“ANALISA KARBOHIDRAT”
KIMIA PANGAN
Dosen Pembimbing:
1.3 Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui pengertian dan penggolongan
karbohidrat, mengetahui metode analisis karbohidrat secara kualitatif dan kuantitatif, serta
mengetahui aplikasi metode analisis karbohidrat dalam sampel makanan atau bahan pangan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Karbohidrat
Karbohidrat merupakan zat organik utama yang terdapat dalam tumbuh – tumbuhan dan
biasanya mewakili 50 sampai 75 persen dari jumlah bahan keringdalam bahan makanan ternak.
Karbohidrat atau arang adalah suatu zat gizi yang fungsi utamanyas ebagai penghasil energi,
dimana setiap gramnya menghasilkan 4 kalori. Di Negara berkembang, karbohidrat di konsumsi
sekitar 70 – 80 % dari total kalori, bahkan di negara miskin bisa mencapai 90 %. Sedangkan
pada negara maju,karbohidrat dikonsumsi hanya sekitar 40 – 60 %. Karbohidrat banyak
ditemukan pada serealia (beras, gandum, jagung, kentang dan sebagainya), serta pada biji –
bijian yang tersebar di alam.Selain itu, karbohidrat juga menjadi komponen struktur penting
pada mahluk hidup dalam membentuk serat (fiber), seperti selulosa, pektin dan lignin (Sumadjo,
2009).
Glukosa atau gula yang diolah dari karbohidrat berfungsi sebagai bahan bakar
yang akan digunakan oleh tubuh. Manfaat karbohidrat yang utama adalah sebagai
sumber energi bagi tubuh dalam menjalankan berbagai fungsi, serta untuk melakukan
beragam aktivitas setiap harinya.
Karbohidrat dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu sederhana dan kompleks. Kedua
jenis karbohidrat ini memiliki perbedaan dalam struktur kimiawinya. Secara umum,
karbohidrat sederhana hanya mengandung gula dasar yang mudah dicerna dan diserap
oleh tubuh. Sementara, karbohidrat kompleks memiliki rantai gula yang lebih panjang,
sehingga membutuhkan waktu cukup lama untuk mencerna dan menyerap karbohidrat
jenis ini. Sumber karbohidrat alami yang mudah ditemukan, yaitu dalam bentuk padi-
padian, biji-bijian, kacang-kacangan, buah-buahan, sayuran, dan susu.
Sumber energi
Ketika Anda bernapas, bergerak, berjalan, berpikir, atau melakukan aktivitas lain
seperti berolahraga, tubuh membutuhkan energi. Energi ini diperoleh dari karbohidrat
yang dicerna dan diolah menjadi glukosa melalu proses glikolisis. Setelah itu, insulin akan
membantu glukosa terserap oleh sel-sel tubuh. Dari sinilah tubuh memperoleh energi.
Memenuhi kebutuhan kalori secara sehat
Dalam memenuhi kebutuhan kalori, Anda harus memperhatikan porsi makan agar
tidak makan berlebihan hingga membuat tubuh kelebihan kalori. Kalori yang berasal dari
sejumlah karbohidrat lebih sedikit dibandingkan lemak dengan jumlah berat yang sama.
Konsumsi kalori tubuh Anda akan semakin baik jika sumber karbohidrat yang Anda pilih
memiliki kadar serat yang tinggi, seperti beras merah, roti gandum, dan kacang-kacangan.
45-65 persen kalori tubuh dianjurkan berasal dari karbohidrat.
Mengurangi risiko penyakit
Manfaat mengonsumsi karbohidrat yang bersumber dari kacang-kacangan dan
sayuran, dapat mengurangi risiko penyakit. Serat pada karbohidrat tersebut dapat
mengurangi risiko sembelit. Kesehatan usus pun dapat meningkat berkat manfaat
karbohidrat. Bahkan, penelitian telah membuktikan bahwa beberapa jenis serat dapat
mengurangi kadar kolesterol dalam darah. Selain itu, walau belum terbukti sepenuhnya,
beberapa penelitian menunjukkan penurunan risiko obesitas dan diabetes dengan
mengonsumsi biji-bijian dan karbohidrat tinggi serat.
Jangan Kekurangan atau Kelebihan Karbohidrat
Kebutuhan karbohidrat per hari masing-masing orang berbeda-beda. Hal ini
tergantung pada usia, jenis kelamin, aktivitas fisik yang dijalani, dan juga kondisi medis
tertentu. Namun pada umumnya, orang dewasa sehat membutuhkan asupan karbohidrat
sekitar 220 – 300 gram per hari. Untuk yang ingin menjaga berat badan, asupan
karbohidrat yang disarankan adalah sekitar 50 – 150 gram per hari.
Wanita yang berusia kurang dari 50 tahun butuh 25 gram serat per hari, sedangkan
wanita berusia lebih dari 50 tahun butuh 21 gram serat per hari. Sementara itu, pria
berusia kurang dari 50 tahun butuh serat 38 gram per hari dan pria berusia di atas 50
tahun butuh 30 gram per hari.
Gula yang dihasilkan dari karbohidrat akan disimpan dalam bentuk lemak di tubuh
jika tidak segera digunakan. Oleh karena itu, mengonsumsi karbohidrat berlebihan
berarti Anda menimbun lebih banyak lemak di tubuh. Hal ini dapat meningkatkan risiko
berbagai penyakit, seperti obesitas, diabetes, dan penyakit jantung.
Prosedur kerja :
1. Masukkan 15 tetes larutan uji karbohidrat kedalam tabung rekasi yang masih kering
danbersih
2. Tambahkan 3 tetes pereaksi Molisch. Campurkan dengan baik.
3. Miringkan tabung rekasi, lalu alirkan dengan hati-hati 1 mL H 2 SO4 pekat melalui dinding
tabung supaya tidak bercampur.
4. Perhatikan terbentuknya cincin berwarna ungu pada batas antara kedua lapisan
yangmenandakan reaksi positif karbohidrat.
5. Catat hasil dan buatlah kesimpulannya.
2.2.2 Uji Benedict
Uji Benedict adalah uji kimia untuk mengetahui kandungan gula (karbohidrat) pereduksi
(yang memiliki gugus aldehid atau keton bebas) . Gula pereduksi meliputi semua jenis
monosakarida dan beberapa disakarida seperti laktosa, glukosa dan maltosa. Uji benedict
berdasarkan reduksi Cu2+ menjadi Cu+ oleh gugus aldehid atau keton bebas dalam suasana alkalis,
biasanya ditambahkan zat pengompleks seperti sitrat atau tatrat untuk mencegah terjadinya
pengendapan CuCO3(Lenhninger, 1982).
Uji positif ditandai dengan terbentuknya endapan merah bata, kadang disertai dengan
larutan yang berwarna hijau, merah, atau orange. Pada uji Benedict, pereaksi ini akan bereaksi
dengan gugus aldehid, kecuali aldehid dalam gugus aromatik, dan alpha hidroksi keton. Oleh
karena itu, meskipun fruktosa bukanlah gula pereduksi, namun karena memiliki gugus alpha
hidroksi keton, maka fruktosa akan berubah menjadi glukosa dan mannosa dalam suasana basa
dan memberikan hasil positif dengan pereaksi benedict. Untuk mengetahui adanya monosakarida
dan disakarida pereduksi dalam makanan, sample makanan dilarutkan dalam air, dan
ditambahkan sedikit pereaksi benedict. Dipanaskan dalam waterbath selama 4 - 10 menit. Selama
proses ini larutan akan berubah warna menjadi biru (tanpa adanya glukosa), hijau, kuning,
orange, merah dan merah bata atau coklat (kandungan glukosa tinggi). Sukrosa (gula pasir) tidak
terdeteksi oleh pereaksi Benedict. Sukrosa mengandung dua monosakrida (fruktosa dan glukosa)
yang terikat melalui ikatan glikosidik sedemikian rupa sehingga tidak mengandung gugus aldehid
bebas dan alpha hidroksi keton. Sukrosa juga tidak bersifat pereduksi(Lenhninger, 1982).
Pengamatan yang dilakukan dalam uji Benedict ini dapat dilakukan dengan mengamati
perubahan warna dan terjadinya endapan. Warna larutan dapat terlihat bermacam-macam
tergantung dari konsentrasi karbohidrat yangg dipakai, larutan dapat berwarna hijau, hijau
kebiruan dan kuning. Pada uji Benedict terhadap glukosa dan fruktosa larutan berwarna hijau
kebiruan dan terdapat endapan merah bata di dalamnya yang menandakan pengujian positif,
sedangkan pada maltosa dan laktosa larutan memiliki warna hijau kebiruan tanpa endapan merah
bata hal ini menunjukan bahwa pengujian positif terdapat gula di dalamnya, tetapi pada pengujian
terhadap sukrosa dan pati warna yang terlihat adalah biru menandakan bahwa hasil uji negatif
mengindikasikan bahwa sukrosa dan pati tidak memiliki gula pereduksi yang dapat mereduksi
reagen benedict. Berikut reaksi yang berlangsung:
R-COH + CuO → Cu2O (s) + R-COOH
atau
KH + camp Cu SO4, Na-Sitrat, Na2 CO 3 → Cu2O (endapan merah bata)
Pereaksi Benedict : Satu liter pereaksi Benedict dapat dibuat dengan menimbang sebanyak 100
gram natrium karbonat anhydrous ( Na2 CO 3), 173 gram natrium sitrat, dan 17,3 gram tembaga
(II) sulfat pentahydrate, kemudian dilarutkan dengan akuadest sebanyak 1 liter.
Prosedur kerja (Lenhninger, 1982):
1. Masukkan 3 tetes larutan uji karbohidrat kedalam tabung rekasi yang masih kering dan
bersih
2. Tambahkan 2 mL pereaksi Benedict, kemudian dikocok.
3. Masukan kedalam penangas air selama 5 menit. Amati perubahan warna endapannya.
4. Pembentukan warna endapan hijau, kuning, atau merah menunjukan reaksi positif
karbohidrat.
5. Catat hasil dan buatlah kesimpulannya.
6. Lakukan percobaan ini dengan menggunakan larutan glukosa, galaktosa, maltosa,fruktosa,
laktosa, sukrosa dan larutan amilum.
Dalam reaksi ini, karbohidrat pereduksi akan diubah menjadi asam onat, yang membentuk
garam karena adanya basa, sehingga pereaksi Fehling akan mengalami reduksi sehingga tembaga
yang bermuatan +2 akan berubah menjadi tembaga yang bermuatan +1 ( Sumadjo, 2006).
2.4 Analisis Karbohidrat, Protein, dan Lemak pada Pembuatan Kecap Lamtoro Gung
(Leucaena leucocephala) terfermentasi Aspergillus oryzae
Analisis karbohidrat pada biji, koji, dan moromi pada kecap lamtoro dengan cara sebagai
berikut (Rahayu dkk, 2005):
Karbohidrat dalam bentuk gula reduksi dan pati dianalisis dengan metode Nelson
Samogyi secara spektrofotometri (Sudarmadji dkk, 1984). Sampel (5 mL) ditambah 143,75 mg
enzim amilase kemudian digojok dan didiamkan selama 6 jam. Sampel (1 mL) yang ditambah
amilase dan sampel (1 mL) tanpa amilase masing-masing ditambah akuades sampai volume akhir
10 mL , kemudian diambil 1 mL ditambah dengan 9 mL akuades dan digojog dengan vorteks.
Larutan sampel (1 mL) ditambahkan 1 mL larutan Nelson (campuran larutan Nelson A dan
Nelson B; 25:1 v/v), kemudian dipanaskan dengan water bath pada suhu 100°C selama 20 menit.
Larutan sampel didinginkan sampai mencapai suhu kamar, kemudian ditambahkan 1 mL larutan
arsenomolybdat. Larutan sampel digojog, kemudian ditambahkan akuades 7 mL dan digojog lagi.
Larutan sampel diukur penyerapan (absorbansi) cahaya tampak (visible) pada panjang gelombang
540 nm. Nilai absorbansi sampel – nilai absorbansi blanko kemudian dikonversi ke mg/mL gula
reduksi berdasarkan persamaan regresi senyawa standar (glukosa) gula reduksi tanpa enzim
amilase. Kadar pati = (Kadar gula reduksi setelah diberi enzim amilase–kadar gula reduksi tanpa
enzim amilase) X 0,9.
Hasil dari analisis tersebut yakni Kadar karbohidrat yang diukur dalam penelitian ini
adalah karbohidrat dalam bentuk gula reduksi dan pati. Pati dapat dihidrolisis oleh enzim,
misalnya enzim α-amilase . A. oryzae kaya akan enzim α-amilase. Pada proses fermentasi kapang
(koji), enzim ini bekerja aktif, sehingga kadar pati berkurang dari 274,36 mg/g pada biji menjadi
260,92 mg/g pada koji (Gambar 1). Penurunan kadar pati ini diikuti peningkatan kadar gula
reduksi dari 78,38 mg/g pada biji menjadi 119,08 mg/g pada koji. Hal ini karena hidrolisis pati
oleh enzim α- amilase A. oryzae menjadi gula reduksi. Enzim α-amilase A.oryzae merombak pati
dalam biji menjadi glukosa dan maltosa dalam koji. Pemecahan amilosa akan menghasilkan
glukosa dan maltosa, sedang pemecahan amilopektin akan menghasilkan glukosa, maltosa, dan
limit dekstrin.
Aktivitas enzim α-amilase A. oryzae masih berlangsung selama fermentasi moromi. Hal
ini mengakibatkan kadar pati berkurang sehingga moromi menjadi 179,50 mg/g, sebaliknya gula
reduksi bertambah menjadi 164,29 mg/g. Penurunan kadar pati dan peningkatan kadar gula
reduksi ditunjukkan pada Gambar 5.
BAB III
KESIMPULAN
Karbohidrat merupakan sumber energi bagi aktivitas kehidupan manusia selain protein
dan lemak, dan terdiri dari gugus aldehid (aldosa) atau polihidroksi keton (ketosa). Karbohidrat
dapat dianalisa secara kualitatif dan kuantitatif. Analisa karbohidrat secara kualitatif terdiri dari
uji molisch, uji benedict, uji saliwanof, uji fehling, uji asam pikrat, uji bial, uji barfoed, uji tollen
dan uji tauber. Sedangkan analisa karbohidrat secara kuantitatif terdiri dari Metode Lane-Eynon,
Metode Shaffer-Somogyi, Metode Anthrone, Metode Munson Walker, Metode Nelson –
Somogyi, dan Metode Luff Schoorl. Contoh aplikasi analisis karbohidrat yaitu Analisis
Karbohidrat, Protein, dan Lemak pada Pembuatan Kecap Lamtoro Gung (Leucaena
leucocephala) terfermentasi Aspergillus oryzae dengan metode Nelson Samogyi secara
spektrofotometri.
DAFTAR PUSTAKA