Anda di halaman 1dari 5

MANFAAT IKAN SEBAGAI BAHAN MAKANAN YANG BAIK

Asam Lemak Omega-3 :


Banyak jenis ikan mengandung minyak ajaib yang dikenal dengan asam lemak omega-3 yang
memberikan banyak manfaat. Omega-3 memainkan peran besar dalam menjaga arteri dari
penyumbatan dan menurunkan tekanan darah, sehingga ikan dapat menurunkan risiko serangan
jantung dan stroke. Omega-3 juga dapat membantu mengurangi peradangan dalam tubuh. Dengan
mengkonsumsi omega-3 secara rutin anda akan terbebas dari kemungkinan timbulnya arthritis,
diabetes dan kanker. Beberapa ahli bahkan meyakini bahwa omega-3 sebenarnya bisa membantu
perkembangan otak. Banyak jenis ikan yang kaya omega-3 diantaranya adalah lemuru, tuna, sardin,
kembung, salmon dan trout.
Kandungan Lemak Jenuh Rendah :
apa bedanya lemak baik dan jahat ? omega-3 yang ditemukan pada beberapa jenis ikan adalah
tipe lemak tak jenuh ganda yang termasuk lemak baik. Disamping itu, terlalu banyak mengkonsumsi
lemak jenuh dapat menyebabkan masalah bagi kesehatan anda. Tubuh hanya membutuhkan lemak
jenuh dalam jumlah sedikit atau kurang dari 10% dari asupan kalori. Daging memiliki tingkat lemak
jenuhtinggi, tetapi tidak dengan ikan. Jadi, ketika anda memilih makan ikan dibanding daging sapi
berarti anda telah mengurangi kemungkinan arteri yangtersumbat akibat konsumsi lemak jenuh.
Vitamin dan Mineral :
banyak jenis ikan yang memenuhi kebutuhan vitamin harian. Misalnya, satu porsi salmon
memberikan 100% vitamin D yang dibutuhkan dan 50% vitamin B12. Ikan kaleng seperti sarden yang
telah lunak, tulangnya mudah dicerna dan menyediakan kalsium yang dibutuhkan tubuh. Ikan lainnya
seperti halibut menyediakan seperempat dari kebutuhan magnesium harian yang dapat memberikan
ketenangan dan membuat anda teratur.
Paket Protein :
Memasukkan ikan dalam menu makanan anda untuk beberapa hari dalam seminggu dapat
memberikan alternative menyenangkan dan menyehatkan. Ikan segar mengandung protein yang
lengkap dengan semua asam amino yang dibutuhkan oleh tubuh untuk mempertahankan
metabolisme tubuh yang sehat. Melalui metabolism yang baik, tubuh anda akan menggunakan protein
sebagai bahan bakar untuk menurunkan berat badan.
Variasi Olahan :
bakar, panggang atau kukus. Banyak cara yang dapat anda lakukan untuk mengolah ikan. Anda
ahkan dapat menggulungnya bersama dengan nasi seperti sushi. Tetapi, hindari ikan untuk digoreng.
Pastikan minyak goreng yang digunakan adalah masih baru dan angkat segera setelah matang. Ikan
yang digoreng terlalu lama dapat menurunkan manfaat kesehatan yang ingin Anda peroleh.
Peringatan :

Ikan menawarkan banyak manfaat bagi kesehatan anda, tetapi harus dipastikan bahwa ikannya
dalam kondisi yang masih segar ditangkap atau dibudidayakan dari perairan yang bersih dan
ditangani dengan baik, benar dan cepat. Dengan banyaknya manfaat kesehatan yang terkandung
dalam ikan, tidak ada salahnya bila anda mulai makan ikan secara rutin

URUSAN makan pada masa kini tak segampang yang dibayangkan. Seiring berkembangnya
jaman, jenis makanan sekarang tersedia aneka rupa, dari yang segar hingga bentuk olahan.
Repotnya, tak semua punya kandungan gizi seindah kemasannya. Bukan rahasia lagi, banyak
makanan yang tampilannya menggiurkan, tapi ternyata tak punya nilai gizi sama sekali.
Sebaliknya, yang benar-benar bergizi pun tak bisa diperoleh secara mudah. Apalagi di masa
krisis, harga-harga membumbung tinggi dari waktu ke waktu. Orang tua harus berpikir keras mencari
bahan pangan atau makanan olahan yang memenuhi keadaan kantong, sekaligus memenuhi
kebutuhan gizi keluarga.
Karena itu, belakangan mulai rajin didengung-dengungkan untuk lebih melirik kandungan lokal.
Ini usulan bagus, selain diharapkan lebih murah, upaya tersebut mendorong masyarakat
menggunakan produk lokal, yang berarti membantu ekonomi dalam negeri sendiri, sekaligus
melepaskan ketergantungan terhadap bahan impor. Lihatlah daging impor, misalnya. Orang
berbondong-bondong membelinya meski berharga mahal. Padahal, itu cuma menguntungkan
segelintir orang berikut negara asal daging tersebut, dan pada saat sama menyudutkan produsen
lokal.
Belum lagi soal kehalalannya. Teknologi mutakhir membuat bahan tambahan dan kimia yang
dipakai untuk mengolah makanan tak terlihat oleh mata. Padahal, mungkin ada beberapa campuran
bahan yang tidak diperbolehkan menurut syariat.
Melirik Ikan
Ikan, sesungguhnya merupakan jawaban mudah yang paling realistis. Inilah hewan yang relatif
mudah didapatkan di mana pun di Indonesia. Harganya cukup beragam. Yang berkocek tebal bisa
memilih jenis ikan yang dikenal mahal, namun yang berkantong pas-pasan pun tak kekurangan jenis
belanjaan ikan murah.
Apalagi, sumberdaya ikan di Indonesia amat berlimpah. Negeri kita terkenal sebagai negeri
bahari. Panjang garis pantainya saja mencapai 81.000 kilometer, nomor dua terpanjang di dunia
setelah Kanada. Luas laut kita 5,8 juta kilometer persegi, termasuk zona ekonomi eksklusifnya. Itu
sama dengan tiga kali luas daratan negeri kita.
Untuk sumberdaya laut saja, menurut catatan Departemen Kelautan dan Perikanan, potensi
Indonesia diestimasikan mencapai 6,2 juta ton. Bagian terbesarnya adalah ikan pelagis (perenang
permukaan) kecil sejumlah 51,7 persen, atau lebih dari 3,2 juta ton per tahun. Jenis ikan ini cukup
dikenal masyarakat, seperti selar, layang, tetengkek, teri, kembung, dan sebagainya. Ada juga jenis
ikan pelagis besar, yang selain dikonsumsi oleh penduduk juga menjadi produk ekspor, seperti tuna,
cakalang, tongkol, tenggiri, setuhuk, ikan pedang, layangan, dan cucut. Sementara itu, ada pula ikan
demersal, yang hidup di bawah dekat dasar seperti manyung, bawal, kakap, dan pari. Belum lagi jenis
udang-udangan, kerang, cumi-cumi, lobster, kerang, teripang, dan lain-lain.
Itu baru tangkapan laut. Di darat, ada ratusan jenis ikan, yang beberapa di antaranya biasa
menjadi menu kita sehari-hari seperti ikan mas, mujair, nila, lele, dan gurame. Ikan-ikan ini, selain

dibudidayakan, juga terdapat di perairan bebas, menjadi tangkapan bernilai bagi penduduk.
Sementara di muara-muara sungai, atau di kawasan pesisir lainnya, orang membudidayakan pula
beberapa jenis ikan yang cocok dengan habitatnya, seperti bandeng, nila, dan udang.
Gizi Oke
Kandungan gizi ikan, baik tawar maupun laut, amat bagus. Ikan dikenal sebagai sumber protein
yang amat penting bagi pertumbuhan tubuh. Protein ini amat mudah diserap tubuh (lebih dari 90
persen), dibandingkan ayam dan daging. Itu karena serat protein pada daging ikan lebih pendek.
Fungsinya amat penting dan vital bagi hidup manusia, termasuk mempengaruhi kecerdasan. Tak
heran, ikan dan produk-produk olahannya berguna bagi mereka orang yang menderita kesulitan
dalam pencernaan, dan bagi kanak-kanak yang sedang dalam masa pertumbuhan.
Ikan mengandung sekitar 18 persen protein, terdiri dari asam-asam amino esensial yang tidak
rusak pada waktu pemasakan. Kandungan lemaknya 1-20 persen, dapat diserap dan digunakan
langsung oleh jaringan tubuh. Sebagian besar merupakan asam lemak tak jenuh. Asam lemak ini
amat

diperlukan

untuk

pertumbuhan

dan

dapat

menurunkan

kolesterol

darah.

Vitamin yang terkandung dalam ikan beraneka ragam, mulai dari vitamin A, D, Thiamin, Riboflavin,
dan Niacin. Minyak ikan, yang kaya dengan vitamin A dan D yang larut dalam minyak-- populer
digunakan untuk anak-anak. Sementara ada pula vitamin-vitamin B6, B12, Biotin, dan Niacin, yang
semuanya larut dalam air.
Dibandingkan dengan daging ikan yang berwarna putih, daging ikan warna lebih gelap
mengandung vitamin-vitamin ini lebih banyak.
Kandungan mineral dalam ikan juga berlimpah, seperti zat besi, magnesium, tembaga, fosfor,
fluor, iodium, zinc, serta selenium. Ikan laut banyak mengandung iodium. Zat ini berperan mencegah
penyakit gondok. Itu sebabnya, orang-orang di pegunungan banyak yang menderita sakit gondok,
karena kurangnya konsumsi ikan laut. Bayi yang kekurangan ioudium ini juga terancam
keterbelakangan mental.
Tulang ikan kaya dengan kalsium. Sementara, selenium dalam ikan akan berkolaborasi dengan
vitamin E di tubuh manusia sebagai zat antioksidan, untuk mencegah penuaan dini. Adapun zat fluor
amat penting bagi gigi.
Semua zat-zat gizi tersebut amat berguna mencegah berbagai penyakit degeneratif dan akibat
kekurangan zat gizi mikro.
Dihalalkan
Yang lebih utama lagi, ikan merupakan hewan yang dihalalkan oleh Islam. Dengan demikian,
orang tak perlu merasa was-was mengkonsumsinya. Dalam beberapa ayat dalam Al Quran, ikan
dijelaskan sebagai bahan yang dapat digunakan (dimakan). Surat Al Maidah ayat 96, misalnya,
menegaskan penghalalan shaidul bahri dan makanannya Dinyatakan, makanan yang berasal dari
laut itu merupakan makanan yang lezat bagi kaum muslimin dan orang-orang musafir.
Menurut Ibnu Abbas dalam tafsir Ibnu Katsir, Said bin Almusayyab dan Said bin Juhair
berpendapat, kalimat shaidul bahri adalah ikan yang baru dikail, sedangkan thaamuhu adalah
ikan yang dikeringkan atau diasinkan (awetan). Sementara, surat An Nahl ayat 14 juga memaparkan
tentang lautan dan daging yang segar (ikan) untuk dapat dimakan manusia.

Dalam hadits riwayat Muslim, Rasulullah saw pernah mengirim satu kompi tentara (300 orang)
dengan komandan kompinya adalah Abu Ubaidah. Di perjalanan, bantuan makanan terputus hingga
mereka didera kelaparan. Akhirnya mereka menemukan di tepi pantai seekor ikan ambar (cachalot)
yang sangat besar. Mereka akhirnya memakan ikan itu untuk perbekalan selama setengah bulan
lebih.
Kelebihan daging ikan itu dibawanya pulang ke Madinah. Hal ini kemudian diceritakan kepada
Nabi saw. Lalu Nabi bersabda: Yang demikian itu adalah rizki yang dikeluarkan Allah untuk kamu.
Apakah masih ada pada kamu sebagian daripada dagingnya untuk memberi makan kami? Abu
Ubaidah lantas mengirimkan sebagian daging itu kepada Rasulullah saw dan beliau memakannya.
Ikan merupakan satu dari dua bangkai selain belalang-- yang dihalalkan untuk dikonsumsi kaum
muslimin. Karena itu, jumlahnya yang tersedia cukup banyak di lingkungan kita hendaknya harus
disyukuri, dan dimanfaatkan sebaik-baiknya.
Tak Kenal, Tak Sayang
Namun, statusnya sebagai bahan makanan bergizi tinggi, halal, dan jumlahnya melimpah
tersebut tak menjadikan ikan serta-merta populer sebagai menu sehari-hari. Setidaknya, laporan
Departemen Kesehatan mengungkapkan, konsumsi ikan masyarakat kita hanya 25,03 kilogram per
kapita per tahun. Bandingkan dengan negeri sejentik seperti Singapura yang konsumsi ikan mereka
80 kilogram per kapita per tahun. Atau Jepang, raksasa industri Asia dan dunia itu, masyarakatnya
gila ikan. Kebiasaan mereka malah menyantap ikan mentah (Sashimi). Konsumsi per kapita mereka
mencapai 110 kilogram per kapita per tahun.
Mengapa bisa begitu? Jawabannya macam-macam. Ada yang beranggapan, daging hewan sapi,
ayam, dan lain-lain lebih bernilai gizi daripada ikan. Ada pula yang merasa ikan tak punya cita rasa
(taste) menyamai daging. Bahkan, ada pula yang merasa makan ikan berarti bukan termasuk
golongan orang yang berkecukupan. Ikan menjadi simbol makanan wong cilik.
Padahal, jika saja seluk-beluk kehebatan ikan sebagai bahan makanan dipahami, maka
kesalahkaprahan tersebut akan terkikis secara drastis. Soal rasa dan penampilan, ikan dapat saja
diolah dan disajikan dengan berbagai cara yang lebih menarik. Buktinya, ikan salmon yang impor bisa
dihargai selangit dan jadi menu favorit di restoran-restoran terkenal di Indonesia. Ikan domestik pun
seharusnya bisa seperti itu.
Maka, tak ada salahnya untuk mulai mengkonsumsi ikan setiap hari. Itu lebih baik dan
bermartabat, ketimbang mengandalkan daging impor, yang ujung-ujungnya cuma menguntungkan
negara asing.
Pilih Segar atau Awetan?
Ikan dapat disantap dengan mengolahnya langsung secara segar. Atau, salah satu yang kerap
dilakukan sejak jaman nenek moyang kita, dengan mengawetkannya. Tujuan pengawetan adalah
untuk memperpanjang daya tahan bahan makanan ini agar bisa disimpan dan disantap dalam jangka
waktu lama.
Pengawetan dapat dilakukan dengan pengeringan, penggaraman, pemindangan, pengasapan,
dan pemeraman. Nilai gizi ikan awetan tak kalah dengan ikan segar. Cuma, kita harus pandai-pandai
memilih agar tidak kecele, mengingat ikan yang sudah diawetkan ini kerap mengalami penurunan
kualitas.

Stereotip dan anggapan salah suka ditujukan pada orang yang senang mengkonsumsi ikan
awetan. Makan ikan asin, misalnya, dicap sebagai orang miskin dan tak punya duit. Padahal, itu tak
ada kaitannya sama sekali. Jadi, kenapa harus malu?
Beberapa jenis awetan tersebut adalah:
Ikan Asin/Kering
Merupakan hasil penggaraman ikan segar, diteruskan denga pengeringan. Adapun ikan kering
adalah ikan segar yang dijemur tanpa digarami. Kandungan proteinnya malah lebih tinggi dari ikan
segar. Hampir seluruh jenis ikan dapat diasinkan atua dikeringkan, mulai dari ikan air tawar seperti
sepat, tawes, gabus, atau yang di muara atau laut seperti teri dan jambal (manyung). Yang terakhir ini
sering disebut jambal roti, karena tekstur dagingnya yang empuk, menyaingi roti.
Pindang
Jenis pengawetan ini bisa memperpanjang daya simpan ikan sebagai bahan makanan. Hanya saja,
yang suka terjadi, mutu pindang gampang menurun akibat penyimpanan dan penjualan ikannya
kurang baik. Jenis kembung, tongkol, tenggiri umumnya diawetkan dengan cara ini.
Peda
Jenis ikan awetan yang mengalami dua kali penggaraman, sebelum kemudian diperam. Hasilnya,
berupa ikan dengan rasa dan bau yang khas, dan bisa bertahan lebih dari 6 bulan. Ikan yang biasa
dipindang terutama adalah kembung, layang, dan selar.
Ikan Asap
Sebagaimana namanya, ikan diawetkan melalui pengasapan. Asap berasal dari pembayakaran
kayu, bertujuan agar kadar air ikan berkurang. Bau dan warna ikan asap amat khas. Ikan laut yang
biasa diasap adalah bandeng pari, tuna, cakalang, dan lain-lain. Ikan tawar sepeti Mas, nila, tawes,
lele, juga biasa diawetkan degan cara ini. Kekurangannya, daya tahan ikan asap tak selama ikan asin
atau pindang, biasanya 2-3 hari dalam suhu ruang.

Anda mungkin juga menyukai