Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM

EKOTOKSIKOLOGI
UJI TOKSISITAS DETERJEN TERHADAP
KELANGSUNGAN HIDUP IKAN NILA (Oreochromis
niloticus)

OLEH:

NAMA : FELI SEPTI


NIM : 08041281823048
KELOMPOK : I (SATU)
ASISTEN : SYEDZAR AL GHIFARI

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2020

Universitas Sriwijaya
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Pencemaran terhadap lingkungan sering kali ditimbulkan oleh adanya
bermacam-macam aktivitas masyrakat yang membuang limbah pada perairan
yang acuh terhadap dampaknya yang akan mempengaruhi kualitas perairannya.
Pencemaran perairan dapat terjadi akibat dari kergiatan rumah tangga yang
tentunya mampu untuk menggangu kegiatan dari budidaya perairan misalnya di
sungai, dan dan sebagainya. Detergen menjadi salah satu pencemar dari
lingkungan perairan. Detergen mengandung bahan-bahan aktif dan bersifat toksik
atau beracun serta efeknya sangat akut pada ikan. Detergen yang dalam kosentrasi
rendah dapat menyebabkan masalah kronis terhadap ikan yakni pada organ hati
dan insang (Handayani, 2020).
Limbah dari detergen dapat menjadi pencemar lingkungan dalam kadar
tertentu terutama di sungai, sebab dtergen memiliki sifat menghasilkan banyak
busa apabila berada dalam air. Sungai yang sudah terpapar detergen dalam jumlah
tertentu dapat mengganggu fungsi dan kualitas sungai. Apabila air yang sudah
tercemar tadi terserap oleh tanah akan menyebabkan kesuburan tanah menghilang.
Bakteri anaerob akan menguraikan bahan organik dari busa detergen dan
menghasilkan bau yang tidak sedap (Diniah, 2019).
Limbah atau toksikan yang ada di alam dapat berupa tunggal maupun
campuran. Sifat fisik dan sifat kimia dari toksikan merupakan faktor yang
mempengaruhi konsentrasi toksikan, sifat fisik kimia biologis lingkungan, dan
sumber keluaran dan kecepatan masukan toksikan kelingkungan. Biota dapat
mengalami efek negatif toksikan tunggal atau campuran berbagai toksikan, dalam
bentuk perubahan struktural dan fungsional (Halang, 2004).
Standar yang mengatur tentang deterjen cuci cair mutu teknis adalah Standar
Nasional Indonesia (SNI) 06-4075-1996, Deterjen serbuk mutu teknis. Pada SNI
06-4075-1996 ini, diatur syarat mutu dan cara uji untuk deterjen cuci cair mutu
teknis yang dipakai pada berbagai industri dan komestik, tetapi tidak termasuk
deterjen cuci cair untuk bahan pangan (Wibisono, 2018).

Universitas Sriwijaya
1.2.Tujuan Praktikum
Praktikum ini bertujuan untuk Menguji toksisitas berbagai macam deterjen
terhadap kelangsungan hidup ikan nila (Oreochromis niloticus) dan membedakan
toksisitas masing-masing dari deterjen.

Universitas Sriwijaya
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Detergen


Detergen merupakan bahan yang digunakan untuk membersihkan yang
termasuknya sabun cuci piring alkali dan cairan pembersih. Secara dalam artian
khusus detergen dapat didefinisikan sebagai bahan pembersih yang mengandung
senyawa kimia peptrokimia atau surfaktan sintetik yang lainnya. Detergen sendriri
diperlukan sebagai pengganti sabun dalam membersihkan yang memiliki daya
yang lebih baik dari sabun, detergen merupakan golongan dari molekul organik.
Deterrgen adalah senyawa yang dimasukkan sebagai zat aktif muka (surface
active agent) yang penggunaannya ditijukan sebagai zat pencuci. Senyawa sintetis
detergen tidak hanya dipakai dalam keperluan rumah tangga, tetapi juga industri
tekstil, kosmetik, pencucian dan emulsi (Jubaedi, 2017).

2.2. Bahan Penyusun Detergen


Deterjen menjadi produk pembersih dari penyempurnaan sabun.
Kemampuan mengatasi air sadah dan larutan asam merupakan kelebihan detergen
bila dibandingkan dengan sabun. Bahan-bahan sintetis yang diperlukan dalam
pembuatan detergen menjadi alasan penamaan detergen sintetis. Komponen
penyusun detergen biasanyan terdiri atas tiga macam komponen yaitu, surfaktan
yang sebagai bahan dasar, builders yang merupakan senyawa fosfat dan bahan
aditif yang berupa pemutih dan pewangi yang relative sedikit. Surface Active
Agent atau surfaktan dalam detergen berkerja pada proses pembasahan dan
pengikat kotoran, sehingga sifat detergen dapat berbeda hanya karena jenis
surfaktan yang dipakai (Handayani, 2020).

2.3. Penggolongan Detergen


Deterjen merupakan salah satu bahan pembersih yang umum digunakan
oleh masyarakat, baik oleh rumah tangga, industri, perhotelan, rumah makan, dan
lain-lain. Detergen berdasarkan bentuknya dibagi menjadi dua dan yang sering
beredar di pasaran yakni deterjen cair, deterjen krim, dan deterjen serbuk. Ketiga

Universitas Sriwijaya
jenis detergen umumnya memiliki fungsi yang sama. Perbedaan terbesarnya
berada pada bentuknya. Detergen cair mulanya banyak dan sering dipakai untuk
membersihkan peralatan daur. Namun perkembangan teknologi dan zaman
menjadikan deterjen cair juga mampu diaplikasikan dalam kebutuhan industri
termasuk sebagai pembersih pakaian. Sebab deterjen cair lebih mudah cara
menanganinya serta pemakaiannya lebih praktis (Wibisono, 2018).

2.4. Upaya Mengatasi Limbah Detergen


Pengolahan limbah deterjen dapat dilakukan dengan upaya berupa metode
baik secara fisik, kimia maupun biologis. Pengolahan limbah deterjen dengan
metode fisik dapat dilakukan dengan cara adsorpsi menggunakan adsorben.
Adapun pengolahan limbah deterjen secara kimia bisa melalui penggunaan
pereaksi kimia yang bertujuan dalam mengendapkan limbah deterjen yang
dimaksudkan. Pengolahan limbah detergen dengan metode biologis dapat
dilakukan dari pemanfaatan biofilter dan digunakan tanaman air sebagai
medianya. Metode biofilter merupakan salah satu alternatif untuk pengolahan air
limbah disebabkan bersifat efisien untuk menurunkan senyawa organik yang
tentunya dengan biaya yang relatif murah (Suastuti et al., 2015).
Cara lain yang lebih sederhana dalam upaya mengatasi pencemaran air
akibat limbah deterjen dengan melakukan beberapa upaya untuk menguranginya,
semisalnya menanam tanaman air yang menyerap zat pencemar, eceng gondok,
bunga ungu, lidi air, melati air. Pembuatan untuk penampungan limbah detergen,
kemudian yang menjadi paling penting yakni dengan melakukan pemilihan
deterjen atau beralih ke pemakaian deterjen yang mengandung bahan pencuci
alami dan tentu saja ramah lingkungan, misalnya dengan penggunaan detergen
berbahan buah larek (Diniah, 2019).
Biofilter merupakan pengolahan limbah cair menggunakan tanaman yang
mempunyai kelompok mikroorganisme rhizosfer. Mikroorganisme rhizosfer
merupakan kelompok mikroba bersimbiosis di sekitar akar tanaman, baik tanaman
berhabitat di tanah atau air, Mikroba rhizosfer ini memiliki kemampuan untuk
melakukan penguraian terhadap benda-benda organik ataupun benda anorganik
yang terdapat pada limbah (Suastuti et al., 2015).

Universitas Sriwijaya
BAB 3
METODE PRAKTIKUM

3.1. Waktu dan Tempat


Praktikum ini dilaksanakan pada hari Rabu, 4 November 2020 pada pukul
10.00 WIB dan bertempat di rumah masing-masing praktikan.

3.2. Alat dan Bahan


Alat yang digunakan pada praktikum ini yaitu baskom besar. Sedangkan
bahan yang digunakan adalah air, ikan nila (Oreochromis niloticus), deterjen
bubuk, dan deterjen cair.

3.3. Cara Kerja


Baskom besar atau aquarium disiapkan terlebih dahulu sebagai tempat
hewan yang akan diuji, kemudian dimasukkan air sebanyak 8 liter ke dalam
baskom atau aquarium dan baru dimasukkan ikan nila. Selanjutnya, deterjen
dimasukkan ke dalam aquarium atau baskom sebanyak 100 ppm atau sama
dengan 0,8 gram. Lalu, diamati dan dicatat perilaku ikan nila selama waktu 2 kali
setiap 10 menit.

Universitas Sriwijaya
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan didapatkan hasil sebagai
berikut:

NAMA
KELOMPOK WAKTU KETERANGAN
DETERJEN
10 Menit
Ikan pergerakannya aktif
Pertama
Pergerkan ikan mulai
Rinso
melambat, insang
10 Menit Kedua
mengeluarkan darah dan
lendir.
1
Ikan bergerak dengan aktif
10 Menit
tetapi lama-lama mulai
Pertama
melambat
Daia
Insang pada ikan berlendir
10 Menit Kedua serta mengeluarkan darah,
setalah itu ikan mati.
mulai berdarah, ikan mulai
lemas terbaring, ikan diam
10 Menit
ditempat dan berlendir,
Pertama
sirip melebar dan gerak
Molto insang melambat
ikan menggelepar berusaha
keluar dari air
10 Menit Kedua
ikan mati warna pucat dan
terbaring
ikan mulai menyesuaikan
2 diri, bergerak cepat tidak
stabil dan tdk beraturan,
10 Menit
ikan lemas badan mulai
Pertama
miring mengeluarkan lendir
dan darah, ikan diam tdk
Attack (jaz)
ada pergerakan
ikan bergejolak tdk stabil
berusaha utk keluar dari air,
10 Menit Kedua ikan mati dengan mulut
yang terbuka dan mata yang
menonjol
10 Menit Pergerakan nya cepat tetapi
3 Total
Pertama tidak stabil

Universitas Sriwijaya
Ikan mulai terbaring,
pergerakan melambat
10 Menit Kedua
kemudian ikan mengalami
kematian
10 Menit
Pergerakan aktif dan stabil
Pertama
Ikan tidak mengalami
Rinso pergerakan, insang
10 Menit Kedua mengeluarkan darah dan
berlendir, kejang-kejang,
ikan mati
10 Menit Pergerakan ikan,insang
Pertama serta mulut melambat
Attack Insang ikan mengeluarkan
10 Menit Kedua darah selanjutnya ikan
mengalami kematian
4
Insang berlendir dan
10 Menit
berdarah, kecepatan pada
Pertama
Bukrim insang dan mulut melambat
Mengeluarkan darah
10 Menit Kedua
banyak kemudian ikan mati
10 Menit Pergerakan aktif belum ada
Pertama perubahan apapun
Soklin Liquid Ikan mulai pucat,
10 Menit Kedua mengeluarkan darah, ikan
5
mati
10 Menit Pergerakan aktif, insang
Soklin Bubuk Pertama berdarah, pingsan
10 Menit Kedua Ikan mengalami kematian

Universitas Sriwijaya
4.2. Pembahasan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan maka didapatkan hasil bahwa
pada pengujian toksisitas detergen sintetik bermerk baik yang berbentuk bubuk
maupun cairan memberikan dampak yang berbahaya bagi organisme air,
khususnya ikan. Pengamatan dilakukan selama 2 x 10 menit dimana pada 10
menit pertama ikan memiliki gejala diantaranya ada yang masih aktif, mulai
lemas, pingsan, bahkan mengeluarkan darah pada insang. Sedangkan pada 10
menit kedua ikan mengalami gejala seperti mengeluarkan darah pada insang,
mulai pucat, kejang-kejang, insang berlendir dan pada akhirnya mengalami
kematian. Sehingga dapat membuktikan bahwa detergen cair dan bubuk sama-
sama bersifat toksik pada organisme perairan khusunya ikan.
Komponen penyusun dari detergen terdiri atas tiga macam, diantaranya
surfaktan, builders dan zat aditif. Surfaktan menjadi bahan penyusun yang utama
bagi detergen. Builders biasanya berasal dari senyawa fosfat sedangkan zat aditif
berupa pewangi dan pewarna dalam detergen. Menurut Jubaedi (2017), surfaktan
kation mengandung muatan positif dalam air. Surfaktan anionik bermuatan negatif
sehingga bereaksi dengan ion bermuatan positif pada air sadah untuk menetralkan.
Surfaktan nonionik tidak memiliki muatan, dan tidak mengalami ionisasi dalam
air, untuk membantu memebersihkan noda berminyak melalui proses emulsifikasi.
Builder berupa bahan kimia, sepetri polifosfat, natrium karbonat atau natrium
silikat, dan aluminosilikat, yang membantu meningkatkan kualitas deterjen.
Detergen memiliki kandungan bahan kimia yang dapat mengancam
kehidupan organisme perairan. Toksistas dari detergen terhadap ikan biasanya
berasal dari surfaktan. Menurut Handayani (2020), efek surfaktan mempengaruhi
pertumbuhan, kelangsungan hidup dan struktur jaringan insang benih ikan nila
(Oreochromis niloticus), dimana semakin tinggi konsentrasi surfaktan
mengakibatkan efisiensi pakan semakin rendah. Insang secara histologi
mengalami kerusakan seperti hiperplasia dan hipertropi pada sel mukosa.
Dampak negatif dari penggunaan detergen memiliki dampak yang serius
pada lingkungan. Tidak hanya untuk perairan, dampak tersebut dapat dirasakan
pada tanah. Menurut Diniah (2019), detergen dalam jumlah tertentu mengganggu
fungsi dan kualitas sungai dan bila terserap oleh tanah menyebabkan kesuburan
tanah menghilang.

Universitas Sriwijaya
BAB 5
KESIMPULAN

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan maka didapatkan beberapa


kesimpulan:
1. Detergen cair dan bubuk sama-sama bersifat toksik pada organisme perairan
khusunya ikan.
2. Surfaktan dibagi menjadi tiga macam yaitu surfaktan kationik, surfaktan
anionik dan surfaktan nonionik.
3. Semakin tinggi konsentrasi surfaktan mengakibatkan efisiensi pakan semakin
rendah dan membuat daya hidup ikan rendah.
4. Komponen penyusun dari detergen terdiri atas tiga macam, diantaranya
surfaktan, builders dan zat aditif.
5. Detergen dalam jumlah tertentu mengganggu fungsi dan kualitas sungai dan
bila terserap oleh tanah menyebabkan kesuburan tanah menghilang.

Universitas Sriwijaya
DAFTAR PUSTAKA

Diniah, Z. 2019. Produksi Cairan Deterjen Tradisional Ramah Lingkungan dari


Biji Larek dalam Upaya Menjaga Ekosistem Sungai. Jurnal Program
Mahasiswa Kreatif, 3 (1): 56-61.

Halang, B. 2018. Toksisitas Air Limbah Deterjen Terhadap Ikan Mas (Cyprinus
carpio). Jurnal Bioscientiae, 1 (1): 39-49.

Handayani, L. 2020. Pengaruh Kandungan Deterjen pada Limbah Rumah Tangga


Terhadap Kelangsungan Hidup Udang Galah (Macrobacium rosenbergi).
Jurnal Sebatik, 24 (1): 75-80.

Jubaedi, E. 2017. Hubungan Konsentrasi Tawas dengan Persentase Penurunan


Kadar Fosfat Total pada Limbah Deterjen Laundry X. Jurnal Politeknik
Mitra Karya Mandiri Brebes, 2 (2): 1-14.

Suastuti, D, A., I. W. Suarsa dan D. K. Putra. 2015. Pengolahan Larutan Deterjen


Dengan Biofilter Tanaman Kangkungan (Ipomoea crassicaulis) Dalam
Sistem Batch (Curah) Teraerasi. JURNAL KIMIA, 9 (1): 98-104.

Wibisono, I, C. 2018. Penetapan Kadar Surfaktan Anionik pada Deterjen Cuci


Cair Secara Metode Titrimetri. ALKIMIA: Jurnal Ilmu Kimia dan
Terapan, 2 (2): 27- 31.

Universitas Sriwijaya
LAMPIRAN

Lampiran Deterjen Cair

Deterjen Rinso Deterjen Rinso


10 Menit Pertama 10 Menit Kedua

Deterjen Molto Deterjen Molto


10 Menit Pertama 10 Menit Kedua

Deterjen Total Deterjen Total


10 Menit Pertama 10 Menit Kedua

Universitas Sriwijaya
Deterjen Attack Deterjen Attack
10 Menit Pertama 10 Menit Kedua

Deterjen Soklin Liquid Deterjen Soklin Liquid


10 Menit Pertama 10 Menit Kedua

Lampiran Deterjen Bubuk

Deterjen Daia Deterjen Daia


10 Menit Pertama 10 Menit Kedua

Universitas Sriwijaya
Deterjen Attack (Jaz) Deterjen Attack (Jaz)
10 Menit Pertama 10 Menit Kedua

Deterjen Rinso Deterjen Rinso


10 Menit Pertama 10 Menit Kedua

Deterjen Bu Krim Deterjen Bu Krim


10 Menit Pertama 10 Menit Kedua

Universitas Sriwijaya
Deterjen Soklin Bubuk Deterjen Soklin Bubuk
10 Menit Pertama 10 Menit Kedua

Universitas Sriwijaya

Anda mungkin juga menyukai