Anda di halaman 1dari 7

Part III Materi

Pengolahan limbah buangan hasil pembesaran ikan

I. Pengertian Limbah
Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik industri
maupun domestik (rumah tangga), yang kehadirannya pada suatu saat dan tempat
tertentu tidak dikehendaki lingkungan karena tidak memiliki nilai ekonomis. Limbah
yang dibuang pada perairan dapat menyebabkan pencemaran. Menurut Syamsuddin
(2014), pencemaran perairan yng ditinjau dari sudut produksi perikanan adalah masuk
atau dimasukkannya makhluk hidup, zat energi dan atau material lain ke dalam
perairan oleh kegiatan manusia atau melalui proses alam yang menyebabkan
berubahnya tatanan atau komposisi air, sehingga kualitas air turun sampai ke tingkat
tertentu yang menyebabkan air tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan persyaratan
untuk produksi perikanan.

II. Karakteristik Limbah Perikanan


Berdasarkan karakter yang khas, limbah dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu
limbah yang masih dapat dimanfaatkan dan sudah tidak dapat dimanfaatkan. Limbah
hasil perikanan dapat berbentuk padatan, cairan atau gas. Limbah berbentuk padat
berupa potongan daging ikan, sisik, insang atau saluran pencernaan. Limbah ikan
yang berbentuk cairan antara lain darah, lendir dan air cucian ikan. Sedangkan limbah
ikan yang berbentuk gas adalah bau yang ditimbulkan karena adanya senyawa
amonia, hidrogen sulfida atau keton.

III. Indikator pencemaran lingkungan perairan akibat limbah


Indikator pencemaran lingkungan perairan akibat limbah yaitu sebagai berikut :
 Perubahan pH. Perubahan pH terjadi karena adanya perubahan konsentrasi ion
hidrogen dalam air. Kriteria air yang memenuhi syarat bagi kehidupan memiliki pH
netral dengan kisaran nilai 6.5 – 7.5. Limbah industri yang belum diolah memiliki
pH asam (<7) atau basa (>7). Bila memasuki perairan dalam jumlah besar, limbah
industri akan mempengaruhi pH perairan sehingga akan mengganggu kehidupan
organisme didalamnya.
 Warna air. Air bersih umumnya bening tidak berwarna, perubahan warna
dimungkinkan karena masuknya limbah.
 Timbulnya bau pada air. Air yang bau dapat berasal dari limbah industri atau dari
hasil degradasi bahan organik oleh mikroba. Mikroba pembusuk yang hidup dalam
media budidaya ikan akan mengubah organik menjadi bahan yang mudah
menguap dan berbau.
 Endapan di dasar perairan. Limbah berbentuk padat umumnya mengendap di
dasar perairan, dapat berupa limbah organik dan anorganik. Apabila tidak
ditangani secara baik, limbah padat akan mengendap di dasar perairan.

Materi Pengolahan Limbah Hasil Pembesaran Ikan7


IV. Dampak Limbah
Beberapa dampak negatif limbah terhadap lingkungan yaitu:
 Limbah Nitrogen. Salah satu sistem budidaya yang menghasilkan permasalahan
tersendiri bagi lingkungan adalah maraknya keramba jaring apung di waduk
ataupun di danau. Menurut Anthony & Philip (2006), yang menyatakan bahwa
keramba jaring apung atau KJA menghasilkan sejumlah limbah organik terutama
yang mengandung unsur nitrogen dan fosfor yang berakibat pemberian pakan
yang tidak efektif dan efisien sehingga terjadi sisa pakan yang menumpuk di dasar
perairan.
Pada saat melewati ambang batas, maka limbah tersebut akan menyebabkan
penurunan kualitas perairan yang pada akhirnya mempengaruhi organisme atau
biota akuatik yang dibudidayakan. Sisa pakan dan metabolisme dari aktifitas
pemeliharaan ikan di KJA serta limbah domestik yang berasal dari kegiatan
pertanian dan limbah rumah tangga menjadi penyebab utama menurunnya fungsi
ekosistem danau, yang mengakibatkan terjadinya pencemaran.
Limbah H2S. Pencemaran limbah H2S biasanya terjadi pada tambak-tambak udang
yang ditandai dengan aroma atau bau yang sangat menyengat berpadu dengan
lumpur hitan dalam kondisi anoksik. Pada bagian dasar perairan darat dan pantai
dimana dekomposisi bahan organik yang mengandung sulfur, kadar hidrogen
sulfida dapat sangat tinggi. Gas H2S akan lebih tinggi kadarnya jika perairan
tersebut terkontaminasi kotoran dan polutan. Gas ini sangat toksik sehingga
pembudidaya harus bisa mengatasi sumber permasalahannya yaitu akumulasi
kotoran. Menurut Anthony & Phillip (2006), bahwa akumulasi gas H 2S umumnya
terjadi pada kolam yang berdasar tanah seperti tambak udang.
 Permasalahan Tepung Ikan dalam Pakan. Perkembangan budidaya ikan yang
sangat pesat menimbulkan isu penting yaitu “ Fish Meal Issue” atau isu tepung
ikan. Contoh kegiatan budidaya ikan yang sangat populer dan memerlukan tepung
ikan dalam jumlah yang cukup besar adalah budidaya udang dan ikan salmon.
Tepung ikan ini bersumber dari hasil tangkapan ikan di alam. FAO (2015) merilis
bahwa penggunaan tepung ikan dunia yang digunakan oleh industri budidaya ikan
telah mencapai 35% dan penggunaannya diperkirakan akan terus meningkat.
Pakan telah menjadi tantangan utama dalam budidaya ikan mengingat sumber
protein dalam pakan saat ini masih bergantung pada tepung ikan. Untuk
mengurangi tekanan terhadap sumberdaya ikan laut (sebagai sumber tepung
ikan), perlu kiranya untuk kita pikirkan bersama alternatif sumber protein.

V. Penanganan Limbah
Berbagai teknik penanganan dan pengolahan limbah telah dikembangkan. Masing-
masing jenis limbah membutuhkan cara penanganan khusus, berbeda antara jenis
limbah yang satu dengan limbah lainnya. Namun secara garis besarnya, teknik
penanganan dan pengolahan limbah dapat dibagi menjadi 3 yaitu :
1. Penanganan Secara Fisik. Penanganan dan pengolahan limbah secara fisik
dilakukan untuk memisahkan antara limbah berbentuk padatan, cairan dan gas.
Penanganan dan pengolahan limbah secara fisik mampu melakukan pemisahan
limbah berbentuk padat dari limbah lainnya. Limbah padatan akan ditangani atau

Materi Pengolahan Limbah Hasil Pembesaran Ikan8


diolah lebih lanjut sehingga tidak menjadi bahan cemaran, sedangkan limbah cair
dan gas akan ditangani atau diolah menggunakan teknik kimiawi dan biologis.
Secara fisik, penanganan limbah dilakukan menggunakan penyaring (filter).
Bentuk saringan disesuaikan dengan kondisi dimana limbah tersebut ditangani.
Panyaring yang digunakan dapat berbentuk jeruji besi atau saringan. untuk
penggunaan filter dapat digunakan Filtrasi Kombinasi. System filtrasi Kombinasi
sering digunakan pada teknik pembesaran ikan indoor dengan menggunakan
system resirkulasi air dengan bebrapa komponennya:
 Bak pengendapan air dan Microstainer. Microstainer adalah alat yang
dipergunakan untuk membuang hasil endapan air kotor disemprotkan
keluar. Alat ini diatur disesuaikan dengan kebutuhan (waktu pembentukan
endapan). Microstainer diletakkan didalam bak pengendapan.
Pengendapan merupakan pembentukan fase padat dengan ukuran
tertentu, yang dikarenakan gaya gravitasi maka menjadi mengendap.
 Saringan Pasir mekanik (filter mekanik). Saringan pasir mekanik terbuat
dari kerikil dan pasir sebagai substrat. Saringan ini berfungsi mengurangi
kekeruhan air dengan menjerat materi pertikulit yang tersuspensi didalam
air dan memisahkannya dari air.
 Wadah/Kotak Kapur. Wadah kapur ini berisi kapur ( salah satu dari
calsite : dolomite, calcium hidroksida, calcium oxsid) atau di Indonesia
terkenal dengan kapur pertanian. Kapur ini berfungsi untuk meningkatkan
pH pada biofilter, karena aktifitas bakteri aeromonas dan microbakter
optimum pada pH 7 - 8. Biasanya air sebelum masuk ke biofilter pH <7
akibat kotoran proses dari pemeliharaan ikan, berupa feces dan sisa
pakan. Pemberian kapur adalah 1 kg kapur/10 kg pakan ikan, diberikan
secara bertahap selama 12 jam (TFRI,1997).
 Filter Biologi (biofilter). Filter biologi merupakan tempat penyaringan
kotoran baik berupa sisa pakan, feces dan urine ikan melalui proses
dekomposisi oleh bakteri aeromonas dan nitrobakter (bakteri yang
dominan) menjadi senyawa sederhana atau asam nitrat. Pada saat proses
dekomposisi oleh bakteri tersebut Oksigen sangat diperlukan , dengan
demikian setelah proses dekomposisi selesai kelarutan oksigen akan
menurun. Hal ini perlu diwaspadai. Bahan yang dipergunakan untuk
biofilter sebagai media tumbuhnya bakteri adalah plastic biofilter atau
bahan sejenisnya. Inokulasi bakteri tersebut membutuhkan waktu 40-50
hari.
 Trickling filter. Fungsi utama dari trikling filter adalalah menguapkan gas-
gas beracun diantaranya CO2 hasil nitrifikasi dan menambah permukaan
air agar lebih luas, dengan cara menjatuhkan air tersebut. Substrat yang
digunakan tricking filer bisa berupa pasir.
 Kotak lampu Ultraviolet. Lampu ultraviolet diperlukan untuk
mengurangi/mematikan mikroorganisme penyebab penyakit. Sebelum air
masuk dipergunakan untuk media pembesaran ikan, air diusahakan
sudah melawati sinar ultraviolet tersebut. Efisiensi penggunaan sinar
ultraviolet tersebut diukur dari kemampuan mematikan mikroorganisme
tersebut, juga tergantung lamanya kontak dengan ultraviolet tersebut.

Materi Pengolahan Limbah Hasil Pembesaran Ikan9


 DO Connes/Aerator. DO Connes/Aerator berperan meningkatkan
kelarutan oksigen dalam air sebelum air masuk ke wadah pemeliharaan
ikan. DO Connes menambah kelarutan oksigen dengan cara
menyemprotkan oksigen cair (shower) kedalam air, sedangkan aerator
berfungsi menambahkan kelarutan oksigen dengan mendifusikan oksigen
kedalam air, (bisa pilih salah satu).
 Pompa Air. Pompa air sebagai penggerak air berfungsi untuk menaikkan
atau menyedot air. Kecepatan aliran air tergantung besar kecilnya debit
pompa. Kecepatan aliran air akan mempengaruhi kualitas air. Usahakan
kecepatan aliran air berimbang dengan komponen yang lain

Gambar. Filtrasi Kombinasi

2. Penanganan Secara Kimiawi. Penanganan dan pengolahan limbah secara


kimiawi dilakukan dengan menggunakan senyawa kimia tertentu untuk
mengendapkan limbah sehingga mudah dipisahkan. Pada limbah berbentuk
padat, penggunaan senyawa kimia dimaksudkan untuk menguraikan limbah
menjadi bentuk yang tidak mencemari lingkungan. Bahan kimia yang sering
digunakan oleh para pembudidaya untuk penanganan limbah secara kimiawi
adalah kaporit.
3. Secara Biologis. Pengolahan limbah secara biologis dilakukan dengan
menggunakan tanaman dan mikroba. Jenis tanaman yang digunakan dapat
berupa eceng gondok, duckweed, dan kiambang. Jenis mikroba yang digunakan
adalah bakteri, jamur, protozoa dan ganggang. Pemilihan jenis mikroba yang
digunakan tergantung dari jenis limbah. Bakteri merupakan mikroba yang paling
sering digunakan pada pengolahan limbah secara biologis. Bakteri yang
digunakan bersifat kemoheterotrof dan kemoautotrof. Bakteri kemoheterotrof
memanfaatkan bahan organisk sebagai sumber energi, sedangkan bakteri
kemoautotrof memanfaatkan bahan anorganik sebagai sumber energi.
Jamur yang digunakan dalam penanganan dan pengolahan limbah secara
biologis bersifat nonfotosintesa dan bersifat aerob. Protozoa yang digunakan
dalam penanganan dan pengolahan limbah bersel tunggal dan memiliki
kemampuan bergerak (motil). Ganggang digunakan pada penanganan dan
pengolahan limbah secara biologis karena memiliki sifat autotrof dan mampu

Materi Pengolahan Limbah Hasil Pembesaran Ikan10


melakukan fotosintesa. Oksigen yang dihasilkan dari fotosintesa dapat
dimanfaatkan oleh mikroba.

Selain jenis pengolahan limbah biologis diatas, untuk mengolah limbah secara
biologis yang saat mulai digunakan adalah penggunaan Bio-Filtrasi Rumput Laut
dan Kerang. Berikut penjelasan penggunaan Bio-filtrasi :
 Rumput Laut.
Salah satu sistem teknologi pengelolaan limbah adalah dengan penggunaan
rumput laut yang dijadikan filteran karena kemudahannya dalam penanaman
dan kemampuan beradaptasi pada lingkungan yang baik. Dari sisi biologi,
banyak pilihan biota lain yang dapat dimanfaatkan dalam biofilter perairan.
Dari keunggulan rumput laut yang mudah beradaptasi terhadap perubahan
lingkungan ekstrim, baik salinitas, cahaya, dan suhu. Pemanfaatan rumput
laut sebagai biofilter tidak terbatas pada pengelolaan pencemaran di kawasan
perairan payau, namun dapat pula diintregasikan dengan upaya pengelolaan
limbah dari sumber lain, seperti limbah domestik, pertanian, dan industri.
Integrasi rumput laut dalam kegiatan budidaya di perairan payau secara
sederhana dapat dilakukan dalam satu kolam. Dengan menanam rumput laut
bersama dengan ikan yang sedang dibudidayakan. Namun hal ini juga tidak
menutup kemungkinan peluang berbagai modifikasi. Dalam gambar di atas
merupakan pemanfaatan air yang dilakukan dengan cara terlebih dahulu
mengalirkan air kolam/pond ke dalam areal yang ditanami rumput laut
sebagai biofilter. Selanjutnya air dialirkan keluar menuju tambak dan masuk
ke perairan payau dan dialirkan kembali ke kolam/pond untuk dimanfaatkan
kembali.
 Kerang/Kijing
Sistem teknologi pengelolaan limbah dengan penggunaan kijing yang
dijadikan filteran karena kemampuan kijing yang sangat efektif dalam
memanfaatkan plankton yang terkandung dalam perairan (tercemar). Dengan
dibuktikannya penemuan kandungan dalam lambung kijing berupa plankton
yang telah diubah menjadi bentuk protein, untuk penunjang daya
kelangsungan hidup dirinya. Hal ini tentunya dapat menjadi sorotan bahwa
penggunaan kijing dalam suatu perairan tercemar mampu meningkkatkan
kualitas perairan. Filter biologi atau biofilter memanfaatkan organisme yang
dapat mengakumulasi dan mendegradasi bahan tercemar serta tidak
menimbulkan dampak baru terhadap lingkungan, sehingga diharapkan
menjadi cara yang efektif, efisien, dan aman (Muliani et al. 1998).
 Teripang Pasir
Sistem teknologi pengelolaan limbah adalah dengan penggunaan teripang
pasir yang dijadikan sebagai biologi filter dalam pencemaran perairan karena
kemampuan teripang pasir dalam menurunkan kadar TOM (Total Organik
Matter) dalm air dari kandungan bahan bahan organik, serta sejumlah bakteri
patogen lainnya. Penerapan teknologi filter biologi pada perairan tercemar
menggunakan teripang pasir mampu mengurangi jumlah akumulasi bahan
organik, dan penyebab penyebab pencemaran dalam perairan lainnya.

Materi Pengolahan Limbah Hasil Pembesaran Ikan11


Terjadinya peningkatan kandungan oksigen dalam perairan tercemar yang
telah dilalui penggunaan biologi filter berupa teripang pasir dikarenakan
terjadinya penurunan sejumlah bakteri patogen dalam perairan tercemar
tersebut, sehingga menyebabkan kandunganoksigennya naik. Konsentrasi
oksigen terlarut dala perairan akan mengalami peningkatan dengan
menurunnya aktivitas dan jumlah populasi bakteri (Kordi &Tancung. 2007)

Gambar . Bio-Filtrasi Rumput laut dan Kerang

Sumber Belajar

Materi Pengolahan Limbah Hasil Pembesaran Ikan12


1. http://www.pusdik.kkp.go.id/elearning/index.php/modul/kompetensi/190114-
174604pengelolaan-lingkungan-budidaya-perikanan
2. Buku Paket Keahlian Budidaya Ikan : Teknik Pembesaran Ikan. Kelas XI

Materi Pengolahan Limbah Hasil Pembesaran Ikan13

Anda mungkin juga menyukai