Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PENELITIAN

REAKSI IKAN MAS (CYPRINUS CARPIO)


TERHADAP PENCEMARAN AIR

Disusun Oleh :
1. Meivia Nurfitri (16)
2. Iradia Mustika (13)
3. Aisyah Faizah (3)
4. Rafi Gilang Ardiarto (26)
5. Reyfando Aulia (28)
6. Zacky Ahmad (35)

Kelas X Merdeka 1
SMA Negeri 77 Jakarta
Jl.Cempaka Putih Tengan XVII No.1, Cempaka Putih
Jakarta Pusat
I. PENDAHULUAN
Air sebagai tempat hidup ikan memegang peranan yang sangat penting
dalam sistem budidaya, baik kualitas maupun kuantitasnya. Kualitas air didefinisikan
sebagai faktor kelayakan suatu perairan untuk menunjang kehidupan dan
pertumbuhan organisme akuatik yang nilainya ditentukan dalam kisaran tertentu,
sedangkan kuantitas air berhubungan dengan dengan adanya bahan – bahan lain
terutama senyawa – senyawa kimia baik dalam bentuk senyawa organik maupun
anorganik (Achmad, 2004).

Di zaman sekarang, air menjadi masalah yang memerlukan perhatian serius.


Untuk mendapatkan air yang baik sesuai dengan standar terntentu sudah cukup sulit
untuk di dapatkan. Hal ini dikarenakan air sudah banyak tercemar oleh bermacam-
macam limbah dari berbagai hasil kegiatan manusia. Sehingga menyebabkan
kualitas air menurun, begitupun dengan kuantitasnya.

Pencemaran air adalah suatu perubahan di suatu tempat penampungan air,


seperti sungai, danau, dan laut akibat aktivitas manusia. (Halimah, 2005). Walaupun
fenomena alam, seperti gunung meletus, pertumbuhan gulma yang sangat cepat,
badai dan gempa bumi merupakan penyebab utama perubahan kualitas air, namun
fenomena tersebut tidak dapat disalahkan sebagai penyebab pencemaran air.

II. TUJUAN
 Mengetahui pengaruh air yang sudah tecemar terhadap daya tahan hidup
ikan
 Membandingkan antar zat pencemaran air terhadap reaksi ikan
 Mengetahui pengaruh air yang sudah tercemar terhadap gerak tubuh ikan,
perubahan fisik dan pernapasan ikan.

III. LANDASAN TEORI


Air dikatakan tercemar jika tidak dapat digunakan sesuai dengan fungsinya
(Dadan, 2017). Juga Air dikatakan tercemar apabila air itu sudah berubah, baik
warna, bau, maupun rasanya. Pencemaran ini dapat disebabkan oleh limbah
industri, perumahan, pertanian, rumah tangga, dan penangkapan ikan dengan
menggunakan racun.

Detergen merupakan salah satu limbah rumah tangga. Salah satu penyebab
pencemaran air adalah penggunaan deterjen yang berlebihan (Indah, 2021).
Pemasukkan deterjen ke perairan dapat menurunkan kualitas perairan seperti
penurunan kadar oksigen terlarut yang mengganggu kehidupan organisme perairan,
serta menyebabkan perairan menjadi bau dan keruh (Yuliani et al., 2015). Kematian
ikan-ikan karena deterjen dibuktikan dengan posisi tutup insang (operkulum) yang
terbuka bahkan sampai mengeluarkan darah pada bagian insang (Suparjo, 2010).

Zat lain yang biasa mencemari air yaitu zat warna sintetis yang tidak bisa
terurai, zat warna dibuat dari beberapa zat kimia tertentu. Zat warna sintetis memiliki
senyawa kompleks dan sulit terurai di lingkungan. Rata-rata sekitar 15% dari total
produksi zat warna di dunia oleh industri pewarna, limbah yang dihasilkannya akan
dibuang ke lingkungan (Houas et al., 2001). Dampak dari tubuh ikan yang terkena
pewarna sintetis dan telah mati kemudian diamati, terdapat lendir pada bagian tubuh
ikan, mulut ikan terbuka dan mata pada ikan hampir keluar selain itu terjadi
perubahan warna pada ikan yang telah terpapar limbah pewarna (Dindasari, 2018).

Penggunaan pestisida merupakan salah satu sumber pencemar yang


potensial bagi sumber daya dan lingkungan perairan (Taufik, 2011). Air yang
terkontaminasi pestisida menjadi ancaman besar bagi kehidupan akuatik. Itu bisa
mempengaruhi tanaman air, menurunkan oksigen terlarut dalam air dan dapat
menyebabkan fisiologis dan perubahan perilaku dalam populasi ikan. Ikan yang
telah terpapar dengan berbagai konsentrasi pestisida tersebut menunjukkan
beberapa gejala klinis diantaranya: kesulitan respirasi, perubahan warna tubuh
menjadi lebih hitam, warna mata dan insang terlihat pucat, kehilangan
keseimbangan dan berenang tidak beraturan sebelum kematian (Erlangga, 2016).
Hewan air terpapar pestisida dengan tiga cara (Helfrich et al. 2009) yaitu :

 Dermal: Penyerapan langsung melalui kulit


 Pernapasan: Penyerapan melalui insang
 Secara langsung: Masuk melalui air minum yang terkontaminasi

Larutan garam merupakan larutan yang didapat dari hasil reaksi asam dan
basa. Diketauhi bahwa larutan garam dapaet mencemari air karena limbah yang
dihasilkan oleh rumah tangga ataupun pabrik. Menurut Marihati (2011) kandungan
NaCl sebagian besar garam masih belum memenuhi standar SNI 4435-2000 dan
banyak mengandung pengotor. Kandungan garam berpengaruh pada ikan bisa
secara signifikan ataupun tidak. Kandungan garam dalam air atau salinitas
mempunya satuan yang disebut potential salinity unit (PSU). Salinitas air tawar itu 0
PSU, bertanda normal . Lingkungan perairan dengan perubahan salinitas dapat
mempengaruhi laju konsumsi oksigen (LKO) ikan (Khalil dkk, 2015).

Husni dan Esmiralda (2012), mengemukakan bahwa: “Ikan dapat menunjukkan


reaksi terhadap perubahan kualitas air maupun terhadap senyawa pencemar terlarut
dalam batas konsentrasi tertentu yang dicemari limbah”. Oleh karena itu, ikan
dijadikan indikator dalam penelitian kami.

Berdasarkan uraian di atas maka dapat diambil makalah dengan judul “Reaksi ikan
mas (Cyprinus carpio) terhadap pencemaran air”

IV. LOKASI DAN WAKTU

Penelitian ini dilakukan di Jl. Cempaka Putih Barat XI No. 20, Cempaka Putih
Jakarta Pusat pada Kamis, 2 Februari 2023 pukul 14.00 - 16.30 WIB

V. METODE

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode eksperimen. Metode


eksperimen ini dilakukan dengan melakukan percobaan memasukan ikan mas
kedalam gelas yang sudah berisi air tecemar. Selain itu, penelitian ini juga
menggunakan metode observasi dengan melakukan observasi atau pengamatan
terhadap ikan yang dimasukan kedalam gelas berisi air deterjen dan bahan-bahan
lainnya.

VI. ALAT DAN BAHAN


Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain :
1. 4 Ekor ikan mas
2. 4 Gelas plastik
3. Air tawar
4. Deterjen bubuk
5. Garam
6. Pestisida (cairan obat nyamuk)
7. Pewarna Pakaian

VII. LANGKAH KERJA


1. Menyiapkan alat dan bahan
2. Menyediakan 4 gelas plastik yang sudah diisi air 80 ml dan 1 gelas plastik
berisi air selokan
3. Memasukan kedalam gelas masing-masing yang berisi campuran air dengan
deterjen, garam, pestisida, dan pewarna juga air bersih
4. Memasukan 5 ekor Ikan mas masing-masing ke dalam gelas plastik
5. Mengamati Pergerakan Ikan di dalam masing-masing gelas selama 10 menit
6. Membandingkan daya tahan hidup ikan dalam masing-masing gelas
7. Membuat kesimpulan dalam penelitian tersebut

VIII. HASIL

Pada gelas yang berisi air detergen, dalam


Air Detergen
10 menit, 2 menit ikan kejang kejang /
sekarat dan dalam stelah itu ikan mati.

Kejang Mati
Air Garam
Pada gelas yang berisi air garam, dalam 10
menit, 7 menit ikan kejang kejang / sekarat
dan dalam menit ke 7 itu juga ikan mati.

Kejang Mati

Pada gelas yang berisi air peptisida, dalam


Air Peptisida
10 menit ikan masih hidup, tetapi dalam
menit kurang lebih menit ke 15 ikan sudah
mati.
Hidup

Air Pewarna Pada gelas yang berisi air pewarna


pakaian, dalam 10 menit ikan masih hidup,
tetapi dalam menit kurang lebih menit ke 13
ikan sudah mati.
Hidup

VIII. PEMBAHASAN
Ikan yang ditaruh dalam gelas yang berisi air detergen mengalami kejang
kejang atau sekarat. Deterjen yang bercampur dengan air juga membuat
kandungan oksigen dalam air menurun dan keberadaan busa di permukaan air
menjadi salah satu penyebab kontak udara dengan air terbatas, sehingga
menurunkan oksigen terlarut dengan demikian akan menyebabkan ikan kekurangan
oksigen. Lama kelamaan insang ikan membengkak dan terkelupas lalu
mengeluarkan darah serta tubuh ikan mengeluarkan lendir yang berfungsi untuk
melindungi tubuh dari panasnya detergen lalu ikan tersebut mengambang dan
akhirnya mati. Hasil penelitian kami sesuai dengan teori, “Kematian ikan-ikan karena
deterjen dibuktikan dengan posisi tutup insang (operkulum) yang terbuka bahkan
sampai mengeluarkan darah pada bagian insang ,” (Suparjo, 2010).
Limbah pewarna yang dimasukkan ikan mas memberikan dampak pada ikan.
Pada saat dimasukkan ikan seperti kebingungan dan berusaha mencari oksigen.
Ikan tersebut juga bertingkah seperti seolah - olah mati ternyata dalam beberapa
saat ikan tersebut bergerak kembali. Sekitar 13 menit lebih ikan tersebut
mengambang dan baru dapat dipastikan mati. Ketika di teliti warna dari tubuh ikan
tersebut berubah mengikuti pewarna sintetis, mata ikan tampak akan keluar, dan
mulut ikan terbuka dan bagian tutup insang juga terbuka. Penelitian kami sesuai
dengan landasan teori “Dampak dari tubuh ikan yang terkena pewarna sintetis dan
telah mati kemudian diamati, terdapat lendir pada bagian tubuh ikan, mulut ikan
terbuka dan mata pada ikan hampir keluar selain itu terjadi perubahan warna pada
ikan yang telah terpapar limbah pewarna,” (Dindasari, 2018).

Saat dimasukkan ke dalam gelas berisi air yang mengandung pestisida ikan
langsung berenang tak terarah dan bertingkah aneh. Pada 10 menit awal ikan
tersebut masih hidup. Namun, langsung terlihat perubahan yaitu dari warna
tubuhnya yang menggelap. Setelah 15 menit lebih ikan tersebut didapat
mengambang dan sudah mati dengan keadaaan mata yang akan tampak keluar.
Hasil penelitian kami sesui dengan teori “Ikan yang telah terpapar dengan berbagai
konsentrasi pestisida tersebut menunjukkan beberapa gejala klinis diantaranya:
kesulitan respirasi, perubahan warna tubuh menjadi lebih hitam, warna mata dan
insang terlihat pucat, kehilangan keseimbangan dan berenang tidak beraturan
sebelum kematian,” (Erlangga, 2016).

Ikan air tawar yang hidup di lingkungan air biasa, insangnya akan mengikat
unsur garam, sementara apabila hidup di air yang bersalinitas tinggi maka jumlah
garam yang akan diikat terlalu tinggi. Oleh karena itu berdampak pada ikan. Dari
hasil penelitian kami ikan menjadi tidak bisa bergerak aktif, sisik ikan berubah warna
menjadi lebih biru kehijauan dan kondisi insang melemah lalu mati. Hasil penelitian
kami sesuai dengan teori bahwa “Lingkungan perairan dengan perubahan salinitas
dapat mempengaruhi laju konsumsi oksigen (LKO) ikan (Khalil dkk, 2015).

IX. KESIMPULAN
Dari hasil penilitian yang telah kami lakukan, maka didapatkan kesimpulan
bahwa ketahanan ikan akan berkurang atau menurun jika berada di air yang telah
tercemar. Semakin tinggi tingkat konsentrasi zat pencemaran air maka akan
semakin tinggi pula kemungkinan ikan untuk mati dan merusak komponen perairan.

DAFTAR PUSTAKA

Achmad. 2004. Pengamatan ikan terhadap air tercemar.


http://siat.ung.ac.id/files/wisuda/2015-1-2-84205-431411090-bab1-
12122015075826.pdf

Apriyanti Nur Indah. 2021. Pengolah air Limbah deterjen dengan tawas.
https://osf.io/bx5qd/download

Ditjenbun. 2021. Dampak Pestisida Pada Lingkungan Akuatik.


https://ditjenbun.pertanian.go.id/dampak-pestisida-pada-lingkungan-akuatik/

Halimah. 2005. Pengaruh pencemaran air terhadap ikan.


https://www.studocu.com/id/document/universitas-terbuka/praktikum-ipa/
kegiatan-praktikum-deterjen-ikan/37442807

Houas et al. 2001. Pencemaran air zat warna sintetis.


https://dspace.uii.ac.id/bitstream/handle/123456789/15689/05.1%20Bab
%201.pdf?sequence=5&isAllowed=y

Husni Esmiralda. 2012. Ikan dapat menunjukkan reaksi terhadap perubahan kualitas
air.
http://siat.ung.ac.id/files/wisuda/2015-1-2-84205-431411090-bab1-
12122015075826.pdf

Taufik Imam. 2011. Pencemaran pestisida pada perairan perikanan di sukabumi -


jawa barat.
https://core.ac.uk/download/267082839.pdf
Jamin Erlangga. 2016. Pengaruh insektisida Golongan Organofosfat terhadap Benih
Ikan.
https://www.neliti.com/id/publications/222624/pengaruh-insektisida-golongan-
organofosfat-terhadap-benih-ikan-nila-gift-oreochr

Khalil M. 2015. Pengaruh penurunan salinitas terhadap laju konsumsi oksigen dan
pertunbuhan ikan kerapu lumpur (Epibephelus tauvina).
https://ojs.unimal.ac.id/acta-aquatica/article/download/720/463

Muhamad Syarifudin Edy Nugroho1, Purwanto1,2, Suherman1,2. 2016.


Pengelolaan Lingkungan pada IKM Garam Konsumsi Beryodium di
Kabupaten Rembang.
https://media.neliti.com/media/publications/99762-ID-pengelolaan-lingkungan-
pada-ikm-garam-ko.pdf

Dindasari Nuzuliana. 2018. Uji toksisitas akut limbah industri batik kampung batik
giriloyo terhadap ikan.
https://dspace.uii.ac.id/bitstream/handle/123456789/10267/08%20Jurnal
%20TA.pdf?sequence=15&isAllowed=y

Rukandar, D. 2017. Menurunnya kualitas air akibat kerusakan lingkungan.


https://dlhk.bantenprov.go.id/upload/articlelpdf/PENCEMARAN%20AIR%2C
%20PENGERTIAN%2C%20PENYEBAB%20DAN%20DAMPAKNYA.pdf

Suparjo. 2010. Pengaruh limbah detergen terhadap kesehatan ikan.


https://osf.io/9xmeh/download

Yuliani. 2015. Kandungan pencemar detergen dan kualitas air di perairan muara
sungai tapak semarang.
https://ejournal2.undip.ac.id/index.php/ijoce/article/download/
9470/5345#:~:text=Pemasukkan%20deterjen%20ke%20perairan%20dapat,et
%20al.%2C%202015
Lampiran

Gambar gelas berisi air pencemaran


Gambar gelas berisi air pencemaran beserta ikan dalam 10 menit

Anda mungkin juga menyukai