi itu disebarkan dalam medium batang yang
sama dapat digunakan dapat menginokulasikan pinggan kedua untuk
dapat menjamin penyebaran bakteri yang merata dengan baik. Pada
beberapa pinggan akan muncul koloni koloni yang terpisah-pisah
(Hadioetomo, R.S. 1993).
3.5.3 Metode tuang
Isolasi menggunakan media cair dengan cara pengenceran. Dasar
melakukan pengenceran adalah penurunan jumlah mikroorganisme
sehingga pada suatu saat hanya ditemukan satu sel di dalam tabung
(Hadioetomo, R.S. 1993).
3.5.4 Metode tusuk
Metode tusuk yaitu dengan dengan cara meneteskan atau
menusukan ujung jarum ose yang didalamnya terdapat inokolum,
kemudian dimasukkan ke dalam media (Hadioetomo, R.S. 1993).
3.6 Identifikasi Mikroba
Untuk mengetahui sifat-sifat morfologi bakteri, maka bakteri dapat
diperiksa dalam keadaan hidup atau mati. Pemeriksaan morfologi bakteri ini
perlu, untuk mengenal nama bakteri. Disamping itu juga perlu pengenalan sifat-
sifat fisiologisnya bahkan sifat-sifat fisiologis ini kebanyakan merupakan faktor
terentu dalam mengenal nama spesies suatu bakteri. Pemeriksaan bakteri hidup
harus dikerjakan dengan hati-hati, lebih-lebih jika yang akan diperiksa itu
merupakan bakteri patogen (Suhardi, S.H, 2008).

Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan mikroba yaitu :


1. Suplai zat gizi
Mikroorganisme membutuhkan makanan sama seperti mahkluk
lainnya. Jadi dengan adanya zat gizi yang cukup maka pertumbuhan
mikroba akan sangat cepat.
2. Waktu
Tentu saja seriap makhluk hidup termasuk mikroba membutuhkan
waktu untuk berkembang biak. Pertumbuhan bakteri membentuk suatu
kurva atau fase logritmik.
3. Suhu
Suhu sangat penting bagi pertumbuhan mikroba, apabila suhu naik
maka metabolisme naik dan pertumbuhan dipercepat atau apabila suhu naik
atau turun sel berhenti melakukan kegiatan metabolisme.
4. Nilai pH
Nilai pH untuk pertumbuhan bakteri adalah sekitar atau berkisar antara
pH 6,0-8,0.
5. Aktifitas air
Semua organisme membutuhkan air pada proses metabolisme.
Aktifitas air adalah jumlah air yang terdapat dalam bahan pangan. Jenis
mikroba yang berbeda membutuhkan air yang berbeda.
6. Ketersediaan Oksigen
7. Faktor-faktor kimia
8. Radiasi
3.7 Fase Pertumbuhan
Fase pertumbuhan bakteri dapat dibagi menjadi 4 fase, yaitu fase lag, fase
logaritma (eksponensial), fase stasioner dan fase kematian (Volk , W. A &
Wheeler. M. F. 1993).

3.7.1 Fase Lag


Fase lag merupakan fase penyesuaian bakteri dengan lingkungan
yang baru. Lama fase lag pada bakteri sangat bervariasi, tergantung pada
komposisi media, pH, suhu, aerasi, jumlah sel pada inokulum awal dan
sifat fisiologis mikroorganisme pada media sebelumnya.
3.7.2 Fase Logaritma (eksponensial)
Ketika sel telah menyesuaikan diri dengan lingkungan yang baru
maka sel mulai membelah hingga mencapai populasi yang maksimum.
Fase ini disebut fase logaritma atau fase eksponensial. Fase eksponensial
ditandai dengan terjadinya periode pertumbuhan yang cepat. Setiap sel
dalam populasi membelah menjadi dua sel. Variasi derajat pertumbuhan
bakteri pada fase eksponensial ini sangat dipengaruhi oleh sifat genetik
yang diturunkannya. Selain itu, derajat pertumbuhan juga dipengaruhi
oleh kadar nutrien dalam media, suhu inkubasi, kondisi pH dan aerasi.
Ketika derajat pertumbuhan bakteri telah menghasilkan populasi yang
maksimum, maka akan terjadi keseimbangan antara jumlah sel yang
mati dan jumlah sel yang hidup.
3.7.3 Fase Stasioner
Fase stasioner terjadi pada saat laju pertumbuhan bakteri sama
dengan laju kematiannya, sehingga jumlah bakteri keseluruhan bakteri
akan tetap. Keseimbangan jumlah keseluruhan bakteri ini terjadi karena
adanya pengurangan derajat pembelahan sel. Hal ini disebabkan oleh
kadar nutrisi yang berkurang dan terjadi akumulasi produk toksik
sehingga menggangu pembelahan sel. Fase stasioner ini dilanjutkan
dengan fase kematian yang ditandai dengan peningkatan laju kematian
yang melampaui laju pertumbuhan, sehingga secara keseluruhan terjadi
penurunan populasi bakteri.

III.8 Macam Macam Bakteri


III.8.1 Escherichia coli
Escherichia coli merupakan mikrofilaria usus, bakteri ini tergolong
bakteri gram negatif, berbentuk batang, tidak membentuk spora,
kebanyakan bersifat motil (dapat bergerak) menggunakan flagela, dan
dapat memfermentasi laktosa. Kebanyakan strain tidak bersifat
membahayakan, tetapi ada pula yang bersifat patogen terhadap manusia,
seperti Enterohaemorrhagic Escherichia coli (EHEC). Escherichia coli
merupakan tipe EHEC yang terpenting dan berbahaya terkait dengan
kesehatan masyarakat . Escherichia coli dapat masuk ke dalam tubuh
manusia terutama melalui konsumen pangan yang tercemar, misalnya
daging mentah, daging yang di masak setengah matang, dan cemaran
fekal pada air dan pangan (Bibiana,1994).
Escherichia coli adalah kuman oportunis yang banyak ditemukan
di dalam usus besar manusia sebagai flora normal. Bakteri ini bersifat
unik karena dapat menyebabkan infeksi primer pada usus, misalnya
diare pada anak, seperti juga kemampuannya menimbulkan infeksi pada
jaringan tubuh lain di luar usus (Bibiana. 1994).
Klasifikasi :
Kingdom : Procaryotae
Fhylum : Protophyta
Kelas : Schzommycetes
Ordo : Eurobacteriales
Family : Enterobacteriaceae
Genus : Escherichia
Species : Escherichia coli
III.8.2 Bacillus subtillis
Bacillus sp merupakan bakteri berbentuk batang, tergolong bakteri
gram positif, motil, menghasilkan spora yang biasanya resisten pada
panas, bersifat aerob (beberapa spesies bersifat anaerob fakultatif),
katalase positif, dan oksidasi bervariasi. Tiap spesies berbeda dalam
penggunaan gula, sebagian melakukan fermentasi dan sebagian tidak
(Barrow, 1993). Ditambahkan Claus & Barkeley (1986) genus Bacillus
mempunyai sifat fisiologis yang menarik karena tiap-tiap jenis
mempunyai kemampuan yang berbeda-beda, diantaranya : (1) mampu
mengdegradasi senyawa organik seperti protein, pati, selulosa,
hidrokarbon dan agar, (2) mampu menghasilkan antibiotik; (3) berperan
dalam nitrifikasi dan dentrifikasi; (4) pengikat nitrogen; (7) bersifat
khemolitotrof, aerob atau fakutatif anaerob, asidofilik, psikoprifilik, atau
thermofilik. kalsifikasi Bacillus spp. adalah sebagai berikut (Bergey DH
1994) :
Klasifikasi
Kingdom : Procaryotae
Divisi : Bacteria
Kelas : Schizomycetes
Bangsa : Eubacteriales
Suku : Bacillaceae
Marga : Bacillus
Jenis : Bacillus spp.
III.8.3 Pseudomonas Aeruginosa
Pseudomonas berasal dari bahasa yunani yaitu pseudo berarti palsu
dan monas berarti satu unit. Pseudomonas sp merupakan bakteri
hidrokarbonoklastik yang mampu mendegradasi berbagai jenis
hidrokarbon. Pseudomonas aeruginosa merupakan patogen utama bagi
manusia. Bakteri ini kadang-kadang mengkoloni pada manusia dan
menimbulkan infeksi apabila fungsi pertahanan inang abnormal. Oleh
karena itu, P.aeruginosa disebut patogen oportunistik, yaitu
memanfaatkan kerusakan pada mekanisme pertahanan inang untuk
memulai suatu infeksi. Bakteri ini dapat juga tinggal pada manusia yang
normal dan berlaku sebagai saprofit pada usus normal dan pada kulit
manusia. Tetapi, infeksi P.aeruginosa menjadi problema serius pada
pasien rumah sakit yang menderita kanker, fibrosis kistik dan luka bakar.
Angka fatalitas pasien-pasien tersebut mencapai 50 %. P. aeruginosa
termasuk dalam genus Pseudomonas, bakteri gram negatif, berbentuk
tangkai, polar dan berflagel.
Pseudomonas aeruginosa adalah bakteri gram negatif aerob
obligat, berkapsul, mempunyai flagella polar sehingga bakteri ini
bersifat motil,berukuran sekitar 0,5-1,0 µm. Pseudomonas aeruginosa
tidak menghasilkan spora dan tidak dapat menfermentasikan
karbohidrat. Pada uji biokimia, bakteri ini menghasilkan hasil negatif
pada uji Merah Metil, dan Voges-Proskauer. Bakteri ini secara luas dapat
ditemukan di alam, contohnya di tanah, air, tanaman, dan hewan (Locke,
Thomas, et al. 2012).
Klasifikasi
Kingdom : Bacteria
Phylum : Proteobacteria
Class : Gamma Proteobacteria
Order : Pseudomonadales
Family : Pseudomonadaceae
Genus : Pseudomonas
Species : Pseudomonas aeruginosa
III.8.4 Staphylococcus aureus
Bakteri Staphylococcus aureus berasal dari kata Staphylo (buah
anggur) dan coccus (bulat). Bakteri sering ditemukan sebagai flora
normal di kulit dan selaput lendir pada manusia. Beberapa jenis bakteri
ini dapat membuat enderotoksin yang menyebabkan keracunan. Bakteri
Staphylococcus aureus adalah bakteri patogen, penyebab penyakit
radang di kulit dan menimbulkan bisul yang bernanah disebut abses
(Jawetz, 2012).
Bakteri ini sering ditemukan pada makanan-makanan yang
mengandung protein. Enterotoksin yang diproduksi oleh Staphylococcus
aureus bersifat tahan panas dan masih aktif setelah dipanaskan pada
suhu 100°C selama 30 menit (Jawetz, 2012).
Klasifikasi
Kingdom : Monera
Diviso : Famicutes
Ordo : Eubacteiales
Famili : Mycrococcaeae
Genus : Staphylococcus
Spesies : Staphylococcus aureus
III.9 Hal Yang Perlu Diperhatikan Sebelum Melakukan Inokulasi
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan sebelum melakukan inokulasi :
1. Menyiapkan ruangan
Ruangan tempat penanaman bakteri harus bersih dan keadaannya
harus steril agar tidak terjadi kesalahan dalam pengamatan atau percobaan
dalam laboratorium pembuatan serum vaksin dan sebagainya (Pelczar dan
Chan. 2008).
2. Pemindahan dengan pipet
Cara ini dilakukan dalam penyelidkikan air minum atau penyelidikian
untuk diambil 1ml contoh yang akan diencerkan oleh air sebanyak 99ml
murni.
3. Flambir
Dilakukan dengan cara memanaskan alat ke bunsen, pada jarum ose
harus sampai berwarna merah , jika pada alat2 yang lain seperlunya saja. Ini
dilakukan untuk menjaga kesterlian.

4. Penggunaan alkohol 70%


Dilakuakan untuk membersihkan tempat agar terhindar dari
mikroorganisme.

III. Alat dan Bahan


3.1 Alat :
1. Alat swab
2. Bunsen
3. Cawan petri steril
4. Incubator 370C
5. NaCl fisiologis
6. Ose bundar dan lurus
7. Pipet agar 20 ml steril
8. Pipet ukur 5 ml dan 10 ml streil
9. Rak tabung reaksi
10. Tabung reaksi steril
11. Vortex
3.2 Bahan :
1. Biakan bakteri (Staphylococcus aureus, Pseudomonas aeruginosa, Bacillus
subtilis, dan Escherichia coli)
2. Media nutrient agar bersuhu 500C
3. Media nutrient Broth

IV. Prosedur
A. Pembuatan Plat Agar, Agar Miring, Agar Tegak, dan Media Cair dalam
Tabung.
Bunsen dinyalakan dan nyala api Bunsen diatur hingga diperoleh nyala api
biru dan biarkan menyala selama 10 menit. Tabung reaksi steril disiapkan dan
diletakkan pada rak tabung reaksi dan cawan steril di antara dua api bunsen.
1. Pembuatan Plat Agar
Plat agar dibuat dengan memipet 20 ml media Nutrient agar cair 50 oC
kedalam cawan petri steril dan dibiarkan memadat.
2. Pembuatan Agar Miring
Agar miring dibuat dengan memipet 5 ml media Nutrient agar cair
50oC dalam tabung reaksi steril lalu diletakkan miring dengan cara
disenderkan pada pulpen dan dibiarkan memadat.
3. Pembuatan Agar Tegak
Agar tegak dibuat dengan memipet 10 ml media Nutrient agar cair
50oC ke dalam tabung reaksi steril lalu diletakkan tegak pada rak tabung
reaksi dan biarkan memadat.
4. Pembuatan Media Cair dalam Tabung
Media cair dibuat dengan memipet 10 ml media nutrient Broth yang
bersuhu kamar ke dalam tabung reaksi steril.
5. Pembuatan Suspensi
NaCl fisiologis di ambil menggunakan suntikan sebanyak 10 ml, lalu
dimasukkan kedalam tabung reaksi steril. Semua pekerjaan diatas dilakukan
dengan memperhatikan prosedur kerja aseptis.

B. Teknik Inokulasi pada Plat Agar, Agar Miring, Agar Tegak, dan Media
Cair.
1. Inokulasi Pada Plat Agar
a. Cara Streak (Gores)
Pada plat agar dibuaat empat area dengan menggunakan spidol
pada permukaan luar cawan petri bagian alas. Inokula diambil
menggunakan jarum ose bundar dan bakteri diinokulasikan ke setiap
bagian dari plat agar dengan goresan yang rapat.
b. Cara Swab (Apus)
Hal yang sama dilakukan seperti pada pengerjaan cara streak.
Inokula diambil dengan cara mengapus alat swab pada permukaan
inokula. Diinokulasikan dengan cara mengapuskan alat swab pada
permukaan media plat agar.
2. Inokulasi Pada Agar Miring
Inokula diambil dengan jarum ose bundar kemudian bakteri
diinokulasikan pada media dengan cara goresan rapat secara zigzag dimulai
dari bagian bawah sampai bagian atas media agar miring.
3. Inokulasi Pada Agar Tegak
Inokula diambil dengan jarum ose lurus kemudian bakteri
diinokulasikan pada media dengan cara menusukkan jarum ose tepat pada
poros tengah tabung sampai mendekati dasar tabung kemudian ditarik
kembali perlahan-lahan.
4. Inokulasi Pada Media Cair
Bakteri diinokulasikan pada media cair dengan pipet Pasteur jika
inokula berasal dari biakan cair dan jika inokula berasal dari agar miring
maka diambil dengan jarum ose bundar dan disuspensikan pada nutrient
Broth dan diratakan degna pengocokan menggunakan vortex.
Semua media yang telah diinokulasi diinkubasi kedalam incubator
37oC selama 24 jam. Pertumbuhan yang terjadi pada masing-masing media
diamati dan dicatat. Hasil pengamatan digambarkan dengan memperlihatkan
letak pertumbuhan dan warna koloni bakteri, serta warna media yang
digunakan.

V. Data Pengamatan
5.1 Plat agar (streak/gores)
1. Kelompok 1
Nama Bakteri Pseudomonas aeruginosa
Bentuk Media
dan Metode Nutrient Agar, Plat Agar, Streak (gores)
Inokulasi
Waktu inokulasi Selasa, 28 November 2017
Waktu pengamatan Rabu, 29 November 2017
Parameter Sebelum inokulasi Kuning bening
Warna media
Pengamatan Setelah inokulasi Kuning kecoklatan
Warna koloni Putih kecoklatan
Letak koloni Diatas permukaan
Dokumentasi

Nama Bakteri Escherichia Coli


Bentuk Media
dan Metode Nutrient Agar, Plat Agar, Streak (gores)
Inokulasi
Waktu inokulasi Selasa, 28 November 2017
Waktu pengamatan Rabu, 29 November 2017
Parameter Sebelum inokulasi Kuning bening
Warna media
Pengamatan Setelah inokulasi Kuning bening
Warna koloni Putih pudar
Letak koloni Diatas permukaan

Dokumentasi
2. Kelompok 2
Nama Bakteri Staphylococcus aureus
Bentuk Media
dan Metode Nutrient Agar, Plat Agar, Streak (gores)
Inokulasi
Waktu inokulasi Selasa, 28 November 2017
Waktu pengamatan Rabu, 29 November 2017
Parameter Sebelum inokulasi Kuning bening
Warna media
Pengamatan Setelah inokulasi Kuning kecoklatan
Warna koloni Putih kecoklatan
Letak koloni Di atas permukaan

Dokumentasi

Nama Bakteri Bacillus Subtilis


Bentuk Media
dan Metode Nutrient Agar, Plat Agar, Streak (gores)
Inokulasi
Waktu inokulasi Selasa, 28 November 2017
Waktu pengamatan Rabu, 29 November 2017
Parameter Sebelum inokulasi Kuning pucat
Warna media
Setelah inokulasi Kuning kecoklatan
Pengamatan Warna koloni Putih pudar
Letak koloni Diatas permukaan (tidak terlalu jelas)

Dokumentasi

3. Kelompok 3
Nama Bakteri Pseudomonas aeruginosa
Bentuk Media
dan Metode Nutrient Agar, Plat Agar, Streak (gores)
Inokulasi
Waktu inokulasi Selasa, 28 November 2017
Waktu pengamatan Rabu, 29 November 2017
Parameter Sebelum inokulasi Kuning pekat bening
Warna media
Pengamatan Setelah inokulasi Kuning bening
Warna koloni Putih
Letak koloni Diatas permukaan
Dokumentasi Sebelum Inokulasi
Setelah Inokulasi

Nama Bakteri Escherichia Coli


Bentuk Media
dan Metode Nutrient Agar, Plat Agar, Streak (gores)
Inokulasi
Waktu inokulasi Selasa, 28 November 2017
Waktu pengamatan Rabu, 29 November 2017
Parameter Sebelum inokulasi Kuning pekat bening
Warna media
Pengamatan Setelah inokulasi Kuning bening
Warna koloni Putih
Letak koloni Diatas permukaan
Dokumentasi Sebelum Inokulasi
Setelah Inokulasi

4. Kelompok 4
Nama Bakteri Staphylococcus aureus
Bentuk Media
dan Metode Nutrient Agar, Plat Agar, Streak (gores)
Inokulasi
Waktu inokulasi Selasa, 28 November 2017
Waktu pengamatan Rabu, 29 November 2017
Parameter Sebelum inokulasi Kuning
Warna media
Pengamatan Setelah inokulasi Krem
Warna koloni Bening
Letak koloni Di atas permukaan
Dokumentasi sebelum

setelah
Nama Bakteri Bacillus subtilis
Bentuk Media
dan Metode Nutrient Agar, Plat Agar, Streak (gores)
Inokulasi
Waktu inokulasi Selasa, 28 November 2017
Waktu pengamatan Rabu, 29 November 2017
Parameter Sebelum inokulasi Kuning
Warna media
Pengamatan Setelah inokulasi Krem
Warna koloni Bening
Letak koloni Di atas permukaan
sebelum

Dokumentasi
setelah
5. Kelompok 5
Nama Bakteri Pseudomonas aeruginosa
Bentuk Media
dan Metode Nutrient Agar, Plat Agar, Streak (gores)
Inokulasi
Waktu inokulasi Selasa, 28 November 2017 Jam 10.00 WIB
Waktu pengamatan Rabu, 29 November 2017 Jam 14.00 WIB
Parameter Sebelum inokulasi Coklat Kekuningan
Warna media
Pengamatan Setelah inokulasi Kuning jernih
Warna koloni Putih
Letak koloni Diatas permukaan
Sebelum Inokulasi

Dokumentasi
Setelah Inokulasi

Nama Bakteri Escherichia Coli


Bentuk Media Nutrient Agar, Plat Agar, Streak (gores)
dan Metode
Inokulasi
Waktu inokulasi Selasa, 28 November 2017 Jam 10.00 WIB
Waktu pengamatan Rabu, 29 November 2017 Jam 14.00 WIB
Parameter Sebelum inokulasi Coklat Kekuningan
Warna media
Pengamatan Setelah inokulasi Kuning jernih
Warna koloni Putih
Letak koloni Diatas permukaan
Sebelum Inokulasi

Dokumentasi
Setelah Inokulasi

6. Kelompok 6
Nama Bakteri Staphylococcus aureus
Bentuk Media
dan Metode Nutrient Agar, Plat Agar, Streak (gores)
Inokulasi
Parameter Waktu inokulasi Selasa, 28 November 2017 Jam 11.30 WIB
Waktu pengamatan Rabu, 29 November 2017 Jam 10.30 WIB
Pengamatan
Warna media Sebelum inokulasi Coklat muda
Coklat kekuningan
Setelah inokulasi
jernih
Warna koloni Putih
Letak koloni Di atas permukaan
Sebelum inokulasi

Dokumentasi

Sesudah inokulasi

Nama Bakteri Bacillus Subtilis


Bentuk Media
dan Metode Nutrient Agar, Plat Agar, Streak (gores)
Inokulasi
Waktu inokulasi Selasa, 28 November 2017 Jam 11.30 WIB
Waktu pengamatan Rabu, 29 November 2017 Jam 10.30 WIB
Sebelum inokulasi Coklat muda
Parameter
Warna media Coklat kekuningan
Pengamatan Setelah inokulasi
jernih
Warna koloni Putih
Letak koloni Diatas permukaan
Dokumentasi Sebelum inokulasi
Sesudah inokulasi

7. Kelompok 7
Nama Bakteri Staphylococcus aureus
Bentuk Media
dan Metode Nutrient Agar, Plat Agar, Streak (gores)
Inokulasi
Waktu inokulasi Selasa, 28 November 2017 Jam 10.30 WIB
Waktu pengamatan Rabu, 29 November 2017 Jam 10.30 WIB
Parameter Sebelum inokulasi Kuning Jernih
Warna media
Pengamatan Setelah inokulasi Kuning Jernih
Warna koloni Putih bening zigzag
Letak koloni Di atas permukaan

Dokumentasi
Nama Bakteri Bacillus subtilis
Bentuk Media
dan Metode Nutrient Agar, Plat Agar, Streak (gores)
Inokulasi
Waktu inokulasi Selasa, 28 November 2017 Jam 10.30 WIB
Waktu pengamatan Rabu, 29 November 2017 Jam 10.30 WIB
Parameter Sebelum inokulasi Kuning Jernih
Warna media
Pengamatan Setelah inokulasi Kuning Jernih
Warna koloni Putih pekat melewati tanda batas
Letak koloni Diatas permukaan

Dokumentasi
5.2 Plat agar (swab/apus)
1. Kelompok 1
Nama Bakteri Pseudomonas aeruginosa
Bentuk Media
dan Metode Nutrient Agar, Plat Agar, Swab (Apus)
Inokulasi
Waktu inokulasi Selasa, 28 November 2017
Waktu pengamatan Rabu, 29 November 2017
Parameter Sebelum inokulasi Kuning pucat
Warna media
Pengamatan Setelah inokulasi Kuning bening
Warna koloni Putih pudar
Letak koloni Diatas permukaan

Dokumentasi

Nama Bakteri Escherichia Coli


Bentuk Media
dan Metode Nutrient Agar, Plat Agar, Swab (Apus)
Inokulasi
Waktu inokulasi Selasa, 28 November 2017
Waktu pengamatan Rabu, 29 November 2017
Sebelum inokulasi Kuning bening
Warna media
Setelah inokulasi Kuning bening
Parameter Warna koloni Putih pudar
Letak koloni Diatas permukaan
Pengamatan

Dokumentasi

2. Kelompok 2
Nama Bakteri Staphylococcus aureus
Bentuk Media
dan Metode Nutrient Agar, Plat Agar, Swab (Apus)
Inokulasi
Waktu inokulasi Selasa, 28 November 2017
Waktu pengamatan Rabu, 29 November 2017
Parameter Sebelum inokulasi Kuning bening
Warna media
Pengamatan Setelah inokulasi Putih bening
Warna koloni Putih
Letak koloni Di atas permukaan

Dokumentasi
Nama Bakteri Bacillus Subtilis
Bentuk Media
dan Metode Nutrient Agar, Plat Agar, Swab (Apus)
Inokulasi
Waktu inokulasi Selasa, 28 November 2017
Waktu pengamatan Rabu, 29 November 2017
Parameter Sebelum inokulasi Kuning pucat
Warna media
Pengamatan Setelah inokulasi Kuning kecoklatan
Warna koloni Putih kecoklatan
Letak koloni Di atas permukaan

Dokumentasi
3. Kelompok 3
Nama Bakteri Pseudomonas aeruginosa
Bentuk Media
dan Metode Nutrient Agar, Plat Agar, Swab (Apus)
Inokulasi
Waktu inokulasi Selasa, 28 November 2017
Waktu pengamatan Rabu, 29 November 2017
Parameter Sebelum inokulasi Kuning pekat bening
Warna media
Pengamatan Setelah inokulasi Putih jernih
Warna koloni Putih
Letak koloni Diatas permukaan
Sebelum Inokulasi

Dokumentasi
Setelah Inokulasi

Nama Bakteri Escherichia Coli


Bentuk Media Nutrient Agar, Plat Agar, Swab (Apus)
dan Metode
Inokulasi
Waktu inokulasi Selasa, 28 November 2017
Waktu pengamatan Rabu, 29 November 2017
Parameter Sebelum inokulasi Kuning pekat bening
Warna media
Pengamatan Setelah inokulasi Kuning bening
Warna koloni Putih
Letak koloni Diatas permukaan
Sebelum Inokulasi

Dokumentasi
Setelah Inokulasi

4. Kelompok 4
Nama Bakteri Staphylococcus aureus
Bentuk Media
dan Metode Nutrient Agar, Plat Agar, Swab (Apus)
Inokulasi
Parameter Waktu inokulasi Selasa, 28 November 2017
Waktu pengamatan Rabu, 29 November 2017
Pengamatan
Warna media Sebelum inokulasi Kuning
Setelah inokulasi Krem
Warna koloni Bening
Letak koloni Di atas permukaan
sebelum

Dokumentasi
setelah

Nama Bakteri Bacillus subtilis


Bentuk Media
dan Metode Nutrient Agar, Plat Agar, Swab (Apus)
Inokulasi
Waktu inokulasi Selasa, 28 November 2017
Waktu pengamatan Rabu, 29 November 2017
Parameter Sebelum inokulasi Kuning
Warna media
Pengamatan Setelah inokulasi Krem
Warna koloni Bening
Letak koloni Di atas permukaan
Dokumentasi sebelum
setelah

5. Kelompok 5
Nama Bakteri Pseudomonas aeruginosa
Bentuk Media
dan Metode Nutrient Agar, Plat Agar, Swab (Apus)
Inokulasi
Waktu inokulasi Selasa, 28 November 2017 Jam 10.00 WIB
Waktu pengamatan Rabu, 29 November 2017 Jam 14.00 WIB
Parameter Sebelum inokulasi Coklat Kekuningan
Warna media
Pengamatan Setelah inokulasi Kuning jernih
Warna koloni Putih
Letak koloni Diatas permukaan
Dokumentasi Sebelum Inokulasi
Setelah Inokulasi

Nama Bakteri Escherichia Coli


Bentuk Media
dan Metode Nutrient Agar, Plat Agar, Swab (Apus)
Inokulasi
Waktu inokulasi Selasa, 28 November 2017 Jam 10.00 WIB
Waktu pengamatan Rabu, 29 November 2017 Jam 14.00 WIB
Parameter Sebelum inokulasi Coklat Kekuningan
Warna media
Pengamatan Setelah inokulasi Kuning jernih
Warna koloni Putih
Letak koloni Diatas permukaan
Dokumentasi Sebelum Inokulasi

Setelah Inokulasi
6. Kelompok 6
Nama Bakteri Staphylococcus aureus
Bentuk Media
dan Metode Nutrient Agar, Plat Agar, Swab (Apus)
Inokulasi
Waktu inokulasi Selasa, 28 November 2017 Jam 11.30 WIB
Waktu pengamatan Rabu, 29 November 2017 Jam 10.30 WIB
Sebelum inokulasi Coklat muda
Parameter
Warna media Coklat kekuningan
Pengamatan Setelah inokulasi
jernih
Warna koloni Putih
Letak koloni Di atas permukaan
Dokumentasi Sebelum inokulasi

Sesudah inokulasi
Nama Bakteri Bacillus Subtilis
Bentuk Media
dan Metode Nutrient Agar, Plat Agar, Swab (Apus)
Inokulasi
Waktu inokulasi Selasa, 28 November 2017 Jam 11.30 WIB
Waktu pengamatan Rabu, 29 November 2017 Jam 10.30 WIB
Sebelum inokulasi Coklat muda
Parameter
Warna media Coklat kekuningan
Pengamatan Setelah inokulasi
jernih
Warna koloni Putih
Letak koloni Di atas permukaan
Sebelum inokulasi

Dokumentasi
Sesudah inokulasi
7. Kelompok 7
Nama Bakteri Staphylococcus aureus
Bentuk Media
dan Metode Nutrient Agar, Plat Agar, Swab (Apus)
Inokulasi
Waktu inokulasi Selasa, 28 November 2017 Jam 10.30 WIB
Waktu pengamatan Rabu, 29 November 2017 Jam 10.30 WIB
Parameter Sebelum inokulasi Kuning Jernih
Warna media
Pengamatan Setelah inokulasi Kuning Jernih
Warna koloni Putih bening zigzag
Letak koloni Di atas permukaan

Dokumentasi

Nama Bakteri Bacillus subtilis


Bentuk Media
dan Metode Nutrient Agar, Plat Agar, Swab (Apus)
Inokulasi
Waktu inokulasi Selasa, 28 November 2017 Jam 10.30 WIB
Waktu pengamatan Rabu, 29 November 2017 Jam 10.30 WIB
Parameter Sebelum inokulasi Kuning Jernih
Warna media
Setelah inokulasi Kuning Jernih
Pengamatan Warna koloni Putih pekat zigzag
Letak koloni Di atas permukaan

Dokumentasi

5.3 Plat agar miring


1. Kelompok 1
Nama Bakteri Pseudomonas aeruginosa
Bentuk Media
dan Metode Nutrient Agar, Plat Agar Miring, Goresan Rapat Zigzag
Inokulasi
Waktu inokulasi Selasa, 28 November 2017
Waktu pengamatan Rabu, 29 November 2017
Parameter Sebelum inokulasi Kuning pucat
Warna media
Pengamatan Setelah inokulasi Putih kekuningan
Warna koloni Kuning keruh
Letak koloni Diatas permukaan sepanjang arah zigzag
Dokumentasi

Nama Bakteri Escherichia Coli


Bentuk Media
dan Metode Nutrient Agar, Plat Agar Miring, Goresan Rapat Zigzag
Inokulasi
Waktu inokulasi Selasa, 28 November 2017
Waktu pengamatan Rabu, 29 November 2017
Parameter Sebelum inokulasi Kuning bening
Warna media
Pengamatan Setelah inokulasi Kuning kecoklatan
Warna koloni Putih kecoklatan
Letak koloni Diatas permukaan sepanjang arah zigzag

Dokumentasi
2. Kelompok 2
Nama Bakteri Staphylococcus aureus
Bentuk Media
dan Metode Nutrient Agar, Plat Agar Miring, Goresan Rapat Zigzag
Inokulasi
Waktu inokulasi Selasa, 28 November 2017
Waktu pengamatan Rabu, 29 November 2017
Parameter Sebelum inokulasi Kuning bening
Warna media
Pengamatan Setelah inokulasi Bening kecoklatan
Warna koloni Kuning pucat
Letak koloni Diatas permukaan sepanjang arah zig-zag

Dokumentasi

Nama Bakteri Bacillus Subtilis


Bentuk Media
dan Metode Nutrient Agar, Plat Agar Miring, Goresan Rapat Zigzag
Inokulasi
Waktu inokulasi Selasa, 28 November 2017
Waktu pengamatan Rabu, 29 November 2017
Parameter Sebelum inokulasi Kuning pucat
Warna media
Pengamatan Setelah inokulasi Bening kecoklatan
Warna koloni Putih kekuningan
Letak koloni Diatas permukaan sepanjang arah zig-zag

Dokumentasi

3. Kelompok 3
Nama Bakteri Pseudomonas aeruginosa
Bentuk Media
dan Metode Nutrient Agar, Plat Agar Miring, Goresan Rapat Zigzag
Inokulasi
Parameter Waktu inokulasi Selasa, 28 November 2017
Waktu pengamatan Rabu, 29 November 2017
Pengamatan
Sebelum inokulasi Kuning pekat bening
Warna media
Setelah inokulasi Kuning
Warna koloni Putih
Letak koloni Diatas permukaan
Sebelum Inokulasi

Dokumentasi

Setelah Inokulasi

Nama Bakteri Escherichia Coli


Bentuk Media
dan Metode Nutrient Agar, Plat Agar Miring, Goresan Rapat Zigzag
Inokulasi
Waktu inokulasi Selasa, 28 November 2017
Waktu pengamatan Rabu, 29 November 2017
Parameter Sebelum inokulasi Kuning pekat bening
Warna media
Pengamatan Setelah inokulasi Kuning
Warna koloni Putih
Letak koloni Diatas permukaan
Dokumentasi Sebelum Inokulasi
Setelah Inokulasi

4. Kelompok 4
Nama Bakteri Staphylococcus aureus
Bentuk Media
dan Metode Nutrient Agar, Plat Agar Miring, Goresan Rapat Zigzag
Inokulasi
Waktu inokulasi Selasa, 28 November 2017
Waktu pengamatan Rabu, 29 November 2017
Parameter Sebelum inokulasi Kuning
Warna media
Pengamatan Setelah inokulasi Kuning agak pekat
Warna koloni Putih
Letak koloni Di atas permukaan

Dokumentasi

Nama Bakteri Bacillus subtilis


Bentuk Media
dan Metode Nutrient Agar, Plat Agar Miring, Goresan Rapat Zigzag
Inokulasi
Parameter Waktu inokulasi Selasa, 28 November 2017
Waktu pengamatan Rabu, 29 November 2017
Pengamatan
Sebelum inokulasi Kuning
Warna media
Setelah inokulasi Kuning
Warna koloni Putih
Letak koloni Di atas permukaan

Dokumentasi

5. Kelompok 5
Nama Bakteri Pseudomonas aeruginosa
Bentuk Media
dan Metode Nutrient Agar, Plat Agar Miring, Goresan Rapat Zigzag
Inokulasi
Waktu inokulasi Selasa, 28 November 2017 Jam 10.00 WIB
Waktu pengamatan Rabu, 29 November 2017 Jam 14.00 WIB
Parameter Sebelum inokulasi Coklat Kekuningan
Warna media
Pengamatan Setelah inokulasi Kuning jernih
Warna koloni Putih
Letak koloni Diatas permukaan sepanjang arah zigzag
Sebelum Inokulasi

Setelah Inokulasi
Dokumentasi

Nama Bakteri Escherichia Coli


Bentuk Media
dan Metode Nutrient Agar, Plat Agar Miring, Goresan Rapat Zigzag
Inokulasi
Waktu inokulasi Selasa, 28 November 2017 Jam 10.00 WIB
Waktu pengamatan Rabu, 29 November 2017 Jam 14.00 WIB
Parameter Sebelum inokulasi Coklat Kekuningan
Warna media
Pengamatan Setelah inokulasi Kuning jernih
Warna koloni Putih
Letak koloni Diatas permukaan sepanjang arah zigzag
Sebelum Inokulasi

Setelah Inokulasi
Dokumentasi

6. Kelompok 6
Nama Bakteri Staphylococcus aureus
Bentuk Media
dan Metode Nutrient Agar, Plat Agar Miring, Goresan Rapat Zigzag
Inokulasi
Waktu inokulasi Selasa, 28 November 2017 Jam 11.30 WIB
Waktu pengamatan Rabu, 29 November 2017 Jam 10.30 WIB
Parameter Sebelum inokulasi Coklat
Warna media
Setelah inokulasi Coklat kekuningan
Pengamatan Warna koloni Putih
Letak koloni Di atas
Sebelum inokulasi

Dokumentasi
Sesudah inokulasi

Nama Bakteri Bacillus Subtilis


Bentuk Media
dan Metode Nutrient Agar, Plat Agar Miring, Goresan Rapat Zigzag
Inokulasi
Waktu inokulasi Selasa, 28 November 2017 Jam 11.30 WIB
Waktu pengamatan Rabu, 29 November 2017 Jam 10.30 WIB
Parameter Sebelum inokulasi Coklat
Warna media
Pengamatan Setelah inokulasi Coklat kekuningan
Warna koloni Putih
Letak koloni Di atas
Dokumentasi Sebelum inokulasi
Sesudah inokulasi

7. Kelompok 7
Nama Bakteri Staphylococcus aureus
Bentuk Media
dan Metode Nutrient Agar, Plat Agar Miring, Goresan Rapat Zigzag
Inokulasi
Waktu inokulasi Selasa, 28 November 2017 Jam 10.30 WIB
Waktu pengamatan Rabu, 29 November 2017 Jam 10.30 WIB
Parameter Sebelum inokulasi Kuning jernih
Warna media
Pengamatan Setelah inokulasi Kuning jernih
Warna koloni Putih
Letak koloni Di atas permukaan

Dokumentasi

Nama Bakteri Bacillus subtilis


Bentuk Media
dan Metode Nutrient Agar, Plat Agar Miring, Goresan Rapat Zigzag
Inokulasi
Waktu inokulasi Selasa, 28 November 2017 Jam 10.30 WIB
Waktu pengamatan Rabu, 29 November 2017 Jam 10.30 WIB
Parameter Sebelum inokulasi Kuning jernih
Warna media
Pengamatan Setelah inokulasi Kuning jernih
Warna koloni Putih
Letak koloni Di atas permukaan

Dokumentasi

5.4 Plat agar tegak


1. Kelompok 1
Nama Bakteri Pseudomonas aeruginosa
Bentuk Media
dan Metode Nutrient Agar, Plat Agar Tegak, Menusukan Jarum Ose
Inokulasi
Waktu inokulasi Selasa, 28 November 2017
Waktu pengamatan Rabu, 29 November 2017
Parameter Sebelum inokulasi Kuning jernih
Warna media
Pengamatan Setelah inokulasi Kuning
Warna koloni putih
Letak koloni Sepanjang tusukan jarum ose lurus

Dokumentasi
Nama Bakteri Escherichia Coli
Bentuk Media
dan Metode Nutrient Agar, Plat Agar Tegak, Menusukan Jarum Ose
Inokulasi
Waktu inokulasi Selasa, 28 November 2017
Waktu pengamatan Rabu, 29 November 2017
Parameter Sebelum inokulasi Kuning jernih
Warna media
Pengamatan Setelah inokulasi Kuning
Warna koloni Putih
Letak koloni Sepanjang tusukan jarum ose lurus

Dokumentasi

2. Kelompok 2
Nama Bakteri Staphylococcus aureus
Bentuk Media Nutrient Agar, Plat Agar Tegak, Menusukan Jarum Ose
dan Metode
Inokulasi
Waktu inokulasi Selasa, 28 November 2017
Waktu pengamatan Rabu, 29 November 2017
Parameter Sebelum inokulasi Kuning jernih
Warna media
Pengamatan Setelah inokulasi Kuning agak keruh
Warna koloni putih
Letak koloni Sepanjang tusukan jarum ose lurus

Dokumentasi

Nama Bakteri Bacillus Subtilis


Bentuk Media
dan Metode Nutrient Agar, Plat Agar Tegak, Menusukan Jarum Ose
Inokulasi
Waktu inokulasi Selasa, 28 November 2017
Waktu pengamatan Rabu, 29 November 2017
Parameter Sebelum inokulasi Kuning jernih
Warna media
Pengamatan Setelah inokulasi Kuning
Warna koloni Putih
Letak koloni Sepanjang tusukan jarum ose lurus
Dokumentasi

3. Kelompok 3
Nama Bakteri Pseudomonas aeruginosa
Bentuk Media
dan Metode Nutrient Agar, Plat Agar Tegak, Menusukan Jarum Ose
Inokulasi
Waktu inokulasi Selasa, 28 November 2017
Waktu pengamatan Rabu, 29 November 2017
Parameter Sebelum inokulasi Kuning pekat bening
Warna media
Pengamatan Setelah inokulasi Kuning
Warna koloni Putih
Letak koloni Sepanjang tusukan
Dokumentasi Sebelum Inokulasi

Setelah Inokulasi
Nama Bakteri Escherichia Coli
Bentuk Media
dan Metode Nutrient Agar, Plat Agar Tegak, Menusukan Jarum Ose
Inokulasi
Waktu inokulasi Selasa, 28 November 2017
Waktu pengamatan Rabu, 29 November 2017
Parameter Sebelum inokulasi Kuning pekat bening
Warna media
Pengamatan Setelah inokulasi Kuning
Warna koloni Putih
Letak koloni Sepanjang tusukan
Sebelum Inokulasi

Dokumentasi

Setelah Inokulasi
4. Kelompok 4
Nama Bakteri Staphylococcus aureus
Bentuk Media
dan Metode Nutrient Agar, Plat Agar Tegak, Menusukan Jarum Ose
Inokulasi
Waktu inokulasi Selasa, 28 November 2017
Waktu pengamatan Rabu, 29 November 2017
Parameter Sebelum inokulasi Kuning
Warna media
Pengamatan Setelah inokulasi Kuning
Warna koloni Putih
Letak koloni Sepanjang tusukan jarum ose tegak

Dokumentasi

Nama Bakteri Bacillus subtilis


Bentuk Media
dan Metode Nutrient Agar, Plat Agar Tegak, Menusukan Jarum Ose
Inokulasi
Waktu inokulasi Selasa, 28 November 2017
Waktu pengamatan Rabu, 29 November 2017
Parameter Sebelum inokulasi Kuning
Warna media
Pengamatan Setelah inokulasi Kuning
Warna koloni Putih
Letak koloni Sepanjang tusukan jarum ose tegak

Dokumentasi

5. Kelompok 5
Nama Bakteri Pseudomonas aeruginosa
Bentuk Media Nutrient Agar, Plat Agar Tegak, Menusukan Jarum Ose
dan Metode
Inokulasi
Waktu inokulasi Selasa, 28 November 2017 Jam 10.00 WIB
Waktu pengamatan Rabu, 29 November 2017 Jam 14.00 WIB
Parameter Sebelum inokulasi Coklat Kekuningan
Warna media
Pengamatan Setelah inokulasi Kuning jernih
Warna koloni Putih
Letak koloni Diatas permukaan
Sebelum Inokulasi

Dokumentasi
Setelah Inokulasi

Nama Bakteri Escherichia Coli


Bentuk Media
dan Metode Nutrient Agar, Plat Agar Tegak, Menusukan Jarum Ose
Inokulasi
Waktu inokulasi Selasa, 28 November 2017 Jam 10.00 WIB
Waktu pengamatan Rabu, 29 November 2017 Jam 14.00 WIB
Parameter Sebelum inokulasi Coklat Kekuningan
Warna media
Pengamatan Setelah inokulasi Kuning jernih
Warna koloni Putih
Letak koloni Sepanjang arah tusukan
Dokumentasi Sebelum Inokulasi
Setelah Inokulasi

6. Kelompok 6
Nama Bakteri Staphylococcus aureus
Bentuk Media
dan Metode Nutrient Agar, Plat Agar Tegak, Menusukan Jarum Ose
Inokulasi
Waktu inokulasi Selasa,28 Novermber 2017 Jam 11.30WIB
Waktu pengamatan Rabu, 29 November 2017 Jam 10.30 WIB
Parameter Sebelum inokulasi Coklat
Warna media
Pengamatan Setelah inokulasi Coklat kekuningan
Warna koloni Putih
Letak koloni Di atas
Dokumentasi Sebelum inokulasi

Sesudah inokulasi
Nama Bakteri Bacillus Subtilis
Bentuk Media
dan Metode Nutrient Agar, Plat Agar Tegak, Menusukan Jarum Ose
Inokulasi
Waktu inokulasi Selasa, 28 November 2017 Jam 11.30 WIB
Waktu pengamatan Rabu, 29 November 2017 Jam 10.30 WIB
Parameter Sebelum inokulasi Coklat
Warna media
Pengamatan Setelah inokulasi Coklat kekuningan
Warna koloni Putih
Letak koloni Di atas
Sebelum inokulasi

Dokumentasi Sesudah inokulasi


7. Kelompok 7
Nama Bakteri Staphylococcus aureus
Bentuk Media
dan Metode Nutrient Agar, Plat Agar Tegak, Menusukan Jarum Ose
Inokulasi
Waktu inokulasi Selasa, 28 November 2017 Jam 10.30 WIB
Waktu pengamatan Rabu, 29 November 2017 Jam 10.30 WIB
Parameter Sebelum inokulasi Kuning Jernih
Warna media
Pengamatan Setelah inokulasi Kuning Jernih
Warna koloni Putih
Letak koloni Aerob Fakultatif

Dokumentasi

Nama Bakteri Bacillus subtilis


Bentuk Media
dan Metode Nutrient Agar, Plat Agar Tegak, Menusukan Jarum Ose
Inokulasi
Waktu inokulasi Selasa, 28 November 2017 Jam 10.30 WIB
Waktu pengamatan Rabu, 29 November 2017 Jam 10.30 WIB
Parameter Sebelum inokulasi Kuning Jernih
Warna media
Pengamatan Setelah inokulasi Kuning Jernih
Warna koloni Putih
Letak koloni Aerob

Dokumentasi

5.5 Media Cair


1. Kelompok 1
Nama Bakteri Pseudomonas aeruginosa
Bentuk Media
dan Metode Nutrient Broth, Media Cair, Suspensi
Inokulasi
Waktu inokulasi Selasa, 28 November 2017
Waktu pengamatan Rabu, 29 November 2017
Parameter Sebelum inokulasi Kuning pucat
Warna media
Pengamatan Setelah inokulasi Putih keruh
Warna koloni Putih keruh
Letak koloni Di atas (mengapung)

Dokumentasi

Nama Bakteri Escherichia Coli


Bentuk Media
dan Metode Nutrient Broth, Media Cair, Suspensi
Inokulasi
Waktu inokulasi Selasa, 28 November 2017
Waktu pengamatan Rabu, 29 November 2017
Parameter Sebelum inokulasi Kuning bening
Warna media
Pengamatan Setelah inokulasi Kuning
Warna koloni Putih
Letak koloni Di permukaan media
Dokumentasi

2. Kelompok 2
Nama Bakteri Staphylococcus aureus
Bentuk Media
dan Metode Nutrient Broth, Media Cair, Suspensi
Inokulasi
Waktu inokulasi Selasa, 28 November 2017
Waktu pengamatan Rabu, 29 November 2017
Parameter Sebelum inokulasi Kuning bening
Warna media
Pengamatan Setelah inokulasi Putih keruh
Warna koloni Putih keruh
Letak koloni Diatas (mengapung)
Dokumentasi

Nama Bakteri Bacillus Subtilis


Bentuk Media
dan Metode Nutrient Broth, Media Cair, Suspensi
Inokulasi
Waktu inokulasi Selasa, 28 November 2017
Waktu pengamatan Rabu, 29 November 2017
Parameter Sebelum inokulasi Kuning pucat
Warna media
Pengamatan Setelah inokulasi Kuning bening
Warna koloni Putih
Letak koloni Di permukaan

Dokumentasi
3. Kelompok 3
Nama Bakteri Pseudomonas aeruginosa
Bentuk Media
dan Metode Nutrient Broth, Media Cair, Suspensi
Inokulasi
Waktu inokulasi Selasa, 28 November 2017
Waktu pengamatan Rabu, 29 November 2017
Parameter Sebelum inokulasi Kuning pudar bening
Warna media
Pengamatan Setelah inokulasi Bening keruh
Warna koloni Putih keruh
Letak koloni Di atas permukaan
Sebelum Inokulasi

Dokumentasi

Setelah Inokulasi
Nama Bakteri Escherichia Coli
Bentuk Media
dan Metode Nutrient Broth, Media Cair, Suspensi
Inokulasi
Waktu inokulasi Selasa, 28 November 2017
Waktu pengamatan Rabu, 29 November 2017
Parameter Sebelum inokulasi Kuning pudar bening
Warna media
Pengamatan Setelah inokulasi Bening keruh
Warna koloni Putih transparan
Letak koloni Di atas permukaan
Sebelum Inokulasi

Dokumentasi
Setelah Inokulasi

4. Kelompok 4
Nama Bakteri Staphylococcus aureus
Bentuk Media
dan Metode Nutrient Broth, Media Cair, Suspensi
Inokulasi
Waktu inokulasi Selasa, 28 November 2017
Waktu pengamatan Rabu, 29 November 2017
Parameter Sebelum inokulasi Kuning pudar
Warna media
Pengamatan Setelah inokulasi Kuning keruh
Warna koloni Putih
Letak koloni Di bawah permukaan media

Dokumentasi

Nama Bakteri Bacillus subtilis


Bentuk Media
dan Metode Nutrient Broth, Media Cair, Suspensi
Inokulasi
Waktu inokulasi Selasa, 28 November 2017
Waktu pengamatan Rabu, 29 November 2017
Parameter Sebelum inokulasi Kuning pudar
Warna media
Pengamatan Setelah inokulasi Kuning keruh
Warna koloni Putih
Letak koloni Diatas permukaan media

Dokumentasi

5. Kelompok 5
Nama Bakteri Pseudomonas aeruginosa
Bentuk Media
dan Metode Nutrient Broth, Media Cair, Suspensi
Inokulasi
Waktu inokulasi Selasa, 28 November 2017 Jam 10.00 WIB
Waktu pengamatan Rabu, 29 November 2017 Jam 14.00 WIB
Sebelum inokulasi Coklat Kekuningan
Parameter Warna media
Setelah inokulasi Kuning Pudar
Pengamatan Warna koloni Putih
Di bawah permukaan (mengendap) dan di
Letak koloni
atas permukaan
Dokumentasi Sebelum Inokulasi
Setelah Inokulasi

Nama Bakteri Escherichia Coli


Bentuk Media
dan Metode Nutrient Broth, Media Cair, Suspensi
Inokulasi
Waktu inokulasi Selasa, 28 November 2017 Jam 10.00 WIB
Waktu pengamatan Rabu, 29 November 2017 Jam 14.00 WIB
Parameter Sebelum inokulasi Coklat Kekuningan
Warna media
Pengamatan Setelah inokulasi Kuning Pudar
Warna koloni Putih
Letak koloni Di dasar dan permukaan media
Sebelum Inokulasi

Dokumentasi
Setelah Inokulasi
6. Kelompok 6
Nama Bakteri Staphylococcus aureus
Bentuk Media
dan Metode Nutrient Broth, Media Cair, Suspensi
Inokulasi
Waktu inokulasi Selasa, 28 November 2017 Jam 11.30 WIB
Waktu pengamatan Rabu, 29 November 2017 Jam 10.30 WIB
Parameter Sebelum inokulasi Kuning muda
Warna media
Pengamatan Setelah inokulasi Kuning pudar
Warna koloni Putih
Letak koloni Di bawah
Sebelum inokulasi

Dokumentasi Sesudah inokulasi


Nama Bakteri Bacillus Subtilis
Bentuk Media
dan Metode Nutrient Broth, Media Cair, Suspensi
Inokulasi
Waktu inokulasi Selasa, 28 November 2017 Jam 11.30 WIB
Waktu pengamatan Rabu, 29 November 2017 Jam 10.30 WIB
Parameter Sebelum inokulasi Kuning muda
Warna media
Pengamatan Setelah inokulasi Kuning pudar
Warna koloni Putih
Letak koloni Di bawah
Sebelum inokulasi

Dokumentasi Sesudah inokulasi

7. Kelompok 7
Nama Bakteri Staphylococcus aureus
Bentuk Media Nutrient Broth, Media Cair, Suspensi
dan Metode
Inokulasi
Waktu inokulasi Selasa, 28 November 2017 Jam 10.30 WIB
Waktu pengamatan Rabu, 29 November 2017 Jam 10.30 WIB
Parameter Sebelum inokulasi Kuning muda
Warna media
Pengamatan Setelah inokulasi Putih keruh
Warna koloni Putih
Letak koloni Di bawah (mengendap)

Dokumentasi

Nama Bakteri Bacillus subtilis


Bentuk Media
dan Metode Nutrient Broth, Media Cair, Suspensi
Inokulasi
Waktu inokulasi Selasa, 28 November 2017 Jam 10.30 WIB
Waktu pengamatan Rabu, 29 November 2017 Jam 10.30 WIB
Sebelum inokulasi Kuning muda
Parameter Warna media
Setelah inokulasi Putih keruh
Pengamatan Warna koloni Putih
Permukaan cairan dan di bawah
Letak koloni
(mengendap)
Dokumentasi

VI. Pembahasan
Pada percobaan ini yang dilakukan yaitu inokulasi dan peremajaan biakan
dalam media padat dan cair. Pada percobaan ini harus dilakukan secara teknik
aspetis yaitu dengan cara meja tempat peremajan bakteri harus bersih dan dalam
keadaan steril, dengan cara meja untuk peremajaan bakteri dibersihkan dengan
alkohol 70% bertujuan untuk mencegah tidak terjadinya kontaminasi saat
melakukan peremajan bakteri. Setelah meja dibersihkan dengan alkohol 70%
dan nyalakan dua api bunsen dengan dengan jarak 30 cm yang bertujuan untuk
mengurangi kontaminasi selama melakukan peremajan bakteri.
Pada percobaan ini media Nutrient agar dan Nutrient borth yang telah
disterilisasikan kemudian didinginkan dan membentuk media padat, media yang
membentuk padat lalu dipanaskan di hot plate bertujuan untuk mencairkan
media yang akan digunakan dalam peremajan bakteri, Media Nutrient agar dan
Nutrient borth berfungsi sebagai tempat peremajaan bakteri dan tempat
pertumbuhan koloni bakteri. Selama peremajan bakteri harus dilakukan secara
teknik aspetis berfungsi agar saat inokulasi, bahan serta alat gelas yang
digunakan tetap steril. Setelah media mencair disiapkan cawan petri, tabung
reaksi yang digunakan untuk tempat peremajan bakteri.
Pada percobaan ini dilakukan berbagai macam bentuk media peremajan
bakteri yaitu dengan cara penamaan bakteri pada permukaan media plat agar
yang ada di dalam cawan petri menggunakan metode dua cara yaitu cara apusan
dan cara gores dengan menggunakan cooton bath steril, fungsi media plat agar
untuk melihat morfologi, koloni dan untuk melihat bakteri aerob dan anaerob.
Pada peremajan media miring pada media nutrient agar 5 ml cair 50 oC dan
dimasukkan ke dalam tabung reaksi steril dan saat pengambilan bakteri
menggunakan jarum ose bundar harus diflambir terlebih dahulu, lalu letakkan
miring pada papan miring sehingga media menjadi padat saat melakukan
penamaan bakteri yaitu dengan cara zig-zag agar memperoleh goresan yang
rapat agar koloni yang terbentuk tersebar merata, tampak jelas dan tidak
bertumpukan. Pada media tegak menggunakan Nutrient agar 10 ml cair 50oC
saat menamakan bakteri dengan cara menusukan jarum ose ke media sampai
dasar tabung sebelum pengambilan bakteri harus diflambir terlebih dahulu, dan
pada media cair menggunakan nutrient borth 10 ml pada suhu kamar, sebelum
menanamkan bakteri jarum ose terlebih dahulu diflambir. Setelah semua sudah
dimasukan kemudian diamkan beberapa menit sampai media menjadi padat.
Jarum ose diflambir terlebih dahulu berfungsi untuk mensterilkan jarum
sebelum digunakan untuk mengambil bakteri. Pada saat memasukan media dan
bakteri kedalam alat yang akan digunakan untuk peremajaan bakteri harus
dilakukan ditengah tengah api bunsen bertujuan untuk mensterilisasikan alat
dan bahan dari kontaminasi mikroba yang dapat mempengaruhi peremajaaan
bakteri. Pada pengambilan bakteri dan penamanan bakteri, dilakukan pada
mulut tabung reaksi maupun cawan petri diflambir kembali dan disumbat
dengan kapas berfungsi untuk mensterilisasi tabung dan biakan dari
mikroorganisme lain. Lalu disimpan ke dalam inkubator pada suhu 37 oC dan
diamati bentuk koloni yang terbentuk setelah diinkubasi selama 24 jam.
Inkubator bertujuan sebagai tempat penyimpanan steril dengan membantu
optimum bakteri untuk tumbuh.
Pada hasil pengamatan media dari inkubator selama 24 jam adalah :
a.Escherichia coli
E. Coli merupakan bakteri fakultatif anaerob, kemoorganotropik,
mempunyai tipe metabolisme fermentasi dan respirasi tetapi
pertumbuhannya paling sedikit banyak di bawah keadaan anaerob.
Pertumbuhan yang baik pada suhu optimal 370oC pada media yang
mengandung 1% peptone sebagai sumber karbon dan nitrogen. E. Coli
memfermentasikan laktosa dan memproduksi indol yang digunakan untuk
mengidentifikasikan bakteri pada makanan dan air. E. coli berbentuk besar
(2-3 mm), circular, konveks dan koloni tidak berpigemen pada nutrient dan
media darah. E. Coli dapat bertahan hingga suhu 600oC selama 15 menit
atau pada 550oC selama 60 menit.

Gambar Escherichia coli


Escherichia coli salah satu jenis spesies utama bakteri gram negatif.
Kebanyakan E. Coli tidak berbahaya, tetapi beberapa, seperti E. Coli tipe
O157:H7, dapat mengakibatkan keracunan makanan yang serius pada
manusia. E. Coli yang tidak berbahaya dapat menguntungkan manusia
dengan memproduksi vitamin K2, atau dengan mencegah baketri lain di
dalam usus (Dwidjoseputro,1998).
1. Escherichia coli pada media tegak
Bakteri tumbuh pada sepanjang permukaan media tusukan dan
koloni berwarna putih dengan media berwarna kuning jernih.
Pertumbuhan bakteri Escherichia coli bersifat aerob yaitu bakteri yang
membutuhkan oksigen untuk memenuhi kebutuhan hidupnya seperti
untuk pertumbuhan, respirasi, dan bereproduksi.
2. Escherichia coli pada media cair
Bakteri tumbuh di bawah permukaan media cair sehingga memiliki
warna koloni putih dan media berwarna kuning pudar. Pertumbuhan
bakteri Escherichia coli anaerob ini merupakan organisme yang tumbuh
tanpa oksigen molekular.
3. Escherichia coli pada media miring
Bakteri tumbuh diatas permukaan media mengikuti arah bentuk
zig-zag dan koloni berwarna putih dengan media berwarna kuning
jernih. Pertumbuhan bakteri bersifat aerob yaitu bakteri yang
membutuhkan oksigen untuk memenuhi kebutuhan hidupnya seperti
untuk pertumbuhan, respirasi, dan bereproduksi.
4. Escherichia coli pada plat agar
Bakteri tumbuh pada permukaan agar mengikut arah apusan dan
goresan, warna koloni putih dan warna kuning jernih, bakteri ini bersifat
aerob yaitu bakteri yang membutuhkan oksigen untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya seperti untuk pertumbuhan, respirasi, dan
bereproduksi.
b. Pseudomonas aeruginosa
Bakteri Pseudomonas termasuk golongan bakteri gram negatif. Bakteri
ini terlihat sebagai bakteri tunggal, berpasangan, dan terkadang membentuk
rantai yang pendek, katalase positif, oksidase positif, tidak mampu
memfermentasi tetapi dapat mengoksidasi glukosa/karbohidrat lain, tidak
berspora, tidak mempunyai selubung (sheat) dan mempunyai flagel
monotrika (flagel tunggal pada kutub) sehingga selalu bergerak, membentuk
biofilm untuk membantu kelangsungan hidupnya saat membentuk koloni
pada paru-paru manusia, koloni yang dibentuk halus bulat dengan warna
fluoresensi yang kehijau-hijauan (Schlegel,1994).

Gambar Pseudomonas aeruginosa


1. Pseudomonas aeruginosa pada plat media tegak
Bakteri tumbuh pada atas permukaan media, warna koloni
berwarna putih dan media berwarna kuning jernih. Pertumbuhan bakteri
Pseudomonas aeruginosa bersifat aerob yaitu bakteri yang
membutuhkan oksigen untuk memenuhi kebutuhan hidupnya seperti
untuk pertumbuhan, respirasi, dan bereproduksi.
2. Pseudomonas aeruginosa pada media cair
Bakteri tumbuh diatas permukaan dan dibawah permukaan media,
warna koloni berwarna kuning pudar dan warna koloni berwarna putih.
Pertumbuhan bakteri Pseudomonas aeruginosa bersifat anaerob
fakultatif, yaitu mikroba yang dapat tumbuh dengan atau tanpa adanya
oksigen.

3. Pseudomonas aeruginosa pada media miring


Bakteri tumbuh diatas permukaan sepanjang arah zig-zag, warna
koloni berwarna putih dan media berwarna kuning jernih. Pertumbuhan
bakteri Pseudomonas aeruginosa bersifat aerob yaitu bakteri yang
membutuhkan oksigen untuk memenuhi kebutuhan hidupnya seperti
untuk pertumbuhan, respirasi, dan bereproduksi.
4. Pseudomonas aeruginosa pada plat agar
Bakteri tumbuh pada permukaan media mengikut arah apusan dan
goresan, warna koloni putih dan warna kuning jernih, bakteri ini bersifat
aerob yaitu bakteri yang membutuhkan oksigen untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya seperti untuk pertumbuhan, respirasi, dan
bereproduksi.
c. Staphylococcus aureus (S.aures)
Bakteri Staphylococcus aureus merupakan gram positif yang
menghasilkan pigmen kuning, bersifat aerob fakultatif, tidak menghasilkan
spora dan tidak motif. Umumnya tumbuh berpasangan maupun
berkelompok dengan diameter sekitar 0.8-1.0 μm. Biasanya bakteri ini
terdapat pada saluran pernapasan dan kulit. Staphylococcus aureus mudah
tumbuh pada berbagai macam-macam media, bermetabolisme aktif dengan
meragikan karbohidrat dan menghasilkan pigmen yang bervariasi mulai dari
pigmen berwarna putih sampai kuning tua. Bakteri Staphylococcus aureus
sebagian menjadi anggota flora normal kulit dan selaput lendir pada
manusia, sebagian lagi menjadi bakteri patogen yang menyebabkan
bermacam-macam penyakit atau gangguan dalam tubuh. Infeksi
Staphylococcus aureus diasosiasikan dengan beberapa kondisi patologi,
diantaranya bisul, jerawat, pneumonia, meningitis, dan arthritits. Sebagian
besar penyakit yang disebabkan oleh bakteri ini memproduksi nanah, oleh
karena itu bakteri ini disebut piogenik (Jawetz,2007).

Gambar Staphylococcus aureus


1. Staphylococcus aureus pada plat agar
Bakteri ini membentuk bulatan-bulatan yang bersatu mengikuti
goresan-goresan yang dibuat oleh praktikan. Bakteri ini tampak
berwarna putih atau krem dan berada diatas permukaan plat. Bakteri ini
bersifat aerob fakultatif. Bakteri aerob fakultatif adalah organisme yang
masih bisa hidup ditempat yang mengandung oksigen maupun tempat
yang tidak mengandung oksigen. Karena sifatnya itu, bakteri ini dapat
tumbuh baik dimedia plat, media miring, media tegak dan media cair.
2. Staphylococcus aureus pada agar miring
Bakteri ini tumbuh diatas permukaan agar sesuai dengan goresan
yang diberikan diatas permukaan agar dan tidak ada bakteri yang tembus
ke bawah permukaan agar. Karena itu, bakteri ini bersifat aerob.
3. Staphylococcus aureus pada agar tegak
Bakteri ini tumbuh diatas permukaan agar sampai kedasar tabung
sesuai dengan tusukan yang diberikan. Karena iu bersifat aerob fakultatif
yang artinya bisa hidup tanpa adanya oksigen.
4. Staphylococcus aureus pada media cair
Bakteri ini tumbuh hampir diseluruh media cair tetapi banyak
koloni yang mengendap dibawah permukaan media. Warna media
berubah menjadi agak keruh dan ini menandakan bahwa bakteri tumbuh
didalam media. Walaupun dimedia cair, bakteri ini akan tetap tumbuh
karena bersifat aerob fakultatif.
d. Bacillus subtilis
Bacillus subtilis merupakan bakteri gram-positif yang berbentuk
batang, dan secara alami sering ditemukan di tanah dan vegetasi. Bacillus
subtilis tumbuh di berbagai mesophilic suhu berkisar 25-35 derajat Celsius.
Bacillus subtilis juga telah berevolusi sehingga dapat hidup walaupun di
bawah kondisi keras dan lebih cepat mendapatkan perlindungan terhadap
stres situasi seperti kondisi pH rendah (asam), bersifat alkali, osmosa, atau
oxidative kondisi, dan panas atau etanol. Bakteri ini hanya memiliki satu
molekul DNA yang berisi seperangkat set kromosom. DNAnya berukuran
BP 4214814 (4,2 Mbp) (TIGR CMR) 4,100 kode gen protein. Beberapa
keunggulan dari bakteri ini adalah mampu mensekresikan antibiotik dalam
jumlah besar ke luar dari sel (Junaidi, 2010).
Bacillus subtilis merupakan bakteri gram-positif yang berbentuk
batang, dan secara alami sering ditemukan di tanah dan vegetasi. Bakteri ini
diklasifikasikan sebagai obligat anaerob dengan warna koloni putih.
Beberapa keunggulan dari bakteri ini adalah mampu mensekresikan
antibiotik dalam jumlah besar ke luar dari sel (Dwidjoseputro,1998).

Gambar Bacillus subtilis


1. Bacillus subtilis pada plat agar
Bakteri ini tumbuh diatas permukaan media, ini menunjukkan
bahwa bakteri ini bersifat aerob. Aerob ini adalah organisme yang
membutuhkan oksigen ini ditunjukkan dengan pertumbuhan bakteri
yang menuju keatas untuk mendapatkan oksigen yang lebih banyak
dengan warna koloni putih.
2. Bacillus subtilis pada agar miring
Bakteri ini tumbuh diatas permukaan agar miring sesuai dengan
goresan yang diberikan. Warna bakteri ini adalah putih dan bakteri ini
memiliki sifat aerob. Pada agar miring ini, pertumbuhan bakteri banyak
sama halnya dengan pertumbuhan bakteri pada media plat karena agar
miring ini memungkinkan tersentuh oleh oksigen untuk mendapatkan
nutrisi bagi bakteri.
3. Bacillus subtilis pada agar tegak
Pertumbuhan bakteri pada media tegak lebih sedikit dibandingkan
dengan pertumbuhan bakteri pada media plat agar dan media miring.
Bakteri ini tumbuh melintang ke dalam media tegak hingga hampir dasar
tabung tetapi pertumbuhan bakteri pada permukaan agar lebih banyak.
Ini karena bakteri bersifat aerob yang bergerak ke atas untuk
mendapatkan oksigen sehingga pertumbuhan bakteri ini lebih banyak
tumbuh diatas permukaan media tegak ini.
4. Bacillus subtilis pada media cair
Warna media nutrient broth menjadi agak keruh setelah
dimasukkan bakteri, ini menunjukkan bahwa bakteri ini tumbuh dimedia
cair secara menyebar. Bakteri pun tumbuh diatas permukaan media cair
ini dikarenakan bakteri bergerak ke atas untuk mendapatkan oksigen
lebih banyak.
Jadi hasil perbandingan pengamatan dari kelompok 1, 3, dan 5 pada
percobaan menggunakan bakteri Escherichia coli, diperoleh hasil pengamatan
letak pertumbuhan bakteri yang berbeda, pada media tegak dan cair, terdapat
perbedaan letak pertumbuhan bakteri karena adanya pengaruh pengerjaan yang
tidak aseptik, adanya alat yang kurang bersih dan dapat dipengaruhi dari proses
falmbir alat untuk mengambil bakteri, maupun peremajaan bakteri yang kurang
aseptic. Pada media miring dan media plat diperoleh hasil pertumbuhan letak
bakteri yang sama pengerjaan ini sesuai teknis pengerjaan yang aseptik yang
dapat mempengaruhi pertumbuhan bakteri karena pertumbuhan bakteri dapat
pengaruhi suhu dan kelembapan yang dapat mempengaruhi percepatan bakteri.
Escherichia coli merupakan bakteri gram negatif yang tidak mempertahankan
zat warna kristal violet sewaktu proses pewarnaan gram sehingga akan
berwarna merah bila diamati dengan mikroskop (Harti, 2012).
Hasil perbandingan pengamatan dari kelompok 1, 3, dan 5 pada percobaan
menggunakan bakteri Pseudomonas aeruginosa, pada percobaan ini letak
pertumbuhan bakteri pada media tegak, media miring dan media plat adanya
letak pertumbuhan bakteri yang sama dan memiliki perbedaan dalam warna
koloni dan warna media, hal ini dipengaruhi adanya perbedaan dalam
menyimpulkan dalam pengamatan warna. Pada media cair adanya perbedaan
letak pertumbuhan dan memiliki warna koloni dan media yang berbeda.
Adanya hasil yang berbeda dipengaruhi pada proses peremajan bakteri sehingga
adanya kontaminasi mikroganisme pada alat dan bahan. Bakteri Pseudomonas
aeruginosa merupakan bakteri gram negatif, berbentuk batang lurus atau
lengkung berukuran sekitar 0,6 x 2 µm, ditemukan tunggal, berpasangan, dan
kadang-kadang membentuk rantai pendek, tidak memiliki spora, tidak
mempunyai selubung (sheath), serta mempunyai flagel. Bakteri Pseudomonas
aeruginosa memiliki dua atau tiga flagel sehingga selalu bergerak.
Pseudomonas aeruginosa merupakan bakteri aerob yang dapat tumbuh dengan
mudah pada banyak jenis media pembiakan, karena memiliki kebutuhan nutrisi
yang sangat sederhana, koloni Pseudomonas aeruginosa mengeluarkan bau
manis atau menyerupai anggur yang dihasilkan amino asetat fenon (Pelczar,
1998).
Hasil perbandingan pengamatan dari kelompok 2, 4, 6, dan 7 pada
percobaan menggunakan bakteri Staphylococcus aureus dan Bacillus subtilis,
pada pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dan Bacillus subtilis pada plat
agar letak pertumbuhan bakteri berada diatas permukaan bakteri bersifat aerob
bahwa bakteri ini tumbuh membutuhkan oksigen. Pada pertumbuhan bakteri
Staphylococcus aureus dan Bacillus subtilis pada media miring letak
pertumbuhan bakteri berada diatas permukaan dan pada pengamatan ini warna
media dan warna koloni berbeda disebabkan adanya pengaruh kontaminasi
selama penamanan bakteri yaitu faktor berupa pengerjaan yang kurang aseptis
sehingga pada warna media dan warna koloni dalam pertumbuhan bakteri
menghasilkan warna berbeda. Pada pertumbuhan bakteri Staphylococcus
aureus dan Bacillus subtilis pada media tegak, pertumbuhan bakteri
Staphylococcus aureus pada media tegak ada letak pertumbuhan bakteri yang
berbeda adanya pengaruh dari proses penamanan bakteri yang kurang aseptis
sehingga alat maupun bahan adanya kontaminasi yang dapat mempengaruhi
proses dalam permajan bakteri. Pada pertumbuhan bakteri Staphylococcus
aureus dan Bacillus subtilis pada media cair dengan menggunakan nutrient
broth setelah disimpulkan dari kelompok 2, 4, 6, dan 7 bakteri Staphylococcus
aureus tidak sama letaknya, tetapi rata-rata letak bakteri tersebar dimedia cair
dan dibawah permukaan mengendap. Hal ini menunjukkan bahwa bakteri hidup
didalam media cair serta warna koloni putih dan letak bakteri Bacillus subtilis
pada media cair berbeda-beda letaknya. Adanya perbedaan letak dipengaruhi
oleh kerja aseptis yang kurang teliti sehingga terkontaminasi mikroorganisme
dan alat bahan dan adanya kesalah pahaman menyimpulkan letak bakterinya,
tetapi yang seharusnya terjadi bakteri berada dibawah permukaan karena bakteri
Bacillus subtilis bersifat anaerob yang berarti bakteri yang hidup tanpa
membutuhkan oksigen (Dwidjoseputro, 1998).
Bakteri tedapat 2 tipe, ada bakteri gram positif dan gram negatif. Bakteri
gram negatif adalah bakteri yang tidak mempertahankan zat warna kristal violet
sewaktu proses perwarnaan gram sehingga akan berwarna merah bila diamati
dengan mikroskop. Disisi lain bakteri gram positif akan berwarna ungu.
Perbedaan keduanya didasarkan pada perbedaan struktur dinding sel dan dapat
dinyatakan oleh prosedur pewarnaan gram (Stanier, 2001).
Jadi terdapat beberapa perbedaan antara bakteri gram positif dan gram
negatif. Komposisi dinding sel gram negatif terdiri dari kandungan lipid yang
tinggi, sedangkan bakteri gram positif mengandung lipid rendah. Sifat
ketahanan terhadap antibiotik untuk gram negatif lebih kuat atau tahan,
sedangkan gram positif rentan terhadap antibiotik. Bakteri gram negatif
memiliki sifat yang kurang tahan terhadap perlakuan fisik, berbeda dengan
bakteri gram positif yang lebih tahan terhadap perlakuan fisik.
Pada pengujian ini kami melakukan pembiakan mikroba pada suatu
medium. Pada medium yang telah disterilkan, tidak terdapat mikroba dan tidak
terjadi perubahan fisik seperti perubahan warna, tidak berbau, tidak terlihat
permukaan mikroba. Hal ini menunjukkan bahwa medium yang telah
disterilisasi tidak terjadi kontaminasi mikroba. Sedangkan pada medium yang
tidak disterilisasi terlebih dahulu ditumbuhi oleh mikroorganisme dan terjadi
perubahan fisik pada medium.
Pada hasil pengamatan yang telah kami sebutkan pada medium yang
dibuat, terdapat perubahan warna seperti bercak-bercak putih, yang
menunjukkan bahwa medium terkontaminasi atau terdapat mikroorganisme
karena penambahan bakteri yang dilakukan pada medium goresan yang dibuat
terlihat melebar. Hal ini menunjukkan bahwa bakteri tersebut berkembang biak,
karena pada medium tersebut terdapat nutrisi yang dibutuhkan bakteri.

VII. Kesimpulan
Inokulasi adalah menanam inokula secara aseptik ke dalam media steril
baik pada media padat maupun media cair. Sedangkan inokula merupakan
bahan yang mengandung mikroba baik dalam keadaan cair maupun padat.
Tujuan inokulasi yaitu, untuk memurnikan, mengidentifikasi, meremajakan, dan
menyimpan mikroba. Peremajaan mikroba dilakukan dengan tujuan untuk
memperpanjang umur mikroba. Proses peremajaan yang dilakukan harus benar-
benar aseptic atau steril agar tidak terjadi kontaminasi bakteri lain pada media
biakan.
Media yang digunakan dalam inokulasi adalah media plat agar, media agar
miring, media agar tegak, dan media cair dalam tabung. Metode-metode
inokulasi mikroba yang digunakan yaitu, metode streak (gores) dan metode
swab (apus). Berdasarkan kebutuhan oksigen pada bakteri dibagi menjadi aerob,
anaerob, aerob fakultatif, anaerob fakultatif, dan mikroaerofilik.
Sifat-sifat bakteri yang dapat disimpulakan:
1. Staphylococcus aureus
a. Pada media plat agar bersifat : aerob fakultatif
b. Pada media tegak bersifat : aerob fakultatif
c. Pada media miring bersifat : aerob
d. Pada media cair bersifat : aerob fakultatif
2. Pseudomonas aeruginosa
a. Pada media plat agar bersifat : aerob
b. Pada media tegak bersifat : aerob
c. Pada media miring bersifat : aerob
d. Pada media cair bersifat : anaerob fakultatif
3. Bacillus subtilis
a. Pada media plat agar bersifat : aerob
b. Pada media tegak bersifat : aerob
c. Pada media miring bersifat : aerob
d. Pada media cair bersifat : aerob
4. Escherichia Coli
a. Pada media plat agar bersifat : aerob
b. Pada media tegak bersifat : aerob
c. Pada media miring bersifat : aerob
d. Pada media cair bersifat : anaerob

VIII. Daftar Pustaka


Suriawiria, Unus. 1986. Buku Materi Pokok Mikrobiologi modul 1-9. Jakarta:
Karunika.
Bibiana. 1994. Analisis Mikrobiologi di Laboratorium. Jakarta : Raja Grafindo
Persada.
Dwidjoseputro, D. 1994. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Djambatan, Jakarta.
John F. Anderson, et. al. 1990. Infectious but Nonpathogenic Isolate of Borrelia
burgdorferi. Journal of Clinical Microbiology. Vol. 28 (12). 2693-2699.
Hadioetomo, R.S. 1993. Mikrobiologi Dasar Dalam Praktek. Gramedia, Jakarta.
Volk , W. A & Wheeler. M. F. 1993. Mikrobiologi Dasar Jilid 1 Edisi ke 5.
Erlangga.
Pelczar dan Chan. 2008. Dasar-dasar Mikrobiologi. Jakarta : UI Press
Suhardi, S.H., Koesnandar, D. K. Indriani, H. Arnaldo. 2008. Biosafety :
Pedoman Keselamatan Kerja di Laboratorium Mikrobiologi dan Rumah
Sakit. PT. Multazam Mitra Prima.
Holt JC, Bergey DH (1994). Bergey's manual of determinative bacteriology, 9th
ed., Baltimore: Williams & Wilkins. ISBN 0-683-00603-7.
Locke, Thomas, et al. 2012. Microbiology and Infectious Disease on the move.
Jakarta Barat: PT Indeks
Jawetz, Melnick, Adelberg’s. 2005. Mikrobiologi kedokteran. Edisi 22. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Jawetz, Melnick, Adelberg’s. 2007. Mikrobiologi kedokteran. Edisi 23. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Schlegel.H.G&K. Schmidt.Mikrobiologi Umum. Yogyakarta: Gajahmada
University Press, 1994.
Dwidjoseputro, D. 1998. Dasar-dasar mikrobiologi.Djambatan : Malang
Stanier, Y.R. Dkk. 2001.The Microbial World.Prenticel Hall.Inc. EigleWood.
NewJersey
Harti,A.S. 2012. Dasar-Dasar Mikrobiologi Kesehatan. Yogyakarta: Nuha
Medika.
Pelczar, M., 1988, Dasar-Dasar Mikrobiologi, UI Press, Jakarta

Anda mungkin juga menyukai