Anda di halaman 1dari 13

Laporan Praktikum Pengelolaan Gulma

ETNOBOTANI : HERBARIUM

Oleh :

Nama : Diral Sauri


NIM : 1705101050025
Hari/jam Praktikum : 03
Kelompok : Rabu,10:00 WIB
Nama Asisten : 1.Aris Setiawan
2.Wan Surianika

LABORATORIUM ILMU GULMA


PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
FAKULTAS PERTANIAN
2019
BAB I. PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang
Herbarium merupakan suatu bukti autentik perjalanan dunia tumbuh-tumbuhan
selain berfungsi sebagai acuan identifikasi untuk mengenal suatu jenis pohon. Istilah
Herbarium adalah pengawetan specimen tumbuhan dengan berbagai cara.untuk
kepentingan koleksi dan ilmu pengetahuan. Koleksi specimen herbarium biasanya
disimpan pada suatu tempat yang diberi perlakuan khusus pula yang dikenal dengan
laboratorium herbarium. Para ahli-ahli botani menyimpan koleksi herbarium mereka pada
pusat-pusat herbarium di masing-masing Negara. Di Indonesia pusat herbarium terbesar
terdapat di Herbarium Bogoriense Bidang Botani, Puslit Biologi-LIPI berada di wilayah
Cibinong Jawa Barat. Laboratorium ini menyimpan lebih dari 2 juta koleksi herbarium
yang berasal dari berbagai wilayah di seluruh Indonesia dan dari berbagai Negara di dunia.
Herbarium dapat dimanfaatkan sebagai bahan rujukan untuk mentakrifkan takson
tumbuhan, ia mempunyai holotype untuk tumbuhan tersebut. Herbarium juga dapat
digunakan sebagai bahan penelitian untuk para ahli bunga atau ahli taksonomi, untuk
mendukung studi ilmiah lainnya seperti survey ekologi, studi fitokimia, penghitungan
kromosom, melakukan analisa perbandingan biologi dan berperan dalam mengungkap
kajian evolusi. Kebermanfaatan herbarium yang sangat besar ini menuntut perawatan dan
pengelolaan spesimen harus dilakukan dengan baik dan benar.
Pada masa sekarang herbarium tidak hanya merupakan suatu spesimen yag
diawetkan tetapi juga mempunyai suatu lingkup kegiatan botani tertentu, sebagai sumber
informai dasar untuk para ahli taksonomi dan sekaligus berperan sebagai pusat
penelitian dan pengajaran , juga pusat informasi bagi masyarakat umum. Herbarium
diartikan juga sebagai bank data dengan sejumlah data mentah yang belum diolah. Masing-
masing specimen dapat memberikan bermacam-macam informasi, tergantung kelengkapan
spesimen, data dan asal-usul materialnya.
Persiapan koleksi yang baik di lapangan merupakan aspek penting dalam praktek
pembuatan herbarium. Spesimen herbarium yang baik harus memberikan informasi terbaik
mengenai tumbuhan tersebut kepada para peneliti. Dengan kata lain,suatu koleksi
tumbuhan harus mempunyai seluruh bagian tumbuhan dan harus ada keterangan yang
memberikan seluruh informasi yang tidak Nampak pada spesimen herbarium. Pembuatan
awetan spesimen diperlukan untuk tujuan pengamatan spesimen secara praktis tanpa harus
mencari bahan segar yang baru. Terutama untuk spesimen-spesimen yang sulit ditemukan
di alam. Awetan spesimen dapat berupa awetan kering dan awetan basah. Awetan kering
tanaman di awetkan dalam bentuk herbarium, sedangkan untuk mengawetkan hewan
dengan sebelumnya mengeluarkan organ-organ di dalamnya. Awetan basah baik untuk
hewan maupun tumbuhan biasanya dibuat dengan merendam seluruh spesimen dalam
larutan formalin 4% .
1.2.Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui deskripsi dari spesies gulma.
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tapak Liman (Elephantopus scaber L)


2.1.1.Klasifikasi
Klasifikasi :Tapak Liman (Elephantopus scaber L)
Kingdom : Plantae
Super Divisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Sub Kelas : Asteridae
Ordo : Asterales
Famili : Asteraceae
Genus : Elephantopus
Spesies : Elephantopus scaber L.

2.1.2.Morfologi
Tanaman tapak liman merupakan salah satu jenis tanaman dari keluarga tanaman
kenir-keniran ( Asteraceae). Tanaman tapak liman ini termasuk tanaman terna tegak dengan
ukuran yang dapat mencapai 80 cm. Batang bawah tanaman tapak liman pendek cabangnya
dichotomously (membelah menjadi 2 bagian yang sama). Hal ini padat ditutupi kaku, rambut
putih yang berbaring menempel permukaan batang. Batang tanaman tapak liman tertutup
ketat oleh rambut putih yang menempel pada permukaan batangnya. Daun tapak liman
berbentuk seperti sendok dengan ukuran daun 6-18 x 2-5 cm, susunan daun tanaman tapak
liman melingkar, rapat dan saling berimpitan (roset), dengan tepi daun yang bergerigi dan
permukaan daun yang berbulu dan kasar. Bunga tanaman tapak liman majemuk terdiri dari
banyak capitula (bunga majemuk terdiri dari 4 berwarna keunguan atau kuntum merah muda).
floret yang terdiri dari kelopak panjang 7-9 mm yang membentuk tabung panjang 4-5
mm. Buah tanaman tapak liman kering, buah tanaman tapak liman berbiji tunggal atau yang
dikenal juga sebagai buah achenes dengan ukuran panjang buah 4 mm. Buah tanaman tapak
liman memanjang, menyudut dan ditutupi rambut lembut. Buah tanaman tapak liman ini
melekat pada pappus yang terdiri dari 5-6, berbulu berwarna putih. Budidaya tanaman tapak
liman ini berkembangbiak menggunakan biji. Habitat tanaman tapak liman berada pada
daerah padang rumput, gurun, pinggir jalan, di sepanjang ladang dan di perbatasan
hutan, dengan syarat hidup pada ketinggian hingga 1.500 meter dari permukaan air laut.
2.1.3.Habitat
Tanaman tapak liman adalah tanaman semak terna yang biasanya sering kita jumpai
berada disekitar kita. Tanaman tapak liman ini biasanya dapat ditemukan di daerah tepi
hutan, jalan pegunungan dan tempat lainnya. Nama latin tanaman tapak liman
adalah Elephantopus Scaber L. Nama lain tanaman tapak liman dalam bahasa Inggris
adalah Elephant's Foot, Prickly-leaved elephant’s foot. Menurut sejarah asal usul tanaman
tapak liman ini berasal dari Asia dan Australia. Persebaran tanaman tapak liman China,
Malaysia, Indonesia, Afrika, India, Amerika Latin, Austrlia. Ciri fisik tanaman tapak liman
ini ialah tidak berbatang tanaman terna dengan daun yang menyentuh tanah berbentuk
lonjong memanjang berwarna hijau. Fungsi dan kegunaan tapak liman bagi sebagian
masyarakat mungkin dianggap sebagai tanaman liar dan digunakan sebagai pakan ternak.
Namun yang tidak kita ketahui ternyata tanaman tapak liman ini dapat digunakan obat
herbal tanaman tapak liman dalam pengobatan macam-macam penyakit yang ada di tubuh.
BAB III. METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1. Tempat dan Waktu


Praktikum ini dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Gulma jurusan Agroteknologi Fakultas
Pertanian Universitas Syiah Kuala pada hari Rabu tanggal 9 Oktober 2019 pukul 10:00-
11:40 WIB.
3.2. Bahan dan Alat
Adapun alat dan bahan yang digunakan pada praktikum ini ialah sebagai berikut :
3.2.1. Alat
Etanol (alkohol) 70%
1. Kertas karton
2. Spidol
3. Isolasi
4. Gunting
5. Kertas sertifikat
6. Koran
3.2.2. Bahan
1. Tapak Liman (Elephantopus scaber L)
2. Etanol (alkohol) 70%
3.3. Cara Kerja
1. Gulma dicuci bersih dari sisa-sisa tanah yang menempel dan kotoran lainnya.
2. Seluruh bagian gulma dibasahkan hingga rata menggunakan alkohol.
3. Diletakkan pada kertas koran, lalu diberi isolasi agar tidak lepas.
4. Setelah gulma kering, lalu ditempelkan pada kertas karton dan diberi berupa
informasi yang ditempelkan disamping herbarium gulma tersebut, yang berupa :
tanggal pengambilan, tanggal sewaktu mulai pengeringan dan sesudah pengeringan,
lokasi pengambilan, ketinggian lokasi dan perubahan yang terjadi pada gulma
sebelum dan sesudah pengeringan.
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Pengamatan

Gambar 1.Herbarium gulma Tapak Liman (Elephantopus scaber L)

4.2. Pembahasan
Herbarium berasal dari kata “hortus dan botanicus”, artinya kebun botani yang
dikeringkan. Secara sederhana yang dimaksud herbarium adalah koleksi spesimen yang
telah dikeringkan, biasanya disusun berdasarkan sistim klasifikasi (Onrizal,
2005).Herbarium merupakan suatu spesimen dari bahan tumbuhan yang telah dimatikan
dan diawetkan melalui metoda tertentu dan dilengkapi dengan data-data mengenai
tumbuhan tersebut. Membuat herbarium yaitu pengumpulan tanaman kering untuk
keperluan studi maupun pengertian, tidaklah boleh diabaikan. Yaitu melalui pengumpulan,
pengeringan, pengawetan, dan dilakukan pembuatan herbarium (Steenis, 2003).
Herbarium merupakan karya referensi tiga dimensi, herbarium bukan hanya untuk
mendefinisikan suatu pohon, namun segala sesuatu dari pohon. Mereka memegang bagian
yang sebenarnya dari bagian mereka itu. Nama latin untuk koleksi ini ataupun Herbarium
adalah Siccus Hortus, yang secara harfiah berarti taman kering, dan setiap specimen
menekan yang terpasang pada selembar kertas yang diulisi dengan apa tanaman yang
dikumpulkan itu, kapan dan dimana ditemukannya (Stacey, 2004).Herbarium merupakan
tempat penyimpanan contoh koleksi spesiemen tanaman atau tumbuhan yaitu herbarium
kering dan herbarium basah. Herbarium yang baik selalu disertai identitas, pengumpul
(nama pengumpul atau kolektor dan nomor koleksi).
Pada masa sekarang herbarium tidak hanya merupakan suatu spesimen yag
diawetkan tetapi juga mempunyai suatu lingkup kegiatan botani tertentu, sebagai sumber
informai dasar untuk para ahli taksonomi dan sekaligus berperan sebagai pusat
penelitian dan pengajaran , juga pusat informasi bagi masyarakat umum. Herbarium
diartikan juga sebagai bank data dengan sejumlah data mentah yang belum diolah. Masing-
masing specimen dapat memberikan bermacam-macam informasi, tergantung kelengkapan
spesimen, data dan asal-usul materialnya. (Balai Taman Nasional Baluran, 2004)
Herbarium basah, setelah material herbarium diberi label gantung dan dirapikan,
kemudian dimasukkan ke dalam lipatan kertas koran. Satu lipatan kertas koran untuk satu
specimen (contoh). Tidak benar digabungkan beberapa specimen di dalam satu lipatan
kertas. Selanjutnya, lipatan kertas koran berisi material herbarium tersebut ditumpuk satu
diatas lainnya. Tebal tumpukan disesuaikan dengan dengan daya muat kantong plastik (40
× 60) yang akan digunakan. Tumpukkan tersebut dimasukkan ke dalam kantong plastik
dan disiram alcohol 70 % atau spiritus hingga seluruh bagian tumbukan tersiram secara
merata, kemudian kantong plastic ditutup rapat dengan isolatip atau hekter supaya alcohol
atau spiritus tidak menguap keluar dari kantong plastik (Onrizal, 2005).
Herbarium kering, cara kering menggunakan dua macam proses yaitu: a. Pengeringan
langsung, yakni tumpukan material herbarium yang tidak terlalu tebal di pres di dalam
sasak, untuk mendpatkan hasil yng optimum sebaiknya di pres dalam waktu dua minggu
kemudian dikeringkan diatas tungku pengeringan dengan panas yang diatur di dalam oven.
Pengeringan harus segera dilakukan karena jika terlambat akan mengakibatkan material
herbarium rontok daunnya dan cepat menjadi busuk. b. Pengeringan bertahap, yakni
material herbarium dicelup terlebih dahulu di dalam air mendidih selama 3 menit,
kemudian dirapikan lalu dimasukkan ke dalam lipatan kertas koran. Selanjutnya, ditempuk
dan dipres, dijemur atau dikeringkan di atas tungku pengeringan. Selama proses
pengeringan material herbarium itu harus sering diperiksa dan diupayakan agar
pengeringan nya merata. Setelah kering, material herbarium dirapikan kembali dan kertas
koran bekas pengeringan tadi diganti dengan kertas baru. Kemudian material herbarium
dapat dikemas untuk diidentifikasi (Onrizal, 2005).Tujuan dari penggunaan methanol 70%
untuk herbarium menjadi awet,tidak mudah rusak dan tidak membusuk.
BAB V. PENUTUP

5.1. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat diambil beberapa kesimpulan
sebagai berikut :
1. Herbarium merupakan suatu spesimen dari bahan tumbuhan yang telah dimatikan dan
diawetkan melalui metoda tertentu dan dilengkapi dengan data-data mengenai
tumbuhan tersebut.
2. Herbarium memiliki beberapa fungsi, yaitu sebagai pusat referensi, sebagai lembaga
dokumentasi, dan sebagai pusat penyimpanan data.
3. Kelebihan dari herbarium kering adalah dapat bertahan lama sedangkan kelemahan
herbarium kering mudah rusak jika tidak dirawat, membutuhkan biaya besar dan tidak
dapat diakses dari jarak jauh.
4. Waktu yang diperlukan untuk melakukan pembuatan herbarium minimal selama 2
minggu, agar mendapatkan hasil yang baik.
5. Faktor-faktor yang mempengaruhi koleksi herbarium adalah lama pembuatan
herbarium, tempat penyimpanan dan faktor lingkungan seperti suhu
5.2. Saran
Diharapkan kepada seluruh praktikan, untuk dapat meningkatkan lagi kerjasama di
dalam kelompoknya masing-masing agar tugas praktikum dapat diselesaika dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA

Onrizal. 2005. Teknik Pembuatan Herbarium. http://ocw.usu.ac.id. diakses pada


tanggal 14 Juni 2012.
Stacey, Robyn and Ashley Hay. 2004. Herbarium. Cambridge University Press: New
York
Balai TamanNasionalBaluran,2004.Pembuatan Herbariumhttp;//balurannationapar
. web.id/Wpcontent/uploads/2011/04/Pembuatan Herbarium FloraDiTaman
NasionalBaluran04FIX.pdf. diakses pada tanggal 14 Juni 2012
Van Steenis, C.G.G.J. 2003. Flora. PT.Pradnya Paramita : Jakarta
LAMPIRAN

Gambar 1. Perendaman Gulma menggunakan Methanol

Gambar 2. Pengeringan gulma


Gambar 3. Pemberian informasi gulma

Gambar 4. Herbarium setelah dibingkai

Anda mungkin juga menyukai