Anda di halaman 1dari 15

Berbagai macam makanan dapat menjadi penyebab bagi munculnya alergi pada seseorang.

Salah satu
makanan yang bisa menyebabkan alergi pada sejumlah orang adalah ikan.

Munculnya alergi pada ikan ini bisa cukup mengganggu karena manfaat yang dimilikinya pada tubuh.
Ikan mengandung protein, vitamin, dan mineral yang dapat membantu menurunkan tekanan darah,
menurunkan penyakit jantung, dan stroke. Namun ternyata justru kandungan protein inilah yang
menyebabkan beberapa orang memiliki alergi pada ikan.

"Alergi kan terjadi tidak pada semua orang, tapi umumnya pada orang yang mempunyai bakat alergi
atau bakat atopik. Ikan kan mengandung protein, nah orang alergi biasanya karena protein ikan," kata
konsultan alergi - imunologi IDAI, Prof. Dr. dr. Zakiudin Munasir, SpAK.

Secara umum, ikan yang bisa menyebabkan alergi merupakan jenis ikan laut yang termasuk ke dalam
golongan ikan scombroid.

"Pada tubuh ikan terdapat bakteri yang menyebabkan kualitas ikan berkurang, bakteri tersebut salah
satunya bakteri morganella morganii. Bakteri ini ada pada golongan ikan scombroid, seperti ikan tuna,
cakalang, dan tongkol, yang dapat mengandung histamin apabila penanganan ikan tersebut setelah
ditangkap tidak ditangani dengan benar" kata Dosen Fakultas Perikanan dan Kelautan IPB, Prof. Dr. Ir.
Nurjanah MS.

Daging ikan pada awalnya tidak mengandung histamin, namun mengandung histadin. Setelah ikan
mengalami kematian menuju kondisi post mortem, dekarboksilasi histidin akan terjadi sehingga
menghasilkan histamin.

"Histamin terbentuk saat pH daging ikan semakin rendah akibat adanya dekomposisi berbagai senyawa
kimia dari kegiatan enzimitas dan bakteri pada daging ikan," tambah Nurjanah.

Sementara itu menurut Dokter Spesialis Gizi Klinik, dr. Samuel Oetoro, Sp.GK, pada dasarnya jika
seseorang memang alergi protein, makan makanan yang mengandung protein nabati dan hewani bisa
menyebabkan alergi.
"Semua ikan bisa menyebabkan alergi, tidak cuma ikan tongkol, karena alergi terjadi tergantung pada
diri seseorang. Tapi resikonya akan lebih tinggi kalau makan ikan yang dagingnya sudah tidak segar dan
kondisi daginnya mau ke arah rusak, proteinnya bisa lebih memicu alergi," kata Samuel.

Zakiudin menambahkan, alergi pada umumnya disebabkan karena ikan laut. Ikan laut yang disimpan
lama hingga diawetkan membuat protein pada ikan menjadi terurai.

"Ikan itu mengandung protein yang kalau disimpan lama akan terurai. Proteinnya banyak mengandung
asam amino yaitu asam amino histidin, histidin merupakan bahan pembentuk histamin. Histamin
merupakan zat yang dikeluarkan pada reaksi alergi jadi akan timbul reaksi seperti alergi walaupun tidak
alergi ikan," kata Zakiudin.

Orang yang memiliki bakat alergi ikan, walaupun dirinya mengonsumsi ikan yang masih segar tetap bisa
terkena alergi karena reaksi alergi itu timbul akibat adanya protein pada ikan. Sedangkan orang yang
tidak memiliki alergi ikan juga bisa terkena alergi jika dirinya mengonsumsi ikan yang disimpan lama dan
diawetkan, Zakiudin menambahkan.

Hal yang harus diperhatikan dalam menangani ikan supaya mengurangi resiko terkena alergi yaitu:

1. Suhu Penyimpanan

"Simpan ikan pada suhu tidak boleh lebih dari 4 derajat celcius, karena bisa merubah histadin berubah
menjadi histamin," kata Nurjanah.

2. Sanitasi

"Sanitasinya harus bersih dari bakteri patogen," jelas Nurjanah.


Gejala alergi dapat ditandai dengan gatal, muncul kemerahan pada kulit, bibir dan kelopak mata
bengkak, mual, dan muntah.Untuk mengatasi alergi, Zakiudin menyarankan untuk meminum obat
antihistamin. Selain itu, perbanyak minum air putih agar zat penyebab alergi dapat keluar dari tubuh.

Ikan termasuk makanan pemicu alergi yang terbanyak, setelah susu dan telur. Banyak yang baru
mengalami alergi ikan ketika sudah dewasa, dan cenderung berkepanjangan. Alergi ikan ini bisa ringan,
sedang, sampai berat hingga meningkatkan risiko asma.

Belum diketahui dengan pasti mengapa reaksi alergi itu baru muncul di usia dewasa. Ada yang
mengaitkannya de¬ngan jarang atau kurangnya keterpaparan dengan alergen (penyebab alergi)
tersebut selama ini. Bentuk alergi ikan, terutama ikan laut, umumnya gatal-gatal di wajah, tangan, serta
tubuh, mulut bengkak, sulit bernapas, dan gangguan pencernaan, seperti diare atau perut kram. Jika kita
sangat sensitif, bisa bersin-bersin hanya karena mencium aroma ikan yang sedang dimasak.

Ada banyak jenis ikan laut yang bisa menimbulkan reaksi alergi, seperti ikan kembung, tongkol, tuna,
sardin, kakap, cod, makerel, dan salmon. Tak hanya karena mengonsumsinya secara langsung, namun
masakan yang mengandung unsur ikan, misalnya dibubuhi minyak ikan atau dimasak dengan panci yang
habis digunakan untuk memasak ikan pun, cukup mampu menyebabkan alergi.

Protein Pengganti

Protein Pengganti

Alergi ikan umumnya disebabkan protein di dalam tubuh ikan yang disebut parvalbumin. Jenis protein
ini berperan dalam merilekskan otot-otot dari kontraksi.

Setiap ikan mengandung kadar parvalbumin yang berlainan. Seseorang bisa saja alergi hanya terhadap
satu jenis ikan, mungkin karena kadar parvalbuminnya lebih tinggi dibandingkan dengan ikan jenis lain.
Namun, bisa juga lebih dari satu jenis ikan yang membuatnya alergi. Karena itu, jika kita belum
mengetahui dengan pasti ikan apa saja yang memicu alergi, sebaiknya hindari semua jenis ikan.

Tak hanya ikan utuh yang bisa menyebabkan alergi, tetapi juga bahan makanan lain yang berbahan
dasar ikan, seperti kecap ikan, minyak ikan, kaldu ikan, saus barbeque, caviar, gelatin, saus salad caesar,
suplemen asam lemak omega-3, sushi, dll.
3 dari 3 halaman

Mengeluarkan histamin

Dengan gizi yang dikandungnya antara lain vitamin A, B, E, niasin, dan mineral lain, ikan sebetulnya
sangat baik untuk tubuh kita. Namun, seringkali tubuh terlalu banyak mengeluarkan histamin sebagai
reaksi alergi, sehingga akan terjadi bengkak setelah makan ikan. Bukannya nikmat, malah kita sengsara
dibuatnya.

Supaya tubuh tidak kekurangan berbagai vitamineral yang dimiliki ikan tersebut, kita perlu mencari
pengganti yang lebih aman. Kacang polong, kedelai dan produk olahannya seperti tahu serta tempe,
padi-padian, daging, unggas, dan sumber protein lain dapat dijadikan alternatif untuk mendapatkan
beragam gizi tersebut.

Dari ikan kita juga bisa mendapatkan asam lemak omega-3 yang bermanfaat untuk menurunkan risiko
penyakit jantung, stroke, dan kanker, mengurangi peradangan, menurunkan risiko depresi, dll. Memang
ikan dan minyak ikan merupakan sumber omega-3 terbaik, tetapi supaya terhindar dari gejala alergi, kita
tetap bisa memperolehnya dari suplemen omega-3 yang dibuat dari rumput laut atau flaxseed. Kacang
kenari, kedelai, dan tahu juga merupakan sumber omega-3 yang baik.

Gejala alergi makanan yang mudah dikenali

Ketika Anda makan makanan yang memicu timbulnya alergi, reaksi alergi akan muncul hanya dalam
hitungan menit hingga jam setelah makan tersebut masuk ke tubuh Anda. Namun, setiap orang mungkin
mengalami gejala alergi makanan yang berbeda-beda.Pada sebagian orang, gejala alergi makanan hanya
mengakibatkan ketidaknyamanan. Tetapi bagi sebagian lainnya bisa sangat fatal dan mengancam
nyawa.Berikut beberapa gejala alergi makanan yang bisa Anda kenali:

Munculnya rasa seperti kesemutan di mulut

Sensasi terbakar pada bibir dan mulut

Bibir dan wajah mungkin bengkak

Gatal-gatal

Bercak merah di kulit

Bersin-bersin

Mual

Diare
Pilek

Mata berair.

Sementara jika alergi makanan yang Anda alami tergolong parah, maka Anda akan berada dalam kondisi
yang dinamakan anafilaksis. Beberapa gejala anafilaksis yang dapat Anda kenali, di antaranya:

Tekanan darah turun drastis

Jantung berdebar

Muncul bercak merah pada kulit yang dapat dengan cepat menyebar ke seluruh tubuh

Munculnya masalah pernapasan (misalnya sesak napas) yang dapat memburuk dengan cepat

Tenggorokan gatal

Bersin-bersin

Mata berair

Detak jantung melonjak tajam dan tidak beraturan (takikardia)

Tenggorokan, bibir, mulut, dan wajah secara keseluruhan menjadi bengkak dengan cepat

Mual dan muntah

Kehilangan kesadaran (pingsan).

Dalam beberapa kasus, orang yang mengalami gejala-gejala di atas akan menyangka dirinya mengalami
alergi makanan. Padahal, gejala di atas juga bisa menandakan masalah kesehatan yang lebih serius,
yakni intoleransi makanan.Bedanya dengan alergi, intoleransi makanan bukanlah hasil dari reaksi sistem
imun, melainkan ketidakcukupan enzim pencernaan untuk mencerna kandungan tertentu (misalnya
pada intoleransi laktosa). Selain itu, kondisi lain yang mirip reaksi alergi adalah irritable bowel syndrome
hingga faktor psikologis.Untuk mengetahui Anda mengidap intoleransi atau alergi makanan, sebaiknya
periksakan diri ke dokter.

Pengobatan Reaksi Alergi Ikan

Minum Banyak Air

Air merupakan pelarut terbaik di dunia. Dengan meminum banyak air membuat tubuh anda tetap
terhidrasi dan lembab. Kondisi inilah yang akan membuat alergen terbang ke udara melalui pori tubuh
dan keluar melalui urine yang dihasilkan.
Mengonsumsi Makanan Mengandung Probiotik

Kandungan probiotik tinggi memiliki peran sebagai antihistamin yang aman dan manjur untuk mengatasi
alergi. Antihistamin sendiri bertugas untuk menghentikan reaksi sistem imun tubuh berlebih yang
menjadi penyebab timbulnya alergi. Salah satu makanan yang mengandung probiotik tinggi adalah
yogurt.

Mengonsumsi Obat Dokter

Jika anda atau orang sekeliling anda mengalami reaksi alergi sesaat setelah mengonsumsi ikan atau
makanan lain, dilanjutkan untuk segera menemui dokter agar dokter dapat dengan mudah melakukan
diagnosa dan pemberian obat.

Dari tingkat keparahan gejala, terdapat dua jenis obat yang dapat mengatasi gejala alergi. Kedua obat ini
digunakan untuk meredakan reaksi alergi yang masih tergolong ringan sampai menengah. Obat pertama
adalah promethazine dan alimemazine yang berperan sebagai antihistamin pada reaksi alergi, sehingga
reaksi dapat ditekan.

Obat kedua adalah jenis obat yang mengandung adrenalin. Obat ini biasanya digunakan oleh dokter
dengan gejala alergi parah. Penggunaan obat ini dilakukan dengan cara disuntikkan. Adrenalin sendiri
mampu mengatasi kesulitan bernapas dengan cara memperlebar saluran pernapasan serta
meningkatkan tekanan darah.
Pengobatan Alergi Makanan

Cara terbaik untuk mengatasi alergi makanan adalah dengan menghindari makanan penyebab alergi.
Meski demikian, seseorang mungkin saja mengonsumsi makanan tersebut secara tidak sengaja. Bila hal
ini terjadi, ada beberapa obat yang bisa digunakan untuk meredakan gejala.

Jika gejala yang muncul tergolong ringan, penderita bisa menggunakan antihistamin yang dijual bebas.
Bila gejala masih terasa, penderita bisa ke dokter agar diberikan antihistamin dengan dosis lebih tinggi.

Bila muncul gejala anafilaksis, penderita harus dibawa ke IGD rumah sakit untuk diberikan suntikan
epinephrine. Setelah gejala hilang, dokter akan meminta pasien untuk selalu membawa suntikan
tersebut.

Penting untuk memahami cara menggunakan suntik epinephrine, bila gejala alergi makanan yang Anda
alami cukup parah. Selain itu, ajari juga orang-orang yang sering berada di dekat Anda, misalnya
keluarga atau rekan kerja, mengenai cara menggunakan suntikan tersebut bila Anda terserang
anafilaksis.

Pastikan untuk mengganti epinephrine sebelum masa kedaluwarsa, dan ganti alat suntiknya bila sudah
tidak berfungsi dengan baik.

Jenis Ikan yang Tidak Boleh Dikonsumsi

1. Ikan Todak (Swordfish)

Ikan Todak (Swordfish)

Ikan todak atau ikan pedang merupakan satu jenis ikan yang tak boleh dikonsumsi.

Menurut Frankie Terzoli, ikan todak memiliki kandungan merkuri yang tinggi.
Kandungan merkuri yang ada di dalam tubuh ikan tidak akan berkurang.

Jadi, semakin besar dan semakin tua usia si ikan, kandungan merkuri yang ada di dalam tubuh si ikan
pun akan semakin banyak.

Hal lain yang membuat ikan ini tidak boleh dikonsumsi adalah proses penangkapannya.

Biasanya, ikan todak ditangkap dengan menggunakan long line (tali pancing yang disusun panjang
dengan umpan di setiap ujungnya).

Konon, cara penangkapan seperti itu akan mengancam keselamatan hewan lain, seperti penyu, hiu,
hingga burung laut.

2. Ikan Gindara (Escolar)

Ikan Gindara (Escolar)

Gindara atau yang kita kenal dengan sebutan escolar memang memiliki daging yang lezat.

Selain itu, ikan ini juga mengandung zat lemak bernama gempylotoxin yang membuat rasa ikan ini
semakin lezat.

Akan tetapi, ikan gindara termasuk satu ikan yang tidak boleh dikonsumsi atau dibatasi jumlah
konsumsinya.
Ternyata, daging gindara yang dikonsumsi secara berlebihan bisa menyebabkan diare.

Selain itu, zat bernama gempylotoxin yang ada di dalam daging ikan gindara juga bisa menyebabkan
masalah pada usus kita jika dikonsumsi secara berlebihan.

Wah… kalau begitu, berapa banyak jumlah daging ikan gindara yang bisa kita konsumsi?

Konon, jumlah maksimal yang disarankan saat mengonsumsi daging ikan gindara adalah 6 ons atau
kurang dari itu.

3. Ikan Mahi-mahi

Konon, ikan mahi-mahi yang tidak disimpan dengan benar bisa memiliki kandungan racun yang bisa
menyebabkan penyakit seperti alergi.

Hati-hati! 8 Jenis Ikan Ini Tak Boleh Dikonsumsi, Alasannya Wajib Kamu Tahu

Selasa, 27 Maret 2018 17:36

Ilustrasi ikan Gindara (Escolar)

Ilustrasi ikan Gindara (Escolar)

Ikan besar yang berwana hijau ini menjadi salah satu makanan yang digemari pecinta kuliner laut.

Tapi, kita harus berhati-hati, karena ikan ini termasuk salah satu ikan yang harus kita hindari
konsumsinya.

Kenapa begitu?
Konon, ikan mahi-mahi yang tidak disimpan dengan benar bisa memiliki kandungan racun yang bisa
menyebabkan penyakit seperti alergi.

Kandungan racun itu berasal dari asam amino histidin yang dipecah oleh bakteri.

Selain menyebabkan penyakit seperti alergi, ikan mahi-mahi juga bisa menyebabkan keracunan
histamine atau keracunan scrombroid.

Menurut Chef Frankie Terzoli, ikan mahi-mahi yang mengandung histamine biasanya ada yang beraroma
busuk dan berbentuk seperti sarang madu saat dimasak.

Namun, ada juga yang tidak beraroma busuk sama sekali.

4. Chilean Sea Bass (Patagonian Toothfish)

Chilean Sea Bass atau Ikan Kakap Chili merupakan satu ikan yang populer, karena memiliki rasa yang
enak.

Selain itu, tekstur daging yang seperti mentega membuat ikan ini memiliki harga yang cukup mahal.

Meski mahal, banyak orang yang ingin mengonsumsi ikan satu ini.

Padahal, kandungan merkuri dalam ikan ini cukup tinggi.

Selain memiliki kandungan merkuri yang tinggi, ikan ini juga termasuk ke dalam ikan yang dilindungi,
karena pertumbuhannya lambat.
Ikan kakap chili biasanya ditangkap dengan menggunakan pukat harimau atau longline.

Nah, proses penangkapan yang merusak lingkungan itu juga menjadi alasan lain kenapa ikan ini tidak
boleh dikonsumsi.

5. Hiu

Hiu

Daging hiu dan sirip hiu masih menjadi makanan yang banyak dicari.

Padahal, mengonsumsi daging atau sirip hiu bisa menyebabkan hilangnya koordinasi, kebutaan, hingga
kematian.

Hal itu dikarenakan kandungan merkuri dalam hiu yang semakin tahun semakin tinggi.

Bahkan, menurut Mote Marine Laboratory’s Center for Shark Research, beberapa hiu memiliki
kandungan merkuri yang melebihi batas normal dari yang direkomendasikan oleh Food and Drug
Administration.

Selain mengandung merkuri yang tinggi, mengonsumsi hiu sama dengan merusak ekosistem laut.

Hiu adalah predator puncak di lautan.

Jika jumlah hiu berkurang, maka jumlah hewan yang biasa menjadi mangsa hiu akan bertambah dan
jumlahnya menjadi tidak seimbang.
Jika sudah begitu, ekosistem akan rusak dan beberapa hewan akan punah.

6. Orange Roughy

Orange Roughy

Ikan Orange Roughy termasuk ikan yang tidak boleh kita makan.

Ada dua hal yang membuat ikan ini tidak boleh kita makan, yakni keberadaannya yang sudah terancam
punah dan kandungan merkuri yang ada di dalam ikan ini.

Kenapa ikan ini terancam punah?

Ikan Orange Roughy termasuk ikan yang memiliki usia panjang, namun proses reproduksi ikan ini
termasuk lambat.

Jika kita terus mengonsumsinya, bisa-bisa ikan ini akan hilang dari lautan secara perlahan.

Seberapa besar kandungan merkuri dalam ikan ini?

Nah, seperti yang sudah di bahas sebelumnya.

Semakin lama usia ikan, maka semakin banyak juga kandungan merkuri yang ada di dalam ikan tersebut.

Konon, ikan ini bisa bertahan hingga 100 tahun.


Jadi, bisa kamu bayangkan berapa banyak merkuri dalam ikan ini?

7. Tuna Sirip Biru

Tuna Sirip Biru

Tuna merupakan salah satu jenis ikan yang cukup banyak dikonsumsi.

Rasa enak, kandungan gizinya juga tinggi.

Namun, satu jenis tuna (tuna sirip biru) termasuk ke dalam ikan yang tidak boleh kita konsumsi.

Ada dua hal yang membuat tuna sirip biru tidak oleh kita konsumsi, yakni:

1. Ikan ini termasuk ke dalam hewan yang dilindungi.

Bahkan, pada Desember 2009, WWF memasukkan ikan tuna sirip biru ke dalam spesies hewan yang
terancam punah.

Sama seperti panda raksasa, harimau, dan penyu belimbing.

2. Kandungan merkuri dalam tuna sirip biru cukup tinggi.

Jadi, jika kamu ingin mengonsumsi tuna, maka konsumsilah tuna jenis lain.
Misalnya ikan tuna albacore yang sering digunakan dalam tuna kalengan.

8. Ikan Salmon yang Dibudidayakan

Ikan Salmon

Salmon merupakan satu jenis ikan yang tak kalah populer dari ikan tuna.

Akan tetapi, kita harus hati-hati dalam memilih salmon yang akan dikonsumsi.

Konon, salmon itu ada dua jenis, yakni salmon hasil tangkapan liar dan salmon hasil budidaya.

Salmon hasil budidaya harus kita hindari karena biasanya dibesarkan dalam keramba jaring terbuka yang
padat, sehingga penuh dengan parasit.

Selain itu, salmon hasil budidaya biasanya diberi makan makanan ikan dan diberi antibiotik agar bisa
melawan penyakit.

Padahal, pemberian makanan ikan dan antibiotik itu bisa merusak habitat asli para salmon liar.

Selain merusak habitat asli para salmon liar, parasit dan penyakit yang berasal dari salmon budidaya ini
juga bisa mengancam keberadaan salmon liar.

Kalau kamu ingin mengonsumsi salmon hasil budidaya, usahakan untuk mencari tahu dulu, budidaya
salmon tersebut dilakukan secara sehat.

https://kaltim.tribunnews.com/amp/2018/03/27/hati-hati-8-jenis-ikan-ini-tak-boleh-dikonsumsi-
alasannya-wajib-kamu-tahu?page=4
https://m.liputan6.com/health/read/2293765/mengatasi-alergi-gara-gara-ikan

https://m.merdeka.com/sehat/penyebab-munculnya-alergi-serta-jenis-ikan-yang-biasa-jadi-biang-
keladinya.html

https://www-sehatq-com.cdn.ampproject.org/v/s/www.sehatq.com/artikel/berbagai-gejala-alergi-
makanan-dan-penyebabnya/amp?amp_js_v=a3&amp_gsa=1&usqp=mq331AQFKAGwASA
%3D#aoh=15977600205251&referrer=https%3A%2F%2Fwww.google.com&amp_tf=Dari
%20%251%24s&ampshare=https%3A%2F%2Fwww.sehatq.com%2Fartikel%2Fberbagai-gejala-alergi-
makanan-dan-penyebabnya

https://www.alodokter.com/alergi-makanan

https://www.isw.co.id/post/2018/10/30/cara-cepat-mengobati-reaksi-alergi-ikan

Anda mungkin juga menyukai