EKOTOKSIKOLOGI
UJI TOKSISITAS DETERJEN TERHADAP
KELANGSUNGAN HIDUP IKAN NILA (Oreochromis
niloticus)
OLEH:
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2020
Universitas Sriwijaya
BAB 1
PENDAHULUAN
Universitas Sriwijaya
1.2.Tujuan Praktikum
Praktikum ini bertujuan untuk Menguji toksisitas berbagai macam deterjen
terhadap kelangsungan hidup ikan nila (Oreochromis niloticus) dan membedakan
toksisitas masing-masing dari deterjen.
Universitas Sriwijaya
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Universitas Sriwijaya
jenis detergen umumnya memiliki fungsi yang sama. Perbedaan terbesarnya
berada pada bentuknya. Detergen cair mulanya banyak dan sering dipakai untuk
membersihkan peralatan daur. Namun perkembangan teknologi dan zaman
menjadikan deterjen cair juga mampu diaplikasikan dalam kebutuhan industri
termasuk sebagai pembersih pakaian. Sebab deterjen cair lebih mudah cara
menanganinya serta pemakaiannya lebih praktis (Wibisono, 2018).
Universitas Sriwijaya
BAB 3
METODE PRAKTIKUM
Universitas Sriwijaya
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan didapatkan hasil sebagai
berikut:
NAMA
KELOMPOK WAKTU KETERANGAN
DETERJEN
10 Menit
Ikan pergerakannya aktif
Pertama
Pergerkan ikan mulai
Rinso
melambat, insang
10 Menit Kedua
mengeluarkan darah dan
lendir.
1
Ikan bergerak dengan aktif
10 Menit
tetapi lama-lama mulai
Pertama
melambat
Daia
Insang pada ikan berlendir
10 Menit Kedua serta mengeluarkan darah,
setalah itu ikan mati.
mulai berdarah, ikan mulai
lemas terbaring, ikan diam
10 Menit
ditempat dan berlendir,
Pertama
sirip melebar dan gerak
Molto insang melambat
ikan menggelepar berusaha
keluar dari air
10 Menit Kedua
ikan mati warna pucat dan
terbaring
ikan mulai menyesuaikan
2 diri, bergerak cepat tidak
stabil dan tdk beraturan,
10 Menit
ikan lemas badan mulai
Pertama
miring mengeluarkan lendir
dan darah, ikan diam tdk
Attack (jaz)
ada pergerakan
ikan bergejolak tdk stabil
berusaha utk keluar dari air,
10 Menit Kedua ikan mati dengan mulut
yang terbuka dan mata yang
menonjol
10 Menit Pergerakan nya cepat tetapi
3 Total
Pertama tidak stabil
Universitas Sriwijaya
Ikan mulai terbaring,
pergerakan melambat
10 Menit Kedua
kemudian ikan mengalami
kematian
10 Menit
Pergerakan aktif dan stabil
Pertama
Ikan tidak mengalami
Rinso pergerakan, insang
10 Menit Kedua mengeluarkan darah dan
berlendir, kejang-kejang,
ikan mati
10 Menit Pergerakan ikan,insang
Pertama serta mulut melambat
Attack Insang ikan mengeluarkan
10 Menit Kedua darah selanjutnya ikan
mengalami kematian
4
Insang berlendir dan
10 Menit
berdarah, kecepatan pada
Pertama
Bukrim insang dan mulut melambat
Mengeluarkan darah
10 Menit Kedua
banyak kemudian ikan mati
10 Menit Pergerakan aktif belum ada
Pertama perubahan apapun
Soklin Liquid Ikan mulai pucat,
10 Menit Kedua mengeluarkan darah, ikan
5
mati
10 Menit Pergerakan aktif, insang
Soklin Bubuk Pertama berdarah, pingsan
10 Menit Kedua Ikan mengalami kematian
Universitas Sriwijaya
4.2. Pembahasan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan maka didapatkan hasil bahwa
pada pengujian toksisitas detergen sintetik bermerk baik yang berbentuk bubuk
maupun cairan memberikan dampak yang berbahaya bagi organisme air,
khususnya ikan. Pengamatan dilakukan selama 2 x 10 menit dimana pada 10
menit pertama ikan memiliki gejala diantaranya ada yang masih aktif, mulai
lemas, pingsan, bahkan mengeluarkan darah pada insang. Sedangkan pada 10
menit kedua ikan mengalami gejala seperti mengeluarkan darah pada insang,
mulai pucat, kejang-kejang, insang berlendir dan pada akhirnya mengalami
kematian. Sehingga dapat membuktikan bahwa detergen cair dan bubuk sama-
sama bersifat toksik pada organisme perairan khusunya ikan.
Komponen penyusun dari detergen terdiri atas tiga macam, diantaranya
surfaktan, builders dan zat aditif. Surfaktan menjadi bahan penyusun yang utama
bagi detergen. Builders biasanya berasal dari senyawa fosfat sedangkan zat aditif
berupa pewangi dan pewarna dalam detergen. Menurut Jubaedi (2017), surfaktan
kation mengandung muatan positif dalam air. Surfaktan anionik bermuatan negatif
sehingga bereaksi dengan ion bermuatan positif pada air sadah untuk menetralkan.
Surfaktan nonionik tidak memiliki muatan, dan tidak mengalami ionisasi dalam
air, untuk membantu memebersihkan noda berminyak melalui proses emulsifikasi.
Builder berupa bahan kimia, sepetri polifosfat, natrium karbonat atau natrium
silikat, dan aluminosilikat, yang membantu meningkatkan kualitas deterjen.
Detergen memiliki kandungan bahan kimia yang dapat mengancam
kehidupan organisme perairan. Toksistas dari detergen terhadap ikan biasanya
berasal dari surfaktan. Menurut Handayani (2020), efek surfaktan mempengaruhi
pertumbuhan, kelangsungan hidup dan struktur jaringan insang benih ikan nila
(Oreochromis niloticus), dimana semakin tinggi konsentrasi surfaktan
mengakibatkan efisiensi pakan semakin rendah. Insang secara histologi
mengalami kerusakan seperti hiperplasia dan hipertropi pada sel mukosa.
Dampak negatif dari penggunaan detergen memiliki dampak yang serius
pada lingkungan. Tidak hanya untuk perairan, dampak tersebut dapat dirasakan
pada tanah. Menurut Diniah (2019), detergen dalam jumlah tertentu mengganggu
fungsi dan kualitas sungai dan bila terserap oleh tanah menyebabkan kesuburan
tanah menghilang.
Universitas Sriwijaya
BAB 5
KESIMPULAN
Universitas Sriwijaya
DAFTAR PUSTAKA
Halang, B. 2018. Toksisitas Air Limbah Deterjen Terhadap Ikan Mas (Cyprinus
carpio). Jurnal Bioscientiae, 1 (1): 39-49.
Universitas Sriwijaya
LAMPIRAN
Universitas Sriwijaya
Deterjen Attack Deterjen Attack
10 Menit Pertama 10 Menit Kedua
Universitas Sriwijaya
Deterjen Attack (Jaz) Deterjen Attack (Jaz)
10 Menit Pertama 10 Menit Kedua
Universitas Sriwijaya
Deterjen Soklin Bubuk Deterjen Soklin Bubuk
10 Menit Pertama 10 Menit Kedua
Universitas Sriwijaya