Anda di halaman 1dari 9

PENDAHULUAN

Indonesia memiliki sumberdaya hayati laut yang sangat besar dengan kandungan
berbagai macam jenis makhluk hidup di dalamnya. Kekayaan hayati tersebut diantaranya adalah
ikan yang mempunyai manfaat dalam bidang kesehatan karena ikan memiliki kandungan gizi
yang tinggi. Kandungan gizi yang utama pada ikan adalah protein dan asam-asam lemak esensial
yang sangat berguna bagi kesehatan manusia. Ikan merupakan sumber alami asam lemak omega
3 yaitu eicosa pentaenoic acid (EPA) dan decosa hexaenoic acid (DHA) yang berfungsi untuk
mencegah aterosklerosis. Omega 3 juga dapat menurunkan kadar trigliserida dalam darah, kadar
kolesterol hati dan jantung. Kadar asam lemak omega 3 dalam beberapa jenis ikan laut di
perairan Indonesia berkisar antara 0,1-0,5 g/100 g daging ikan. Ikan laut Indonesia memiliki
kandungan asam lemak omega 3 tinggi (sampai 10,9 g/100 g) seperti ikan sidat, terubuk,
tenggiri, kembung, layang, bawal, seren, slengseng, tuna dan sebagainya (Hafiludin, 2011).
Gizi adalah salah satu faktor terpenting yang mempengaruhi individu atau masyarakat,
dan karenanya merupakan issue fundamental dalam kesehatan masyarakat. Status gizi seseorang
dapat berpengaruh terhadap beberapa aspek. Gizi kurang pada seseorang, membawa dampak
negatif terhadap pertumbuhan fisik maupun mental, yang selanjutnya akan menghambat prestasi
belajar. Akibat lainnya adalah penurunan daya tahan, menyebabkan hilangnya masa hidup sehat
seseorang, serta dampak yang lebih serius adalah timbulnya kecacatan, tingginya angka
kesakitan dan percepatan kematian (Rahim, 2014).
Zat Gizi adalah bahan dasar yang menyusun bahan makanan. Zat gizi dibagi dalam enam
kelas utama, yaitu : Karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral dan air. Karbohidrat, lemak,
protein dan vitamin disebut sebagai zat yang susunannya tersusun atas karbon. Zat gizi utama
yang berfungsi untuk mengatur proses di dalam tubuh adalah vitamin, mineral dan air.
Komposisi daging ikan secara umum adalah 15% - 24% protein, 0.1% - 22% lemak, 1% - 3%
karbohidrat, 0.8% - 2% senyawa anorganik, dan 66% - 84% air. Komposisi daging ikan ini
sangat bervariasi tergantung faktor biologis dan faktor alam. Faktor biologis merupakan faktor
yang berasal dari ikan itu sendiri yang meliputi jenis ikan, umur, dan jenis kelamin. Faktor alam
merupakan semua faktor luar yang tidak berasal dari ikan meliputi habitat (daerah kehidupan
ikan), musim, dan jenis makanan yang tersedia (Syahril et al., 2016).
ISI
Ikan Nila
Ikan membutuhkan pakan dengan kandungan nutrisi yang cukup dan umumnya pakan
diformulasikan dari bahan mentah nabati dan hewani secara bersama-sama untuk mencapai
keseimbangan kandungan nutrisi pakan. Daging ikan terdiri atas beberapa komponen, seperti
protein, lipid, vitamin, dan mineral, yang semuanya berkontribusi terhadap komposisi daging
secara keseluruhan. Komposisi tubuh ikan dipengaruhi oleh faktor-faktor eksogen dan endogen.
Ikan nila merupakan komoditas perairan darat yang banyak digemari oleh masyarakat, baik local
maupun mancanegara. Untuk meningkatkan produksi ikan nila, budidaya secara intensif perlu
dilakukan dengan pemberian pakan yang berkualitas. Ikan nila adalah salah satu ikan yang
paling banyak dibudidayakan, sekitar 75% berkembang dalam beberapa tahun terakhir
(Isa et al., 2015).
Kandungan protein merupakan unsure zat terpenting yang diperlukan untuk pertumbuhan
ikan karena jumlah dan kualitas protein sangat mempengaruhi tingkat pertumbuhan ikan.
Pemberian pakan pada ikan harus dilakukan seefisien mungkin, yakni jumlah kualitas, dan
sumber bahan pakan harus sesuai dengan kebutuhan ikan sebabsekitar 60-65% dari biaya
produksi adalah biaya untuk pakan (Novita, 2014).
Ikan nila disukai oleh berbagai bangsa karena dagingnya enak dan tebal serta cepat
berkembang biak. Selain disukai oleh konsumen ikan nila harganya relatif murah dan dapat
dijangkau oleh masyarakat di Indonesia. Meningkatnya jumlah permintaan akan ikan nila saat
ini, menyebabkan banyaknya ikan nila yang beredar di pasaran tidak diketahui asal usul ikan
yang diperdagangkan. Ikan nila Oreochromis niloticus memiliki bentuk tubuh yang panjang dan
ramping dengan sisik berukuran besar. Matanya besar, menonjol, dan bagian tepinya berwarna
putih. Gurat sisi (linea lateralis) terputus dibagian tengah badan kemudian berlanjut, tetapi
letaknya lebih ke bawah daripada letak garis yang memanjang di atas sirip dada. Jumlah sisik
pada gurat sisi yaitu 34 lembar. Sirip punggung, sirip perut, dan sirip dubur mempunyai jari-jari
lemah tetapi keras dan tajam seperti duri. Bagian pinggir dan sirip punggung serta dadanya
berwarna hitam. Zat Gizi Kandungan Gizi (dalam 100 gram)Karbohidrat 0,32 g 0,18 g, Protein
12,94 g 16,79 g, Lemak 0,10 g 0,18 g, Kalsium 4,7822 mg 3,027 mg, Fosfor 360,00 mg 610,00
mg, Besi 2,756 mg 0,835 mg (Ramlah et al., 2016).

Ikan Kembung
Ikan kembung merupakan salah satu ikan pelagis kecil yang sangat potensial dan
ditemukan hampir di seluruh perairan Indonesia. Ikan kembung merupakan ikan yang memiliki
nilai ekonomis penting. Hal ini disebabkan ikan tersebut paling banyak ditangkap untuk
dikonsumsi oleh sebagian besar masyarakat Labuan bila dibandingkan dengan ikan pelagis
lainnya. Nilai ekonomi yang tinggi pada ikan kembung mengakibatkan nelayan Labuan
cenderung melakukan penangkapan secara berlebih tanpa memperhatikan aspek biologi ikan
tersebut. Pemanfaatan ikan kembung yang tidak dikontrol akan mengancam kelestarian atau
kepunahan bagi sumberdaya ikan kembung di masa mendatang agar tingkat eksploitasi
sumberdaya ikan kembung di perairan Selat Sunda lebih terkonrol, maka perlu dilakukan analisis
sumberdaya ikan kembung agar sumberdaya tersebut tetap lestari. Berdasarkan latar belakang
tersebut, penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk memberikan informasi mengenai produksi
ikan kembung, mengidentifikasi wilayah sebaran sumberdaya ikan kembung di perairan,
mengidentifikasi pola musim penangkapan, dan mengidentifikasi model pengelolaan ikan
kembung tersebut (Pharadina et al., 2015).
Ikan kembung (Rastrelliger kanagurta) merupakan salah satu jenis ikan yang bernilai
ekonomis karena memiliki nilai pasaran tinggi, volume produksi tinggi, dan daya produksi
tinggi. Ikan tersebut juga merupakan salah satu alternatif sumber protein hewani bagi konsumen
terutama rakyat Indonesia sebab selain memiliki kandungan gizi yang tinggi, ikan ini mudah
diperoleh nelayan dan relatif murah sehingga ikan kembung ini disebut ikan rakyat. Namun,
kehidupan parasit dalam sebuah ekosistem selalu berdampingan dengan mahkluk hidup termasuk
ikan sebagai salah satu inangnya sehingga ikan tidak dapat terhindar dari serangan parasit untuk
memperoleh makanan dan tempat tinggal (Bauw, 2016).
Ikan kembung memiliki beberapa kelebihan yaitu harganya relatif murah, bahan baku
banyak dan mudah didapat serta memiliki kandung gizi yang tinggi. Ikan kembung merupakan
komoditi yang mudah busuk sehingga memerlukan penanganan dan pengolahan yang baik salah
satunya adalah diolah menjadi tepung ikan. Ikan kembung dapat diolah menjadi produk
fermentasi berupa ikan peda yang mempunyai cita rasa dan aroma khas serta mempunyai
keawetan yang lebih baik dibandingkan bentuk segarnya. ikan kembung dapat diolah menjadi
sala lauak. Sala lauak berbahan dasar ikan kembung memiliki kadar protein yang tinggi yaitu
19,38% (Fitri dan Purwani, 2013).
Ikan laut merupakan sumber asam lemak omega-3 yang sangat potensial. oleh karena itu,
konsumsi ikan laut yang mengandung asam lemak omega-3 sangat penting bagi manusia.Ikan
kembung merupakan salah satu ikan yang berlemak tinggi yang diketahui mengandung asam
lemak omega-3 yang cukup tinggi. Kandungan asam lemak pada ikan kembung sekitar
8,5 g/100 g.
Ikan kembung mengandung energi sebesar 103 kilokalori, 22 gram protein, 0 gram
karbohidrat, 1 gram lemak, 20 miligram kalsium, 200 miligram fosfor, dan 1 miligram zat besi.
Dalam ikan kembung juga terkandung vitamin A sebanyak 30 IU, 0,05 miligram vitamin B1, dan
0 miligram vitamin C. Hasil tersebut didapat dari melakukan penelitian terhadap 100 gram ikan
kembung, dengan jumlah yang dapat dimakan sekitar 80%.

Kerapu Macan
Ikan kerapu macan (Ephinephelus fuscogatus) merupakan salah satu jenis ikan laut yang
mempunyai nilai ekonomi tinggi, karena sangat disukai di dalam maupun di luar negeri seperti
negaranegara Asean, Hongkong, Cina, dan Jepang. Budidaya ikan ini sangat potensial akan
tetapi masih terkendala dengan rentannya penyakit terutama oleh bakteri dan pertumbuhannya
relatif agak lambat.
Ikan kerapu merupakan jenis ikan yang dapat dikonsumsi hingga 70 % dari keseluruhan
bagian tubuh. Kelezatan daging ikan karapu serta lamanya proses produktivitas menjadikan ikan
ini sangat diminati oleh konsumen sehingga harganya pun tergolong mahal. Kandungan asam
lemak tak jenuh atau manfaat omega 3 pada ikan karapu bahkan dapat membantu meningkatkan
kecerdasan otak. Tubuh membutuhkan asupan asam lemak esensial yang terdiri dari omega 3
dan manfaat DHA karena tubuh tidak dapat membentuknya secara mandiri. Asupan beberapa
kandungan gizi yang terdapat pada daging ikan karapu akan menjadi stimulan positif yang
bermanfaat bagi kekuatan daya ingat otak. Manfaat lain dalam bidang kesehatan yakni dapat
menghindarkan tubuh dari penyakit jantung koroner dan cacat permanen akibat serangan jantung
atau stroke.
Ikan kerapu mempunyai bentuk yang khas dan unik dari jenis ikan lain yang hidup
diperairan. Kandungan yang terdapat pada tubuh ikan karapu ini dapat membuat kita terhindar
dari penyakit jantung koroner dan meningkatkan kecerdasan otak. Hal lain mengenai ikan karapu
yakni nilai ekonomis yang tinggi karena komoditas ekspor dan menyebabkan ikan karapu banyak
dibudidayakan. Namun terdapat resiko yang terdapat pada ikan karapu jika dikonsumsi dalam
jumlah yang berlebihan. Penelitian terbaru menemukan kandungan merkuri pada daging ikan
karapu. Kandungan tersebut akan menyebabkan dampak negatif jika masuk kedalam tubuh
manusia.
Asam lemak ikan kerapu termasuk lemak yang tidak stabil, tetapi Ikan kerapu dapat
dijadikan sumber asam lemak tak jenuh omega-3 dan omega-6 terutama EPA dan DHA yang
sangat dibutuhkan untuk menjaga kesehatan tubuh, mereduksi berbagai penyakit, mengobati
penyakit, merehabilitasi (pemulihan) kesehatan, meningkatkan kecerdasan dan umur harapan
hidup manusia dengan syarat tidak dikonsumsi dalam jumlah yang berlebihan.
Komponen lemak ikan kerapu mengandung 14 jenis asam lemak jenuh mulai dari atom
C4 sampai C24 dengan sub total 45,26 % serta mengandung 16 jenis asam lemak tidak jenuh
yang memiliki atom C15 sampai C24 yang terdiri dari 3 jenis asam lemak tidak jenuh tunggal
(0,58%) dan 13 asam lemak tidak jenuh ganda (54,16%) dengan sub total asam lemak tidak
jenuh 54,74%. Kandungan asam lemak omega 3 ikan kerapu adalah 5,38% dan omega 6
15%.pada ikan kerapu kandungan omega 3 lebih tinggi daripada omega 6 . lemak perut ikan
jenis catfish termasuk ikan jambal siam merupakan sumber lemak yang potensial dengan
kandungan omega 3 yang lebih tinggi dibandingkan kandungan omega 3 ikan air tawar lainnya.
Menurut Murtidjo (2002), pakan untuk ikan Kerapu Macan tidak mutlak harus dalam
bentuk ikan rucah. Hal ini disebabkan di daerah sudah banyak terdapat pakan buatan yang
diproduksi secara masal yang dapat memenuhi kebutuhan nilai nutrisi ikan Kerapu Macan,
seperti : protein, lemak dan karbohidrat. Secara kualitas, pakan buatan untuk ikan kerapu macan
harus memiliki protein yang tinggi sesuai dengan kebutuhan ikan Kerapu Macan.
Pertumbuhan dan kualitas daging ikan budidaya banyak tergantung pada kualitas pakan
yang meliputi makro dan mikro nutrient (Roberts & Bullock, 1989). Makro nutrient seperti
protein, karbohidrat, lemak, dan serat kasar sudah jelas mempengaruhi kualitas ikan. Protein
merupakan sumber asam amino essensial yang dibutuhkan ikan untuk mendukung pertumbuhan
yang optimum, juga sebagai sumber energi bagi ikan (Furuichi, 1988; Schulz et al., 2008).
Laining et al. (2003) melaporkan bahwa ikan kerapu macan ukuran 80-300 g membutuhkan
pakan dengan kandungan protein 50%.
Spesifikasi kandungan protein pakan sekitar 47% untuk ikan kerapu macan ukuran 12-46
g juga telah dilaporkan oleh Giri et al. (2004). Lemak merupakan sumber asam lemak essensial,
sekaligus sebagai pelarut beberapa mikro nutrien yang larut dalam lemak seperti vitamin A, D, E,
dan K. Lemak juga merupakan sumber energi tinggi untuk pertumbuhan ikan khususnya ikan
karnivora, karena ikan karnivora cenderung memiliki aktivitas enzim karbohidrase yang rendah
dalam saluran pencernaannya. Giri et al. (2004) telah melaporkan kebutuhan kadar lemak dalam
pakan sekitar 9% untuk yuwana ikan kerapu macan.
Protein merupakan komponen nutrient dalam pakan yang sangat mahal, khususnya bagi
ikan-ikan karnivora seperti ikan kerapu macan. Oleh karena itu, kandungan protein dalam pakan
harus berada dalam jumlah optimum dengan susunan asam amino yang seimbang yang dapat
mendukung penggunaannya secara maksimum untuk pertumbuhan ikan. Lemak merupakan
sumber energi yang lebih murah daripada protein. Oleh karena itu, penggunaan jumlah
maksimum lemak dalam pakan yang dapat mempercepat pertumbuhan ikan dan terjadinya
protein sparing effect akan mengurangi biaya produksi (Beamish & Medland, 1986). Namun
demikian, kelebihan lemak dalam pakan dapat juga menyebabkan nutritional pathology seperti
penumpukan lemak dan degenerasi hati ikan budidaya (Roberts & Bullock, 1989; Hepher 1990).
Penumpukan lemak juga diduga dapat mempengaruhi cita rasa daging ikan. Berdasarkan hal
tersebut, maka penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kebutuhan optimum protein dan lemak
dalam pakan untuk pertumbuhan dan komposisi kimia badan ikan kerapu macan ukuran
konsumsi.
Budidaya ikan kerapu macan (Epinephelus fuscoguttatus) telah berkembang setelah
teknologi produksi secara massal dikuasai. Dalam budidaya pembesaran, protein pakan dan rasio
pemberian pakan perlu diketahui agar penggunaan pakan dapat dilakukan secara efektif.
Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan menggunakan rancangan percobaan
faktorial. Faktor pertama adalah 3 kadar protein yaitu 36%, 42%, 48%, dan faktor ke dua adalah
3 rasio pemberian pakan yaitu 1,5%, 2,0% dan 2,5% per hari dari biomas, masing-masing
perlakuan diulang 3 kali. Ikan kerapu macan yang yang digunakan mempunyai berat 102,51-
102,73 g, dipelihara dalam 27 buah bak fiber bervolume 400 l dengan kepadatan 10 ekor/bak.
Setiap bak dilengkapi dengan aerasi dan sistem air mengalir.
HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil
Kandungan Gizi ikan nila (dalam 100 gram) Karbohidrat 0,32 g 0,18 g, Protein 12,94 g
16,79 g, Lemak 0,10 g 0,18 g, Kalsium 4,7822 mg 3,027 mg, Fosfor 360,00 mg 610,00 mg, Besi
2,756 mg 0,835 mg.
Ikan kembung mengandung energi sebesar 103 kilokalori, 22 gram protein, 0 gram
karbohidrat, 1 gram lemak, 20 miligram kalsium, 200 miligram fosfor, dan 1 miligram zat besi.
Dalam ikan kembung juga terkandung vitamin A sebanyak 30 IU, 0,05 miligram vitamin B1, dan
0 miligram vitamin C.
Ikan kerapu mengandung 14 jenis asam lemak jenuh mulai dari atom C4 sampai C24
dengan sub total 45,26 % serta mengandung 16 jenis asam lemak tidak jenuh yang memiliki
atom C15 sampai C24 yang terdiri dari 3 jenis asam lemak tidak jenuh tunggal (0,58%) dan 13
asam lemak tidak jenuh ganda (54,16%) dengan sub total asam lemak tidak jenuh 54,74%.
Kandungan asam lemak omega 3 ikan kerapu adalah 5,38% dan omega 6 15%.pada ikan kerapu
kandungan omega 3 lebih tinggi daripada omega 6.

Pembahasan
Berdasarkan data yang telah ada. Ikan gembung memiliki protein yang lebih besar dari
ikan nila dan ikan kerapu. Sedangkan ikan kerapu lebih banyak mengandung lemak tidak jenuh.
Ikan kembung juga memiliki kandungan vitamin A, B1 dan vitamin C. ikan nila memiliki
kalsium, fosfor dan besi yang tinggi namun tidak terdapat pada ikan kembung dan ikan kerapu.
Lemak ikan nila hanya 0,10 g berbeda dengan lemak ikan kerapu yang memiliki lemak jenuh dan
lemak tidak jenuh.

Kesimpulan
Dari hasil pembahasan diatas, dapat disimpulkan bahwa ikan ikan kerapu memiliki
kandungan yang lebih baik daripada ikan nila dan ikan kembung karena memiliki kandungaan
lemak tidak jenuh yang banyak.

DAFTAR PUSTAKA
Bauw, A., Mulyana,. Dan Mumpuni, F.S. Inventarisasi Parasit Pada Ikan Kembung (Rastrelliger
Kanagurta) Di Tempat Pelelangan Ikan Muara Angke, Jakarta Utara. 2016. ISSN:
2087-4936. Vol. 7(1).
Fadli, Sunaryo, dan Ali Djunaedi. 2013. Pemberian Enzim Papain pada Pakan Komersil
Terhadap Pertumbuhan dan Efisiensi Pakan Ikan Kerapu Macan (Epinephelus
fuscoguttatus). Program Studi Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan. Universitas Diponegoro Kampus Tembalang, Semarang. Volume 2
Nomor 3 Tahun 2013, Hal: 50-57
Fitri, N., Purwani, E. Pengaruh Subsitusi Tepung Ikan Kembun (Rastrelliger Brachysoma)
Terhadap Kadar Protein Dan Daya Terima Biskuit. 2013. ISSN: 2579-9622.
Hafiludin. 2011. Karakteristik Proksimat dan Kandungan Senyawa Kimia Daging Putih dan
Daging Merah Ikan Tongkol (Euthynnus affinis). Jurnal Kelautan Vol 4(1). ISSN:
1907-9931.
I., Mirna., dan Desmelati. 2007. Kualitas Asam Lemak pada Ikan Kerapu (Cromileptes sp) dan
Manfaatnya Bagi Manusia. Berkala Perikanan Terubuk. ISSN: 0126-4265. Vol 35:1.
I., Mirna., dan Y.I. Siregar. 2015. Sosialisasi Penambahan Minyak Perut Ikan Jambal Siam dan
Minyak Ikan Kerapu pada Bubur Bayi untuk Memeuhi Standar Omega-3 dan
Omega-6. JPHPI. Vol 18:3.

Isa, M., Rinidar., T.Z. Btb., A. Harris., Sugito dan Herrialfian. 2015. Analisis Proksimat Kadar
Lemak Ikan Nila Yang Diberi Suplementasi Daun Jaloh Yang Dikombinasi Dengan
Kromium Dalam Pakan Seteloah Pemaparan Stres Panas. Jurnal Medika Verinaria
Vol 9(1). ISSN: 0853-1943.
Marzuqi, Astuti, dan Suwirya. 2012. Pengaruh Kadar Protein Dan Rasio Pemberian Pakan
Terhadap Pertumbuhan Ikan Kerapu Macan (Epinephelus Fuscoguttatus). Effect On
Dietary Protein And Feeding Rate On Growth Of Tiger Grouper (Epinephelus
Fuscoguttatus ) Juvenile. Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, Vol. 4, No. 1,
Hlm. 55-65, Juni 2012 FPIK-IPB.

Novita, R., Nurhadi dan E. Amri. 2012. Perbandingan Pertumbuhan dan Kadar Protein Ikan Nila
Diberi Pakan Alami dan Pakan Buatan. Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu
Pendidikan (STKIP) Padang, Sumatera Barat.
Prahadina, D. V., Boer, M., Dan Fahrudin, A. Sumberdaya Ikan Kembung ((Rastrelliger
Kanagurta Cuvier 1817) Di Perairan Selat Sunda Yang Didaratkan Di PPP Labuan,
Banten. 2015. ISSN : 2087-4235. Vol. 6(2).
Rahim, F,K. 2014. Faktor Risiko Underweight Balita Umur 7-59 Bulan. Jurnal Kesehatan
Masyarakat Vol 9(2): 115-121. ISSN: 1858-1196.
Ramlah., E.Soekemdarsi., Z. Hasyim dan M.S. Hasan. 2016. Perbandingan Kandungan Gizi Ikan
Nila Oreochromis niloticus Asal Danau Mawang Kabupaten Gowa dan Danau
Universitas Hasanuddin Kota Makassar. Jurnal Biologi Makassar Vol 1(1).

Syahril., E. Soekendarsi dan Z.Hasyim. 2016. Perbandingan Kandungan Gizi Ikan Mujair
Oreochormis mossambica Danau Universitas Hasanuddin Makassar dan Ikan
Danau Mawang Gowa. Jurnal Biologi Makassar Vol 1(1).

Usman, Palinggi, Kamaruddin, Makmur, dan Rachmansyah. 2010 Pengaruh Kadar Protein Dan
Lemak Pakan Terhadap Pertumbuhan Dan Komposisi Badan Ikan Kerapu Macan,
Epinephelus fuscoguttatus. Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau. J. Ris.
Akuakultur Vol.5 No.2 Tahun 2010: 277-286.

Anda mungkin juga menyukai