Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Tujuan
Percobaan kali ini bertujuan untuk memperlihatkan reaksi anaerob yang terjadi dalam
sel ragi, memperlihatkan adanya enzim dehidrogenase aerob dalam susu, memperlihatkan
adanya enzim peroksidase susu dalam susu, memperlihatkan adanya enzim oksidase dalam
kentang dan memperlihatkan efek antioksidan vitamin C.

1.2 Tinjauan Pustaka


Reaksi oksidasi adalah peristiwa penggolongan suatu zat dengan oksigen. sedangkan
reaksi reduksi adalah peristiwa pengeluaran oksigen dari suatu zat. Reaksi oksidasi dan
reduksi juga dapat dibedakan dari pelepasan dan penangkapan elektron. Dimana oksidasi
merupakan peristiwa pelepasan elektron dan reduksi adalah peristiwa penangkapan elektron.
Selain itu reaksi oksidasi dan reduksi juga bisa dibedakan berdasarkan perubahan jumlah
bilangan oksidasi. Dimana oksidasi merupakan peristiwa naiknya bilangan oksidasi dan
reduksi merupakan peristiwa berkurangnya bilangan oksidasi.(Sanjaya, 2012)
Reaksi reduksi oksidasi atau reaksi redoks berperan dalam banyak hal dalam kehidupa
sehari-hari. Reaksi redoks dapat berguna bagi pemekaran bahan bakar minyak bumi, dan
digunakan juga sebagai cairan pemutih. Selain itu, sebagai unsure logam dan non logam
diperoleh dari bijihnya melalui proses oksidasi atau reduksi.(Chang, 2005)
Ada beberapa pengujian pada reaksi oksidasi biologi, pertama adalah peragian. Peragian
dilakukan untuk menentukan gula yang dapat difermentasikan. Pada percobaan ini muncul
gelembung dan tercium larutan alkohol yang menunjukkan karbohidrat mengandung gugus
gula yang dapat difermentasikan.(Wahyudi, 2003)
Kedua adalah uji Schardinger yang bertujuan untuk membuktikan adanya oksidasi yang
dapat terjadi melalui dehidrogenasi substrat formaldehid. Enzim schardinger merupakan
enzim oksidase yang terdapat pada sapi, dan dikenal pula sebagai enzim xanthine oksidase
karena dapat mengoksidasi xanthine serta aldehid.(Belitz, 1984)
Ketiga adalah uji peroksidase. Uji peroksidase bertujuan untuk membuktikan adanya
enzim peroksidase dalam suatu zat. Enzim peroksidase merupakan enzim yang membantu
peroksida (H2O2). Hidrogenperoksida alami merupakan produk sampingan yang tidak
diinginkan darimetabolisme aerob. Hidrogen peroksida merupakan senyawa yang sangat
reaktif dan dapat
merusak sel. Oleh karenanya, hidrogen peroksida dikumpulkan di dalam peroxixom kemudian
diurai oleh enzim katalase menjadi air (H2O) dan oksigen (O2).(Yazid, 2006)
Selain itu ada efek antioksidan vitamin C. Ketika oksigen berinteraksi dengan beberapa
molekul, membentuk radikal bebas, radikal bebas terdiri dari atom dengan elektron yang tidak
berpasangan. Ketika radikal bebas bereaksi dengan DNA atau membran sel, mereka
menyebabkan kematian sel atau fungsi sel yang abnormal. Kerusakan sel ini berperan dalam
pertumbuhan kanker dan penyakit lainnya. Vitamin C berperan sebagai antioksidan, zat yang
mencegah kerusakan sel yang disebabkan oleh radikal bebas. Efek antioksidan ini melindung
kulit dari radiasi ultraviolet dan efek paparan sinar matahari.(Deming, 2014)

1.3 Tinjauan Bahan


1.3.1 Ragi Roti
Ragi adalah suatu macam tumbuh- tumbuhan bersel satu yang tergolong
kedalam keluarga cendawan. Ragi berkembang biak dengan suatu proses yang dikenal
dengan istilah pertunasan, yang menyebabkan terjadinya peragian. Peragian adalah
istilah umum yang mencangkup perubahan gelembung udara dan yang bukan
gelembung udara ( aerobic dan anaerobic ) yang disebabkan oleh mikroorganisme.
Dalam pembuatan roti, sebagian besar ragi berasal dari mikroba jenis Saccharomyces
Cerevisiae. Ragi merupakan bahan pengembang adonan dengan produksi gas
karbondioksida.(Winarno,1992)

1.3.2 Larutan Pati


Pati atau amilum adalah karbohidrat kompleks yang tidak larut dalam air,
berwujud bubuk putih, tawar dan tidak berbau. Pati tersusun dari dua macam
karbohidrat, amilosa dan amilopektin, dalam komposisi yang berbeda-beda. Amilosa
memberikan sifat keras (pera) sedangkan amilopektin menyebabkan sifat lengket.
Amilosa memberikan warna ungu pekat pada tes iodin sedangkan amilopektin tidak
bereaksi. Pati merupakan homopolimer glukosa dengan ikatan α-glikosidik. Berbagai
macam pati tidak sama sifatnya, tergantung dari panjang rantai C-nya, serta apakah
lurus atau bercabang rantai molekulnya. Pati terdiri dari dua fraksi yang dapat
dipisahkan dengan air panas. Fraksi terlarut disebut amilosa dan fraksi tidak larut
disebut amilopektin. Amilosa mempunyai struktur lurus dengan ikatan α-(1,4)-D-
glukosa, sedangkan amilopektin mempunyai cabang dengan ikatan α-(1,6)-Dglukosa
sebanyak 4-5% dari berat total (Winarno, 2004).
1.3.3 Glukosa
Glukosa, dinamakan juga dekstrosa atau gula anggur, terdapat luas di alam
dalam jumlah sedikit, yaitu di dalam sayur, buah, sirup jagung , sari pohon dan
bersamaan dengan fruktosa dalam madu. Tetapi glukosa memegang peranan sangat
penting dalam ilmu gizi. Glukosa merupakan hasil akhir dari pencernaan pati, sukrosa,
maltosa,  dan laktosa pada hewan dan manusia. Dalam proses metabolism, glukosa
merupakan bentuk karbohidrat yang beredar di dalam sel merupakan sumber energy.
Tingkat kemanisan glikosa hanya separoh dari sukrosa, sehingga dapat digunakan
lebih banyak untuk tingkat kemanisan yang sama.(Alimul, 2006)
1.3.4 Sukrosa
Sukrosa atau sakarosa dinamakan juga gula tebu atau gula bit. Secara
komersial 99% kandungan gula pasir adalah sukrosa melalui proses penyulingan dan
kristalisasi. Gula merah yang banyak digunakan di Indonesia terbuat dari tebu, kelapa
atau enau melalui proses penyulingan tidak sempurna. Bila dicernakan atau
dihidrolisis, sukrosa pecah menjadi satu unit fruktosa. Pada pembuatan sirup sebagian
sukrosa (gula pasir) akan terurai menjadi glukosa dan fruktosa, yang disebut gula
invert. Gula invert secara alami terdapat didalam madu dan rasanya lebih manis
daripada sukrosa.(Alimul, 2006)
1.3.5 Laktosa
 Laktosa (gula susu) hanya terdapat dalam susu dan terdiri atas satu unit
glukosa dan satu unit galaktosa. Kadar laktosa pada susu sapi adalah 6,8 gram per 100
ml. laktosa adalah gula yang rasanya paling tidak manis (seperenam manis glukosa)
dan lebih sukar larut daripada disakarida lain. Trehalosa seperti juga maltose, terdiri
atas dua molekul glukosa dan dikenal sebagai gula jamur. Sebanyak 15% bagian
kering jamur terdiri atas trehalosa. Trehalosa juga terdapat dalam serangga.(Alimul,
2006)
1.3.6 Larutan NaOH
Natrium hidroksida (NaOH) juga dikenal sebagai soda kaustik atau sodium
hidroksida merupakan jenis basa logam kaustik. Natrium hidroksida terbentuk dari
oksida basa natrium oksida yang dilarutkan dalam air. Natrium hidroksida membentuk
larutan alkalin yang kuat ketika dilarutkan dalam air. Natrium hidroksida digunakan di
dalam berbagai macam bidang industri. Kebanyakan digunakan sebagai basa dalam
proses industri bubur kayu, kertas, tekstil, air minum, sabun, dan deterjen. Selain itu
natrium hidroksida juga merupakan basa yang paling umum digunakan dalam
laboratorium kimia.(Anggiriawan, 2010)
1.3.7 Susu
Bahan yang pertama adalah susu, susu tersusun dari berbagai nutrien baik yang
terlarut dalam air maupun terdispersi dalam bentuk koloid. Sistem koloid bersifat
kompleks.(Goman, 1994)
1.3.8 Larutan Metilen Biru
Dalam industri tekstil, metilen biru merupakan salah satu zat warna thiazine
yang sering digunakan, karena harganya ekonomis dan mudah diperoleh. Zat warna
metilen biru merupakan zat warna dasar yang penting dalam proses pewarnaan kulit,
kain mori, kain katun, dan tannin. Penggunaan metilen biru dapat menimbulkan
beberapa efek, seperti iritasi saluran pencernaan jika tertelan, menimbulkan sianosis
jika terhirup, dan iritasi pada kulit jika tersentuh oleh kulit.(Hamdaoui, 2006)
1.3.9 Larutan Formaldehida
Formaldehida (CH2O) adalah derivasi aldehida yang mempunyai bau yang
menyengat. Zat kimiawi ini mempunyai kecenderungan untuk berpolimerisasi di
mana, molekul secara individu bergabung membentuk suatu satuan dari bobot molar
yang tinggi. Aktivitas polimerisasi ini melepaskan panas yang sering terjadi secara
letupan. Jesteru itu, sediaan formaldehida adalah di dalam bentuk cairan bagi
mengurangi konsentrasi. Sediaan ini lebih dikenali sebagai formalin. Formalin
biasanya terbentuk dari campuran formaldehida yang tepu kira 40 persen dari
volumenya dan sedikit penstabil biasanya methanol bagi mengurangkan oksidasi dan
derajat polimerisasi. Formaldehida mempunyai takat didih yang sangat rendah iaitu
-21°C manakala setelah menjadi formalin, takat didihnya berubah menjadi 96 °C.
(Suwahono, 2009)
1.3.10 Larutan Asam Askorbat
Asam askorbat atau vitamin C memiliki nama sistematis IUPAC (5R)- [(1S)-
1,2-dihidroksetil]-3,4-dihidroksifuran-2(5H)-on. Rumus kimia vitamin C adalah
C6H8O6 dengan berat molekul 176 gram/mol. Zat ini berwujud kristal putih
kekuningan dengan kelarutan yang tinggi dalam air. Nama askorbat berasal dari kata a
- yang berarti tanpa dan scorbotus yang merupakan suatu penyakit akibat devisiensi
vitamin C. Elusidasi struktur asam askorbat pertama kali dilakukan oleh Walter
Haworth pada 1920. Vitamin ini merupakan senyawa dengan gugus hidroksil yang
bersifat sangat asam dengan pKa1 sebesar 4,17 dan pKa2 11,5. Hal ini disebabkan
askorbat memiliki ikatan rangkap terkonjugasi, dan bentuk resonansinya sebagai anion
terdeprotonasi yang sangat stabil.(Beddows, 2001)
BAB II
METODOLOGI

2.1 Alat
Alat-alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah tabung peragia, tabung pereaksi,
penangas air, pipet tetes, dan gelas ukur.

2.2 Bahan
Ragi roti, larutan pati, sukrosa, glukosa, laktosa, larutan NaOH encer, susu segar, susu
pasteurisasi, larutan metilen biru, larutan formaldehida, larutan H2O2, larutan
parafenildiamin, larutan asam askorbat dan potongan pisang.

2.3 Skema Kerja


2.3.1 Peragian

Peragian
Gerus 1gr ragi ditambah dengan 14 mL larutan karbohidrat
Suspensi dimasukkan dalam tabung peragian
Balikkan tabung peragian hingga ujung lengan tertutup penuh
Biarkan ± 1 ½ jam

Hasil
2.3.2 Uji Schardinger

Uji
Siapkan 2 tabung reaksi, tabung pertama masukkan 5 mL susu segar
dan pada tabung kedua masukkan 5 mL susu pasteurisasi
Kemudian tambahkan berturut-turut 1 mL larutan metilen biru dan 1
mL larutan formaldehid 0,4% ke dalam masing-masing tabung
Campur dengan baik dan masukkan ke dalam penangas air 60-65℃
Catat apa yang terjadi
Hasil

2.3.3 Uji Peroksidase

Uji
Kedalam 3 buah tabung reaksi masing-masing ditambahkan 5mL air susu
Tabung no.2 dipanaskan pada suhu 70℃
Tabung no.3 dipanaskan pada suhu 90℃
Tambahkan pada semua tabung 2 tetes larutan parafenildiamin dan 1-4
tetes larutan H2O2
Amati perubahan warna yang terjadi

Hasil

2.3.4 Efek Antioksidan dari Vitamin C (asam askorbat)


Uji

Siapkan 4 buah tabung reaksi


Potong buah dan timbang sebanyak 5 gram
Masukkan buah pisang kedalam tabung 1 dan 2 dan buah apel
kedalam tabung 3 dan 4
Tambahkan 25 tetes aquades kedalam tabung 1 dan 3
Tambahkan 25 tetes asam askorbat kedalam tabung 2 dan 4
Diamkan selama 5 menit

Hasil

BAB III
HASIL PENGAMATAN

3.1. Tabel Pengamatan


3.1.1. Peragian
NO PERLAKUAN
1 Cuci alat yang akan digunakan
2 Timbang 1 gram ragi roti
Ditambahkan 14mL larutan :
a. Amilum
3 b. Glukosa
c. Sukrosa
d. Laktosa
4 Masukkan kedalam tabung peragian
5 Diamkan selama 1½ jam
Amati tanda peragian
a. Bau tapai etanol
6
b. Gelembung CO2
c. Isapan ibu jari

TABEL HASIL PENGAMATAN


Larutan KH Bau Etanol CO2 Isapan Ibu Jari
Pati Tidak ada Tidak ada -
Sukrosa Tidak ada Tidak ada -
Glukosa Tidak ada Ada sedikit -
Laktosa Tidak ada Ada sedikit -

3.1.2. Uji Schardinger


N
PERLAKUAN PENGAMATAN
O
- Susu segar dimasukkan kedalam Metilen berada di atas permukaan
tabung reaksi sebanyak 5mL susu. Setelah masuk dalam penangas,
- Ditambah kan 1mL larutan metilen sebagian larutan metilen tercampur
1
biru (tanpa dikocok) dengan susu (warna susu jadi biru
- Dimasukkan dalam penangas air suhu muda)
60-65ºC selama 30 menit
- Susu segar dimasukkan kedalam Larutan formaldehid berada di atas
tabung reaksi sebanyak 5mL permukaan susu. Setelah dimasukkan
- Ditambahkan 1mL larutan dalam penangas tidak ada perubahan.
2
formaldehid (tanpa dikocok)
- Dimasukkan dalam penangas air suhu
60-65ºC selama 30 menit
3 - Masukkan 5mL susu pasteurisasi Larutan metilen berada di atas
kedalam tabung reaksi permukaan susu. Setelah dimasukkan
- Ditambah kan 1mL larutan metilen dalam penangas sebagian larutan
biru (tanpa dikocok) metilen tercampur dengan susu,
- Dimasukkan dalam penangas air suhu sehingga susu berwarna biru muda.
60-65ºC selama 30 menit
- Masukkan 5mL susu pasteurisasi Larutan formaldehid berada di atas
kedalam tabung reaksi permukaan susu. Setelah dimasukkan
- Ditambahkan 1mL larutan dalam penangas, warna susu
4
formaldehid (tanpa dikocok) tercampur dengan formaldehid (putih
- Dimasukkan dalam penangas air suhu pekat)
60-65ºC selama 30 menit

3.1.3. Uji Peroksidase

PENGAMATAN
NO PERLAKUAN
Warna Gelembung Endapan
- Masukkan 5mL susu Terbentuk 3 lapisan
segar warna. Yaitu putih di
1 - Tambahkan larutan atas coklat ditengah dan - -
parafenil diamin putih dibawah.
- Tambahkan larutan H2O2
- Susu segar dipanaskan Terbentuk 2 lapisan
70ºC coklat-putih. Setelah
2 - Tambahkan larutan ditambah H2O2 lapisan + -
parafenil diamin coklat mengilang
- Tambahkan larutan H2O2
- Susu segar dipanaskan Tidak terjadi perubahan
90ºC warna
3 - Tambahkan larutan ++ -
parafenil diamin
- Tambahkan larutan H2O2

3.1.4. Efek Antioksidan Vitamin C


NO PERLAKUAN PENGAMATAN
Buah pisang dan apel dipotong kecil Buah masih putih dan berat 5gr
1
dan ditimbang 5gr
Masukkan buah kedalam tabung reaksi Tabung 1 dan 2 berisi buah pisang
2
Tabung 3 dan 4 berisi buah apel
Tabung 1 dan 3 ditambahkan aquades Belum ada perubahan warna pada
25 tetes semua tabung
3
Tabung 2 dan 4 ditambahkan asam
askorbat 25 tetes
Diamkan selama 5 menit Tabung 1 dan 3 buah menjadi coklat
4
Tabung 2 dan 4 buah tetap segar

BAB IV
PEMBAHASAN

4.1. Analisis Prosedur


4.1.1. Peragian
Percobaan pergaian bertujuan untuk menentukan gula yang dapat difermentasi.
Pada percobaan ini1 gr ragi ditambah dengan 14 mL larutan karbohidrat. Penggunan
larutan karbohidrat karena karbohidrat memiliki gugus gula sehingga memungkinkan
untuk difermentasi. Lalu dilakukan suspensi di dalam tabung peragian. Setelah itu
didiamkan selama 1,5 jam. Tujuan didiamkan selamam 1,5 jam ini adalah untuk
memberi waktu pada campuran ragi dan karbohidrat untuk melakukan fermentasi.

4.1.2. Uji schardinger


Percobaan uji schardinger bertujuan untuk membuktikan adanya enzim
dehidrogenase aerob yang ada didalam susu segar dan susu pasteurisasi. Pada
percobaan kali ini digunakan sampel 5mL susu segar dan 5mL susu pasteurisasi.
Masing-masing larutan tersebut diberikan 1mL matilen biru dan 1mL larutan
formaldehid. Kedua larutan itu disebut pereaksi schardinger yang berfungsi menguji
kesegaran susu. Kesegaran susu dapat ditandai dengan masih aktifnya enzim-enzim
yaitu enzim amilase, lipase, peroksidase, dan sebagainya.

4.1.3. Uji Peroksidase


Percobaan uji peroksidase berfungsi untuk membuktikan adanya enzim
peroksidase susu dalam susu segar. Di dalam susu segar terdapat berbagai macam
enzim dan salah satunya adalah enzim peroksidase. Enzim peroksidase adalah enzim
yang berfungsi mereduksi hidrogen peroksida menjadi H2O dan gas O2 sesuai dengan
reaksi peroksidase. Pada percobaan ini disediakan 3 tabung yang kemudian tabung
kedua dan ketiga dimasukkan kedalam penangas dengan suhu 70º dan 90ºC.
Perbedaan suhu ini bertujuan untuk mengetahui pada suhu berapakah enzim
peroksidase bekerja secara optimum. Kemudian kedalam ketiga tabung ditambahkan
parafenil diamin dan H2O2.

4.1.4. Efek Antioksidan Vitamin C


Percobaan ini bertujuan untuk membuktikan sifat antioksidan vitamin C.
Masing-masing buah dan pereaksi dimasukkan kedalam 2 tabung reaksi. Sehingga
digunakan 4 tabung reaksi. Buah yang digunakan adalah pisang dan apel karena kedua
buah tersebut merupakan salh stu buah yang mengandung vitamin C. Tabung 1 dan 2
berisi buah pisang serta tabung 3 dan 4 berisi buah apel. Kemudian kedalam tabung 1
dan 3 dimasukkan aquades sebanyak 25 tetes dan kedalam tabung 2 dan 4 dimasukkan
asam askorbat 25 tetes. Dan kemudian didiamkan 5 menit.

4.2. Analisis Hasil


4.2.1. Peragian
Pada percobaan ini, setelah larutan dalam tabung reaksi dibiarkan selama 1,5
jam ternyata pada semua larutan tidak tercium bau tapai etanol. Selain itu diantara
keempat larutan karbohidrat yang digunakan, yaitu pati, sukrosa, glukosa, dan laktosa,
hanya glukosa dan laktosa yang mengasilkan sedikit CO 2 setelah didiamkan selama
1,5 jam. Sedangkan larutan pati dan sukrosa tidak menghasilkan CO2.
Menurut literatur seharusnya tercium bau etanol yang kuat pada glukosa dan
bau yang samar pada laktosa. Selain itu ditemukan juga gelembung CO 2 pada larutan
tersebut. Dan setelah ditambahkan NaOH sampai penuh akan terasa isapan pada ibu
jari saat dibalik-balikkan.

4.2.2. Uji Schardinger


Pada percobaan kali ini pada tabung 1 setelah dimasukkan kedalam penangas
metilen tercampur sebagian dengan susu sehingga susu berwarna biru muda.
Sedangkan pada tabung kedua setelah dimasikkan dalam penangas tidak terjadi
perubahan. Pada tabung ketiga metileng tercampur dengan susu sebagian sehingga
berwarna biru muda. Sedangkan pada tabung keempat formaldehid tercampur dengan
susu sehingga susu berwarna putih pekat.
Menutut teori pada susu segar harusnya warna biru dalam larutan akan hilang
dan jika dikocok warna biru akan muncul kembali. Karena adanya leukometilen yang
merupakan autooksidasi. Perubahahan tersebut terjadi apabila hasil uji positif.

4.2.3. Uji Peroksidase


Pada percobaan ini susu yang dibiarkan dalam suhu ruang memiliki 2 lapisan,
yaitu lapisan coklat di atas dan lapisan putih di bawah. Susu yang dipanaskan pada
suhu 70ºC menghasilkan lapisan coklat diatas susu, namun setelah ditambah H2O2
lapisan coklat mengilang dan terdapat sedikit gelembung. Sedangkan pada susu yang
dipanaskan pada suhu 90ºC tidak ada perubahan warna atau warna susu tetap putih,
namun pada saat penambahan parafenil diamin terdapat gelembung.
Tetapi menurut literatur perubahan warna susu hanya terjadi pada susu yang
didiamkan di ruangan terbuka, karena tabung yang dipanaskan akan mendenaturasi
semua enzim termasuk peroksidase sehingga enzim rusak dan tidak akan mereduksi
hidrogen peroksidase yang berakibat tidak adanya gas o2.

4.2.4. Efek Antioksidan Vitamin C


Pada percobaan ini hasil yang didapat adalah pada tabung 1 dan 3 buah
berubah warna menjadi cokelat, sedangkan pada tabung 2 dan 4 buah tetap segar.
Perbedaan hasil ini dikarenakan kedalam tabung 1-3 dan 2-4 dimasukkan
larutan/cairan yang berbeda, yaitu tabung 1-3 dimasukkan aquades dan tabung 2-4
dimasukkan asam askorbat. Asam askorbat bekerja dengan mengalihkan kerja yang
ada pada buah, sehingga fenol menjadi terhindar dari oksidasi dan buah tetap segar
dan tidak berwarna cokelat. Volume air dan asam askorbat berpengaruh dalam
percobaan ini, semakin banyak volume yang digunakan akan semakin mempercepat
reaksi, karena jumlah volume atau konsentrasi zat mempengaruhi laju reaksi.
Reaksi fenol yang dikatalis oleh PPO adalah sebagai berikut:

polifenol oksidase
fenol > senyawa coklat + H 2 O 2
oksigen

Sedangkan reaksi fenol dangan asam askorbat adalah sebagai berikut :


vitaminC
fenol > asam dehidro askorbat + H 2 O 2
oksigen
Adapun peran vitamin C sebagai antioksidan adalah sebagai berikut:
- Menangkal radikal bebas
- Mencegah tumbuhnya sel kanker
- Mencehah penyakit pikun pada manula (Alzheimer)
- Mencehah kardiovaskular
- Mencegah penuaan dini
- Mencegah kerusakan sel
- Baik untuk kesehatan kulit

BAB V
PENUTUP

5.1. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang dilakukan, dapat diambil kesimpulan. Yaitu dari pada
percobaan harusnya laktosa tidak dapat diragikan. Pada uji Schardinger dapat diambil
kesimpulan bahwa proses pasteurisasi dapat merusak enzim. Pada percobaan peroksidase
dapat diambil kesimpulan bahwa dalam susu segar terkandung enzim peroksidase susu. Dan
pada uji efek antioksidan pada vitamin C dapat diambil kesimpulan bahwa terbukti vitamin C
berperan sebagi antioksidan, dimana buah yang digunakan adalah pisang dan apel.

5.2. Saran
Sebaiknya selama praktikum, pembimbing selalu mendampingi praktikan dan mengurangi
intensitas meninggalkan praktikan melakukan praktikum sendiri. Karena praktikan masih
belum mengetahui bagaimana cara praktikum yang benar untuk beberapa materi tertentu.

DAFTAR PUSTAKA

Anggiriawan, Rendy. 2010. Kinetika Absorbsi. Malang


Alimul, Aziz. 2006. Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta: Salemba Medika
Beddows CG, Jagait C, Kelly MJ. 2001.Effect of ascorbyl palmitate on the preservation of α-
tocopherol in sunflower oil, alone and with herbs and spices. Food Chem.73:255-261
Belitz, H.D, Grosch, W. 1984. Food Chemistry, springer-verlag. Berlin, New York, London,
Paris, Tokyo
Chang, Raymond.2005.Kimia Dasar Konsep-Konsep Inti edisi ketiga jilid 2.Jakarta: Erlangga
DA. Pratiwi, dkk. 2004. Biologi. Jakarta: Erlangga
Deming, Li. 2014. Manfaat Vitamin C. Tasikmalaya, Jawa Barat
Goman P.M & Sherington IB, 1994. Pengantar Ilmu Pangan Nutrisi Mikrobiologi II. UGM-
Press: Yogyakarta.
Sanjaya, E. 2012. Reaksi Oksidasi dan Reduksi.
Suwahono, M. Taufik, N. Faizah. 2009. Analisis Kualitatif adanya Formaldehid. Semarang
Wahyudi, dkk. 2003. Kimia Organik II. UM-Press. Malang
Winarno, F. G. 1992. Kimia Pangan dan Gizi. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Winarno, F. G., 2004. Kimia Pangan dan Gizi. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Yazid,dkk. 2006. Penuntun Biokimia untuk Mahasiswa Analis. Jakarta
Yuniastuti, Ari. 2008. Gizi Dan Kesehatan. Yogyakarta: Graha Ilmu. 2003. Heinz Handbook
Of Nutrition Ninth Edition.
Hamdaoui, O. and Chiha, M., 2006, Removal of Methylene Blue from Aqueous Solutions by
Wheat Bran, Acta Chim. 54 : 407–418.

LAMPIRAN

1. Reaksi peragian glukosa


C6H12O6 → 2C2H5OH + 2CO2 + 2ATPenergi
2. Reaksi pembuktian
4C2H5OH + 4NaOH + 13O24NaCO3 + 14H2O + 4CO2
3. Karena pada saat penambahan NaOH terdapat gelombang CO2 diujung lengan yang
tertutup ibujari
4. CH3OH → H2CO + H2
5. Karena enzim yang terkandung dalam susu rusak dalam pasteurisasi
6. Susu segar setelah dimasukkan parafenil diamin dan H2O2 terdapat 3 lapisan yaitu putih-
cokelat-putih. Sedangkan susu yang dipanaskan tidak. Kalaupun ada lapisan coklat, akan
menghilang setelah ditambah H2O2.
7. Karena vitamin C mudah larut dalam air sehingga mudah menangkal penyakit. Selain itu
vitamin C juga dapat menangkal proses oksidasi di dalam tubuh serta menangkal radikal
bebas yang akan bereaksi dalam tubuh.

Anda mungkin juga menyukai