ACARA 5
UJI KUALITATIF UNTUK KARBOHIDRAT
Oleh :
Fika Puspita (A1M012001)
Rombongan 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kehidupan sehari-hari kita melakukan aktivitas, baik yang telah merupakan
kebiasaan misalnya berdiri, berjalan, mandi, makan, dan sebagainya atau yang hanya
kadang-kadang saja kita lakukan. Untuk melakukan aktivitas itu kita memerlukan energi,
energi yang diperlukan ini kita peroleh dari bahan makanan yang kita makan. Pada
umumnya bahan makanan itu mengandung tiga kelompok utama senyawa kimia yaitu
kerbohidrat, protein, dan lemak. Kedudukan karbohidrat sangatlah penting pada manusia
dan hewan tingkat tinggi lainnya, yaitu sebagai sumber kalori. Karbohidrat juga
mempunyai fungsi biologi lainnya yang tak kalah penting bagi beberapa makhluk hidup
tingkat rendah, ragi misalnya, mengubah karbohidrat (glukosa) menjadi alkohol dan
karbon dioksida untuk menghasilkan energi.
Kita dapat mengenal berbagai jenis karbohidrat dalam kehidupan sehari hari , baik
yang berfungsi sebagai pembangun struktur maupun yang berperan fungsional dalam
proses metabolisme. Amilum atau pati, selulosa, glikogen, gula atau sukrosa dan glukosa
merupakan beberapa senyawa karbohidrat yang penting dalam kehidupan manusia.
Gula pereduksi merupakan golongan gula (karbohidrat) yang dapat mereduksi
senyawa-senyawa penerima elektron, contohnya adalah glukosa dan fruktosa. Ujung dari
suatu gula pereduksi adalah ujung yang mengandung gugus aldehida atau keto bebas.
Semua monosakarida (glukosa, fruktosa, galaktosa) dan disakarida (laktosa,maltosa),
kecuali sukrosa dan pati (polisakarida), termasuk sebagai gula pereduksi. Umumnya gula
pereduksi yang dihasilkan berhubungan erat dengan aktifitas enzim, dimana semakin
tinggi aktifitas enzim maka semakin tinggi pula gula pereduksi yang dihasilkan. Jumlah
gula pereduksi yang dihasilkan selama reaksi diukur dengan menggunakan pereaksi asam
dinitro salisilat/dinitrosalycilic acid (DNS) pada panjang gelombang 540 nm. Semakin tinggi
nilai absorbansi yang dihasilkan, semakin banyak pula gula pereduksi yang terkandung.
Struktur Glukosa
Struktur Fruktosa
Salah satu identifikasi dari gula pereduksi yaitu dengan uji fehling. Gula pereduksi
yaitu monosakarida dan disakarida kecuali sukrosa dapat ditunjukkan dg pereaksi
Fehling . Gula pereduksi bereaksi dg pereaksi Fehling menghasilkan endapan merah bata
(Cu2O). Selain Pereaksi Fehling, gula pereduksi juga bereaksi positif dg pereaksi Benedict
dan Tollens.
Penjelasan tersebut dianggap penting untuk itu pada praktikum kali ini akan
mencoba mengetahui karbohidrat dengan uji molish dan uji fehling untuk mengetahui
adanya gula reduksi
B. Tujuan
o Untuk menguji adanya karbohidrat, gula dalam larutan
o Untuk mengetahui adanya gula reduksi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. PEREAKSI FEHLING.
Perekasi Fehling adalah oksidator lemah yang merupakan pereaksi khusus untuk mengenali
aldehida. Pereaksi Fehling terdiri dari dua bagian, yaitu Fehling A dan Fehling B. Fehling A
adalah larutan CuSO4, sedangkan Fehling B merupakan campuran larutan NaOH dan
kalium natrium tartrat. Pereksi Fehling dibuat dengan mencampurkan kedua larutan
tersebut, sehingga diperoleh suatu larutan yang berwarna biru tua. Dalam pereaksi Fehling,
ion Cu2+ terdapat sebagai ion kompleks. Pereaksi Fehling dapat dianggap sebagai larutan
CuO. Dalam pereaksi ini ion Cu2+ direduksi menjadi ion Cu+ yang dalam suasana basa
akan diendapkan sebagai Cu2O. Dengan larutan glukosa 1%, pereaksi Fehling menghasilkan
endapan berwarna merah bata, sedangkan apabila digunakan larutan yang lebih encer
misalnya larutan glukosa 0,1%, endapan yang terjadi berwarna hijau kekuningan.
Uji Fehling.
- Digunakan untuk menunjukkan adanya karbohidrat reduksi.
- Uji positif ditandai dengan warna merah bata
2. UJI MOLISCH
adalah uji kimia kualitatif untuk mengetahui adanya karbohidrat. Uji Molisch dinamai sesuai
penemunya yaitu Hans Molisch, seorang alhi botani dari Australia. Uji ini didasari oleh
reaksi dehidrasi karbohidrat oleh asam sulfat membentuk cincin furfural yang berwarna
ungu. Apabila suatu larutan uji menunjukkan adanya cincin berwarna ungu, maka larutan
uji tersebut positif mengandung karbohidrat. Warna ungu kemerah-merahan menyatakan
reaksi positif, sedangka warna hijau adalah negatif.
Sampel yang diuji dicampur dengan reagent Molisch, yaitu -naphthol yang terlarut dalam
etanol. Setelah pencampuran atau homogenisasi, H2SO4 pekat perlahan-lahan dituangkan
melalui dinding tabung reaksi agar tidak sampai bercampur dengan larutan atau hanya
membentuk lapisan.
H2SO4 pekat (dapat digantikan asam kuat lainnya) berfungsi untuk menghidrolisis ikatan
pada sakarida untuk menghasilkan furfural. Furfural ini kemudian bereaksi dengan reagent
Molisch, -naphthol membentuk cincin yang berwarna ungu.
UJI MOLISCH.
- Prinsip reaksi ini adalah dehidrasi senyawa karbohidrat oleh asam sulfat pekat.
- Dehidrasi heksosa menghasilkan senyawa hidroksi metil furfural, sedangkan dehidrasi
pentosa menghasilkan senyawa fulfural.
- Uji positif jika timbul cincin merah ungu yang merupakan kondensasi antara furfural atau
hidroksimetil furfural dengan alpha-naftol dalam pereaksi molish.
BAB III
METODE PRAKTIKUM
A. Bahan dan Alat
Percobaan 1. Uji molisch untuk karbohidrat.
Bahan :
o Asam sulfat pekat
o Larutan glukosa 0,01 M : 0,02 M
o Air
o Larutan molisch (dibuat dari larutan -napthol dalam 20 ml 95% etanol)
Alat :
o Tabung reaksi
o Pipet tetes
B. Prosedur
Percobaan 1. Uji molisch untuk karbohidrat.
Percobaan 2. Uji Fehling
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Percobaan 1. Uji molisch untuk karbohidrat.
No Sample Ditambah 2 tetes Ditambah 1 ml Gambar
Molisch asam sulfat
1 Glukosa 0,01 ++ ++++
M
2 Glukosa 0,02 ++ +++++
M
3 Aquades ++ ++
Ket : ++ = biru
++++ = biru keunguan
+++++ = biru kehitaman
Percobaan 2. Uji Fehling
No Sample Ditambah 5 Didihkan Keterangan Gambar
tetes larutan
1 Fehling A Sirup 10% Cokelat Warna berubah ada
+B endapan cokelat
Gula 10% Biru Tidak ada
perubahan warna
dan tidak ada
endapan
Pati 10% Biru Warna tetap dan
ada endapan
cokelat
Glukosa 10% Cokelat Warna berubah ada
endapan cokelat
Glukosa 20% Cokelat tua Warna berubah ada
endapan cokelat
Glukosa 1% Biru Ada endapan
cokelat kemerahan
B. Pembahasan
Karbohidrat terdiri dari 4 jenis yaitu monosakarida, disakarida, oligosakarida, dan
polisakarida. Oleh karena untuk menngidentifikasi adanya kandungan karbohidrat dan
gula pereduksi dalam suatu bahan atau zat dapat dilakukan secara kualitatif dan
kuantitatif. Secara kuantitaif dapat menggunakan alat polarimeter, sedangkan secara
kualitatif antara lain dengan uji benedict, uji seliwanoff, pembentukan osazon, uji iod, uji
fehling dan uji molisch (Winarno, 2004). Dalam praktikum kali ini membahas tentang uji
molisch dan uji fehling.
Uji molisch
Karbohidrat oleh asam sulfat (H2SO4) pekat akan dihidrolisis menjadi monosakarida
dan selanjutnya monosakarida mengalami dehidrasi oleh asam sulfat pekat menjadi
furfural. Furfural tersebut apabila ditambah dengan -naphthol akan berkondensasi
membentuk senyawa kompleks yang berwarna ungu. Apabila pemberian asam sulfat pada
larutan sample yang telah diberi melalui dinding gelas dan secara hati-hati maka warna
ungu yang terbentuk berupa cincin furfural pada batas antara larutan sample dengan
asam sulfat dan itu menunjukkan bahwa larutan sample tersebut mengandung
karbohidrat (Sudarmadji et all, 1986).
Larutan sample yang akan diuji dengan uji molisch adalah glukosa 0,01M; glukosa
0,02M; aquades. Semua larutan sample saat baru ditambah pereaksi molisch (-naphthol)
berwarna pink keruh dan terdapat becak-bercak ungu coklat, akan tetapi berbeda saat
telah ditambah dengan asam sulfat pekat. Pertama adalah larutan glukosa 0,01M yang
telah ditambah pereaksi molisch dan juga ditambah asam sulfat pekat, hasilnya berwarna
biru keunguan. Hal tersebut menunjukkan bahwa larutan sample yang pertama yaitu
larutan glukosa 0,01M mengandung adanya karbohidrat. Kedua adalah larutan glukosa
0,02M yang telah ditambah pereaksi molisch dan juga ditambah asam sulfat pekat,
hasilnya berwarna biru kehitaman. Hal tersebut menunjukkan bahwa larutan sample yang
kedua yaitu larutan glukosa 0,02M mengandung adanya karbohidrat. Glukosa termasuk
dalam karbohidrat golongan monosakarida. Ketiga adalah aquades yang telah ditambah
pereaksi molisch dan juga ditambah asam sulfat pekat, hasilnya menunjukkan warna biru.
Hal tersebut menunjukkan bahwa larutan sample yang ketiga yaitu aquades tidak
mengandung adanya karbohidrat.
Uji fehling
Uji fehling menggunakan pereaksi fehling yang terdiri dari campuran kupri sulfat,
Na-K-tartrat dan natrium hidroksida dengan gula pereduksi dan dipanaskan akan
terbentuk endapan yang berwarna merah kecoklatan (Slamet sudarmadji et all, 1986).
Uji fehling ini digunakan untuk mengetahui adanya kandungan gula pereduksi dalam
karbohidrat. Gula pereduksi adalah karbohidrat yang dapat mereduksi senyawa
pengoksidasi lemah seperti Cu dalam pereaksi fehling. Agar berfungsi sebagai gula
pereduksi, karbohidrat harus mempunyai fungsi aldehid atau gugus fungsi hemi asetal
yang dapat membuka menjadi aldehid. Dari ketiga bentuk glukosa, hanya bentuk asiklik
yang dioksidasi oleh pereaksi fehling. Akhiran -osa digunakan dalam tatanama
karbohidrat sistematik untuk menyatakan suatu gula pereduksi (Keenan, 1986).
Dalam pembahasan ini larutan sample yang diuji adalah larutan gula, pati, glukosa
(1%, 10%, 20%), dan sirup. Apabila larutan sample ditambah pereaksi fehling (A+B) dan
kemudian dipanaskan menunjukkan terbentuknya endapan merah kecoklatan maka
larutan sample tersebut mengandung gula pereduksi karena mengandung gugus fungsi
aldehid yang dapat mereduksi pereaksi fehling. Dari 6larutan sample, 5 diantaranya yang
menunjukkan adanya endapan merah kecoklatansampai cokelat adalah larutan glukosa
1%, glukosa 10%, glukosa 20%, sirup dan pati.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Dengan uji molisch. Pertama adalah larutan glukosa 0,01M yang telah ditambah
pereaksi molisch dan juga ditambah asam sulfat pekat, hasilnya berwarna biru keunguan.
Hal tersebut menunjukkan bahwa larutan sample yang pertama yaitu larutan glukosa
0,01M mengandung adanya karbohidrat. Kedua adalah larutan glukosa 0,02M yang telah
ditambah pereaksi molisch dan juga ditambah asam sulfat pekat, hasilnya berwarna biru
kehitaman. Hal tersebut menunjukkan bahwa larutan sample yang kedua yaitu larutan
glukosa 0,02M mengandung adanya karbohidrat. Glukosa termasuk dalam karbohidrat
golongan monosakarida. Ketiga adalah aquades yang telah ditambah pereaksi molisch dan
juga ditambah asam sulfat pekat, hasilnya menunjukkan warna biru. Hal tersebut
menunjukkan bahwa larutan sample yang ketiga yaitu aquades tidak mengandung adanya
karbohidrat.
Pada uji fehling, larutan sample yang diuji adalah larutan gula, pati, glukosa (1%,
10%, 20%), dan sirup. Apabila larutan sample ditambah pereaksi fehling (A+B) dan
kemudian dipanaskan menunjukkan terbentuknya endapan merah kecoklatan maka
larutan sample tersebut mengandung gula pereduksi karena mengandung gugus fungsi
aldehid yang dapat mereduksi pereaksi fehling. Dari 6 larutan sample, 5diantaranya yang
menunjukkan adanya endapan merah kecoklatan sampai cokelatadalah larutan glukosa
1%, glukosa 10%, glukosa 20%, sirup dan pati.
B. Saran
o Setiap praktikan harus berhati hati menggunakan asam sulfat pekat
o Seharusnya setelah pratikum selesai setiap kelompok per acara menjelaskan sedikit
kesimpulan dari percobaannya agar laporan per acara bisa lebih mudah dipahami
DAFTAR PUSTAKA
Brown, Wiliam H. 1994. Study Guide for Introduction to Organic Chemistry. Jakarta: EGC
Dawn.B. Mark,.dkk. 2000. Biokimia Kedokteran Dasar. Jakarta : EGC
Winarno, F. O. 2004. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.
Sumber : http://fikapuspita.blogspot.com/2013/06/laporan-uji-kualitatif-untuk-karbohidrat_200.html