FAKULTAS FARMASI
LAPORAN
OLEH
KELAS : C1C2
KELOMPOK : 1 (SATU)
ASISTEN : Apt. ASRIANI SUHAENAH S.Si.M.Kes
FAKULTAS FARMASI
MAKASSAR
2021
PEMERIKSAAN FISIKA DAN ZAT ORGANIK DALAM URIN
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam dunia farmasi, tidak hanya profesi yang menyangkut seni
dan ilmu penyediaan bahan obat, dari sumber sintetik atau alam yang
sesuai. Farmasi mencakup identifikasi, pemisahan, dan pembuatan
obat sehingga dapat digunakan untuk mengatasi masalah kesehatan
dengan sesuai dan aman. Dengan adanya ilmu kimia klinik yang
mempelajari mengenai pemeriksaan kimia yang dapat dilakukan
terhadap darah, urin, sputum(seperti ludah ataupun dahak), cairan
tubuh(seperti otak) ginjal, dan sebagainya. Pemeriksaan laboratorium
yang dilakukan pada cairan tubuh seperti misalnya pada uji fungsi
hati, ginjal, lambung, pankreas, lemak darah, gula darah, yang mana
dapat digunakan untuk menjadi alasan kuat hasil diagnosis,
Khususnya pada pemeriksaan fisika dan zat organik dalam urin,
dimana pada praktikum kali ini akan dilakukan pengujian terhadap urin
untuk melihat bagaimana proses identifikasi yang dilakukan untuk tes
urin ini dan apa-apa saja indikasi-indikasi yang didapatkan.
Urinalisis merupakan salah satu tes yang sering diminta oleh para
klinis. Yang dapat mendapatkan informasi mengenai fungsi metabolis
tubuh, juga dapat mendeteksi kelainan asimptomatik. Tes urin sering
dilakukan dikarenakan sampel yang mudah didapatkan dan teknis
yang tidak begitu sulit. Bertujuan untuk menunjukkan keadaan normal
tidak terdapat dalam urin, atau menunjukkan perubahan kadar zat
yang dalam keadaan normal terdapat dalam urin.
Tes urin terdiri dari pemeriksaan makroskopik (secara fisik meliputi
warna, bau, bobot jenis, dan pH), mikroskopik/ sedimen( meliputi
eritrosit, leukosit, sel epitel, torak, bakteri, kristal, jamur, dan parasit)
dan kimia urin ( meliputi protein, glukosaa, keton, darah, bilirubin,
urobilinogen, nitrit, dan lekosit esterase.
Volume urin
3. 1 Alat Praktikum
Adapun alat yang digunakan dalam praktikum adalah Dek
Glass, Gegep Kayu, Kertas pH Indikator, Lampu Spiritus, Mikroskop,
Objek Glass, Pipet Tetes, Pinset, Tabung Reaksi, Timbangan
Analitik, Tabung Sentrifuge, dan Sentrifuge.
3. 2 Bahan Praktikum
Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum adalah Asam
Asetat Glasial, Aquadest, Urin Pagi, Urin Sewaktu, dan Reagen
Benedict.
3. 3 Cara Kerja
a. Pemeriksaan Fisika
1. Pemeriksaan Warna
i. Disiapkan alat dan bahan
ii. Dipipet sebanyak 5 mL ke dalam tabung reaksi
iii. Diamati warna urin dalam posisi serong dalam cahaya
tembus
iv. Interpretasi hasil pemeriksaannya yaitu urine tidak
berwarna, kuning, kuning muda, kuning tua, kemerahan,
merah coklat, kuning merah, biru kehijauan, hitam gelap,
kuning kecoklatan, dan bebusa
2. Pemeriksaan Bau
i. Disiapkan alat dan bahan
ii. Dipipet 5 mL ke dalam tabung reaksi
iii. Dicium bau urine dengan mengibaskan tangan di atas
sampel sampai tercium
iv. Interpretasi hasil pemeriksaannya yaitu urine beraroma
makanan, obat, amoniak, ketonuria, dan busuk
3. Pemeriksaan pH
a) Disiapkan alat dan bahan
b) Dicelupkan kertas pH ke dalam urine
Kelompok Hasil
Warna Bau pH
1 Bening Amoniak 4,8
2 Kuning muda Busuk 8
3 Pink Ammonia 7,5
4 Berbusa Bau tajam 7,1
4.6 Perhitungan
1. Perhitungan Bobot Jenis Urine
Diketahui :
a. Bobot Piknometer Kosong : 16.18 g
b. Bobot Piknometer + Urine : 42.53 g
c. Volume Urine : 10 mL
Ditanyakan : BJ = …?
(42.53 g)−(16.18 g)
= 10 𝑚𝐿
= 2.635 g/mL
4.7 Pembahasan
Urinalisis merupakan salah satu tes yang sering diminta oleh
para klinis. Yang dapat mendapatkan informasi mengenai fungsi
metabolis tubuh, juga dapat mendeteksi kelainan asimptomatik. Tes
urin sering dilakukan dikarenakan sampel yang mudah didapatkan
dan teknis yang tidak begitu sulit. Bertujuan untuk menunjukkan
keadaan normal tidak terdapat dalam urin, atau menunjukkan
perubahan kadar zat yang dalam keadaan normal terdapat dalam urin.
Dilakukannya percobaan pemeriksaan warna urin bertujuan
menentukan apa warna urin dengan cara mengamati langsung
dibawah cahaya. Hasil yang diperoleh dari praktikum dengan sampel
urine berwarna bening, normalnya urine yang baik warna kuning muda
– bening, maka dapat dikatakan memenuhi syarat. Adapun manifestasi
klinis dari warna urin yang tidak normal adalah : semakin pekat/ coklat
urin menandakan bahwa seseorang kuran cairan atau minum air putih.
Dilakukannya percobaan bau urin untuk mengetahui bau dari urin.
Dengan cara langsung yaitu menggunakan indera penciuman
kemudian pemeriksaan sample didapatkan bau ammoniak, sedangkan
Kesimpulan
Adapun kesimpulan darii percobaan ini didapatkan urin dengan
warna bening, bau manis(tidak normal), dan nilai pH 4,8 (normal), nilai
bobot jenis 2,635 g/mL (tidak normal), pada sedimen urin hanya
ditemukan eritrosit (tidak normal), dan zat organic urin larutan
berwarna hijau (tidak normal) sedangkan pada protein pada urin tidak
adanya kekeruhan (normal/negatif). Jadi dapat disimpulan bahwa sampel
urin yang digunakan pada percobaan ini dinyatakan urin tidak normal karena
adanya gangguan kesehatan pada probandus yaitu pada uji bobot jenis urin
yang hasilnya berlebih.
5.2 Saran
Dalam pengerjan sebaiknya dibutuhkan ketelitian agar hasil yang
diperoleh sesuai.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Data Pengamatan
Lembar Kerja
4. *Kesimpulan
a. Warna urin memenuhi/tidak memenuhi persyaratan
Ket:
*Coret yang tidak perlu
Hasil pengamatan warna nyatakan dengan : tidak berwarna,
kuning, kuning muda, kuning tua, kemerahan, merah coklat,
kuning merah, biru kehijauan, hitam, gelap, kuning kecoklatan,
dan berbusa.
Hasil pengamatan bau dinyatakan dengan bau makanan, bau
obat-obatan, bau amoniak, bau ketonuria, atau bau busuk
Lembar Kerja
Lembar Kerja
Lembar Kerja
Lembar Kerja
No Penilaian Hasil
.
1. Hasil Larutan/endapan yang terbentuk berwarna TIDAK
percobaan KERUH…..
2. Proses
Reaksi