Anda di halaman 1dari 14

PROSES PENGOLAHAN LIMBAH SIRIP IKAN HIU DI PT.

NIHON
NOVELICA FOOD

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI PENGOLAHAN LIMBAH

Oleh:
Devi Yuniar Pristiana

23020112100004

Ayu Ning Jagat

23020112100008

Rahim Fajar pangestu

23020112100017

Bintang Rizki Darmawan

23020112100026

Pavitasari Budi Utami

23020112100035

Fariza Amelia Anisa

23020112100044

Muhammad Arief Nugroho

23020112100048

Nani Fitriyani

23020112100049

Amalina Noor Sabrina

23020112100056

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN


JURUSAN PERTANIAN
FAKULTAS PETERNAKAN DAN PERTANIAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2014

BAB I
PENDAHULUAN
1.1.

Latar Belakang
Permasalahan tentang lingkungan hidup akan terus munculan seiring

dengan pertumbuhan industri dipenjuru dunia yang dapat merusak keselamatan


dan mengganggu keseimbangan lingkungan. Pada setiap industri besar maupun
kecil tidak luput dari limbah hasil buangan proses produksi yang dapat berupa
cair, padat dan gas. Berdasarkan UU RI No.23 Tahun 1997, limbah adalah sisa
suatu usaha atau kegiatan yang merupakan buangan dalam bentuk zat cair yang
mengandung bahan berbahaya dan beracun yang karena sifat dan konsentrasinya
atau jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung dapat mencemari
atau merusak lingkungan hidup dan membahyakan lingkungan hidup, kesehatan,
kelangsungan hidup manusia serta makhluk hidup lain.
Limbah yang berupa cair atau sering disebut air limbah sendiri berasal dari
dua jenis sumber yaitu air limbah rumah tangga dan air limbah industri. Secara
umum limbah rumah tangga tidak terkandung zat-zat berbahaya, sedangkan
didalam limbah industri harus dibedakan antara limbah yang mengandung zat-zat
yang berbahaya dan yang tidak. Air limbah rumah tangga didominasi berupa
bahan organik bersifat organobiologis yang sebagian besar merupakan padatan
tersuspensi baik ukuran besar,sedang maupun kecil (feses, sisa makanan), partikel
koloid maupun terlarut (urin), senyawa kimia (sabun dan detergen). Sedangkan
pada air limbah industri didominasi oleh bahan anorganik dan bersifat fisika-

kimiawi terutama logam berat dan diantaranya tergolong B3 (Bahan Berbahaya


dan Beracun). Pengolahan air limbah dapat dilakukan dengan pengolahan limbah
secara fisik, pengolahan limbah secara kimia dan pengolahan limbah secara
biologi. Pada pengolahan limbah secara fisik melibatkan tahapan pemisahan
tersuspensi dari fase fluidanya. Sedangkan pengolahan secara kimia dilakukan
dengan memanfaatkan reaksi-reaksi kimia untuk mentransformasi limbah
berbahaya menjadi tidak berbahaya dengan bentuk pengolahan seperti netralisasi,
koagulasi, flokulasi, oksidasi dan reduksi, penukaran ion serta khlorinasi.
Biasanya penanganan air limbah industri dilakukan secara kimiawi dengan
menambahkan zat-zat kimia yang bisa mengeliminasi zat-zat yang berbahaya
sehingga kandungannya bisa diminimalisisasi. Pengolahan limbah secara biologi
dilakukan dengan memanfaatkan aktivitas mikroorganisme terutama bakteri untuk
mendegradasi polutan-polutan yang terdapat dalam air limbah. Apabila penangan
air limbah tidak dilakukan secara baik dan benar dapat menimbulkan efek kurang
baik bagi kesehatan dan lingkungan hidup.
1.2.

Tujuan
Tujuan praktikum kunjungan pabrik mata kuliah teknik pengolahan limbah

adalah untuk meninjau dan mengetahui cara pengolahan air limbah pada skala
industri pengolahan ikan dengan tetap menjaga keselamatan serta keseimbagan
lingkungan hidup.

BAB II
METODOLOGI
2.1.

Materi

2.2.

Metode
Limbah yang dihasilkan dari PT. Nihon Novelica Food adalah limbah

padat yang berupa kulit, lemak sirip ikan hiu dan limbah cair. Pada limbah cair
hasilnya yaitu berupa air cucian sirip ikan hiu. Penanganan limbah padat pada PT.
Nihon Novelica Food yaitu lemak dari sirip ikan hiu diekspor keperusahaan yang
ada di Negara Jepang, sedangkan kulit sirip ikan hiu dikeringkan lalu dikirim
keindustri yang ada di Jawa Timur untuk diolah menjadi tepung.
Limbah cair yang berupa air cucian sirip ikan hiu dan air bekas proses
steam dibuang langsung kesaluran air. Air yang digunakan adalah air yang berasal
dari proses reverse osmosis (air RO). Reverse Osmosis dapat menghilangkan
banyak jenis kontaminan kesehatan dan aestatik yang mampu menghilangkan
rasa, warna dan bau yang tidak sedap, dan rasa asin atau soda yang disebabkan
oleh klorida atau sulfat. Kontaminan kesehatan yang dapat dihilangkan (arsenik,
asbestos, atrazine (hebrisida/pestisida), florida, timah, merkuri, nitrat, dan
radium), menghilangkan kontaminan biologi (Crystosporidium), menghilangkan
kontaminan benzene, trikloretilen, trihalometana, dan radon. Sehingga limbah cair
yang berupa air cucian sirip ikan hiu dan air bekas proses steam yang langsung
dialirkan kesaluran pembuangan air aman bebas dari cemaran bahan-bahan kimia
dan biologi karena menggunakan air yang berasal dari proses reverse osmosis.

BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1.

Hasil dan Pembahasan


PT. Nihon Novelica Food merupakan industri pengolahan sirip ikan hiu

ekspor. Sirip ikan hiu dikenal memiliki manfaat bagi tubuh, diantaranya sirip ikan
hiu memiliki tulang rawan yang menjadi sumber glukosamin dan kondroitin
sebagai obat anti inflamasi (respon reaksi anafilatik terhadap cedera jaringan dan
infeksi didalam sel tubuh dan menyebabkan bahaya bagi penderitanya) (Dhyantari
et al., 2014). Para pelaku pengobatan alternatif meyakini bahwa sirip hiu memiliki
zat yang dapat memerangi kanker. Sirip ikan hiu disajikan dalam bentuk olahan
sup ikan hiu yang disajikan diberbagai restoran di dunia. Rasanya yang kenyal
dan lezat membuat sup ikan hiu banyak digemari.
Penangkapan ikan hiu telah dilarang oleh pemerintah dalam rangka
melestarikan populasi ikan hiu yang semakin punah akibat adanya penangkapan
ikan hiu secara besar-besaran dan ilegal oleh oknum-oknum yang tidak
bertanggung jawab. Larangan penangkapan ikan hiu telah diatur dalam Peraturan
Daerah Kabupaten Raja Ampat No.9 tahun 2012 tentang Larangan Penangkapan
Ikan Hiu, dimana disebutkan bahwa ikan hiu yang dilindungi meliputi segala jenis
hiu dalam kelas Chondrichtyes subkelas Elasmobranchii, dan subdivisi Selachii.
Selain itu juga tercantum pada pasal 39 Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan
RI No. 12 tahun 2012 tentang Usaha Perikanan Tangkap di Laut Lepas yang
menyebutkan bahwa setiap kapal penangkap ikan yang melakukan penangkapan

ikan di laut lepas yang memperoleh hasil tangkapan sampingan (bycatch) yang
secara ekologis terkait dengan (ecologically related species) perikanan tuna
berupa hiu, burung laut, penyu laut, mamalia laut termasuk paus, dan hiu monyet
wajib melakukan tindakan konservasi. Berdasarkan peraturan pemerintah diatas,
dapat diperoleh bahwa penangkapan ikan hiu secara komersil sangat dilarang,
terlebih lagi penangkapan tersebut hanya untuk mengambil sirip ikannya tanpa
memanfaatkan bagian tubuh hiu lainnya. Maraknya penangkapan keji yaitu
dengan cara memotong sirip ikan hiu secara hidup-hidup dan badan ikan hiu yang
tanpa sirip tersebut dikembalikan lagi ke dasar laut dimana ikan hiu akan mati
secara perlahan-lahan. Penangkapan besar-besaran ini diakibatkan oleh tingginya
permintaan

pasar

terhadap

produk

hiu,

sehingga

dapat

menyebabkan

terganggunya keseimbangan rantai makanan dalam ekosistem laut dan berdampak


negatif bagi ketahanan pangan Indonesia. Padahal sebagai predator kelas atas,
ikan hiu sangat berperan penting untuk menjaga keseimbangan rantai makanan.
Apabila rantai makanan tidak seimbang maka akan ekosistem laut akan
menyimpang dan akan terjadi ganguan ekonomi.
Hal ini juga tidak sesuai dengan program pelaksanaan Life Cycle
Assessment yang telah dipublikasikan oleh berbagai organisasi dunia dalam
rangka melestarikan sumber daya alam dengan meminimalkan limbah yang
dihasilkan oleh suatu industri. Life Cycle Assessment (LCA) adalah suatu
pendekatan cradle to grave mencakup keseluruhan dari daur hidup produk,
yaitu: proses, pengekstrakan, pemrosesan bahan mentah, pemanukfakuran,
transportasi dan distribusi, penggunaan/penggunaan ulang/pemeliharaan, daur

ulang, dan penyelesaian akhir (Pringgajaya dan Ciptomulyono, 2012). LCA telah
diterapkan diberbagai indutri berskala besar di dunia, dimana mereka mengolah
limbah yang dihasilkan sehingga meminimalkan dampak buruk limbah tersebut
terhadap lingkungan.
Kebutuhan energi dan pemanasan di PT. Nihon Novelica Food dipenuhi
dengan cara memanfaatkan steam yang dibangkitkan pada suatu ketel (boiler). Air
yang digunakan sebagai umpan boiler diperoleh dari sumber air sumur.
Persyaratan yang harus dipenuhi sebagai air umpan boiler sangat ketat, antara lain
tidak korosif, tidak menyebabkan pembentukan kerak, dan tidak menyebabkan
pembentukan buih. Air yang digunakan oleh PT. Nihon Novelica Food dalam
proses steam adalah air yang berasal dari proses reverse osmosis.
Proses reverse osmosis pada prinsipnya adalah kebalikan proses osmosis.
Proses reverse osmosis yaitu, menggerakkan air dari konsentrasi kontaminan yang
tinggi (sebagai air baku) menuju penampungan air yang memiliki kontaminan
sangat rendah dengan menggunakan air bertekanan tinggi di sisi air baku,
sehingga dapat menciptakan proses yang berlawanan (reverse) dari proses alamiah
osmosis. Proses reverse osmosis tetap menggunakan membrane semi-permeable
yang hanya melewatkan molekul air dan menyaring berbagai macam kontaminan
yang terlarut. Dalam proses reverse osmosis minimal selalu membutuhkan dua
komponen yaitu adanya tekanan tinggi (high pressure) dan membrane semi
permeable. Itulah alasan kenapa pada mesin reverse Osmosis modern, membrane
semi permeable dan pompa tekanan tinggi (high pressure pump) menjadi
komponen utama yang harus ada. Sistem RO umumnya terdiri dari 4 proses, yaitu

pengolahan awal (pretreatment), pemberian tekanan separasi membran membran


semipermeabel dan stabilisasi (penyesuaian pH air).

Ilustrasi 1. Mekansime Proses Reverse Osmosis Menggunakan Membran


Semi-Permeable
Industri berskala besar biasanya menggunanan reverse osmosis dengan
High Pressure System. Sistem tekanan tinggi ini biasanya beroperasi pada tekanan
100 1000 psig, tergantung pada membran yang digunakan dan air yang akan
diolah. Sistem ini biasanya digunakan untuk industri secara komersial, dimana
dibutuhkan volume yang besar namun tetap pada standar kemurnian yang tinggi.
Kebanyakan industri menggunakan banyak membran yang diatur secara pararel
untuk memperoleh jumlah air yang diinginkan. Air yang telah diproses dari stage
pertama dilanjutkan ke modul membran tambahan untuk mendapatkan tingkat
pemurnian yang lebih tinggi. Air limbah yang dihasilkan juga dapat diarahkan ke
modul membran berikutnya untuk meningkatkan efisiensi sistem walaupun
pembersihan (flushing) masih tetap diperlukan saat konsentrasi meningkat
mencapai tingkat kegagalan (fouling). Penjelasan lebih lengkap dijelaskan pada
Ilustrasi 2.

Ilustrasi 2. Diagram Alir Proses Reverse Osmosis


High Pressure System untuk industri mampu menghasilkan 10 hingga
ribuan galon air perhari dengan efisiensi 1 9 galon air limbah. Kemurnian air
bisa mencapai 95%. Sistem ini lebih besar dan lebih rumit dibandingkan sistem
Low Pressure. Reverse Osmosis mampu menghilangkan banyak jenis kontaminan
kesehatan dan aestatik. Didesain dengan efektif sehingga mampu menghilangkan
rasa, warna dan bau yang tidak sedap, dan rasa asin atau soda yang disebabkan
oleh klorida atau sulfat. Reverse Osmosis juga efektif untuk menghilangkan
kontaminan kesehatan seperti arsenik, asbestos, atrazine (hebrisida/pestisida),
florida, timah, merkuri, nitrat, dan radium. Dengan menggunakan pre-filter karbon
yang sesuai (yang biasanya termasuk di banyak sistem reverse osmosis), maka
akan

mampu

menghilangkan

kontaminan

seperti

benzene,

trikloretilen,

trihalometana, dan radon. Beberapa sistem reverse osmosis juga mampu


menghilangkan kontaminan biologi seperti Crystosporidium. Peringatan dari
Water Quality Association (WQA), bahwa membran reverse osmosis secara

umum mampu menghilangkan semua mikro-organisme dan kontaminan


kesehatan, dengan perancangan sistem reverse osmosis yang dapat mencegah
kegagalan perlindungan pada sistem air minum. Kandungan air hasil proses
reverse osmosis dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Paduan Kualitas Air Pengolahan Sistem Reverse Osmosis pada Air
Perkotaan dengan Tekanan 40 Bar dan Recocery 75%.
Parameter
Satuan
Air Baku
Air Hasil
Conduct
S/cm
753
13
TDS
Ppm
665
6,0
Na
Ppm
49
1,3
K
Ppm
5,8
0,1
Ca
Ppm
113
0,4
Mg
Ppm
10,6
0,04
Cl
Ppm
142
3,3
SO4
Ppm
106
Si
Ppm
25
0,3
Sumber: Indriatmoko dan Herlambang, 1999.
Limbah sirip ikan hiu yang dihasilkan oleh PT.Nihon Novelica Food
berupa kulit sirip hiu yang dikeringkan, kemudian di kemas dan didistribusikan
kepada industri lain yang berlokasi di Jepara untuk di olah menjadi tepung kulit
sirip ikan hiu. Selain itu, limbah lain yang dihasilkan adalah lemak sirip ikan hiu
yang dipisahkan, kemudian dikemas dan langsung di ekspor kepada industri
pengolahan lemak sirip ikan hiu yang berlokasi di negara Jepang. Staff dari PT.
Nihon Novelica belum tahu mengapa lemak sirip ikan hiu tersebut dipisahkan
untuk diolah kembali. Limbah lainnya adalah air hasil proses steam pada boiler
yang oleh industri tersebut langsung dialirkan pada saluran pembuangan air, tanpa
dilakukan proses pengolahan kembali. Pihak industri menyatakan bahwa limbah
air hasil proses steam yang mereka hasilkan bebas dari cemaran bahan-bahan
kimia, sehingga dapat langsung dialirkan pada saluran pembuangan air.

Pada perhitungan limbah cair untuk produksi sirip ikan, diperoleh bahwa
pada proses pencucian 1 kg sirip ikan hiu kering membutuhkan air RO sebanyak 3
liter. Kemudian energi yang dibutuhkan untuk memanaskan 1 kg sirip ikan hiu
pada alat steam boiler adalah 1,488 x 10-2 MJ/ liter air RO.

BAB IV

PENUTUP
4.1.

Kesimpulan
Berdasarkan praktikum kunjungan limbah yang telah dilakukan, dapat

disimpulkan bahwa limbah yang dihasilkan dari PT. Nihon Novelica Food adalah
limbah padat dan cair, limbah padat berupa kulit dan lemak sirip ikan hiu. Limbah
padat dilakukan penanganan yaitu dengan cara mengeringkan kulit sirip ikan hiu
yang kemudian dijadikan sebagai tepung. Sedangkan, limbah cair berupa air
cucian sirip ikan hiu dan air bekas proses steam yang langsung dibuang ke saluran
pembuangan air. Air yang dibuang langsung ke saluran pembuangan air aman dan
bebas dari cemaran bahan-bahan kimia dan biologi, karena air yang digunakan
berasal dari proses RO (Reverse Osmosis). Proses reverse osmosis dapat
menghilangkan banyak jenis kontaminan dan mampu menghilangkan rasa, warna
dan bau yang tidak sedap.
4.2.

Saran
Pada industri PT. Nihon Novelica Food, sarana proses pengolahan limbah

sebaiknya lebih ditingkatkan lagi dengan berbagai metode lainnya, agar limbah
yang dihasilkan dalam bentuk padat maupun cair yang nantinya akan dibuang
aman untuk lingkungan.

DAFTAR PUSTAKA
Dhyantari, O., C. T. Milala dan T. D. Widyaningsih. 2014. Efek Anti Inflamasi
dari Ekstrak Glukosamin Ceker Ayam pada Tikus Wistar Jantan yang
Diinduksi Karagenan. J. Pangan dan Agroindustri 3(3): 888-895.
Maulana, M. M dan A. S. Widodo. Pengolahan Air Produk Reverse Osmosis
Sebagai Umpan Boiler Dengan Menggunakan Ion exchange. Jurusan
Teknik Kimia. Fakultas Teknik Universitas Diponegoro.
MAKALAH PENELITIAN.
Peraturan Daerah Kabupaten Raja Ampat. 2012. Nomor 9: Larangan Penangkapan
Hiu, Pari Manta dan Jenis-Jenis Ikan Tertentu di Perairan Laut Raja
Ampat. Pemerintah Daerah Kabupaten Raja Ampat, Papua.
Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia. 2012. Nomor Per.
12/ MEN/ 2012 tentang Usaha Perikanan Tangkap di Laut Lepas.
Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia. Jakarta.
Pringgajaya, K.A. dan U. Ciptomulyono. 2012. Implementasi Life Cycle
Assessment (LCA) dan Pendekatan Analytical Network Process
(ANP) untuk Pengembangan Produk Hetric Lamp yang Ramah
Lingkungan. J. Teknik ITS 1(1): 515-520.
Santi, Devi N. 2004. Pengelolaan Limbah Cair Pada Industri Penyamakan Kulit
Industri Pulp Dan Kertas Industri Kelapa Sawit. Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara. Medan
Sari, D.D. 2013. Perancangan Komunikasi Visual Animasi Edukasi Hiu
Terakhir. Bina Nusantara University, Tangerang. TESIS.
Sihombing, H. 2009. Mekanisme Proses Pemanasan Air di dalam Boiler dengan
Mempergunakan Heater Tambahan untuk Efisiensi Pembakaran.
Teknologi Instrumentasi Pabrik. Fakultas Teknik. Universitas
Sumatera Utara, Medan. SKRIPSI.

Lampiran
1. Limbah Air Pencucian Sirip Ikan Hiu
Diketahui : Panjang bak = 60 cm
: Lebar bak = 40 cm
: Tinggi bak = 50 cm
Volume Air dalam bak = p x l x t
= 60 cm x 40 cm x 50 cm
= 120.000 cm3
= 120 dm3
= 120 liter
120 liter air digunakan untuk mencuci 40 kg sirip ikan hiu kering.
Untuk mencuci 1 kg sirip ikan hiu kering membutuhkan 3 liter air reverse
osmosis.
2. Limbah Energi Proses Steam Boiler
Bahan bakar yang digunakan pada alat steam boiler adalah bahan bakar jenis
solar.
Ebp = Mb x Nb
Keterangan:
Ebp : Energi bahan bakar produksi (MJ)
Mb : Massa bahan bakar (kg)
Nb : Nilai kalor bahan bakar (MJ/kg)
Ebp (solar) /liter air RO =

Mb Nb
Js

238 ,68
= 5200
= 1,488 x 10-2 MJ/ liter air RO.

Anda mungkin juga menyukai