Anda di halaman 1dari 16

STEROKIMIA

1. Defenisi Sterokimia
Banyak senyawa organik yang memiliki struktur molekul yang
sama tetapi sifat fikisa dan kimianya berbeda. Adanya perbedaan sifat
tersebut dapat disebabkan oleh perbedaan konfigurasinya. Sebagai
contoh senyawa dengan rumus molekul C2H6O dapat merupakan
senyawa etil alkohol, C2H5OH, dan dimetil eter CH3OCH3 ; kedua
senyawa tersebut jelas berbeda. Sifat-sifat kimia organik menitik
beratkan pada bagaimana atom-atom dalam molekul terikat satu sama
lain. Kita akan mengetahui nanti bahwa ada suatu sifat kimia senyawa
organik yang mengharuskan kita meninjau susunan atom-atom molekul
dalam ruang tiga dimensi. Studi tentang struktur molekul dalam ruang
tiga dimensi disebut sterokimia. Bidang ilmu ini diperkenalkan oleh Le
Bel pada tahun 1874.
2. Isomer Struktur dan Stero Isomer
a. Isomer Struktur
Isomer struktur dibagi menjadi 3 jenis yaitu:
 Isomer Rantai
Isomer rantai adalah berbagai senyawa yang mempunyai rumus
moleku sama tetapi berbeda bentuk rantainya. Berbagai
senyawaan penggolongan alkna merupakan contoh senyawaan
yang memperlihatkan isomeri rantai. Dari dolongan alkana ini,
hanya metana (CH4), etana (C2H6) dan propana (C3H8) yang tidak
mempunyai isometri, sedangkan seri homolog lainnya mulai dari
butana (C4H10) mempunyai isomer. Jumlah isomer butana ada
dua yaitu n-butana dan isobutana.
 Isomeri Kedudukan (Tempat)
Isomeri kedudkan (tempat) adalah berbagai senyawaan yang
mempunyai gugus fungsi dan senyawaan yang sama tetapi
kedudukan gugus fungsi tersebut berbeda. Sebagai contoh
senyawaan dengan rumus molekul-molekul C4H9OH dapat
mempunyai dua isomeri kedudukan yaitu 1-butanol dan 2-butanol.

Bila ditinjau berdasrkan isomeri rantai dan isomeri kedudukan,


maka senyawa dengan rumus molekul C4H9OH tersenut
mempunyai empat isomer yaitu 1-butanol,2-butanol, isobutil
alkohol, dan tersier isobutil alkohol.

 Isomeri Gugus Fungsi


Isomeri gugus fungsi adalah berbagai senyawaan yang
mempunyai rumus molekul sama tapi berbeda fungsinya. Sebagai
contoh, C3H6O mempunyai dua isomer gugus fungsi yaitu dimetil
keton (aseton) dan etanal (asetaldehid). Kedua senyawa ini jelas
berbeda sifat fisika maupun kimianya.
b. Stereo Isomer
Keisomeran ruang atau stereoisomer adalah keisomeran yang
terjadi pada senyawa-senyawa yang memiliki rumus molekul yang
sama,teapi memiliki konfigurasi yang berbeda. Keisomeran ini
dibedakan atas keisomeran geometris dan keisomeran optis.
 Keisomeran geometris
Keisomeran geometris atau keisomeran cis-trans (Latin cis = sisi
sama dan trans = berseberangan) dimiliki oleh senyawa-senyawa
organik yang memiliki ikatan rangkap dua di antara rantai
karbonnya.
Perbedaan isomer yang satu dengan dalah letak atau subtituen
ikatan rangkap. Makin banyak ikatan rangkap dalam satu
senyawa, makin komplek isomer geometris tersebut. Apabila
kedudukan subtitun yang sama berada pada sisi yang sama atau
sepihak, isomer tersebut disebut cis apabila bersebrangan disebut
trans.
Isomer geometri ini merupakan jenis isomer yang disebabkan oleh
bentuk moleku yang kaku dan hanya ditemui dalam senyawaan
golongan alkena dan siklis.
Atom atau gugus yang hanya diikat oleh sigma dapat diputar
sehingga bentuk keseluruhan molekul selalu berubah. Tapi gugus
yang diikat oleh ikatan ganda tidak dapat diputar mengelilingi
ikatan ganda tersebut sebelum ikatan pi putus. Pada temperatur
ruang, energi yang diputuskan untuk memutuskan ikatan pi (68
kkal/mol) tidak terpenuhi. Disebabkan oleh ikatan pi yang kaku,
maka gugus-gugus yang diikat pada karbon dengan ikatan pi
mempunyai kedudukan yang tetap di dalam ruang.
Atom yang diikat dalam senyawaan lingkar tidak bebas berputar
mengelilingi ikatan sigma pada lingkar tersebut. Pada perputaran
mengelilingi ikatan sigma dalam lingkar, atom atau gugus tersebut
akan melalui pusat lingkar. Hal ini tidak akan terjadi karena
adanya gaya tolak menolak Van der Waals, kecuali bila lingkar
tersebut mengandung sepuluh atom karbon atau lebih. Contoh
isomer geometri pada senyawaan golongan alkena.

Contoh isomer geometri pada senyawaan alkana sikli


Untuk sementara, kita menganggap bahwa tom karbon pada
struktur lingkar, seperti sikloheksana, berbentuk datar dan cara
menggambarkannya sebagai berikut:

Atom hidrogen yang diikat pada lingkar ikatan-ikatannya tidak


selalu diperlihatkan. Pada contoh, kedua isomer di atas, untuk
isomer trans, gugus metil terletak di atas bidang dan gugus
hidroksil terletak di bawah bidang. Untuk isomer sis/cis, kedua
gugus tersebut terletak di atas bidang.
Kedua molekul di atas dapat dibalik, sehingga pengertian “di atas”
dan “di bawah” bidang datar hanya tepat untuk gambaran tertentu
suatu struktur. Tetapi meskipun dibalik, kedudukan gugus metil
dan gugus hidroksil pada isomer trans tetap berlawanan dan pada
isomer sis tetap sepihak.

Cara lain untuk menggambarkan kedudukan subtituen di atas dan


di bawah dengan bidang adalah sebagai berikut:
Pada alkena, jika pemberian nama menurut sistem sis-trans tidak
mungkin, maka digunakan sistem (Z) – (E), Z (zusamen yang
berarti sepihak) dan E didasarkan pada urutan yang berarti
berlawanan pihak). Sistem Z dan E didasarkan pada urutan
preoritas menurut Cohn, Ingold, dan Prelog (CIP). Urutan preoritas
tersebut adalah :
- I > Br > Cl > S > F > O > N > C > H
-T>D>H
Contoh:

Senyawa ini tidak dapat diberi nama menurut sistem sis dan trans.
Cara memveri nama menurut sistem Z dan E yaitu menentukan
urutan preoritas gugus yang terikat pada atom karbon-1 dan atom
karbon-2; pada karbon-1 yang mendapat preoritas gugus I dan
pada atom karbon-2 yang mendapat preoritas adalah gugus Cl.
Contoh:

Jika ada dua atom yang sama, maka nomor atom dari atom
berikutnya dari atom berikutnya digunakan untuk menentukan
urutan prioritas.
Jika ada atom yang diikat pada ikatan ganda atau ikatan rangkap
tiga, maka ikatan tersebut setara dengan ikatan tunggal.

Dengan menggunakan aturan di atas, kita menempatkan urutan


prioritas sebagai berikut:

 Keisomeran optik
Isomer optik hanya ditemui pada molekul yang dapat berada
dalam dua bentuk yang saling merupakan benda dan bayangan
cerminnya.
Van Hoff dan Le Bell berpendapat bahwa isomeri optik
disebabkan oleh adanya atom karbon asimetri, yaitu atom karbon
yang mengikat empat atom/gugus yang berbeda. Jumlah
maksimum isomer = 2n (n=jumlah atom karbon asimetri).
Contoh:
Suatu senyawaan yang mempunyai satu atom karbon asimetri,
I dan II seperti berada pada bayangan cerminnya.
Contoh :
Contoh suatu senyawaan yang mempunyai dua atom karbon
asimetri,

Pasangan I dan II seperti benda dan bayangan cerminnya,


demikian pula dengan pasangan III dan IV. Keempat isomer ini
optik aktif.
Pasangan isomer ruang suatu molekul yang merupakan benda
dan bayangan cerminnya serta saling bersetangkup
(superimpisable) disebut enasiomer atau antipoda.
3. Tata Nama Stereo Isomer
Sepasang anantiomer merupakan senyawa benzena. Oleh karena
itu anantiomer harus mempunyai nama sendiri. Tatanama yang telah
disepakati untuk penamaan anantiomer adalah sistem Cahn-Ingold-
Prelog (sistem CIP) atau sering disebut (R), (S), (R), dan (S) yang
masing-masing besaral dari bahasa Latin rectus dan sinister yang
berarti kanan dan kiri.
Berdasarkan sistem CIP, orientasi kelompok pada pusat kekiralan
ditentukan dengan menggunakan aturan sesuai prioritas.
Penamaan enantiomer berdasarkan sistem CIP ditentukan oleh
peraturan berikut:
1. Atom/konverter ganti yang terikat langsung ke pusat kekiralan
disusun bersarkan prioritas berdasarkan nomor proton.
Contohnya beberapa atom / konverter ganti berikut yang
disusun berdasarkan urutan paling utama.

2. Begitupun bagi isotop, isotop dengan massa atom tinggi akan


diberi prioritas.

3. Jika prioritas tidak dapat ditentukan berdasarkan atom yang


sama yang terikat pada pusat kekiralan, prioritas diberikan
kepada atom karbon yang terikat kepada pusat kekiralan.
Contohnya, bagi kumpulan metil –CH2 , dan etil –CH2CH3,
kumpulan etil lebih utama daripada kumpulan metil karena
susunan atom yang terikat pada atom karbon adalah H,C, dan
H. Sedangkan kumpulan metil susunanya adalah H, H, dan H.

4. Bagi ikatan yang mempunyai ikatan rangkap dua dan rangkap


tiga, prioritas diberikan dengan menganggap atom-atom yang
berikatan ganda atau rangkap tiga melalui ikatan tunggal.
5. Setelah prioritas ditentukan, molekul diputar agar atom dengan
nomor protong yang paling kecil yaitu E pada contoh di bawah,
terletak jauh dari pengamatan. Agar yang dilihat hanya
pengaturan trigon dari tiga kelompok (A,B,dan D). Konfigurasi
ditentukan dengan melihat arah urutan A, B, dan D.

4. Anantiomer dan Molekul Kiral


a. Anantiomer
Senyawa-senyawa yang memiliki pusat-stero dapat dibagi atas
dua kelompok: anantiomer dan diasteromer. Molekul-molekul yang
bayangan cerminnya tidak dapat berimpit disebut enantiomer.
Enantiomer dapat mengandung satu atau lebih pusat-stero.
Enantiomer berasal dari bahasa Yunani, enantion, yang berarti
berlawanan.
Ada banyak contoh molekul yang mengandung atom karbon
yang terikat pada empat gugus dan memiliki struktur tetrahedral.
Jika molekul memiliki suatu bidang simetris, molekul tidak akan kiral.
Bidang simetris ada jika anda dapat meletakkan sebuah bidang
(atau cermin) di suatu tempat pada sebuah molekul dan tampak
bayangan yang indentik pada kedua sisi bidang tersebut.
b. Molekul Kiral
Semua objek yang mempunyai bayanagan cermin. Bayangan
cermin ada yang dapat berimpit (superimposable atau
superposable) dan ada yang tidak.
Benda-benda yang tidak berimpit di bayangan cerminnya
disebut kiral. Kata kiral berasal dari bahasa Yunani yang berarti
tangan. Jadi kita berbiicara tentang kekanankirian (handedness)
jumlah molekul.
Cukup banyak benda-benda kiral yang kita jumpai dalam
kehidupan sehari-hari, diantaranya adalah sepatu dan kaos tangan.
Sedang kaos kaki adalah salah satu benda akiral.
Molekul kiral dapat diperhatikan dengan senyawa yang relatif
sederhana. Sebagai contoh pada 2-butanol.

Oleh karena molekul 2-butanol maka ada dua molekul 2-butanol


yang berbeda dan molekul-molekul tersebut adlah anantiomer-
anantiomer.
Untuk molekul yang mengandung satu karbon kiral,
dimungkinkan terdapat satu pasang anantiomer. Sedangkan yang
dimaksud dengan karbon kiral adalah suatu atom karbon yang
mengikat gugus yang berbeda. Dalam molekul 2-butanol, karbon 2
adalah karbon kiral, dan empat gugus yang berbeda yang terikat
padanya adalah hidroksil, metil, etil, dan atom hidrogen.
Berbeda dengan kenyataan di atas, jika ada dua atom atau
lebih yang terikat pada suatu karbon tetrahedral, maka molekul
tersebut adalah akiral atau superimposable terhadap bayangan
cerminnya. Sebagai contoh adalah molekul 2-propanol.

Berdasarkan uraian di atas maka kita sampai pada kesimpulan


yang telah ditemukan oleh van’t Hoff:
1. Hanya satu senyawa yang ditemukan untuk rumus CH3X.
2. Hanya satu senyawa yang ditemukan untuk rumus CH2X2.
3. Ada dua senyawa yang bersifat anantiomerik telah
ditemukan untuk rumus CHXYZ.
5. Sifat Anantiomer
Sifat Fisika dan Kimia
Anantiomer-anantiomer banyang cermin memiliki titik lebur, titik
didih, indeks bias, panas pembakaran, kelarutan dalam akiral, dan
reaktivitas kimia dengan reaksi akiral yang sama. Dalam kondisi
tertentu, sifat kimia dan sifat fisika enantiomer tidak sama.
Steroselektivitas
Enantiomer memiliki reaktivitas berbeda pada kondisi khusus.
Salah satu enantiomer dapat bereaksi dengan lebih baik dengan pusat-
stero tententu dari pereaksi lain.
Sifat Optis Anantiomer
Ada satu sifat fisika yang sangat penting, yang dipakai untuk
membedakan enantiomer. Enantiomer-enantiomer menunjukkan cara
interaksi dengan cahaya terpolarisasi bidan.
6. Molekul dengan Lebih dari Satu Atom Kiral
Atom karbon yang asimetris/kiral lazim diberi tanda bintang, C*.
Reaksi-reaksi addisi terhadap olefin-olefin biasanya menghasilkan
senyawa yang mempunyai dua atom –C*, seperti pada contoh berikut:

Pada contoh-contoh di atas terdapat dua pusat asimetris yang tak


sama dan masing-masing dapat memberikan daya putar yang besarnya
tentu berbeda-beda baik ke kanan ataupun ke kiri. Jika salah satu pusat
asimetri diberi tanda sebagai  b, dan yang lain  a, maka
penggabungan-penggabungan mungkin adalah sebagai berikut:

Di sini terdapat empat isomer yang digolongkan menjadi dua pasang


modifikasi anantiomer atau campuran-campuran dI. Sebagai contoh:
dua pasang senyawa yang perumusannya seperti : C6H5C*HBr-
C*HBrCOOH telah diketahui keduanya mempunyai sifat tak aktif optik,
tetapi dapat dibedakan satu terhadap lainnya berdasarkan titik leburnya
yang berbeda.
DAFTAR PUSTAKA

Dewan,S.K. 2010. Kimia Organik Farmasi. Buku Kedokteran EGC:


Jakarta.

Mahmood, Kamaliah. 2004. Kimia Organik Awalan. Utusan Publications &


Distributors Sdn Bhd: Kuala Lumpur.

Sartrahamidjojo, Hardjono.2005. Kimia Organik. Gadjah Mada University


Press: Yokyakarta.
KIMIA ORGANIK
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

STEROISOMER

NUR ASISI

1502017016

C11

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

MAKASSAR

2018

Anda mungkin juga menyukai