Anda di halaman 1dari 27

Hasil Kali Kelarutan

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Reakasi pembentukan hanya digunakan dalam analisis
kimia, baik dalam kualitatif maupun dalam analisa kuantitatif.
Endapan yang terjadi merupakan zat yang memisahkan diri dari
sutu fase padat yang keluar dari suatu sistem larutan yang dapat
berupa kristal atau koloid yang selanjutnya dapat dikeluarkan
melalui proses penyaringan atau proses pemulsingan.
Kelarutan suatu senyawa dalam pelarut didefenisikan
sebagai jumlah terbanyak (yang dinyatakan dalam gram atau mol)
yang akan larut dalam volume pelarutan tertentu pada suhu
tersebut.
Peristiwa pengendapan terjadi bila suatu larutan terlalu
jenuh dengan zat yang bersangkutan sedangka larutan suatu
adalah sama dengan konsentrasi molar dari larutan jenuhnya.
Kelarutan memiliki hubungan yang penting dengan hasil kali
kelarutan.
Hubungan hasil kali kelarutan mempunyai nilai yang besar
dalam analisis kuantitatif, karena dengan bantuannya
memungkinkan bukan saja untuk menerangkan, melainkan juga
meramalkan reaksi-reaksi pengendapan. Dalam prinsip hasil kali
kelarutan dapat digunakan dalam pengendapan hidroksida,
pengendapan sulfida, kelarutan garam yang sedikit larut dalam
asam, pengendapan fraksional dan sebagainya. Oleh karena itu,
diadakan percobaaan ini, karena sangat penting bagi seorang
mahasiswa untuk mengetahui metode dan cara penentuan nilai
hasil kali kelarutan suatu zat.

NUR ASISI NURUL FAHMI


15020170216
Hasil Kali Kelarutan

1.2. Maksud Praktikum


Adapun maksud dari percobaan ini adalah untuk mnentukan
tetapan hasil kali kelarutan.
1.3. Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dilaksanakannya praktikum ini adalah :
1. Membuat larutan jenuh suatu garam karbonat
2. Menentukan kelarutan garam karbonat
3. Menentukan hasil kali kelarutan garam karbonat

NUR ASISI NURUL FAHMI


15020170216
Hasil Kali Kelarutan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Teori Umum


Kelarutan suatu senyawa didefinisikan sebagai jumlah
terbanyak (yang dinyatakan baik dalam gram atau dalam mol) yang
akan larut dalam kesetimbangan dalam volume pelarut tertentu pada
suhu tertentu. Meskipun pelarut pelarut selain air digunakan dalam
banyak aplikasi, larutan dalam air adalah yang paling penting dan
banyak digunakan (Oxtoby, 2001).
Jika sejumlah zat terlarut dibiarkan berhubungan dengan
sejumlah terbatas pelarut, pelarutan terjadi secara terus menerus.
Hal ini berlaku karena adanya proses pengendapan, yaitu
kembalinya spesies (atom, ion dan molekul) kedalam keadaan tak
larut. Pada waktu pelarutan dan pengendapan terjadi dengan laju
atau kecepatan sama, kuantitas terlarut yang larut dalam sejumlah
pelarut tetap sama pada setiap waktu. Proses ini adalah satu
kesetimbangan dinamis dan larutannya dinamakan larutan jenuh.
Konsentrasi larutan jenuh dikenal sebagai kelarutan zat terlarut
dalam pelarut tertentu (Oxtoby, 2001).
Pada umumnya larutan mempunyai beberapa sifat. Sifat larutan
tersebut mempunyai hubungan erat dengan konsetrasi dari tiap
komponennya. Sifat-sifat larutan seperti rasa, pH, warna, dan
kekentalan bergantung pada jenis dan konsentrasi zat terlarut.
Larutan dapat dibuat dari dua macam zat, yaitu zat padat dan zat cair.
Berbagai jenis garam dapat kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari,
meskipun sekilas tampilan fisiknya hampir serupa. Tiap-tiap garam
memilki karakter khas, diantaranya dalam hal kelarutan dalam air. Ada
garam yang mudah larut, sedikit larut, hingga tidak dapat larut sama
sekali. Nilai Ksp berguna untuk menentukan keadaan senyawa ion
dalam larutan, apakah belum jenuh, tepat jenuh, atau lewat jenuh,

NUR ASISI NURUL FAHMI


15020170216
Hasil Kali Kelarutan

yaitu dengan membandingkan hasil kali ion dengan hasil kali


kelarutan (Oxtoby, 2001).
Kelarutan diartikan sebagai zat maksimum yang dapat larut
dalam pelarut tertentu sedangkan hasil kali kelarutan adalah kali
kelarutan konsentrasi ion-ion zat yang sukar larut dalam air
dipangkatkan koefisiennya masingmasing. Faktor-faktor yang
mempengaruhi larutan adalah jenis pelarut, temperature/suhu, dan
pengadukan (Rahardjo, 2007).
Kelarutan suatu garam atau basa ditentukan oleh hasil kali
kelarutannya pada suhu tertentu, yaitu hasil kali konsetrasi ion-ionnya
yang terdapat dalam larutan jenuh. Klearutan suatu Zat adalah jumlah
maksimum zat itu yang dapat larut dalam pelarut pada suhu tertentu.
Semakin banyak jumlah ion yang terdapat dalam larutan, semakin
besar kelarutannya, berarti sukar mengendap. Adanya ion sejenis dari
zat-zat dalam kesetimbangan larutan elektrolit yang sukar larut
menyebabkan kelarutannya berkurang (Estien, 2005).
Dari percobaan ini kita akan mengetahui apa itu kelarutan. Dan
untuk menentukan tatapan hasil kali kelarutan dari garam karbonat,
dengan membuat larutan jenuh dan menentukan hasil kali
kelarutannya didasari dari sistem kesetimbangan ( sunarya,2012).
Sifat kesetimbangan diantara padatan ion yang sedikit larut
danion-ionnya dalam larutan berair, dikenal dengan kesetimbangan
kelarutan. Kelarutan zat terlarut diketahui dari konsentrasi dalam
larutan jenuhnya, biasanya dinyatakan dalam banyaknya mol zat
terlarut per liter larutan jenuh (Chang,2003).
Seperti halnya kesetimbanganasam-basa,akan diketahui bahwa
kesetimbangan kelarutan sangat dipengaruhi oleh kehadiran ion
senama.Kesetimbangan kelarutan dari zat-zat (Chang,2003).

NUR ASISI NURUL FAHMI


15020170216
Hasil Kali Kelarutan

Kesetimbangan kimia adalah kesetimbangan dinamis,karena


dalam sistem terjadi perubahan zat pereaksi menjadi hasil reaksi, dan
sebaliknya.Sebagai contoh (Firman,2007):
AB + CD AC + BD
Sistem kesetimbangan dibagi menjadi dua kelompok,yaitu sistem
kesetimbangan homogen dan sistem kesetimbangan heterogen
(Firman,2007):
1. Kesetimbangan homogen merupakan kesetimbangan yang
anggota sistemnya mempunyai kesamaan fase,sehingga sistem
yang terbentuk itu hanya memiliki satu fase.
2. Kesetimbangan heterogen merupakan suatu kesetimbangan yang
anggota sistemnya mempunyai lebih dari satu fase, sehingga
sistem yang terbentuk pun mempunyai lebih dari satu macam fase
Hubungan antara kelarutan dengan Ksp yaitu Ksp dapat
menentukan kelarutan dan kelarutan dapat pula dihitung dari tabel
Ksp. Pengaruh ion senama, sejak ini larutan jenuh yang mengandung
ion-ion yang berasal dari satu sumber padatan murni. Kelarutan
senyawa ion yang sedikit larut semakin rendah kelarutannya dengan
kehadiran yang memberikan ion senama (Chang,2003).
Kelarutan adalah suatu zat dala suatu pelarut menyatakan jumlah
maksimum suatu zat terlarut dibiarkan berhubungan dengan sejumlah
terbatas pelarut, pelarut terjadi secar terus-menerus. Hal ini berlaku
Karen aadanya proses pengendapan terjadi dengan laju atau
kecepatan sama, kuantitas terlarut yang larut dalam sejumlah pelarut
tetap sama pada setiap waktu. Proses ini adalah satu keseimbangan
dinamis dan larutanya dinamakan larutan jenuh dikenal sebagai
kelarutan zat terlarut dalam pelarut. Kelarutan merupakan salah satu
sifat fisikokimia senyawa obat yang penting dalam meramalkan derajat
absorpsi obat dalamsaluran cerna (Purwoko, 2006).

NUR ASISI NURUL FAHMI


15020170216
Hasil Kali Kelarutan

Adapun Faktor-faktor penting yang mempengaruhi kelarutan


padatan kristalin, yaitu (Day and Underwood, 2002):
1. Suhu, kebanyakan garam anorganik akan bertambah kelarutannya
apabilasuhu dinaikkan.
2. Pelarut, kebanyakan garam anorganik lebih larut dalam air
daripada dalam pelarut organik. Air mempunyai momen dikutub
besar dan tertarik ke kedua kation dan anion untuk membentuk
ion terhidrat.
3. Pengaruh ion sama, sebuah endapan biasanya lebih larut dalam
air murni daripada dalam sebuah larutan yang mengandung salah
satu ion dalam endapan.
4. Pengaruh Ion-Aneka Ragam, banyak endapan menunjukkan
peningkatan kelarutan apabila garam yang tidak mengandung ion
yang sama dengan endapan yang ada dalam larutan.
5. Pengaruh pH, kelarutan garam dari asam lemah bergantung pada
pH larutan. Ion hidrogen bereaksi dengan anion garam untuk
membentuk asam lemah, dengan demikian meningkatkan
kelarutan garam.
6. Pengaruh hidrolisa, kelarutan demikian rendah hingga pH air tidak
berubah secara nyata oleh hidrolisa dan kelarutan cukup besar
hingga sumbangan ion hidroksida dari air dapat diabaikan.
7. Pengaruh kompleks, kelarutan suatu garam yang sedikit larut
tergantung pada konsentrasi dari zat-zat yang membentuk
kompleks dengan kation garam. Banyak endapan membentuk
kompleks yang larut dengan ion dari pereaksi pengendapan
sendiri. Kelarutan mula-mula turun, karena efek ion sama,
melewati minimum dan kemudian naik karena pembentukan
kompleks menjadi nyata.

NUR ASISI NURUL FAHMI


15020170216
Hasil Kali Kelarutan

2.2. Uraian Bahan


1. Asam Klorida (Ditjen POM, 2014, hal. 156)
Nama resmi : ACIDUM HIDROCHIORIDUM
Nama lain : Asam klorida , asam garam
Rumus molekul : HCl
Berat molekul : 36,46
Pemerian : Cairan tidak berwarna, berasap dan bau
merangsang jika diencerkan dua bagian air
dan asap hilang.
Kegunaan : Sebagai zat tambahan
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup
Rumus struktur : H Cl
2. Air Suling (Ditjen POM, 1979, hal. 96)
Nama resmi : AQUA DESTILLATA
Nama lain : Air Suling
Berat moleku : 18
Rumus molekul : H2O
Kegunaan : Sebagai zat tambahan
Pemerian : Cairan jernih, tidak berbau, tidak berasa
3. Barium Karbonat (Ditjen POM, 2014, hal. 1693)
Nama resmi : BARIUM CARBONATE
Nama lain : Barium karbonat
Rumus molekul : BaCO3
Berat molekul : 197,4
Pemerian : Serbuk warna putih, tidak berbau dan
membentuk Kristal
Kelarutan : Sangat mudah larut
Kegunaan : Sebagai zat tambahan

NUR ASISI NURUL FAHMI


15020170216
Hasil Kali Kelarutan

4. Indikator Fenol Merah (Ditjen POM, 1979, hal.704)


Nama resmi : FENOL SULFAKTALEN
Nama lain : Fenol merah
Rumus molekul : C6H14O3
Berat molekul : 318,32
Pemerian : Serbuk hablur bermacam-macam warna
merah tua sampai merah.
Kelarutan : Larut dalam air, mudah larut dalam
kloroformeter.
Kegunaan : Sebagai indicator
Penyimpanaan : Dalam wadah tertutup rapat
5. Kalsium Karbonat (Ditjen POM, 2014, hal. 602)
Nama resmi : CALCII CARBONAS
Nama lain : Kalsium karbonat
Rumus molekul : CaCO3
Berat molekul : 100,09
Pemerian : Serbuk hablur ; putih ; tidak berbau ; tidak
berasa.
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air, sangat sukarlarut
dalam air, yang menganduk karbondioksida.
Kegunaan : Antasidum

6. Magnesium Karbonat (Ditjen POM, 2014, hal.803)

Nama resmi : MAGNESII CARBONAS


Nama lain : Magnesium karbonat
Rumus molekul : MgCO3
Berat molekul : 84,3
Pemerian : Serbuk ; putih ; tidak berbau ; tidak
berasa Kelarutan Praktis tidak larut dalam
air, larut dalam asam encer dan disertai

NUR ASISI NURUL FAHMI


15020170216
Hasil Kali Kelarutan

terjadinya buih kuat.


Kegunaan : Laksativum
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

7. Natrium hidroksida (Ditjen POM, 1979, hal. 412)


Nama Resmi : NITRI HIDROXIUM
Sinonim : Natrium Hidroksida
Rumus Molekul : NaOH
Berat Molekul : 40,00 gr/mol
Rumus Struktur : Na OH
Pemeriaan : Putih atau praktis putih, massa melebur
Terbentuk pellet, serpihan atau batang atau
bentuk lain. Keras, rapuh, dan menunjukan
pecahan hablur bila dibiarkan diudar akan
cepat menyerap karbon diaksida dan lembab.
Kelarutan : Mudah larut dalam air dan dalam etanol.
Kegunaan : Sebagai pereaksi.

2.3. Prosedur Kerja (Anonim,2017)


Ambil larutan MgCO3 jenuh sebanyak 25 cm3 dengan pipet
gondok, masukkan kedalam erlemeyer 100 cm3 tambahkan dengan 5
cm3 larutan HCl 0,001 M,gunakkan pipet gondok (Volume) 5 cm3. Ke
dalam larutan campuran (1) itu tambah dengan 10 ml larutan
penunjuk NaOH 0,001 M dan kemudian tambahkan larutan penunjuk
fenolf merah. Ambil larutan baku HCl 0,001 M masukkan kedalam
buret Larutan campuran hasil kerja (2) titrasi dengan larutan HCl
baku yang telah anda siapkan dilangkah (3).Pada saat titrasi
erlemeyer digoyangkan agar terjadi reaksi sempurna dan merata.
Hentikan penambahan larutan HCl dari buret,bila larutan telah
berubah warna dari merah ke jingga (antara merah dan kuning) Catat

NUR ASISI NURUL FAHMI


15020170216
Hasil Kali Kelarutan

volume HCl 0,001 M pada akhir titrasi. Ulangi cara kerja 1,2,,4,5 dan 6
dua kali lagi,sehingga anda dapat 3 data.
Kerjakan perisis sama yang dilakukan di atas, tetapi larutan
yang diambil adalah CaCO3. Setelah itu kerjakan persis sama dengan
cara tersebut, tetapi larutan yang diambil adalah BaCO3.

NUR ASISI NURUL FAHMI


15020170216
Hasil Kali Kelarutan

BAB 3 METODE KERJA

3.1. Alat Praktikum


Adapun alat-alat yang digunakan dalam praktikum yaitu; Erlmeyer,
kaca kimia, pipet volume, pipet volume, pipet volume, buret dan
corong.
3.2. Bahan Praktikum
Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum yaitu: Larutan
jenuh Magnesium Karbonat (MgCO3), Kalsium Karbonat (CaCO3),
Barium Karbonat (BaCO3), Larutan baku HCl 0,0962 M, Larutan baku
NaOH 0,1068 dan penunjuk fenol merah.
3.3. Cara Kerja
3.3.1 MgCO3 (Magnesium Karbonat)
1. Masukkan MgCO3 kedalam erlemeyer sebanyak 25 ml. Tambahkan
5 ml HCl 0,0962 M dan 10 ml NaOH 0,1068 M, lalu tambahkan 3
tetes fenol merah.Setelah itu ditirasikan dengan HCl baku hingga
terjadi perubahan warna. Disini membutuhkan 4,1 ml HCl baku.
2. Masukkan MgCO3 kedalam erlemeyer sebanyak 25 ml. Tambahkan
5 ml HCl 0,0962 M dan 10 ml NaOH 0,1068 M, lalu tambahkan 3
tetes fenol merah.Setelah itu ditirasikan dengan HCl baku hingga
terjadi perubahan warna. Disini membutuhkan 3,9 ml HCl baku.
3. Masukkan MgCO3 kedalam erlemeyer sebanyak 25 ml. Tambahkan
5 ml HCl 0,0962 M dan 10 ml NaOH 0,1068 M, lalu tambahkan 3
tetes fenol merah.Setelah itu ditirasikan dengan HCl baku hingga
terjadi perubahan warna. Disini membutuhkan 4,1 ml HCl baku.
3.3.2. BaCO3 (Barium Karbonat)
1. Masukkan BaCO3kedalam erlemeyer sebanyak 25 ml. Tambahkan
5 ml HCl 0,0962 M dan 10 ml NaOH 0,1068 M, lalu tambahkan 3

NUR ASISI NURUL FAHMI


15020170216
Hasil Kali Kelarutan

tetes fenol merah.Setelah itu ditirasikan dengan HCl baku hingga


terjadi perubahan warna. Disini membutuhkan 3,5 ml HCl baku.
2. Masukkan BaCO3kedalam erlemeyer sebanyak 25 ml. Tambahkan
5 ml HCl 0,0962 M dan 10 ml NaOH 0,1068 M, lalu tambahkan 3
tetes fenol merah.Setelah itu ditirasikan dengan HCl baku hingga
terjadi perubahan warna. Disini membutuhkan 3,9 ml HCl baku.
3. Masukkan BaCO3kedalam erlemeyer sebanyak 25 ml. Tambahkan
5 ml HCl 0,0962 M dan 10 ml NaOH 0,1068 M, lalu tambahkan 3
tetes fenol merah.Setelah itu ditirasikan dengan HCl baku hingga
terjadi perubahan warna. Disini membutuhkan 3,6 ml HCl baku.
3.3.3. CaCO3 (Kalsium Karbonat)
1. Masukkan CaCO3 kedalam erlemeyer sebanyak 25 ml. Tambahkan
5 ml HCl 0,0962 M dan 10 ml NaOH 0,1068 M, lalu tambahkan 3
tetes fenol merah.Setelah itu ditirasikan dengan HCl baku hingga
terjadi perubahan warna. Disini membutuhkan 4,4 ml HCl baku.
2. Masukkan CaCO3 kedalam erlemeyer sebanyak 25 ml. Tambahkan
5 ml HCl 0,0962 M dan 10 ml NaOH 0,1068 M, lalu tambahkan 3
tetes fenol merah.Setelah itu ditirasikan dengan HCl baku hingga
terjadi perubahan warna. Disini membutuhkan 3,2 ml HCl baku.
3. Masukkan CaCO3 kedalam erlemeyer sebanyak 25 ml. Tambahkan
5 ml HCl 0,0962 M dan 10 ml NaOH 0,1068 M, lalu tambahkan 3
tetes fenol merah.Setelah itu ditirasikan dengan HCl baku hingga
terjadi perubahan warna. Disini membutuhkan 3,3 ml HCl baku.

NUR ASISI NURUL FAHMI


15020170216
Hasil Kali Kelarutan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Hasil
a. Tabel Pengamatan (1)
HCL NaOH Indikator
Sampel Replikasi 0,1271 0,0895 Fenol Volume Rata-
M M Merah Titran rata

I 5 mL 10 mL 3 tetes 4,1 mL
MgCO3 II 5 mL 10 mL 3 tetes 3,9 mL 4,03
III 5 mL 10 mL 3 tetes 4,1 mL mL
I 5 mL 10 mL 3 tetes 3,5 mL
BaCO3 II 5 mL 10 mL 3 tetes 3,9 mL 3,66
III 5 mL 10 mL 3 tetes 3,6Ml mL
I 5 mL 10 mL 3 tetes 4,4 mL
CaCO3 II 5 mL 10 mL 3 tetes 3,2 mL 3,63
III 5 mL 10 mL 3 tetes 3,3 ml mL

b. Tabel Pengamatan (2)

Warna Warna setelah


Sampel Replikasi Awal di titrasi

I Merah Jingga muda


II Merah Jingga muda
MgCO3
III Merah Jingga muda
I Merah Jingga muda
BaCO3 II Merah Jingga muda
III Merah Jingga muda
I Merah Jingga Pekat
CaCO3 II Merah Jingga muda
III Merah Jingga muda

NUR ASISI NURUL FAHMI


15020170216
Hasil Kali Kelarutan

4.2 Perhitungan
a. MgCO3
MgCO3 I
HCl yang bereaksi dengan NaOH sisa
0,1271
= Volume titran x Konsentrasi HCL= 4,1 ml x 1000

= 5,2 x 10-4 mol


NaOH yang ditambahkan
0,0895
= 10 ml x 1000 = 8,95 x 10-4 mol

NaOH yang bereaksi dengan HCl sisa


= NaOH yang ditambahkan - NaOH sisa
= 0,000895 - 0,00052
= 8,95 x 10-4 mol
HCl yang ditambahkan
0,1271 mol
= 5 ml x = 6,35 x 10-4 mol
1000

HCL yang bereaksi dengan MgCO3


= HCL yang ditambahkan HCL sisa
= 6,35 x 10-4 3,75 x 10-4
= 2,6 x 10-4
2,6 x 10
Jumlah mol MgCO3 = = 1,3 x 10-4 mol
2
1,3 x 10
Kepekatan MgCO3 =25 x 103 = 5,2 x 10-3 M

Ksp (hasil kali kelarutan)


= [Mg2+] [CO32-]
= [5,2x 10-3 M] [5,2 x 10-3 M]
= 27,04 x 10-5 M
MgCO3 II
HCl yang bereaksi dengan NaOH sisa
0,1271
= Volume titran xKonsentrasi HCL= 3,9 ml x 1000

= 4,95 x 10-4 mol

NUR ASISI NURUL FAHMI


15020170216
Hasil Kali Kelarutan

NaOH yang ditambahkan


0,0895
= 10 ml x 1000 = 8,95 x 10-4 mol

NaOH yang bereaksi dengan HCl sisa


= NaOH yang ditambahkan - NaOH sisa
= 8,95 x 10-4 - 4,95 x 10-4
= 4 x 10-4 mol
HCl yang ditambahkan
0,1271 mol
= 5 ml x = 6,35 x 10-4 mol
1000

HCL yang bereaksi dengan MgCO3


= HCL yang ditambahkan HCL sisa
= 6,35 x 10-4 3,75 x 10-4
= 2,35 x 10-4 mol
2,35 x 104
Jumlah mol MgCO3 = = 1,17 x 10-4 mol
2
1,17 x 104
Kepekatan MgCO3 = = 4,68 x 10- 1 M
25 x 103

Ksp (hasil kali kelarutan)


= [Mg2+] [CO32-]
= [4,68 x 10- 7 M] [4,68 x 10- 7 M]
= 2,190 x 10-13M
MgCO3 III
HCl yang bereaksi dengan NaOH sisa
0,1271
= Volume titran xKonsentrasi HCL= 4,1 ml x 1000

= 5,2 x 10-4 mol


NaOH yang ditambahkan
0,0895
= 10 ml x 1000 = 8,95 x 10-4 mol

NaOH yang bereaksi dengan HCl sisa


= NaOH yang ditambahkan - NaOH sisa
= 0,000895 - 0,00052
= 8,95 x 10-4 mol

NUR ASISI NURUL FAHMI


15020170216
Hasil Kali Kelarutan

HCl yang ditambahkan


0,1271 mol
= 5 ml x = 6,35 x 10-4 mol
1000

HCL yang bereaksi dengan MgCO3


= HCL yang ditambahkan HCL sisa
= 6,35 x 10-4 3,75 x 10-4
= 2,6 x 10-4
2,6 x 10
Jumlah mol MgCO3 = = 1,3 x 10-4 mol
2
1,3 x 10
Kepekatan MgCO3 =25 x 103 = 5,2 x 10-3 M

Ksp (hasil kali kelarutan)


= [Mg2+] [CO32-]
= [5,2x 10-3 M] [5,2 x 10-3 M]
= 27,04 x 10-5 M
Ksp rata-rata
b. BaCO3
BaCO3 I
HCl yang bereaksi dengan NaOH sisa
0,1271
= Volume titran xKonsentrasi HCL= 3,5 ml x 1000

= 4,44x 10-4 mol


NaOH yang ditambahkan
0,0895
= 10 ml x 1000 = 8,95 x 10-4 mol

NaOH yang bereaksi dengan HCl sisa


= NaOH yang ditambahkan - NaOH sisa
= 8,95 x 10-4 - 4,44 x 10-4
= 4,51 x 10-4 mol
HCl yang ditambahkan
0,1271 mol
= 5 ml x = 6,35 x 10-4 mol
1000

HCL yang bereaksi dengan BaCO3


= HCL yang ditambahkan HCL sisa

NUR ASISI NURUL FAHMI


15020170216
Hasil Kali Kelarutan

= 6,35 x 10-4 4,51 x 10-4


= 1,84 x 10-4
1,84 x 104
Jumlah mol BaCO3 = = 9,2 x 10-5mol
2
9,2 x 105
Kepekatan BaCO3 =2,5 x 102 = 3,68 x 10-7M

Ksp (hasil kali kelarutan)


= [Ba2+] [CO32-]
= [3,68x 10-7M] [3,68 x 10-7 M]
= 1,354 x 10-13 M
BaCO3 II
HCl yang bereaksi dengan NaOH sisa
0,1271
= Volume titran xKonsentrasi HCL= 4,1 ml x 1000

= 5,2 x 10-4 mol


NaOH yang ditambahkan
0,0895
= 10 ml x = 8,95 x 10-4 mol
1000

NaOH yang bereaksi dengan HCl sisa


= NaOH yang ditambahkan - NaOH sisa
= 8,95 x 10-4 - 5,2 x 10-4
= 3,75x 10-4 mol
HCl yang ditambahkan
0,1271 mol
= 5 ml x = 6,35 x 10-4 mol
1000

HCL yang bereaksi dengan BaCO3


= HCL yang ditambahkan HCL sisa
= 6,35 x 10-4 3,75 x 10-4
= 2,6 x 10-4
2,6 x 10
Jumlah mol BaCO3 = = 1,3 x 10-4 mol
2
1,3 x 10
Kepekatan BaCO3 =25 x 103 =5,2 x 10-3 M

NUR ASISI NURUL FAHMI


15020170216
Hasil Kali Kelarutan

Ksp (hasil kali kelarutan)


= [Mg2+] [CO32-]
= [5,2x 10-3 M] [5,2 x 10-3 M]
= 2,704 x 10-5M
BaCO3 III
HCl yang bereaksi dengan NaOH sisa
0,1271
= Volume titran xKonsentrasi HCL= 3,6 ml x 1000

= 4,57x 10-4 mol


NaOH yang ditambahkan
0,0895
= 10 ml x 1000 = 8,95 x 10-4 mol

NaOH yang bereaksi dengan HCl sisa


= NaOH yang ditambahkan - NaOH sisa
= 8,95 x 10-4 - 4,57 x 10-4
= 4,38 x 10-4 mol
HCl yang ditambahkan
0,1271 mol
= 5 ml x = 6,35 x 10-4 mol
1000

HCL yang bereaksi dengan BaCO3


= HCL yang ditambahkan HCL sisa
= 6,35 x 10-4 4,38 x 10-4
= 1,97 x 10-4
1,97 x 104
Jumlah mol BaCO3 = = 9,85 x 10-5 mol
2
9,85 x 105
Kepekatan BaCO3 = 2,5 x 102 =3,94x 10-7 M

Ksp (hasil kali kelarutan)


= [Ba2+] [CO32-]
= [3,94x 10-7M] [3,94 x 10-7M]
= 1,,552 x 10-13 M
Teoritis Ksp BaCO3 = 8,1 x 10-9 M2 (Syukri, 2000)
Ksp > Ksp teoritis maka larutan BaCO3 tersebut sudah lewat jenuh

NUR ASISI NURUL FAHMI


15020170216
Hasil Kali Kelarutan

c. CaCO3
CaCO3 I
HCl yang bereaksi dengan NaOH sisa
0,1271
= Volume titran xKonsentrasi HCL= 4,4 ml x 1000
= 5,59 x 10-4 mol

NaOH yang ditambahkan


0,0895
= 10 ml x 1000 = 8,95 x 10-4 mol

NaOH yang bereaksi dengan HCl sisa


= NaOH yang ditambahkan - NaOH sisa
= 8,95 x 10-4 - 5,59 x 10-4
= 3,36 x 10-4 mol
HCl yang ditambahkan
0,1271 mol
= 5 ml x = 6,35 x 10-4 mol
1000

HCL yang bereaksi dengan CaCO3


= HCL yang ditambahkan HCL sisa
= 6,35 x 10-4 3,36 x 10-4
= 2,99 x 10-4
2,99 x 104
Jumlah mol CaCO3 = = 1,49 x 10-4 mol
2
1,49 x 104
Kepekatan BaCO3 = 2,5 x 102 = 5,96x 10-7 M

Ksp (hasil kali kelarutan)


= [Ca2+] [CO32-]
= [5,96x 10-7M] [5,96 x 10-7M]
= 3,552 x 10-13 M
CaCO3 II
HCl yang bereaksi dengan NaOH sisa
= Volume titran x Konsentrasi HCL
0,1271
= 3,2 ml x 1000

= 4,06 x 10-4 mol

NUR ASISI NURUL FAHMI


15020170216
Hasil Kali Kelarutan

NaOH yang ditambahkan


0,0895
= 10 ml x 1000 = 8,95 x 10-4 mol

NaOH yang bereaksi dengan HCl sisa


= NaOH yang ditambahkan - NaOH sisa
= 8,95 x 10-4 - 4,06 x 10-4
= 4,89 x 10-4 mol
HCl yang ditambahkan
0,1271 mol
= 5 ml x = 6,35 x 10-4 mol
1000

HCL yang bereaksi dengan CaCO3


= HCL yang ditambahkan HCL sisa
= 6,35 x 10-4 4,89 x 10-4
= 1,46 x 10-4
1,46 x 104
Jumlah mol CaCO3 = = 7,3 x 10-4 mol
2
7,3 x 104
Kepekatan BaCO3 = = 2,92x 10-7 M
2,5 x 102

Ksp (hasil kali kelarutan)


= [Ca2+] [CO32-]
= [2,92x 10-7M] [2,92 x 10-7M]
= 8,526 x 10-14 M
CaCO3 III
HCl yang bereaksi dengan NaOH sisa
0,1271
= Volume titran x Konsentrasi HCL= 3,3 ml x 1000

= 4,19 x 10-4 mol


NaOH yang ditambahkan
0,0895
= 10 ml x 1000 = 8,95 x 10-4 mol

NaOH yang bereaksi dengan HCl sisa


= NaOH yang ditambahkan - NaOH sisa
= 8,95 x 10-4 - 4,19 x 10-4
= 4,76 x 10-4 mol

NUR ASISI NURUL FAHMI


15020170216
Hasil Kali Kelarutan
0,1271 mol
HCl yang ditambahkan = 5 ml x = 6,35 x 10-4 mol
1000

HCL yang bereaksi dengan CaCO3


= HCL yang ditambahkan HCL sisa
= 6,35 x 10-4 4,76 x 10-4
= 1,59 x 10-4
1,59 x 104
Jumlah mol CaCO3 = = 7,95 x 10-5 mol
2
7,95 x 105
Kepekatan BaCO3 = 2,5 x 102 = 3,18x 10-7 M

Ksp (hasil kali kelarutan)


= [Ca2+] [CO32-]
= [3,18x 10-7M] [3,18 x 10-7M]
= 1,011 x 10-13 M
Teoritis Ksp CaCO3 = 9 x 10-9 M2 (Syukri,2000)
Ksp > Ksp teoritis maka larutan CaCO3 tersebut sudah lewat jenuh.
4.3 Pembahasan
Percobaan dilakukan untuk mengetahui kesetimbangan hasil kali
dari sebuah larutan. Bahan-bahan dari percobaan kali ini adalah
menggunakan larutan standar HCL 0.1139 M sebagai titran. Hasil kali
kelarutan adalah perkalian kelarutan antar konsentrasi ion-ion
elektrolit yang sukar larut dalam larutan jenuhnya dipangkatkan
koefisiennya masing. Hasil kali kelarutan dilambangkan dengan Ksp.
Percobaan Kesetimbangan Hasil Kali Kelarutan dilakukan dengan tiga
larutan yaitu larutan MgCO3, CaCO3, dan BaCO3 melalui prosedur
yang sama.
Hasil kali kelarutan mempunyai beberapa kriteria pertama yaitu
apabila hasil kali ion-ion yang dipangkatkan dengan koefisiennya
masing-masing kurang dari nilai Ksp maka larutan belum jenuh dan
tidak terjadi endapan, kemudian apabila hasil kali ion-ion yang
dipangkatkan koefisiennya masing-masing sama dengan nilai Ksp
maka kelarutannya tepat jenuh namun tidak terjadi endapan dan

NUR ASISI NURUL FAHMI


15020170216
Hasil Kali Kelarutan

apabila hasil kali ion-ion yang dipangkatkan koefisiennya lebih dari nilai
Ksp, maka larutan disebut lewat jenuh dan terbentuk endapan.
Kriteria kedua menyatakan bahwa kelarutan dari suatu garam
adalah banyaknya garam yang dapat larut dalam suatu pelarut sampai
garam tersebut tepat akan mengendap. Larutan jenuh merupakan
suatu larutan yang mengandung zat terlarut sebanyak yang diperlukan
untuk mempertahankan kesetimbangan antara zat terlarut dalam
larutan dan zat terlarut yang tak larut. Larutan jenuh sendiri biasanya
sering dianggap sebagai larutan yang mengendap. Untuk mencari
harga kelarutan dari larutan jenuh tersebut, digunakan proses
penitrasian dangan menggunakan indikator fenol merah.
Bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah Magnesium
karbonat (MgCO3), kalsium karbonat (CaCO3), dan barium karbonat
(BaCO3). Percobaan yang pertama yaitu larutan jenuh MgCO3.Larutan
jenuh MgCO3 diambil sebanyak 25 ml dimasukkam kedalam
erlenmeyer lalu dicampurkan dengan larutan standar HCl sebanyak
5mL. Kemudian ditambahkan dengan 10 ml NaOH 0,01 M dan ditetesi
2-3 tetes fenol merah sebagai indikator, warna awal larutan ini adalah
merah muda. Kemudian larutan ini ditritasi dengan HCl 0,1139 M yang
sebelumnya sudah dimasukkan ke dalam buret lakukan titrasi dengan
hati-hati dan perlahan dilihat dengan sekama sampai larutan dalam
erlenmeyer berubah warna pada menjadi warna kuning.
Kemudian percobaan selanjutnya dilakukan pada larutan jenuh
CaCO3 dan BaCO3 dengan prosedur sama dengan yang dilakukan
pada larutan jenuh MgCO3 Dititrasi perlahan hingga larutan berubah
warna. Catat volume HCl yang terpakai kurangkan dengan volume
awal sebelum titrasi.
Salah satu cara untuk menentukan kelarutan dan hasil kali
kelarutan suatu zat/garam dapat ditentukan dengan cara titrasi. Secara
umum hubungan antara kelarutan dengan Ksp (hasil kali kelarutan)

NUR ASISI NURUL FAHMI


15020170216
Hasil Kali Kelarutan

terhadap pengendapan larutan adalah sebagai berikut, Jika kelarutan


> Ksp maka larutan akan mengendap, Jika kelarutan < Ksp maka
kelarutan tidak mengendap, Jika kelarutan = Ksp maka kelarutan akan
larut pada titik tepat jenuh.
Pada proses titrasi yang kami lakukan, ditambahakan larutan baku
HCL 0,001 M hal tersebut bertujuan untuk melihat perubahan warna
yang terjadi pada larutan jenuh. Saat sudah terjadi perubahan warna
pada larutan jenuh, maka proses titrasi sudah selesai. Penambahan
juga bertujuan untuk menentukan Ksp pada larutan jenuh tersebut.
Dari volume hasil titrasi diatas dan dengan reaksi-reaksi yang
terjadi seperti berikut:
MgCO3 MgCl + H2O + CO2
HCl HCl + H2O
NaOH NaCl + H2O
Dengan rumus Ksp sebagai berikut :
MgCO3Mg2+ + CO3-2
Ksp MgCO3 = [Mg2+] + [ CO3-2]
Menurut referensi berdasarkan data dari buku Kimia dasar 2
karangan Syukri bahwa hasil Ksp MgCO3 diketahui adalah 3,5x10-8
sedangkan pada praktikum hasil kali kelarutannya adalah 27 x 10-5.
Perbedaan ini terjadi mungkin dikarenakan oleh kesalahan pada saat
melakukan praktikum.Perbedaan ini terjadi disebabkan oleh beberapa
faktor. Percobaan yang dilakukan pada CaCO3 tidak telalu berbeda
dengan perlakuan yang dilakukan pada MgCO3 yaitu dengan
mengambil 25mL MgCO3 + 5mL larutan HCl 0,001M + 10mL NaOH
0,001M dimasukkan dalam erlenmeyer kemudian dengan larutan titrasi
didalam buret.
Pada praktikum ini, larutan baku mempunyai Ksp > Ksp teoritis
yang berarti larutan tersebut telah lewat jenuh. Tidak samanya hasil
perhitungan yang kami dapatkan dengan Ksp teoritis karena faktor

NUR ASISI NURUL FAHMI


15020170216
Hasil Kali Kelarutan

pengadukan. Pengadukan merupakan salah satu faktor yang


mempengaruhi hasil Ksp. Pada praktikum ini, ada beberapa praktikan
yang melkukan pengadukan, sehingga hasil yang kami dapatkankan
berbeda. Karena kecepatan pengadukan yang dilakukan praktikan
tersebut berbeda-beda.

NUR ASISI NURUL FAHMI


15020170216
Hasil Kali Kelarutan

BAB V PENUTUP

5.1. Kesimpulan
Dari percobaan yang telah dilakukan dapat di simpulkan bahwa
1. Kelarutan menyatakan jumlah maksimum zat yangdapat larut
dalam sejumlah tertentu pelarut.
2. Tetapan hasil kali kelarutan (Ksp) adalah hasil perkalian
konsentrasi ion-ion dalam larutan jenuh, masing-masing
dipangkatkan dengan koefisien ionisasinya
3. Penambahan ion senama akan memperkecil kelarutan.
4. Kelarutan juga dipengaruhi oleh pH.
5. Pengendapan terjadi jika harga Ksp terlampaui.
6. Larutan jenuh adalah larutan di mana penambahan sedikit zat
terlarut sudah tidak dapat melarut lagi.

5.2. Saran
Alat-alat praktikum sebaiknya diperiksa terlebih dahulu untuk
mengifisienkan waktu dan agar praktikan tidak saling menyalahkan.
Dan larutan yang akan dipakai pada saat itu telah diperiksa terlebih
dahulu oleh koordinator bahan agar tidak terjadi kesalahan yang bisa
mengakibatkan gagal praktikum.

NUR ASISI NURUL FAHMI


15020170216
Hasil Kali Kelarutan

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2017.Penuntun Praktikum Kimia Umum.Makassar : Universitas


Muslim Indonesia
Chang, R. 2003.,Kimia Dasar, Edisi Ketiga, Jilid 2., Jakarta: Erlangga
Day, R.A. and A.L. underwood. 2002., Analisis Kimia Kuantitatif. Edisi 6.,
Jakarta : Erlangga
Dirjen POM.1978.Farmakope Indonesia Edisi III.Jakarta : Departemen
Kesehatan RI
Estien, Yazid. 2005., Kimia Fisika untuk Para Medis. Yogyakarta : Andi
Firman, H. 2007.Penelitian Pendidikan Kimia. Bandung: Jurusan Kimia
FMIPA UPI
Hardjono, 2010, Kimia Dasar, Yogyakarta : Gadja Mada University
Press
Mulyono, 2005, Membuat Reagen Kimia, Bandung : Bumi Aksara
Purwoko, Agus Abhr.2006., Kimia Dasar Jilid 1, Mataram : Mataram
University Press.
Rahardjo, B.S. dkk. 2007.,Sintesis dan Karakterisasi Kompleks
Dikholopentasulfatmetoksazolbesibesi (III) Khlorida.n.Hidrat,
MIPA, Mathematics Natural Science and Education, Vol 17,
No 1, 48-54, Januari, ISSN 0853-3016.
Sunarya, Yayan. 2012., Kimia Dasar 1., Jakarta : Yaama Widya
Widi prasotyo, 2009, Kimia dasar Jilid 2:, Jakarta : Cerdas Pustaka
Oxtoby, D.W. 2001.,Prinsip-Prinsip Kimia Modern, Edisi Kesepuluh, Jilid
Pertama.Jakarta: Erlangga

NUR ASISI NURUL FAHMI


15020170216
Hasil Kali Kelarutan

SKEMA KERJA HASIL KALI KELARUTAN

+ Dimasukkan 25 ml MgCO3

+ 5 ml HCl 0,001 M

+ 10 ml NaOH 0,001 M

+ 3 Tetes Indikator Tenol

Dimasukkan ke dalam elemeyer 100 ml secara bertahap

Kemudian di titras dengan larutan HCl atau


(Perubahan dari merah jingga) dan catat
volume titran

NUR ASISI Kemudian lakukan cara yang sama NURUL FAHMI


15020170216 seperti di atas tetapi larutkan yang
diambil adalah CaCO3 dan BaCO3

Anda mungkin juga menyukai