Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN KIMIA DASAR II

ACARA 5
UJI KUALITATIF UNTUK KARBOHIDRAT

Oleh :
Fika Puspita (A1M012001)
Rombongan 1

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN
PROGRAM STUDI ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN
PURWOKERTO
2013

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kehidupan sehari-hari kita melakukan aktivitas, baik yang telah merupakan
kebiasaan misalnya berdiri, berjalan, mandi, makan, dan sebagainya atau yang hanya
kadang-kadang saja kita lakukan. Untuk melakukan aktivitas itu kita memerlukan energi,
energi yang diperlukan ini kita peroleh dari bahan makanan yang kita makan. Pada
umumnya bahan makanan itu mengandung tiga kelompok utama senyawa kimia yaitu
kerbohidrat, protein, dan lemak. Kedudukan karbohidrat sangatlah penting pada manusia
dan hewan tingkat tinggi lainnya, yaitu sebagai sumber kalori. Karbohidrat juga
mempunyai fungsi biologi lainnya yang tak kalah penting bagi beberapa makhluk hidup
tingkat rendah, ragi misalnya, mengubah karbohidrat (glukosa) menjadi alkohol dan
karbon dioksida untuk menghasilkan energi.
Kita dapat mengenal berbagai jenis karbohidrat dalam kehidupan sehari hari , baik
yang berfungsi sebagai pembangun struktur maupun yang berperan fungsional dalam
proses metabolisme. Amilum atau pati, selulosa, glikogen, gula atau sukrosa dan glukosa
merupakan beberapa senyawa karbohidrat yang penting dalam kehidupan manusia.
Gula pereduksi merupakan golongan gula (karbohidrat) yang dapat mereduksi
senyawa-senyawa penerima elektron, contohnya adalah glukosa dan fruktosa. Ujung dari
suatu gula pereduksi adalah ujung yang mengandung gugus aldehida atau keto bebas.
Semua monosakarida (glukosa, fruktosa, galaktosa) dan disakarida (laktosa,maltosa),
kecuali sukrosa dan pati (polisakarida), termasuk sebagai gula pereduksi. Umumnya gula
pereduksi yang dihasilkan berhubungan erat dengan aktifitas enzim, dimana semakin
tinggi aktifitas enzim maka semakin tinggi pula gula pereduksi yang dihasilkan. Jumlah
gula pereduksi yang dihasilkan selama reaksi diukur dengan menggunakan pereaksi asam
dinitro salisilat/dinitrosalycilic acid (DNS) pada panjang gelombang 540 nm. Semakin tinggi
nilai absorbansi yang dihasilkan, semakin banyak pula gula pereduksi yang terkandung.

Struktur Glukosa
Struktur Fruktosa

Salah satu identifikasi dari gula pereduksi yaitu dengan uji fehling. Gula pereduksi
yaitu monosakarida dan disakarida kecuali sukrosa dapat ditunjukkan dg pereaksi
Fehling . Gula pereduksi bereaksi dg pereaksi Fehling menghasilkan endapan merah bata
(Cu2O). Selain Pereaksi Fehling, gula pereduksi juga bereaksi positif dg pereaksi Benedict
dan Tollens.
Penjelasan tersebut dianggap penting untuk itu pada praktikum kali ini akan
mencoba mengetahui karbohidrat dengan uji molish dan uji fehling untuk mengetahui
adanya gula reduksi

B. Tujuan
o Untuk menguji adanya karbohidrat, gula dalam larutan
o Untuk mengetahui adanya gula reduksi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Karbohidrat adalah polimer aldehid atau polihidroksi keton dan meliputi


kondensat polimer-polimernya yang terbentuk. Nama karbohidrat digunakan pada
senyawa-senyawa tersebut mengingat rumus empirisnya yang berupa CnH2nOn yaitu
mendekati Cn(H2O)n yaitu karbon yang mengalami hidroksi.
Karbohidrat merupakan sumber energi utama bagi tubuh manusia, yang
menyediakan 4 kalori (kilojoule) energi pangan per gram. Karbohidrat juga mempunyai
peranan penting dalam menentukan karakteristik bahan makanan, misalnya, rasa, warna,
tekstur, dan lain-lain. Sedangkan dalam tubuh, karbohidrat berguna untuk mencegah
timbulnya ketois, pemecahan tubuh protein yang berlebihan, kehilangan mineral, dan
berguna untuk membantu metabolisme lemak dan protein. Karbohidrat adalah sumber kalori
terbesar dalam makanan sehari-hari dan biasanya merupakan 40-45% dari asupan kalori kita.
(Dawn B Marks, dkk, 2000). Selain menjadi sumber energi utama makhluk hidup,
karbohidrat juga menjadi komponen struktur penting pada makhluk hidup dalam serat
(fiber), seperti selulosa, pektin serta lignin (William, 1994). Ada dua macam karbohidrat
yaitu karbohidrat kompleks dan karbohidrat simpleks. Karbohidrat kompleks misalnya
nasi, biji-bijian, kentang, dan jagung, sedangkan contoh Karbohidrat simpleks adalah gula
dan pemanis lainnya. Nama lain dari karbohidrat adalah sakarida, berasal dari bahasa
Arab "sakkar" yang artinya gula. Melihat struktur molekulnya, karbohidrat lebih tepat
didefenisikan sebagai polihidroksialdehid atau polihidroksiketon (Ramsden, 1994).
Dalam tubuh manusia karbohidrat dapat dibentuk dari beberapa asam amino dan
sebagian lemak. Tetapi sebagian besar karbohidrat diperoleh dari bahan makanan yang
dimakan sehari-hari, terutama bahan makanan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan.
Pada tanaman karbohidrat dibentuk dari reaksi CO2 dan H2O dengan bantuan sinar
matahari melalui proses fotosintesis dalam sel tanaman yang berklorofil (Winarno FG,
2004).
Pada umumnya karbohidrat dapat dikelompokkan menjadi monosakarida,
oligosakarida, dan polisakarida. Monosakarida merupakan suatu molekul yang dapat
terdiri dari lima atau enam atom C, sedangkan oligosakarida merupakan polimer dari 2-
10 monosakarida, dan pada umumnya polisakarida merupakan polimer yang terdiri dari
10 monomer monosakarida.(Winarno .FG .2004).
a. Monosakarida yang mengandung satu gugus aldehida disebut aldosa,
sedangkan ketosa mempunyai satu gugus keton, Manosakarida dengan enam atom C
disebut heksosa, misalnya glukosa (dekstrosa, atau gula anggur), fruktosa (levulosa atau
gula buah), dan galaktosa, sedangkan lima atom C disebut pentosa, misalnya xilosa,
arabinosa, dan ribosa.
Monosakarida (sering disebut gula sederhana) adalah sakarida yang tidak dapat
dihidrolisis menjadi bentuk yang lebih sederhana lagi. Bentuk monosakarida ini dapat
dibagi lagi menjadi beberapa : triosa, tetrosa, pentosa, hektosa, heptosa atau oktasa
(Ramsden, 1994). Rumus umum adalah CnH2mOn. Gula gula sederhana dapat dibagi lagi
dalam triosa. Berdasarkan atas radikal fungsi yang terdapat dalam molekulnya,
monosakarida dibedakan atas aldosa (mempunyai gugus aldehid) dan ketosa (mempunyai
gugus keton) sifat-sifat dari aldehid dan aldosa adalah: sama-sama bisa mengadesi H -
Cn, mengadesi fenilhidroksin, mereduksi pereakasi fehling, bisa mereduksi pereaksi
benedict (Riawan, 1990). Semua monosakarida merupakan gula pereduksi terhadap
Fehling (Hawab, 2003).
b. Disakarida adalah oligosakarida yang paling sederhana yang tersusun atas dua molekul
monosakarida. Dua molekul gula sederhana atau lebih saling berikatan pada gugus
glikosidanya,membentuk suatu substansi baru yang dinamakan polisakarida. Jika
molekul-molekul gula sederhana yang saling berkaitan tersebut kurang dari 10,substansi
yang terbentuk dinamakan juga oligosakarida.
Enzim pada disakarida terdiri dari maltase yang berfungsi mengkretalisis hidrolisis
maltose, lactose yang berfungsi mengkretalisis hidrolisis laktosa, dan sakrase yang
berfungsi mengkretalisis hidrolisis sakrosa (William, 1994). Disakarida tersusun atas dua
saluran monosakarida. Umumnya terdiri atas dua sisi heksosa dan karena itu disakarida
sering disebut dengan heksodisakarida. Pada hidrolisis disakarida akan terbentuk
komponen-komponen penyusunnya yaitu dua molekul monosakarida (Riawan, 1990).
Semua disakarida merupakan gula pereduksi terhadap Fehling (Hawab, 2003).
c. Polisakarida dalam bahan makanan berfungsi sebagai penguat tekstur
(selulosa, hemiselulosa, pektin, lignin) dan sebagai sumber energi (pati, dekstrin, glikogen,
frutan). Polisakarida penguat tekstur ini tidak dapat dicerna oleh tubuh, tetapi
merupakan serat-serat (dietary fiber) yang dapat menstimulasi enzim-enzim
pencernaan. Karbohidrat cadangan pangan seperti pati pada tanaman dan glikogen pada
sel hewan dapat larut dalam air hangat. Kelompok polisakarida lain berbentuk gum (atau
gom), pectin dan derivate-derivatnya (Riawan, 1990). Polisakarida merupakan kelompok
karbohidrat yang paling banyak terdapat di alam. Polisakarida merupakan senyawa
makromolekul yang terbentuk dari banyak sekali satuan (unit) monosakarida. Jumlah
polisakarida ini terdapat jauh lebih banyak daripada oligo maupun monosakarida.
Sebagian dari polisakarida membentuk struktur tanaman yang tak dapat larut misalnya
selulosa dan hemiselulosa. Sebagian lagi membentuk senyawa cadangan pangan berbentuk
pati dala tanaman atau glikogen pada sel-sel hewan (William, 1994).
Karbohidrat dengan zat tertentu akan menghasilkan warna tertentu yang dapat
digunakan untuk analisis kualitatif. Bila karbohidrat direaksikan dengan larutan naftol
dalam alkohol. Kemudian ditambahkan H2SO4 pekat secara hati-hati, pada batas cairan
akan berbentuk furfural yang berwarna ungu. Reaksi ini disebut reaksi molisch dan
merupakan reaksi umum bagi karbohidrat.
Prinsip: bahan yang mengandung monosakarida bila direaksikan dengan H2SO4 pekat
akan terhidrolisis membentuk furural. Furfural ini akan membentuk persenyawaan
dengan naftol ditandai dengan terbentuknya warna violet (cincin). Oleh karena H2SO4
dapat menghidrolisis oligosakarida dan polisakarida. Caranya: dalam 2 ml larutan contoh
dalam tabung reaksi ditambahkan dua tetes pereaksi -naftol 10% ditambahkan ke dalam
tabung reaksi dimana larutan contoh berada di lapisan atas. Cincin berwarna merah ungu
pada batas ke dua cairan menunjukkan adanya karbohidrat dalam contoh. (Winarno, FG,
2004).
Dasar uji ini adalah heksosa atau pentosa mengalami dehidrasi oleh pengaruh asam
sulfat pekat menjadi hidroksimetilfurfural atau furfural dan kondensasi aldehida yang
terbentuk ini dengan -naftol membentuk senyawa yang berwarna khusus untuk
polisakarida dan disakarida. Reaksi ini terdiri atas tiga tahapan, yaitu hidrolisis
polisakarida dan disakarida menjadi heksosa atau pentose, dan diikuti oleh proses
dehidrasi dan proses kondensasi (Sumardjo, 2008).
Sedangkan uji fehling dapat direduksi oleh selain karbohidrat yang mempunyai sifat
mereduksi juga dapat direduksi oleh reduktor lain. Pereaksi Fehling terdiri dari dua
larutan yaitu Fehling A dan Fehling B. Larutan Fehling A adalah CuSO4 dalam air,
sedangkan Fehling B adalah larutan garam KNatrat dan NaOH dalam air. Kedua macam
larutan ini disimpan terpisah dan baru dicampur menjelang digunakan untuk memeriksa
suatu karbohidrat. Dalam pereaksi ini ion Cu+ direduksi menjadi ion Cu+ yang dalam
suasana basa akan diendapkan menjadi CuO2. Fehling B berfungsih mencegah Cu+
mengendap dalam suasana alkalis.
2 Cu+ + 2 OH- Cu2O + H2O
Endapan
Uji fehlings bertujuan untuk memperlihatkan ada atau tidaknya gula
pereduksi. Karena prinsip kerjanya adalah grafimetri sehingga dengan mudah dapat
ditentukan cuplikan yang mengandung karbohidrat. Pada percobaan terlihat bahwa
dari 5 (glukosa, sukrosa, laktosa, kanji, madu) sampel yang diujikan hanya 3 sampel yang
positif terhadap uji ini, sampel yang memberikan hasil positif adalah glukosa, laktosa
dan madu. Sedangkan pada sukrosa dan kanji diperoleh reaksi yang negatif. Sudah
diketahui bersama bahwa sukrosa tidak mengahasilkan hasil positif terhadap uji fehling,
sedangkan kanji adalah polisakarida atau biasa disebut juga karbohidrat
kompleks sebab polisakarida tidak memiliki gugus gula reduksi sehingga memberikan
reaksi yang negatif pada uji Fehling.

1. PEREAKSI FEHLING.
Perekasi Fehling adalah oksidator lemah yang merupakan pereaksi khusus untuk mengenali
aldehida. Pereaksi Fehling terdiri dari dua bagian, yaitu Fehling A dan Fehling B. Fehling A
adalah larutan CuSO4, sedangkan Fehling B merupakan campuran larutan NaOH dan
kalium natrium tartrat. Pereksi Fehling dibuat dengan mencampurkan kedua larutan
tersebut, sehingga diperoleh suatu larutan yang berwarna biru tua. Dalam pereaksi Fehling,
ion Cu2+ terdapat sebagai ion kompleks. Pereaksi Fehling dapat dianggap sebagai larutan
CuO. Dalam pereaksi ini ion Cu2+ direduksi menjadi ion Cu+ yang dalam suasana basa
akan diendapkan sebagai Cu2O. Dengan larutan glukosa 1%, pereaksi Fehling menghasilkan
endapan berwarna merah bata, sedangkan apabila digunakan larutan yang lebih encer
misalnya larutan glukosa 0,1%, endapan yang terjadi berwarna hijau kekuningan.

Uji Fehling.
- Digunakan untuk menunjukkan adanya karbohidrat reduksi.
- Uji positif ditandai dengan warna merah bata

2. UJI MOLISCH
adalah uji kimia kualitatif untuk mengetahui adanya karbohidrat. Uji Molisch dinamai sesuai
penemunya yaitu Hans Molisch, seorang alhi botani dari Australia. Uji ini didasari oleh
reaksi dehidrasi karbohidrat oleh asam sulfat membentuk cincin furfural yang berwarna
ungu. Apabila suatu larutan uji menunjukkan adanya cincin berwarna ungu, maka larutan
uji tersebut positif mengandung karbohidrat. Warna ungu kemerah-merahan menyatakan
reaksi positif, sedangka warna hijau adalah negatif.
Sampel yang diuji dicampur dengan reagent Molisch, yaitu -naphthol yang terlarut dalam
etanol. Setelah pencampuran atau homogenisasi, H2SO4 pekat perlahan-lahan dituangkan
melalui dinding tabung reaksi agar tidak sampai bercampur dengan larutan atau hanya
membentuk lapisan.
H2SO4 pekat (dapat digantikan asam kuat lainnya) berfungsi untuk menghidrolisis ikatan
pada sakarida untuk menghasilkan furfural. Furfural ini kemudian bereaksi dengan reagent
Molisch, -naphthol membentuk cincin yang berwarna ungu.

UJI MOLISCH.
- Prinsip reaksi ini adalah dehidrasi senyawa karbohidrat oleh asam sulfat pekat.
- Dehidrasi heksosa menghasilkan senyawa hidroksi metil furfural, sedangkan dehidrasi
pentosa menghasilkan senyawa fulfural.
- Uji positif jika timbul cincin merah ungu yang merupakan kondensasi antara furfural atau
hidroksimetil furfural dengan alpha-naftol dalam pereaksi molish.
BAB III
METODE PRAKTIKUM
A. Bahan dan Alat
Percobaan 1. Uji molisch untuk karbohidrat.
Bahan :
o Asam sulfat pekat
o Larutan glukosa 0,01 M : 0,02 M
o Air
o Larutan molisch (dibuat dari larutan -napthol dalam 20 ml 95% etanol)
Alat :
o Tabung reaksi
o Pipet tetes

Percobaan 2. Uji Fehling


Bahan :
o Lerutan fehling A = dilarutkan 35 g CuSO47H2 dalam air hingga volume 500 ml
o Larutan fehling B = dilarutkan 120 g KOH dan 173 g NaK-tartrat (gram rouchelle) dalam
air hingga volume 500 ml
o Sirup
o Larutan gula
o Larutan pati
o Larutan glukosa 9 0,1 : 10% dan 20%)
Alat :
o Tabung reaksi
o Labu ukur
o Corong kaca
o Cawan plastic
o Timbangan

B. Prosedur
Percobaan 1. Uji molisch untuk karbohidrat.
Percobaan 2. Uji Fehling
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil
Percobaan 1. Uji molisch untuk karbohidrat.
No Sample Ditambah 2 tetes Ditambah 1 ml Gambar
Molisch asam sulfat
1 Glukosa 0,01 ++ ++++
M
2 Glukosa 0,02 ++ +++++
M
3 Aquades ++ ++
Ket : ++ = biru
++++ = biru keunguan
+++++ = biru kehitaman
Percobaan 2. Uji Fehling
No Sample Ditambah 5 Didihkan Keterangan Gambar
tetes larutan
1 Fehling A Sirup 10% Cokelat Warna berubah ada
+B endapan cokelat
Gula 10% Biru Tidak ada
perubahan warna
dan tidak ada
endapan
Pati 10% Biru Warna tetap dan
ada endapan
cokelat
Glukosa 10% Cokelat Warna berubah ada
endapan cokelat
Glukosa 20% Cokelat tua Warna berubah ada
endapan cokelat
Glukosa 1% Biru Ada endapan
cokelat kemerahan

B. Pembahasan
Karbohidrat terdiri dari 4 jenis yaitu monosakarida, disakarida, oligosakarida, dan
polisakarida. Oleh karena untuk menngidentifikasi adanya kandungan karbohidrat dan
gula pereduksi dalam suatu bahan atau zat dapat dilakukan secara kualitatif dan
kuantitatif. Secara kuantitaif dapat menggunakan alat polarimeter, sedangkan secara
kualitatif antara lain dengan uji benedict, uji seliwanoff, pembentukan osazon, uji iod, uji
fehling dan uji molisch (Winarno, 2004). Dalam praktikum kali ini membahas tentang uji
molisch dan uji fehling.
Uji molisch
Karbohidrat oleh asam sulfat (H2SO4) pekat akan dihidrolisis menjadi monosakarida
dan selanjutnya monosakarida mengalami dehidrasi oleh asam sulfat pekat menjadi
furfural. Furfural tersebut apabila ditambah dengan -naphthol akan berkondensasi
membentuk senyawa kompleks yang berwarna ungu. Apabila pemberian asam sulfat pada
larutan sample yang telah diberi melalui dinding gelas dan secara hati-hati maka warna
ungu yang terbentuk berupa cincin furfural pada batas antara larutan sample dengan
asam sulfat dan itu menunjukkan bahwa larutan sample tersebut mengandung
karbohidrat (Sudarmadji et all, 1986).
Larutan sample yang akan diuji dengan uji molisch adalah glukosa 0,01M; glukosa
0,02M; aquades. Semua larutan sample saat baru ditambah pereaksi molisch (-naphthol)
berwarna pink keruh dan terdapat becak-bercak ungu coklat, akan tetapi berbeda saat
telah ditambah dengan asam sulfat pekat. Pertama adalah larutan glukosa 0,01M yang
telah ditambah pereaksi molisch dan juga ditambah asam sulfat pekat, hasilnya berwarna
biru keunguan. Hal tersebut menunjukkan bahwa larutan sample yang pertama yaitu
larutan glukosa 0,01M mengandung adanya karbohidrat. Kedua adalah larutan glukosa
0,02M yang telah ditambah pereaksi molisch dan juga ditambah asam sulfat pekat,
hasilnya berwarna biru kehitaman. Hal tersebut menunjukkan bahwa larutan sample yang
kedua yaitu larutan glukosa 0,02M mengandung adanya karbohidrat. Glukosa termasuk
dalam karbohidrat golongan monosakarida. Ketiga adalah aquades yang telah ditambah
pereaksi molisch dan juga ditambah asam sulfat pekat, hasilnya menunjukkan warna biru.
Hal tersebut menunjukkan bahwa larutan sample yang ketiga yaitu aquades tidak
mengandung adanya karbohidrat.

Uji fehling
Uji fehling menggunakan pereaksi fehling yang terdiri dari campuran kupri sulfat,
Na-K-tartrat dan natrium hidroksida dengan gula pereduksi dan dipanaskan akan
terbentuk endapan yang berwarna merah kecoklatan (Slamet sudarmadji et all, 1986).
Uji fehling ini digunakan untuk mengetahui adanya kandungan gula pereduksi dalam
karbohidrat. Gula pereduksi adalah karbohidrat yang dapat mereduksi senyawa
pengoksidasi lemah seperti Cu dalam pereaksi fehling. Agar berfungsi sebagai gula
pereduksi, karbohidrat harus mempunyai fungsi aldehid atau gugus fungsi hemi asetal
yang dapat membuka menjadi aldehid. Dari ketiga bentuk glukosa, hanya bentuk asiklik
yang dioksidasi oleh pereaksi fehling. Akhiran -osa digunakan dalam tatanama
karbohidrat sistematik untuk menyatakan suatu gula pereduksi (Keenan, 1986).
Dalam pembahasan ini larutan sample yang diuji adalah larutan gula, pati, glukosa
(1%, 10%, 20%), dan sirup. Apabila larutan sample ditambah pereaksi fehling (A+B) dan
kemudian dipanaskan menunjukkan terbentuknya endapan merah kecoklatan maka
larutan sample tersebut mengandung gula pereduksi karena mengandung gugus fungsi
aldehid yang dapat mereduksi pereaksi fehling. Dari 6larutan sample, 5 diantaranya yang
menunjukkan adanya endapan merah kecoklatansampai cokelat adalah larutan glukosa
1%, glukosa 10%, glukosa 20%, sirup dan pati.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Dengan uji molisch. Pertama adalah larutan glukosa 0,01M yang telah ditambah
pereaksi molisch dan juga ditambah asam sulfat pekat, hasilnya berwarna biru keunguan.
Hal tersebut menunjukkan bahwa larutan sample yang pertama yaitu larutan glukosa
0,01M mengandung adanya karbohidrat. Kedua adalah larutan glukosa 0,02M yang telah
ditambah pereaksi molisch dan juga ditambah asam sulfat pekat, hasilnya berwarna biru
kehitaman. Hal tersebut menunjukkan bahwa larutan sample yang kedua yaitu larutan
glukosa 0,02M mengandung adanya karbohidrat. Glukosa termasuk dalam karbohidrat
golongan monosakarida. Ketiga adalah aquades yang telah ditambah pereaksi molisch dan
juga ditambah asam sulfat pekat, hasilnya menunjukkan warna biru. Hal tersebut
menunjukkan bahwa larutan sample yang ketiga yaitu aquades tidak mengandung adanya
karbohidrat.
Pada uji fehling, larutan sample yang diuji adalah larutan gula, pati, glukosa (1%,
10%, 20%), dan sirup. Apabila larutan sample ditambah pereaksi fehling (A+B) dan
kemudian dipanaskan menunjukkan terbentuknya endapan merah kecoklatan maka
larutan sample tersebut mengandung gula pereduksi karena mengandung gugus fungsi
aldehid yang dapat mereduksi pereaksi fehling. Dari 6 larutan sample, 5diantaranya yang
menunjukkan adanya endapan merah kecoklatan sampai cokelatadalah larutan glukosa
1%, glukosa 10%, glukosa 20%, sirup dan pati.
B. Saran
o Setiap praktikan harus berhati hati menggunakan asam sulfat pekat
o Seharusnya setelah pratikum selesai setiap kelompok per acara menjelaskan sedikit
kesimpulan dari percobaannya agar laporan per acara bisa lebih mudah dipahami
DAFTAR PUSTAKA

Brown, Wiliam H. 1994. Study Guide for Introduction to Organic Chemistry. Jakarta: EGC
Dawn.B. Mark,.dkk. 2000. Biokimia Kedokteran Dasar. Jakarta : EGC

Hawab, H. M. 2003. Pengantar Biokimia. Malang: Bayumedia Publishing.


Ramsden, E.1994. Chemistry. Cheltenham : Stanley Thornes Ltd.
Riawan, S. 1990. Kimia Organik Binarupa. Jakarta: Aksara
Sudarmadji, Slamet, Bambang Haryono, Suhardi. 1986. Analisa Bahan Makanan dan Pertanian.
Pusat Antar Universitas Ilmu Pangan dan Gizi. Yogyakarta.

Winarno, F. O. 2004. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

Sumber : http://fikapuspita.blogspot.com/2013/06/laporan-uji-kualitatif-untuk-karbohidrat_200.html

Anda mungkin juga menyukai