Anda di halaman 1dari 9

Menurut FI III, hal 32

Larutan adalah sediaan cair yang mengandung bahan kimia terlarut,


kecuali dinyatakan lain, sebagai pelarut digunakan air suling.

Menurut FI Ed IV hal 15-16


Larutan adalah sediaan cair yang mengandung satu atau lebih zat
kimia terlarut, misal : terdispersi secara molekuler dalam pelarut yang sesuai
atau campuran pelarut yang saling bercampur.
Menurut Farmakope edisi III halaman 30
Untuk menyatakan kelarutan zat kimia , istilah kelarutan dalam
pengertian umum kadang-kadang perlu digunakan tanpa mengindahkan
perubahan kimia yang mungkin terjadi pada pelarut tersebut. Pernyataan
kelarutan zat dalam bagian tertentu pelarut adalah kelarutan pada suhu 200 dan
kecuali dinyatakan lain menunjukkan bahwa, 1 bagian bobot zat padat atau 1
bagian volume zat cair larut dalam bagian volume tertentu pelarut.
Eliksir adalah larutan hidroalkohol yang jernih dan manis
dimaksudkan untuk penggunaan vital, dan biasanya diberi rasa untuk
menambah kelezatan. Eliksir bukan obat yang digunakan sebagai pembawa
tetapi eliksir obat untuk efek terapi dari senyawa obat yang dikandungnya.
Dibandingkan dengan sirup, eliksir biasanya kurang manis dan kurang kental
karena mengandung kadar gula yang lebih rendah dan akibatnya kurang efektif
dibanding sirup dalam menutupi rasa senyawa obat. Walaupun demikian,
karena sifat hidroalkohol, eliksir lebih mampu mempertahankan komponen-
komponen larutan yang larut dalam air dan yang larut dalam alkohol daripada
sirup. Juga karena stabilitasnya yang khusus dan kemudahan dalam
pembuatannya, dari sudut pembuatan eliksir lebih disukai dari sirup (Ansel,
1989).
Perbandingan alkohol yang ada pada eliksir sangat berbeda karena
masing-masing komponen eliksir mempunyai sifat kelarutan dalam alkohol dan
air yang berbeda. Komponen eliksir terdiri dari bahan aktif (API) dan eksipien
yang terdiri dari air, alkohol, polyol co-solvent, buffer pH, pemanis, perasa, dan
pewarna. Eliksir paling baik disimpan dalam wadah-wadah yang tertutup rapat,
tahan cahaya untuk menjaga terhadap temperatur yang berlebihan. Disebabkan
karena eliksir mengandung alkohol (Ansel, 1989).
Menurut Moh. Anief (2008), elixir adalah sediaan berupa larutan
yang mempunyai rasa dan bau sedap, selain obat mengandung juga zat
tambahan seperti gula atau pemanis lain, zat warna, zat pewangi dan zat
pengawet, dan digunakan sebagai obat dalam.
Paracetamol adalah salah satu obat yang masuk ke dalam golongan
analgesik (pereda nyeri) dan antipiretik (penurun demam). Obat ini dipakai
untuk meredakan rasa sakit ringan hingga menengah, serta menurunkan demam.
Paracetamol mengurangi rasa sakit dengan cara menurunkan produksi zat dalam
tubuh yang disebut prostaglandin. Prostaglandin adalah unsur yang dilepaskan
tubuh sebagai reaksi terhadap kerusakan jaringan atau infeksi, yang memicu
terjadinya peradangan, demam, dan rasa nyeri. Paracetamol menghalangi
produksi prostaglandin, sehingga rasa sakit dan demam berkurang.
Dextromethorphan adalah obat yang memiliki khasiat antitusivum
yang dapat digunakan untuk meredakan batuk kering yang muncul akibat
infeksi tertentu, seperti flu atau sinusitis. Dextromethorphan bekerja dengan
cara menekan dorongan untuk batuk yang berasal dari otak.

Data Preformulasi Zat Aktif


a) Larutan

2.1 Dektrometorfan HBr ( Farmakope Indonesia Edisi 5, halaman 294 )

Pemerian : Hablur hamper putih atau serbuk hablur; bau lemah


Polimorfisme :-
Ukuran partikel :-
Kelarutan : Larut dalam 60 bagian air dan dalam 10 bagian
etanol (95%), mudah larut dalam kloroform, praktis
tidak larut dalam eter
Titik lebur / didih : 109,5o - 112,5o C
pKa / pKb :-
Bobot jenis : 271,4
pH larutan : 5,2 sampai 6,5
Stabilitas : Pada suhu > 400C akan lebih mudah terdegradasi
Lebih mudah terurai dengan adanya udara dari luar
Inkompatibilitas : Obat Depresan SSP, alkohol

b) Eliksir

2.2 Parasetamol / Asetaminofen ( Farmakope Indonesia Edisi 5, halaman 998)

Pemerian : Hablur atau serbuk hablur putih, tidak berbau, rasa


pahit
Polimorfisme :-
Ukuran partikel :-
Kelarutan : Larut dalam 70 bagian air, dalam 7 bagian etanol
(95%), dalam 13 bagian aseton, dalam 40 bagian
gliserol dan dalam 9 bagian propilenglikol, larut
dalam larutan alkali hidroksida
Titik lebur / didih : 169o sampai 172o
pKa / pKb : 9,5 pada 25oC
Bobot jenis :-
pH larutan : 5,3-6,5
Stabilitas : Peningkatan suhu dapat mempercepat degradasi
obat
Inkompatibilitas : Tidak bercampur dengan senyawa yang memiliki
ikatan hidrogen

1. Data Preformulasi Bahan Tambahan


a) Larutan

3.1 Metil Paraben ( Farmakope Indonesia Edisi 5, halaman 856)


Pemerian : Serbuk hablur halus, putih, hampir tidak berbau,
tidak mempunyai rasa, kemudian agak membakar
diikuti rasa tebal
Polimorfisme : kristal.
Ukuran partikel :-
Kelarutan : Larut dalam 500 mL bagian air, dalam 20 bagian air
mendidih, dalam 3,5 bagian etanol (95%) dan dalam
3 bagian aseton, mudah larut dalam eter dan dalam
larutan alkali hidroksida, larut dalam 60 bagian
gliserol panas, jika didinginkan larutan tetap jenuh
Titik lebur / didih : 125o sampai 128oC
pKa / pKb : pKa 8,4 di 22oC
Bobot jenis : 1,354 g/cm3
pH larutan : 3-6
Stabilitas : Larutan metil paraben pH 3-6 stabil (
terdekomposisi kurang dari 10%) hingga sekitar 4
tahun pada suhu ruang, sementara larutan metil
paraben pH 8 atau lebih akan cepat terhidrolisis (
terhidrolisis 10% atau lebih selama 10 hari
penyimpanan pada suhu ruang)
Inkompatibilitas : Inkompatibilitas dengan zat lain seperti benzoat,
magnesium tetrasiklin, sodium alginat, minyak
essensial, sorbitol, dan atropin

3.2 Propil Paraben ( Farmakope Indonesia Edisi 5, halaman 1072)

Pemerian : Serbuk hablur putih, tidak berbau, tidak berasa


Polimorfisme :-
Ukuran partikel :-
Kelarutan : Sangat sukar larut dalam air, larut dalam 3,5 bagian
etanol (95%), dalam 3 bagian aseton, dalam 140
bagian gliserol dan dalam 40 bagian minyak lemak,
mudah larut dalam larutan alkali hidroksida
Titik lebur / didih : 45o sampai 48oC
pKa / pKb : 8,4 di 22oC
Bobot jenis : 1,288 g/cm3
pH larutan : 3-6
Stabilitas : Larutan propil paraben stabil pada pH 3-6, mudah
terhidrolisis pada pH 8
Inkompatibilitas : Aktivitas antimikroba berkurang dengan adanya
surfaktan non-ionik

3.3 Aquades ( Farmakope Indonesia Edisi 5, halaman 63)

Pemerian : Cairan jenuh, tidak berwarna, tidak berbau, tidak


berasa
Polimorfisme :-
Ukuran partikel :-
Kelarutan : dapat bercampur dengan pelarut polar
Titik lebur / didih : 0oC / 100oC
pKa / pKb :-
Bobot jenis :-
pH larutan :5-7
Stabilitas : Stabil pada semua keadaan fisik
Inkompatibilitas : Bereaksi dengan obat dan zat tambahan lainnya
yang rentan terhadap hidrolisis

3.4 Sirupus Simplek ( Farmakope Indonesia Edisi 3, halaman 567)

Pemerian : Cairan jernih; tidak berwarna


Polimorfisme : kubus
Ukuran partikel :-
Kelarutan : Larut dalam air, mudah larut dalam air mendidih ;
sukar larut dalam etanol ; tidak larut dalam kloroform
dan eter
Titik lebur / didih : 1860C
pKa / pKb :-
Bobot jenis : 1 – 1,3 g/cm3
pH larutan :-
Stabilitas : lebih mudah terurai dengan adanya udara dari luar
Inkompatibilitas :-

3.5 Asam Sitrat ( Farmakope Indonesia Edisi 4, halaman 48)

Pemerian : Hablur bening, tidak berwarna atau serbuk hablur


granul sampai halus, putih, tidak berbau atau praktis
tidak berbau, rasa sangat asam, dan bentuk hidrat
mekar dalam udara kering
Polimorfisme :-
Ukuran partikel :-
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, mudah larut dalam
etanol agak sukar larut dalam eter
Titik lebur / didih :-
pKa / pKb :-
Bobot jenis :-
pH larutan :-
Stabilitas :-
Inkompatibilitas :-

3.6 Etanol ( Farmakope Indonesia Edisi 5, halaman 399)

Pemerian : Cairan tak berwarna, jernih, mudah menguap dan


mudah bergerak, bau khas, rasa panas, mudah
terbakar dengan memberikan nyala biru yang tidak
berasap
Polimorfisme :-
Ukuran partikel :-
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, dalam kloroform dan
dalam eter
Titik lebur / didih : 78,15o-C
pKa / pKb :-
Bobot jenis : 0,811 – 0,839
pH larutan :-
Stabilitas : Untuk sterilisasi autoklap atau filtrasi pada suhu
dingin
Inkompatibilitas : Dikondisi asam dapat bereaksi dengan bahan
oksidasi
b) Eliksir

3.1 Gliserin ( Farmakope Indonesia Edisi 5, halaman 507 - 508)

Pemerian : Cairan jernih seperti sirup; tidak berwarna; rasa


manis; hanya boleh berbau khas lemah; higroskopis;
netral terhadap lakmus
Polimorfisme :-
Ukuran partikel :-
Kelarutan : dapat bercampur dengan air dan etanol; tidak larut
dalam kloroform, dalam eter, dalam minyak lemak,
dan minyak menguap
Titik lebur / didih :-
pKa / pKb :-
Bobot jenis : Tidak kurang dari 1,249
pH larutan :-
Stabilitas : Gliserin adalah higroskopis. Gliserin murni tidak
rentan terhadap oksidasi oleh suasana dibawah
kondisi penyimpanan biasa tetapi terurai pada
pemanasan. Campuran dari gliserin dengan air, etanol
(95%), dan propilen glikol secara kimiawi stabil.
Gliserin dapat mengkristal jika disimpan pada suhu
rendah sedangkan Kristal tidak meleleh untuk 208° C

Inkompatibilitas : Dapat meledak jika dicampur dengan zat


pengoksidasi kuat seperti trioksida kromium, kalium
permanganat.

3.2 Aquades ( Farmakope Indonesia Edisi 5, halaman 63)

Pemerian : Cairan jenuh, tidak berwarna, tidak berbau, tidak


berasa
Polimorfisme :-
Ukuran partikel :-
Kelarutan :-
Titik lebur / didih : 0oC / 100oC
pKa / pKb :-
Bobot jenis :-
pH larutan :5-7
Stabilitas : Stabil pada semua keadaan fisik
Inkompatibilitas : Bereaksi dengan obat dan zat tambahan lainnya
yang rentan terhadap hidrolisis
Ansel, Howard, 1989, Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, Edisi kedua, UI Press,
Jakarta
Ansel, Howard, 2005, Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, Edisi keempat, UI Press,
Jakarta
Chaerunissa, Anis Yohana ; Emma Suharman ; Sri Suryah H Imron (2009) .
Farmasetika Dasar. Bandung : Widya Padjajaran
Depkes RI ( 1979 ). Farmakope Indonesia Edisi III. Jakarta : Dirjen POM
Depkes RI ( 1995 ). Farmakope Indonesia Edisi IV. Jakarta : Dirjen POM
Depkes RI ( 2014 ). Farmakope Indonesia Edisi V. Jakarta : Dirjen POM
Depkes RI ( 1978 ). Formularium Nasional Edisi II. Jakarta : Dirjen POM
Martin, Alfred; James Swarbrick dan Arthur Cammarata. (2008). Farmasi Fisik
Edisi Ketiga Jilid 2. Jakarta : UI Press.
Rowe Shesley Queen. ( 2009 ). Hanbook of Pharmaceutical Exsipient Edisi 6.
Pharmaceutical Press

Anda mungkin juga menyukai