Anda di halaman 1dari 12

KOMUNIKASI ANTAR SEL

1. HUBUNGAN ANTAR SEL

Semua sel terus-menurus menerima informasi dari lingkungan


di sekelilingnnya, dan sel-sel itu harus dapat merespon dengan tepat.
Pada umumnya, sinyal kimiawi ekstraseluler kibagi menjadi tiga
katergori: (1) protein dan peptida; (2) neurotransmiter peptida; dan (3)
steroid dan molekul-molekul lain yang larut dalam membran. Sinyal fisik
seperti radiasi elektromagnetik (cahaya) dan panas juga penting.
Pertumbuhan, proliferasi, diferensiasi, pergerakan dan kematian seluler
terprogram semuanya tergantung pada sinyal-sinyal yang mengubah
fisiologi suatu sel, seringkali melalui aktivasi dan represi gen. Sinyal-
sinyal tersebut dapat menginduksi perubahan sementara ataupun
permanen di dalam sel.

Sinyal kimiawi secara spesifik mengikat protein reseptor yang


terdapat di membran plasma atau di dalam sitoplasma suatu sel. Jalur-
jalur sinyal tersebut mempunyai beberapa pembawa pesan pesan
kedua nonprotein seperti ion kalsium (Ca 2+), cyclic adenosine
monophosphate dengan pori-pori kalsium akan membuka pori-pori
tersebut yang terletak di retikulum endoplasma (RE) dan membran
plasma sehingga ion kalsium dapat bergerak berdasarkan gradien
konsentrasinya dari RE dan dari lingkungan ekstraseluler ke dalam
sitoplasma. Ion kalsium dan DG akan berikatan dengan protein kinase
C (PKC) inaktif sehingga PKC menjadi aktif. PKC yang aktif akan
memfosforilasi protein-protein kinase lainnya dalam jalur transduksi
sinyal, umumnya membuatnya menjadi aktif.

Hubungan antar sel dipengaruhi oleh berbagai struktur. Struktur


melekatnta sel merupakan modifikasi membrane plasma yang
menyebabkan sel itu saling melekat pada porsi tetap dan dapat pula
sebagai alat komunikasi. Hubungan seperti ini merupakan struktur yang
umum yang terdapat pada hewan metazoan termasuk vertebrata dan
invetebrata.

Spesialisasi hubungan tersebut merupakan modifikasi


permukaan sel sehingga memungkinkan sel-sel dapat mengadakan
komunikasi dengan sel sekitarnya. Berbagai spesialisasi dapat
merupakan pegangan untuk sel-sel yang berdekatan, menutup celah
ekstraseluler pada beberapa tempat dan dapat meneruskan impuls
listrik. Berdasarkan ukuran luas daerah spesialisasi dapat dibedakan
menjadi:

 Daerah Mocula yang berarti bercak

 Daerah zonula yang merupakan daerah yang melingkar sekeliling sel


seperti pita.

 Daerah ascia meliputi daerah yang lebih luas dari sekedar bercak.

Berdasarkan struktur spesialisasi membrane sel khususnya dalam


hubungan dengan membrane sel lainnya maka dapat hubungan
tersebut adalah:

 Desmososm

 Tight Juction (HUbungan menyatu)

 Gap Junction (nexux)

a. Desmososm

Desmosom terbentuk diantara sel-sel yang seiring dengan


penyatuan sitotrofosblast, ekspresi E-cadherin berkurang.
Desmodom merupakan tipe hubungan antar sel yang berfungsi untuk
melekatkan sel yang satu dengan yang lain. Dalam pengamatan
dengan mikroskop cahaya desmosom nampak sebagai benda-benda
yang berwarna gelap.

Pada desmosom kedua membrane yang berimpitan nemapak sejajar


dan lebih tebal, dipisahkan oleh ronga-ronga antar sel, bedarnya
rongga tersebut bervariasi antara 200 – 300A dan berisi materi
granuler dan materi padat yang berbentuk pita yang disebut sentriol
lamella, yang kaya aka karbohidrat. Dibawah membrane desmosom
terdapat cytoplasmic plaque yang merupakan pemadatan dari
sitoplasma. Dan pada tepi sitoplasma ada lapisan tebal yang
dibentuk oleh materi berupa filament-filamen dandari lapisan ini
terpencar mikrofilamen-mikrofilamen (onofilamen) yang bentuknya
mirip sapu yang mengarah ke dalam sel. Desmosom dapat
dibedakan menjadi:

a. Spot desmosom

Spot desmosom merupakan suatu struktur serupa kancing (dua


kancing yang berimpit) yang menghubungkan antara sel-sel yang
berdekatan sehingga kedua membrane menjadi terikat erat satu
dengan lainnya melalui desmosom itu, dan membrane plasma
tetap terpisah sebagai suatu lembaran yang parallel dengan jarak
kurang lebih 30 nm. Fungsi dari spot desmosom adalah memberi
dukungan mekanis yang kuat dalam hubungan antar sel. Jika
filament memperkuat perlekatan ke dalam, sedangkan sentriol
lamella memperoleh adhesi sel. Di bawah ini merupakan gam
spot desmosom.

b. Belt Desmosom
Belt desmosom merupakan pita yang berada diantara sel-sel
sebagai pengangikat sel-sel yang berdekatan. Pada sayatan
melintang belt-desmosom dapat dibedakan dari spot desmosom,
karena pada belt desmosom kekurangan daerah yang tidak
tembus electron (electron opaque plaque) dan filamennya lebih
kecil yang disebut denga filament kontraktil yang mengandung
aktin dan mempunyai ruang antar sel berukuran kurang lebih
200A

c. Hemidesmosom

Hemidesmosom adalah yang komponennya hanya sebagian dari


komponen spot desmosom, atau dinamakan setengah
desmosom (hal-desmosom) yang berfungsi untuk melekatkan sel
dengan jaringan ikat. Ditemukan pada bagian dasar sel epitel
yang melekat pada membrane dasarnya. Perlekatan ini dibangun
oleh satu lempeng protein yang berada si sitoplasma sel dan
banyak tonofilamen yang menembus membrane sel.

b. Tight Junction (Hubungan Menyatu)

Hubungan menyatu ini dinamakan juga sebagai zonula accludens


yang pada umumnya terletak di bawah dekat permukaan atas
(bagian afel) dari sel. Hubungan kedua membrane sangat rapat
sehingga pertemuannya terlihat sebagai garis lurus, tidak ada
ruang antar sel. Tight Junction terbentuk dari bergabungnya
deretan protein integral dari kedua membrane. Deretan molekul
protein tersebut dinamakan “sealingstrad”. Tight Junction
berfungsi sebagai “segel” dalam, dalam hubungan antar sel dan
dapat berperan sebagai penghalang gerak protein integral pada
membrane plasma.

c. Gap Juntion
Merupakan tipe hubungan antar sel yang sangat rumit. Jarak
antara dua membrane plasma kurang lebih30A dan ruang antar
sel ini ditembus oleh saluran-saluran halus saluran tersebut
tersusun oleh 6 sub-unit protein pada tiap membrane saluran Gap
Junction berukuran sekitar 20A. Dengan adanya gap ini terjadilah
komunikasi antar sel. Melalui saluran tersebut, berbagai molekul
(dengan BM 1000 kebawah) dapat melintas dari satu sel ke sel
lain, seperti misalnya glukosa, hormone, vitamin, dan asam
amino.Hubungan seperti itu mempunyai fungsi adhesi seluler
sehingga sel dapat mmelekat satu dengan lainnya. Hubungan
anatar sel tersebut umum ditemui pada sel hewan.

Gap junction memiliki fungsi yang bermacam-macam. Pada sel-


sel yang dapat tereksitasi seperti sel saraf gap junction berperan
sebagai penghubung antarsel sehingga potensial aksi dapat
merambat secara cepat tanpa terjadi delay. Begitu juga dengan
sel jantung, gap junction membantu sel-sel jantung agar
berkontraksi secara sikron. Pada bagian yang lain dalam tubuh
kita, gap junction juga berfungsi sebagai alat komunikasi dalam
bentuk yang berbeda. Contohnya, perkembangan normal dari
folikel ovari tergantung pada komunikasi melalui gap junction
antara oosit dengan sel granulosa yang mengelilinginya. Mutasi
pada gen yang mengkode connexin pada bagian ini dapat
menyebabkan kemandulan.

Sebagaimana kanal-kanal lain, kanal gap junction memiliki fase


terbuka maupun tertutup. Turunnya pH sel atau peningkatan
konsentrasi ion kalsium (Ca2+) dalam sel secara signifikan akan
menyebabkan penutupan kanal gap junction secara otomatis.
Para ilmuwan masih belum menemukan tujuan di balik penutupan
kanal gap junction ketika pH sel turun. Akan tetapi, mereka
menemukan bahwa penutupan kanal menjadi sangat penting ion
kalsium meningkat.

Membran sel yang rusak biasanya akan mudah ‘bocor’,


maksudnya mudah membiarkan ion-ion yang konsentrasi di
ekstrasel tinggi (seperti Ca2+ dan Na+) untuk masuk dan
sebaliknya, mudah melepaskan ion-ion penting dari dalam sel.
Jika gap junction tidak segera ditutup, sel-sel yang berbatasan
dengan sel rusak tersebut akan ikut terganggu keseimbangan
ionnya. Dengan tertutupnya gap junction, sel yang rusak akan
terisolasi dan sel yang sehat akan tetap selamat.

2. MATRIKS EKSTRASELULER

Matriks ekstraseluler (extracellular matrix, ECM) merupakan


komponen paling besar pada kulit normal dan memberikan sifat yang unik
pada kulit dari elastisitas, daya rentang dan pemadatannya. ECM merupakan
komponen paling besar pada lapisan kulit dermis. Matriks ekstraseluler dapat
memengaruhi bentuk sel, kelangsungan hidup sel, perkembangbiakan sel,
polaritas dan kelakuan sel. Sebagian besar sel perlu melekat ke matriks
ekstraseluler untuk tumbuh dan berkembangbiak.

2 kelas utama makromolekul yang menyusun matriks ekstraseluler:


Rantai-rantai polisakarida pada kelas yang disebut glikosaminoglikans
(GAGs), yang biasanya ditemukan terhubung secara kovalen dengan protein
dalam bentuk proteoglikan dan Fibrous proteins, yang meliputi kolagen,
elastin, fibronektin, dan laminin, yang memiliki fungsi struktural dan adhesif.

Komponen ECM

Glikosaminoglikans (GAGs)

GAGs merupakan rantai-rantai polisakarida tidak bercabang


yang tersusun atas unit-unit disakarida berulang dan merupakan grup
heterogenus pada rantai-rantai polisakarida yang bermuatan negatif
yang terhubung secara kovalen dengan protein untuk membentuk
molekul proteoglikan. Disebut GAGs karena satu dari 2 gula pada
disakarida yang berulang selalu merupakan gula amino (N-
acetylglucosamine/N-acetylgalactosamine). Gula kedua biasanya asam
uronat (glukuronat atau iduronat). GAGs sangat bermuatan negatif
karena ada grup sulfat atau karboksil pada sebagian besar gulanya.

4 grup utama GAGs dibedakan berdasarkan gulanya, tipe


hubungan di antara gula, dan jumlah serta lokasi grup sulfat: (1)
hyaluronan, (2) chondroitin sulfat dan dermatan sulfat, (3) heparan
sulfat, dan (4) keratan sulfat. Contoh GAGs: hyaluronan dan
proteoglikan.

Hyaluronan merupakan GAGs yang paling sederhana.


Hyaluronan tidak mengandung gula yang bersulfat, semua unit
disakaridanya sama, panjang rantainya sangat besar (ribuan monomer
gula), dan umumnya tidak terhubung secara kovalen dengan beberapa
protein inti. Proteoglikan tersusun atas rantai-rantai GAG yang
terhubung secara kovalen dengan protein inti. Proteoglikan dianggap
memiliki sebuah peranan utama dalam pemberian isyarat kimiawi di
antara sel.

Kolagen

Kolagen merupakan protein utama pada matriks ekstraseluler


dan merupakan sebuah famili fibrous protein yang ditemukan dalam
semua hewan multiseluler. Tipe utama kolagen yang ditemukan pada
jaringan penghubung adalah tipe I, II, III, V, dan XI. Rantai polipeptida
kolagen disintesis pada ribosom yang terikat membran dan dimasukkan
ke dalam lumen retikulum endoplasma sebagai prekursor besar, yang
disebut rantai pro-α. Setiap rantai pro-α lalu bergabung dengan dua
yang lainnya untuk membentuk molekul heliks yang terikat hidrogen
dan triple-stranded yang dikenal sebagai prokolagen. Setelah sekresi,
molekul prokolagen fibrillar dipotong menjadi molekul kolagen, yang
berkumpul menjadi fibril.Dalam pemanfaatannya, kolagen digunakan
untuk bahan kosmetik agar kulit menjadi kencang karena sifatnya yang
lentur.

Fibronektin

Fibronektin merupakan protein ekstraseluler yang membantu


sel melekat dengan matriks dan merupakan glikoprotein besar yang
ditemukan dalam semua vertebrata. Fibronektin adalah dimer yang
tersusun atas 2 subunit yang sangat besar yang terhubung dengan
ikatan disulfida pada satu ujungnya. Tipe utamanya disebut ulangan
fibronektin tipe III, berikatan dengan integrin. Tipe ini memiliki panjang
sekitar 90 asam amino.

Fibronektin muncul dalam bentuk yang dapat larut dan fibrillar.


Ada banyak isoform fibronektin yaitu fibronektin plasma dan fibril
fibronektin. Pentingnya fibronektin pada perkembangan hewan
ditunjukkan dengan eksperimen inaktivasi gen.

Fibronektin tidak hanya penting untuk pelekatan sel ke matriks


tapi juga untuk menuntun migrasi sel dalam embrio vertebrata.
Fibronektin memiliki banyak fungsi, yang membolehkannya berinteraksi
dengan banyak zat ekstraseluler, seperti kolagen, fibrin dan heparin,
dan dengan reseptor membran yang spesifik pada sel-sel yang
responsif.
DAFTAR PUSTAKA

Alberts, Johnson, Lewis, Raff, Roberts & Walter. 2008 Molecular Biology
of the Cell 5th Edition. Garland Science.

Campbell, Neil, dkk. 2008. Biologi Jilid I. Jakarta: Erlangga.

Stansfield, William D. 2006. Schaum’s Boilogi Molekuler. Jakarta:


Erlangga
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

KOMUNIKASI ANTAR SEL

NUR ASISI

1502017016

C11
PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

MAKASSAR

Anda mungkin juga menyukai