Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH MIKROBIOLOGI TERAPAN

PEDOMAN PENGUJIAN MIKROBIOLOGI SEDIAAN FARMASI

OLEH:

KELOMPOK IV
MANULSA LAYUK
HAMKA ACHMAD
NUR HIDAYA TAHIR
SITI NOOR ASRINA D1B120333
LINDRA ANJANI
EMMY NIRWANA

UNIVERSITAS MEGA REZKY MAKASSAR 

FAKULTAS FARMASI

2020/2021

KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta hidayah-Nya
terutama nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
mata kuliah “MIKROBIOLOGI TERAPAN”. Kemudian, shalawat beserta salam selalu
terlimpahkan kepada Nabi besar kita Muhammad SAW yang telah memberikan pedoman
hidup yakni al-qur’an dan sunnah untuk keselamatan umat di dunia.

Penulis menyadari sepenuh hati bahwa dalam pembuatan makalah yang penulis buat
jauh dari kata sempurna yang diharapkan oleh semua pihak, khususnya pembaca. Untuk itu
penulis membutuhkan saran dan kritikan dari pembaca, agar makalah yang dibuat oleh
penulis menjadi sempurna dan bermanfaat bagi semua.

Makassar, 01 Januari 2021

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................

DAFTAR ISI.................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................

A. Latar Belakang..................................................................................................
B. Rumusan Masalah.............................................................................................
C. Tujuan...............................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN..............................................................................................
A. Analisis Dengan Cara Hitung Mikroskopik......................................................
B. Analisis Hitung Cawan.....................................................................................
C. Metode MPN.....................................................................................................
D. Uji Kualitatif Bakteri Patogen..........................................................................

BAB III PENUTUP......................................................................................................

A. Kesimpulan ......................................................................................................
B. Saran ................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Makanan dan minuman merupakan sesuatu yang dibutuhkan oleh manusia untuk
kelangsungan hidup yang berasal dari hewan, tumbuhan, mineral, maupun dari zat-zat
kimia sintetik.
Pada umumnya, makanan dan minuman tersebut diproduksi oleh industri secara
besar-besaran dan biasanya membutuhkan waktu yang cukup lama dalam proses
produksi, penyimpanan, distribusi dan akhirnya sampai ke tangan konsumen. Jadi
kemungkinan dapat terjadi pertumbuhan mikroba di dalamnya. Adanya mikroba di dalam
makanan dan minuman tersebut tidak diinginkan karena akan menyebabkan perubahan
organoleptik sediaan, apalagi jika makanan dan minuman tersebut akan masuk ke dalam
tubuh.
Baik mikroba patogen maupun non patogen bila terdapat dalam jumlah yang
banyak akan sangat berbahaya bagi tubuh. Demikian pula dengan makanan atau
minuman yang berasal dari bahan alami, kemungkinan pencemarannya dapat ditimbulkan
pada waktu pengolahan melalui tangan, atau peralatan yang tidak steril, atau melalui
bahan mentah. Oleh karena itu, kualitas mikrobiologis dari makanan dan minuman
merupakan suatu masalah yang penting dan sangat perlu diperhatikan.
Uji mikrobiologis adalah salah satu pengujian yang menggunakan perubahan sifat
mikroba terhadap lingkungan sebagai tolak ukurnya. Pengujian ini dilakukan karena pada
umumnya makanan dan minuman dibuat oleh industri secara besar-besaran. Sediaan ini
memakan waktu yang cukup lama, baik dalam penyimpanan maupun dalam
peredarannya. Sehingga dengan demikian akan dapat memberikan kemungkinan
timbulnya beberapa mikroba tertentu di dalamnya.
Uji mikrobiologis terbagi menjadi 2, yaitu uji kualitatif dan uji kuantitatif. Uji
kualitatif dimaksudkan untuk mengetahui jenis mikroorganisme yang ada di dalam
sediaan tersebut, sedangkan uji kuantitatif dilakukan untuk mengetahui berapa jumlah
mikroorganisme yang terdapat dalam sediaan tersebut.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara analisis mikrobiologi sediaan farmasi dengan cara hitung
mikroskopik.
2. Bagaimana cara hitung cawan
3. Bagaimana metode MPN
4. Bagaimana uji kualitatif bakteri patogen

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui cara analisis mikrobiologi sediaan farmasi dengan cara hitung
mikroskopik
2. Untuk mengatahui cara hitung cawan
3. Untuk mengatahui metode MPN
4. Untuk mengatahui uji kualitatif bakteri patogen
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Analisis Dengan Cara Hitung Mikroskopik


B. Hitung Cawan
Prinsip dari metode hitungan cawan adalah bila sel microbe yang masih hidup
ditumbuhkan pada medium, maka microbe tersebut akan berkembang biak dan membentuk
koloni yang dapat dilihat langsung, dan kemudian dihitung tanpa menggunakan mikroskop.
Metode ini merupakan cara yang paling sensitive untuk menentukan jumlah jasad
renik, dengan alasan :
a. Hanya sel yang masih hidup yang dihitung
b. Beberapa jenis mikroba dapat dihitung sekaligus
c. Dapat digunakan untuk isolasi dan identifikasi mikroba karena koloni yang terbentuk
mungkin berasal dari satu sal mikroba yang mempunyai penampakan spesifik.

Selain keuntungan-keuntungan tersebut, metode hitungan cawan juga mempunyai


kelemahan-kelemahan sebagai berikut:

a. Hasil perhitungan tidak menunjukkan jumlah sel mikroba yang sebenarnya, karena
beberapa sel yang berdekatan mungkin membentuk satu koloni.
b. Medium dan kondisi yang berbeda mungkin menghasilkan nilai yang berbeda.
c. Memerlukan persiapan dan waktu inkubasi beberapa hari sehingga pertumbuhan koloni
dapat dihitung.

Langkah–langkah yang harus diperhatikan pada  metode hitungan cawan adalah:

1. Pengenceran
Bahan pangan yang diperkirakan mengandung lebih dari 300 sel mikroba per ml,
per g atau per cm permukaan, memerlukan perlakuan pengenceran sebelum ditumbuhkan
pada medium agar di dalam cawan petri, sehingga setelah inkubasi akan terbentuk koloni
pada cawan tersebut dalam jumlah yang dapat dihitung, dimana jumlah yang terbaik
adalah di antara 30 dan 300. Pengenceran biasanya dilakukan secara desimal yaitu 1:10,
1:100, 1:1000 dan seterusnya.
Pengambilan contoh dilakukan secara aseptic dan pada setiap pengenceran
dilakukan pengocokan kira-kira sebanyak 25 kali untuk memisahkan sel-sel mikroba
yang bergabung menjadi satu.
Larutan yang digunakan untuk pengenceran dapat berupa larutan fosfat buffer,
larutan garam fisiologis atau larutan Ringer.
2. Cara Pemupukan
Prinsip metode hitungan cawan adalah sebagai berikut: jika sel mikroba yang
masih hidup ditumbuhkan pada medium agar, maka sel mikroba tersebut akan
berkembang biak dan membentuk koloni yang dapat dilihat langsung dengan mata tanpa
menggunakan mikroskop.

Beberapa metode hitungan cawan yaitu :

1. Metode Tuang (pour plate)


Dari pengenceran yang dikehendaki, sebanyak 1 ml atau 0,1 ml larutan tersebut
dipipet ke dalam cawan petri. Sebaiknya waktu antara dimulainya pengenceran sampai
menuangkan ke dalam cawan petri tidak boleh lebih lama 30 menit. Kemudian ke cawan
tersebut dimasukkan agar cair steril yang telah didinginkan sampai 500C sebanyak kira-
kira 15 ml. Selama penuangan medium, tutup cawan tidak boleh dibuka terlalu lebar
untuk menghindari kontaminasi dari luar. Segera setelah penuangan, cawan petri
digerakkan di atas meja secara hati-hati untuk menyebarkan sel-sel mikroba secara
merata, yaitu dengan gerakan melingkar atau gerakan seperti angka delapan. Setelah agar
memadat, cawan-cawan tersebut dapat diinkubasikan di dalam incubator dengan posisi
terbalik.
Inkubasi dilakukan pada suhu dan waktu tertentu sesuai dengan jenis mikroba
yang akan dihitung. Medium agar yang digunakan juga disesuaikan dengan jenis mikroba
yang akan ditumbuhkan. Selama inkubasi, sel-sel yang masih hidup akan tumbuh dan
membentuk koloni yang dapat terlihat langsung oleh mata.
Setelah akhir masa inkubasi, koloni yang terbentuk dihitung. Setiap koloni dapat
dianggap berasal dari satu sel yang membelah menjadi banyak sel. Perhitungan jumlah
koloni dapat menggunakan “Quebec Colony Counter”. Ketelitian akan lebih tinggi jika
dilakukan pemupukan secara duplo, yaitu menggunakan dua cawan petri untuk setiap
pengenceran.
2. Metode permukaan (Surface/Pour Plate).
Pada pemupukan dengan metode permukaan, agar steril terlebih dahulu
dituangkan ke dalam cawan petri steril dan dibiarkan membeku. Setelah membeku
dengan sempurna, kemudian sebanyak 0,1 ml contoh yang telah diencerkan dipipet pada
permukaan agar tersebut. Sebuah batang gelas melengkung (hockey stick) dicelupkan ke
dalam alcohol 95% dan dipijarkan sehingga alcohol habis terbakar. Setelah dingin,
batang gelas tersebut digunakan untuk meratakan contoh di atas medium agar dengan
cara memutarkan cawan petri di atas meja. Selanjutnya inkubasi dilakukan seperti pada
metode tuang.
Cara menghitung koloni pada cawan adalah sebagai berikut:
a. Cawan yang dipilih dan dihitung adalah yang  mengandung jumlah koloni antara 30
dan 300.
b. Beberapa  koloni yang bergabung menjadi satu merupakan suatu kumpulan koloni
yang besar dimana jumlah koloninya diragukan, dapat dihitung sebagai satu koloni.
3. Suatu deretan (rantai)
Koloni yang terlihat sebagai suatu garis tebal dihitung sebagai satu koloni.
Contoh: penetapan jumlah mikroba pada susu. Pengenceran awal 1:10 (10 -1) dibuat
dengan cara mengencerkan 1 ml susu ke dalam 9 ml larutan pengencer, dilanjutkan ke
pengenceran yang lebih tinggi. Jika setelah inkubasi diperoleh 60 dan 64 koloni masing-
masing pada cawan duplo pada pengenceran 10-4, maka jumlah koloni dapat dihitung
sebagai berikut (1 ml larutan dianggap mempu nyai berat 1 g).

Factor pengenceran = Pengenceran x jumlah yang ditumbuhkan.

                                 = 10-4 x 1

                                 = 10-4

Jumlah koloni     = jumlah koloni x 1/factor pengeceran

                           = (60+64)/2 x 1/10-4


                           = 62 x 104 = 6,2 x 105

            Dalam SPC ditentukan cara pelaporan dan perhitungan koloni, sebagai berikut:

a. Hasil yang dilaporkan hanya terdiri dari dua angka yakni angka pertama (satuan) dan
angka kedua (desimal), jika angka ketiga samadengan atau lebih besar dari 5, harus
dibulatkan satu angka lebih tinggi pada angka kedua.
b.  Jika pada semua pengenceran dihasilkan kurang dari 30 koloni percawan petri,
berarti pengenceran yang dilakukan terlalu tinggi. Karena itu jumlah koloni pada
pengenceran yang terendah yang dihitung. Hasilnya dilaporkan sebagai kurang dari
30 dikalikan dengan besarnya pengenceran, tetapi jumlah yang sebenarnya harus
dicantumkan dalam tanda kurung.
c.  Jika pada semua pengenceran dihasilkan lebih dari 300 koloni pada cawan petri,
berarti pengenceran yang dilakukan terlalu rendah. Karena itu jumlah koloni pada
pengenceran yang tertinggi yang dihitung. Hasilnya dilaporkan sebagai lebih dari 300
dikalikan dengan factor pengenceran, tetapi jumlah yang sebenarnya harus
dicantumkan di dalam tanda kurung.
d.  Jika jumlah cawan dari dua tingkat pengenceran dihasilkan koloni dengan jumlah
antara 30 dan 300, dan perbandingan antara hasil tertinggi dan terendah dari kedua
pengenceran tersebut lebih kecil atau sama dengan 2, dilaporkan rata-rata dari kedua
nilai tersebut dengan memperhitungkan factor pengencerannya. Jika perbandingan
antara hasil tertinggi dan terendah lebih besar dari 2, yang dilaporkan hanya hasil
yang terkecil.
e. Jika digunakan dua cawan petri (duplo) per pengenceran, data yang diambil harus
dari kedua cawan petri itu, tidak boleh dari satu. Oleh karena itu harus dipilih tingkat
pengenceran yang menghasilkan kedua cawan duplo dengan koloni antara 30 dan
300.
4. Metode tetes (Drop Plate)
Bahan pemeriksaan yang telah dibuat homogen sebanyak 0,01 – 0,1 ml diletakkan
pada medium lempeng agar yang telah dikeringkan lebih dahulu dengan menggunakan
pipet 0,1 ml atau 0,2 ml posisi vertical, sehingga ujung pipet tidak menyentuh permukaan
medium tetapi tetesannya menyentuh permukaan medium. Tetesan tadi dibiarkan
menyebar sendiri pada permukaan medium. Biarkan pada suhu kamar sampai bagian cair
terserap semua ke dalam medium agar.
Medium lempeng agar dieramkan dengan posisi terbalik. Sesudah waktu
pengeraman jumlah koloni yang tumbuh dihitung. Jumlah koloni yang diperoleh
dikalikan dengan pengencerannya. Misalnya, apabila bahan yang diperiksa sebanyak 0,05
ml maka jumlah koloni adalah jumlah koloni yang diperoleh x 20 x 1/factor pengenceran.

C. Metode MPN
1. Pengertian MPN
Most Probable Number (MPN) dalam bidang kesehatan masyarakat dari
mikrobiologi pangan dipergunakan secara luas untuk menghitung jumlah bakteri yang
ada dalam bahan pangan. Media ini banyak digunakan untuk menghitung bakteri
patogenik dalam jumlah sedikit yang terdapat dalam bahan pangan. Metode ini
berdasarkan atas pengenceran. Apabila suatu larutan yang mengandung sel-sel
mikroorganisme diencerkan terus menerus, akhirnya akan diperoleh suatu larutan dimana
tidak dujumpai sel lagi yaitu dikatakan steril ( Bukle, 1985)
MPN adalah suatu metode perhitungan mikroorganisem berdasarkan data
kualitatif hasil pertumbuhan mikroorganisme pada medium cair spesifik dalam seni
tabung untuk memperoleh kisaran data kuantitatif jumlah mikrooganisme tersebut
(MPN/ml(g)). MPN merupakan suatu metode uji pengeceran bertingkat (serial dilution)
untuk mengukur konsentrasi mikroorganismme target dengan perkiraan. MPN sebagai
metode untuk menghitung jumahh mikroba dengan menggunakan medium cair pada
tabung reaksi yang pada umumnya setiap pengeceran menggunakan 3 atau 5 seri dan
perhitungan yang dilakukan merupakan tahap pendekatan secara statistik.
2. Prinsip MPN
Prinsip utama metode ini Adalah mengencerkan sappel sampai tingkat tertentu
sehingga didapatkann konsentrasi mikroorganisme yang pas/ sesuai dan jika ditanam
dalam tabung menghasilkan frekensi pertumbuhann tabung positif “ kadang-kadang
tetapi tidak selalu”.
Semakin besar jumlah sampel yang dimasukkan (semakin rendah pengenceran
yang dilakukan) maka semakin “sering” tabung positif yang muncul. Semakin kecil
jumlah sampel yang dimasukkan (semakin tinggi pengenceran yang dilakukan) maka
semakin “jarang” tabung positif yang muncul. Semua tabung positif yang dihasilkan
sangat tergantung dengan probilitas sel yang terambil oleh pipet saat memasukkanya ke
dalam media. Oleh karena itu, homogenisasi sangat mempengaruhi metode ini.
Kombinasi munculan positif (ya) atau negatif (tidak) ini menggambarkan perkiraan
konsentrasi miikroorganisme pada sampel sebbelum diencerkan. Perubahan dari data
positif atau negatif sampaii menghasilkan angka dilakukan dengan proses perhitungan
peluang. Jadi nilai MPN adalah suatu angka yang menggambarkan jumlah
mikroorganisme yag memiliki kemungkinan paling tinggi.
3. Keuntungan MPN
Beberapa kelebihan metode MPN yang diambil berdasarkan Oblinger dan
Korburger (1975) adalah :
a. Akurasi dapat ditingkatkan dengan memperbanyak tabung yang digunakan setiap
pengecerannya.
b. Ukuran (volume) sampel yang yang cukup besar (dibandingkan plate count).
c. Sensitivitas umumnya cenderung lebih baik pada konsentrasi mikroorganisme yang
sedikit daripada plate count.
d. Recovery umumnya lebih baik karena menggunakan media cair, tetapi tetap
tergantung partikel sampel yang mungkin dapat menganggu.
e. Jika medium spesifik yang sesuai dengan pertumbuhan bakteri target dapat dibuat
maka perkiraan perhitungan MPN dapat dilakukan berdasarkan medium tersebut.
Asumsi yang diterapkan dalam metode MPN adalah :
- Bakteri terdistribusi sempurna dalam homogenat sampel.
- Sel bakteri terpisah-pisah secara individual. Tidak dalam betuk rantai atau
kumpulan tiap (bakteri coliform termasuk E.coli terpisah sempurna tiap selnya
dan tidak membetuk rantai).
- Media yang dipilih telah sesuai untuk pertumbuhan bakteri target dalam suhu dan
waktu inkubasi tertentu sehingga minimal satu sel hidup mampu menghasilkan
tabung positif selama masa inkubasi pada media tersebut.
- Jumlah yang didapatkan menggambarkan bakteri yang hidup (viable) saja. Sel
yang teluka dan tidak mampu menghasilkan tabung positif tidak akan terdeteksi.
- Setiap individu tabung memilki data yang terdiri sendiri (independen).

Nilai MPN adalah perkiraan jumlah unit tumbuh (growth unit) atau unit
pembentuk-koloni (colony-forming unit) dalam sampel. Namun, pada umumnya, nilai
MPN juga diartikan sebagai perkiraan jumlah individu bakteri. Satuan yang digunakan,
umumnya per 100 mL atau per gram. Jadi misalnya terdapat nilai MPN 10/g dalam
sebuah sampel air, artinya dalam sampel air tersebut diperkirakan setidaknya
mengandung 10 coliform pada setiap gramnya. Makin kecil nilai MPN, maka air tersebut
makin tinggi kualitasnya, dan makin layak minum. Metode MPN memiliki limit
kepercayaan 95 persen sehingga pada setiap nilai MPN, terdapat jangkauan nilai MPN
terendah dan nilai MPN tertinggi. Adapun ragamnya yaitu (Marsela: 2015):
1. Ragam 511
a.  5 tabung yang berisi LB double x 10 ml
b. 1 tabung yang berisi LB single x 1 ml
c. 1 tabung yang berisi LB single x 0,1 ml
2. Ragam 555
a. 5 tabung yang berisi LB double x 10 ml
b. 5 tabung yang berisi LB single x 1 ml
c. 5 tabung yang berisi LB single x 0,1 ml
3. Ragam 333
a. 3 tabung yang berisi LB double x 10 ml
b.  3 tabung yang berisi LB single x 1 ml
c. 3 tabung yang berisi LB single x 0,1 ml
Standar analisa air untuk mengetahui adanya bakteri coliform ada 3 melalui
tahapan uji yaitu (Marsela: 2015):
1. Uji duga (Presumtive Test)
Bertujuan untuk menduga adanya bakteri coli yang mempunyai sifat mampu
memfermentasikan laktosa dengan menghasilkan gas. Bakteri coli yang diduga
meliputi semua bakteri gram negatif tidak membentuk spora, selnya membentuk sel
pendek, bersifat fakultatif anaerob, membentuk gas dalam waktu 24 jam dari laktosa
pada temperatur 37 derajat Celsius. Apabila terbentuk gas dalam waktu 24 jam kedua
(48 jam) uji dinyatakan meragukan. Sedangkan apabila gas tidak terbentuk dalam
waktu 48 jam uji dinyatakan negatif. Apabila hasil uji duga negatif, maka uji-uji
berikutnya tidak perlu dilakukan karena dalam hal ini berarti pula tidak ada bakteri
coli dalam contoh.
Untuk analisis air, dalam uji penduga di gunakan lactose broth, sedangkan untuk
contoh lainya yang banyak mengandung bakteri asam laktat, misalnya susu, di
gunakan brilliant green lactose bilebroth (BGLB). Bakteri asam laktat dapat
memfermentasi laktosa dan membentuk gas, hingga dapat mengakibatkan pembacaan
uji positif yang salah. BGLB merupakan medium selektif yang mengandung asam bile
sehingga dapat menghambat bakteri gram positif termasuk Coliform.
Inkubasi di lakukan pada suhu 35oC selama 24-48 jam dan tabung di nyatakan
positif bila terebentuk gas sebanyak 10 % atau lebih dari volume di dalam tabung
Durham.tabuung yang tidak menunjukan terbentuknya gas di perpanjang lagi
inkubasinya hingga 48 jam. Jika tetap tidak terbentuk gas, di hitung sebagai tabuung
negatif. Jumlah tabuung yang positif di hitung pad masing-masing seri. MPN penduga
dapat di hitung dengan melihat table MPN 7 tabung.
2. Uji Penetapan (Comfirmed Test)
Bertujuan untuk menegaskan hasil positif dari test perkiraan media yang secara
umum digunakan adalah Brilliant Green Laktosa Bile Bronth (BGLB 2%) atau bisa
juga menggunakan media selektif dan diferensial untuk bakteri coli sperti misal Endo
Agar (EA). Pembacaan dilakukan dengan melihat 24-48 jam dengan melihat tabung-
tabung yang positif. Test ini merupakan test yang minimal harus dikerjakan untuk
pemeriksaan bakteriologis air.
Terbentuknya gas dalam lactose broth atau dalam BGLB tidak selalu menunjukan
bakteri coli karena mikroba lainya mugkin juga ada yang dapat memfermentasikan
laktosa dengan membentuk gas, misalnya bakteri asam laktat dan beberapa kahmir
tertentu. Oleh karena itu perlu di lakukan uji penguat pada agar EMB.Dengan
Menggunakan jaarum ose, contoh dari tabung MPN yang menunjukan uji penduga
positif (terbentuk gas) masing-masing di inokulasikan pada agar cawan EMB dengan
cara goresan kuadran. Semua tabung di inkubasikan pada suhu 35oC selam 24 jam.
Jumlah cawan EMB pada masing-masing pengenceran yang menunjukan adanya
pertumbhan Coliform, baik fekal maupun non fekal, dihitung, dan MPN penguat dapat
di hitung dari table MPN 7.
3. Uji Lengkap ( Completed Test)
Dari pertumbuhan koloni pada agar cawan EMB, di pilih masing-masing satu
koloni yang mewakili Coliform fekal dan satu koloni yang mewakili Coliform non
fekal. Uji lengkap di lakukan untuk melihat apakah isolat yang di ambil benar
merupakan bakteri Coliform.
Dari masing-masing koloni tersebut di buat perwarnaan gram, dan sisanya
masing-masing di larutkan ke dalam 3 ml larutan pngencer steril. Dari suspensi bakteri
tersebut masing di inokulasikan menggunakan jarum ose ke dalam tabung berisi lakose
broth dan tabung Durham, dan di goreskan pada agar miring nutrien agar. Tabung di
inkubasikan pada suhu 35oC selam 24 jam, dan di amati pertumbuhan dan
pembentukan gas di dalam lactose broth. Koloni yang menunjukan reaksi pewarnaan
gram negatif berbentuk batang, dan membentuk gas di dalam lactose broth
mereupakan uji lengkap adanya koloni Coliform.
Biasanya dengan membuat isolasi/ piaraan murni dengan coloni yang tumbuh
pada test penetapan. Uji ulang juga dimaksudkan untuk uji ulang apakah jasad renik
yang diduga Coliform pada uji duga memang benar. Dalam uji lengkap dapat diamati
morfologi dan fisiologi dari bakteri yang diduga coiform. Apabila semua kriteria
dipenuhi dapat ditarik kesimpulan bahwa contoh air mengandung bakteri coliform.
D. Uji Kualitatif Bakteri Patogen
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas diharapkan kepada pembaca maupun pendengar
dapat memahami materi yang telah dipaparkan secara keseluruhan, dan diharapkan dapat
memberikan saran maupun keritikan kepada penulis yang bersifat membangun.
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai