ABSTRAK
Salah satu penyebab terjadinya pencemaran air adalah limbah rumah tangga yaitu berupa sisa deterjen.
Pada limbah tersebut mengandung bahan kimia surfaktan yang lebih tahan dan tidak berubah dalam berbagai
media. Bahan antiseptik dalam sabun atau detergen dapat mengganggu kehidupan mikroorganisme, yang ada di air
bahkan dapat mematikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi detergen terhadap
mortalitas ikan Platy Sp. pada dosis 0 ppm, 18 ppm, 36 ppm, dan 54 ppm selama 4 hari perlakuan. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimental. Data mortalitas yang didapat dianalisis menggunakan analisis
deskriptif. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi dosis detergen semakin tinggi laju
kematian ikan Platy Sp. Pada konsentrasi deterjen 18 ppm kematian ikan Platy Sp. lebih lama dibandingkan pada
konsentrasi deterjen 54 ppm.
ABSTRACT
One of the causes of water pollution are domestic wastes in the form of residual detergent. In the waste surfactants
contain chemicals that are more resistant and does not change in a variety of media. Antiseptic ingredient in soap or detergent
can disrupt the microorganisms, which is in the nature of water can be dangerous. This study aimed to determine the effect of
detergent on Platy Sp. fish mortality at doses of 0 ppm, 18 ppm, 36 ppm, and 54 ppm of deterjent for 4 days treatment. The
method used in this study was experimental design. The result of mortality obtained were analyzed using descriptive analysis.
From the research it could be concluded that the concentration of detergent affect the rate of mortality in Platy Sp. fish positively.
At 18 ppm detergent was the mortality of Platy Sp. longer than the mortality of the concentration at 54 ppm detergent.
tosik dari detergen, peneliti ingin meneliti pengamatan. Tahap Pendahuluan yaitu
pengaruh kadar detergen terhadap mortalitas menentukan dosis dari deterjen (15 ppm, 30 ppm
ikan Platy sp. dan 45 ppm), mengisi air dalam aquarium
sebanyak 2 L dan memberi label sesuai dosis yang
BAHAN DAN METODE ditentukan, menimbang detergen dengan berat
Jenis penelitian ini adalah penelitian 0,03 g ; 0,06 g dan 0,09 g, melarutkan masing-
eksperimektal. Penelitian ini dilaksanakan pada masing detergen tersebut ke dalam akuarium
bulan Oktober 2011 di Laboratorium Ekologi yang berisi dua liter air, mengaduk detergen
Jurusan Biologi FMIPA Unesa. Alat yang hingga larut, memasukkan 20 ekor ikan Platy Sp.
digunakan dalam penelitian ini ialah pH meter, ke dalam masing-masing aquarium secara
gelas ukur, timbangan analitik, akuarium besar bersamaan dan mencatat waktu saat memasukkan
dan kecil, saringan dan pengaduk. Bahan yang ikan tersebut, mengamati dan mencatat waktu
digunakan dalam penelitian ini ialah detergen, kematian ikan, melakukan pengamatan selama 24
ikan Platy Sp, dan aquades. jam. Kemudian menentukan LC50 sebagai acuan
Langkah kerja dalam penelitian terbagi dosis dalam uji eksperimen. Tahap Eksperimental
dalam beberapa tahap dan diantaranya adalah yaitu menentukan dosis dari detergen sama
tahap persiapan yaitu menyiapkan alat dan bahan dengan dosis pada tahap pendahuluan (18%, 36%,
yang dibutuhkan, membersihan tempat ikan 54%), dosis 18% diperoleh dari pengenceran 0,036
(akuarium) yang akan digunakan, menyiapkan g detergen dilarutkan dalam 2 L air, dosis 36%
ikan Platy Sp. yang ukuranya hampir sama. Tahap diperoleh dari pengenceran 0,072 g detergen
Aklimatisasi yaitu mengisi akuarium besar dilarutkan dalam 2 L air, dosis 54% diperoleh dari
dengan air secukupnya, membiarkan air tersebut pengenceran 1,08 g detergen dilarutkan dalam 2 L
selama satu hari untuk menyesuaikan suhu air air, memasukkan 20 ekor ikan Platy Sp. ke dalam
dengan suhu ruangan, setelah satu hari (24 jam), masing-masing aquarium secara bersamaan dan
memasukkan ikan Platy Sp pada akuarium, mencatat waktu saat memasukkan ikan,
memberi makan ikan dengan pakan buatan, mengamati dan mencatat waktu kematian ikan,
mengaklimatisasi ikan selama kurang lebih tiga pengamatan dilakukan setiap 24 jam selama 4
hari, kemudian ikan dibiarkan puasa selama 2 hari, mengukur faktor fisik (suhu dan pH) akhir
hari untuk tahap orientasi. Tahap Orientasi yaitu pada setiap aquarium.
mengisi akuarium kecil dengan air sehari sebelum
perlakuan untuk menyamakan suhu air dengan HASIL
suhu ruangan, masing-masing akuarium diberi Detergen menyebabkan ikan Platy Sp.
label sesuai perlakuan (100 ppm, 150 ppm dan 200 mengalami mortalitas pada waktu yang berbeda-
ppm), menimbang detergen dengan berat 0,2 g ; beda pada setiap dosisnya (Tabel 1). Pemberian
0,3 g dan 0,4 g. Melarutkan masing-masing dosis yang semakin tingi akan menyebabkan
detergen tersebut ke dalam akuarium yang berisi mortalitas ikan Platy Sp. semakin cepat. Ikan Platy
dua liter air, mengaduk detergen hingga larut, Sp. mulai mengalami kematian pada
memasukkan 20 ekor ikan pada masing-masing pengaplikasian 24 jam pertama sampai 24 jam
perlakuan, mengamati mortalitas ikan pada 12 ketiga (72 jam).
jam dan 24 jam setelah aplikasi, mencatat hasil
sistem pencernaan. Jika air dalam kondisi yang Semakin tinggi dosis detergen semakin tinggi laju
tidak menguntungkan atau air mengandung zat- kematian ikan Platy Sp, semakin rendah dosis
zat toksik tertentu, maka akan mempengaruhi detergen semakin rendah laju kematian ikan Platy
aktivitasnya dan dapat menyebabkan kematian. sp. Pada konsentrasi deterjen 18 ppm kematian
Semua zat atau materi dapat berpotensi ikan Platy sp. lebih lama dibandingkan pada
toksik bagi makhluk hidup, dalam hal ini zat yang konsentrasi deterjen 54 ppm.
terkandung di dalam deterjen adalah surfaktan.
Surfaktan diabsorpsi oleh ikan melalui pernafasan
dan pencernaannya. Surfaktan yang larut dalam
air masuk kedalam mulut ikan, lalu pada sistem DAFTAR PUSTAKA
pernafasan. Surfaktan diabsopsi secara bersamaan Andang, Ilyani S. 2001. Gunakan Detergen Seminimal
dengan oksigen oleh insang dan kemudian Mungkin. (online), http://www.kompas.com /
dialirkan keseluruh tubuh melalui sistem kompas-cetak / 0105 / 28 / dikbud / guna34.htm,
transportasi tubuh ikan. Begitu pula pada sistem diakses tanggal 28 September 2011.
pencernaannya. surfaktan mendenaturasi lipid Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air bagi Pengelolaan
yang ada pada membran sel pada sel-sel darah Sumber Daya dan Lingkungan Perairan. Jakarta:
ikan sehingga sel-sel darahnya rusak. Khususnya Kansius.
pada sel darah merah yang berfungsi mengangkut Lehninger, A. L. 1990. Dasar-Dasar Biokimia jilid 2.
oksigen dan nutrisi ke seluruh bagian tubuh tidak Jakarta : Erlangga
dapat melangsungkan fungsinya yang disebabkan Matoa. 2008. Cermati Sabun dan Detergen yang Anda
oleh hal tersebut. Gunakan. Diakses melalui http://matoa.org /
Menurut Efendi (2003), berdasrkan Undang- 2008 / 11 / cermati-sabun-dan-detergen-yang-
Undang Lingkungan Hidup no 23 tahun 2006 anda-gunakan/. Pada tanggal 28 September 2011.
bahwa standar baku mutu deterjen yang ada pada Sajiah, L. 2003. Pengaruh Surfaktan detergen Linear
badan air dan diperbolehkan oleh pemerintah Alkylbenzena Sulfonate (LAS) Terhadap
adalah sebesar 0,5 ppm atau 0,5 mg/L. Oleh sebab Perkembangan Stadia Larva sampai dengan Juvenil
itu kehidupan ikan pada akuarium tersebut Ikan Mas. Skripsi tidask dipublikasikan. Bogor:
terganggu akibat pemberian deterjen yang Departemen Budidaya Perairan. Fakultas
melebihi standar baku mutu tersebut. dari Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian
penjelasan di atas menunjukkan bahwa bila Bogor.
deterjen melebihi ambang batas standar baku Warlina, L. 2004. Pencemaran Air: Sumber, Dampak
yang ditetapkan menyebabkan tingkat Dan Penanggulangannya. Intitut Pertanian
toksisitasnya sangat tinggi terhadap organisme Bogor. Diaksese melalui http://
yang berada di dalamnya. PENCEMARAN-AIR-Sumber-Dampak-dan-
SIMPULAN Penanggulangannya.htm. Pada tanggal 28
Berdasarkan penelitian yang telah September 2011.
dilaksanakan, maka dapat disimpulkan bahwa