Anda di halaman 1dari 10

PENJERNIHAN LIMBAH CAIR TAHU

Disusun oleh:

M. Rizwan NIM .21.1.1.008

Riska Dia Salma Salsabila NIM. 21.1.1.005

Rendis Swandi

PRODI TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS NAHDLATUL WATHAN MATARAM

2023
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Mata pencaharian yang masih banyak dilakukan masyarakat Indonesia adalahdi bidang
industri. Salah satu indutri yang diminati masyarakat Indonesia adalah industri tahu. Industri
tahu merupakan salah satu jenis industri kecilyang dalam proses kegiatannya menghasilkan
limbah cair yang nantinya akandibuang ke saluran pembuangan air limbah. Perlu dilakukan
penanganankhusus terhadap limbah cair yang dihasilkan industri ini agar tidakmenimbulkan
pencemaran lingkungan dan perairan di sekitarnya baik darisegi kualitas maupun
kuantitasnya. Apabila air limbah merembes ke dalamtanah yang dekat dengan sumur maka
air sumur tidak dapat dimanfaatkan,apabila limbah ini dialirkan ke sungai maka akan
mencemari sungai danmenimbulkan gangguan kesehatan yang berupa penyakit gatal, diare,
kolera,radang usus, dan penyakit lainnya, khususnya yang berkaitan dengan air yangkotor
dan sanitasi lingkungan yang tidak baik (Thamzil, 2004; Wahistina dan Pujiati, 2013).
Air limbah industri adalah air limbah yang berasal dari rangkaian proses produksi suatu
industri, dengan demikian maka air limbah tersebut dapatmengandung komponen yang
berasal dari proses produksi tersebut danapabila dibuang ke lingkungan tanpa pengelolaan
yang benar tentu akan dapatmengganggu badan air penerima. Salah satu jenis air limbah
industri adalah air limbah industri organik tinggi. Berbagai jenis air limbah industri organic
tinggi antara lain dihasilkan dari industri alkohol, tahu, tapioka, gula, tekstil,pengolahan ikan,
bir, dan lain-lain (Moertinah, 2010)
Sesuai dengan zat yang terkandung di dalamnya, air limbah yang tidak diolah terlebih
dahulu akan menyebabkan berbagai gangguan kesehatan masyarakat dan lingkungan hidup,
diantaranya air limbah dapat mengandung bibit penyakit yang dapat menimbulkan penyakit
bawaan air (waterborne disease), akan menjadi transmisi atau media penyebaran penyakit,
terutama kolera, typhus abdominalis, dan disentri basiler, menjadi media perkembangbiakan
mikroba patogen, menjadi media perkembangbiakan nyamuk atau tempat hidup larva
nyamuk. Air limbah yang dibuang secara langsung ke air permukaan (sungai dan danau) juga
dapat mencemari air permukaan tersebut, air limbah tersebut akan mengurangi kadar oksigen
dalam air sehingga mengganggu kehidupan yang berada di dalamnya. Selain itu, air limbah
juga dapat mencemari air tanah sehingga tanah tidak dapat lagi digunakan sesuai dengan
fungsinya (Sarudji 2010).
Untuk mencegah dan mengurangi akibat-akibat buruk tersebut di atas, diperlukan
kondisi, persyaratan dan upaya-upaya yang dilakukan sehingga airlimbah tersebut tidak
mengakibatkan kontaminasi terhadap sumber airminum, tidak mengakibatkan pencemaran
terhadap permukaan tanah, tidakmenyebabkan pencemaran air untuk mandi, perikanan, air
sungai, atautempat-tempat rekreasi, tidak dapat dihinggapi serangga, tikus, dan tidakmenjadi
tempat perkembangbiakan mikroorganisme penyebab penyakit danvektor, tidak terbuka atau
terkena udara luar (jika tidak diolah), serta tidakdapat dicapai oleh anak-anak, dan baunya
tidak mengganggu kenyamanan(Nuraeni, 2012).
1.1 Rumusan Masalah
Dari permasalahan limbah cair tahu perlu untuk segera diselesaikan agar lingkungan
tidak tercemar. lingkungan perairan sangat perlu untuk dilindungi karena air berperan
sangat besar dalam kehidupan manusia.
1.3. Tujuan Penelitian
Sebagai tambahan informasi dan bahan masukan terhadap industri kecilmengenai
pentingnya pengolahan limbah cair hasil industri bagi kesehatanmasyarakat.
1.4. Manfaat Penelitian
Menambah pengetahuan dan pengalaman dalam melaksanakanpenelitian terutama
yang berakaitan dengan bidang mikrobiologi, serta menambah wawasan peneliti
mengenai masalah kesehatan dimasyarakat terutama yang diakibatkan oleh faktor
lingkungan. Penelitin ini diharapkan bermnafaat untuk mengatasi masalah limbah cair
terutama limbah tahu yang banayak terdapat dimataram sehingga tidak mencemari
lingkungan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Limbah industri tahu pada umumnya dibagi menjadi dua bentuk limbah, yaitu limbah
padat dan limbah cair. Limbah padat industri pengolahantahu berupa kotoran hasil
pembersihan kedelai (batu, tanah, kulit kedelai,dan benda padat lain yang menempel pada
kedelai) dan sisa saringanbubur kedelai yang disebut dengan ampas tahu. Ampas tahu
yangterbentuk besarannya berkisar antara 25%-35% dari produk tahu yangdihasilkan. Ampas
tahu masih mengandung kadar protein cukup tinggisehingga masih dapat dimanfaatkan
sebagai bahan pakan ternak dan ikan,misalnya ikan bandeng. Salah satu sifat dari ampas tahu
ini adalahmempunyai sifat yang cepat tengik (basi dan tidak tahan lama) sertamenimbulkan
bau busuk jika tidak cepat dikelola. Limbah cair yangdihasilkan oleh industri pembuatan tahu
sebagian besar adalah cairankental yang terpisah dari gumpalan tahu yang disebut dengan air
dadih(Husni dan Esmiralda, 2010).
Limbah cair pada proses produksi tahu berasal dari proses perendaman, pencucian
kedelai, pencucian peralatan proses produksi tahu,penyaringan, dan pengepresan atau
pencetakan tahu. Sebagian besarlimbah cair yang dihasilkan oleh industri pembuatan tahu
adalah cairankental yang terpisah dari gumpalan tahu yang disebut dengan air dadih. Cairan
ini mengandung kadar protein yang tinggi dan dapatsegera terurai. Limbah ini sering dibuang
secara langsung tanpapengolahan terlebih dahulu sehingga menghasilkan bau busuk
danmencemari lingkungan (Kaswinarni, 2007).
Limbah cair industri tahu merupakan salah satu sumber pencemaran lingkungan.
karakteristik air buangan yang dihasilkan berbeda karenaberasal dari proses yang berbeda.
Karakteristik buangan industri tahumeliputi dua hal, yaitu karakteristik fisika dan kimia.
Karakteristik fisikameliputi padatan total, padatan tersuspensi, suhu, warna, dan
bau.Karakteristik kimia meliputi bahan organik, bahan anorganik, dan gas.Suhu air limbah
tahu berkisar 37°- 45°C; pH 4-9; kekeruhan (TSS) 535-585 FTU; warna 2.225-2.250 Pt.Co;
amonia 23,3-23,5 mg/L; BOD(Biological Oxygen Demand) 6.000-8.000 mg/L dan COD
(ChemicalOxygen Demand) 7.500-14.000 mg/L (Kaswinarni, 2007).
Senyawa-senyawa organik di dalam air buangan tersebut dapat berup protein,
karbohidrat, lemak, garam, dan minyak. Senyawa-senyawaberupa protein dan karbohidrat
memiliki jumlah yang paling besar yaitu40%-60% dan 25%-50% sedangkan lemak 10%.
Komponen terbesar darilimbah cair tahu yaitu protein (N-total) sebesar 226,06- 434,78 mg/l,
sehingga masuknya limbah cair tahu ke lingkungan perairan akanmeningkatkan total nitrogen
di perairan tersebut. Kadar garam bias mencapai 2% tergantung cara pengolahannya. Gas-gas
yang biasaditemukan dalam limbah tahu adalah gas nitrogen (N2), amonia (NH3),organik
(O2), hidrogen sulfida (H2S), karbondioksida (CO2), dan metana(CH4). Gas- gas tersebut
berasal dari dekomposisi bahan- bahan organik yang terdapat di dalam air buangan. (Husni da
Esmiralda, 2010).
Limbah cair yang dihasilkan mengandung padatan tersuspensi maupunterlarut, akan
mengalami perubahan fisika, kimia, dan biologi, yang akanmenghasilkan zat beracun. Selain
itu juga menciptakan media untukpertumbuhan kuman. Kuman dapat berupa kuman penyakit
atau kumanlain yang merugikan baik pada tahu itu sendiri ataupun pada tubuhmanusia. Jika
dibiarkan air akan berubah warnanya menjadi coklatkehitaman dan berbau busuk. Bau busuk
dapat mengakibatkan sakitpernapasan. Jika air limbah merembes ke dalam tanah dekat
dengansumur, maka air sumur tidak dapat dimanfaatkan. Jika limbah dialirkanke sungai akan
mencemari sungai, dan jika masih digunakan maka akan menimbulkan penyakit gatal, diare,
dan penyakit lainnya (Azhari, 2014).
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Rencananya penelitian ini adalah mencoba merancang dan membuat instalasi
pengolahan limbah cairtahu.Hasil pengolahan atau sisa pengolahan limbah cair tahu
diharapkan akan tidak langsung di buang ke sungai. Adapun bahan dan perlatan yang
dibutuhkan adalah:
3.1 . Bahan dan Alat Penelitian
3.1.1 Bahan Penelitian
Bahan penelitian yang digunakan adalah
 limbah cair tahu yang diambil dari pabrik tahu
 tisu
 kapas
 Stiker label
 Saringan pasir halus
 Saringan kerikil kecil
 Saringan kerikil besar
 Saringan arang
 Saringan ijuk
 Saringan batok kelapa
3.1.2 Alat yang digunakan
 Botol plastik air mineral
 Wadah cup untuk menaruh bahan
 Pisau
 Besi paku
 Gunting
3.1.3 prosedur kerja
Bahan yang dibutuhkan untuk membuat alat penjernih air dengan bahan alami meliputi
arang, kerikil besar, kerikil kecil, pasir, ijuk, kapas, tisu. Sementara alat yang dibutuhkan
adalah pisau, besi paku ,dan alat pemotong seperti gunting.
Intinya, alat tersebut dibutuhkan untuk teknik yang dibutuhkan dalam membuat alat
penjernih yang meliputi memotong, melubangi. Prosedur atau tahapan dalam membuat alat
penjernih air dengan bahan alami terbagi menjadi tiga tahapan, yaitu perencanaan,
perancangan, dan proses pembuatan.
3.1.2.1 Diagram Alir Penelitian
Prosedur penelitian proses penjernihan limbah cair tahu dapat dilihat pada gambar :

Limbah cari tahu

Proses penyaringan
tisu

Proses penyaringan
batok kelapa

Proses penyaringan
kerikil besar

Proses penyaringan
kerikil kecil

Proses penyaringan
pasir

Proses penyaringan
kapas

Pengamatan

Air hasil
penyaringan
BAB IV
PEMBAHASAN
2.1. Hasil
Hasil penjernihan bisa dilihat melalui gambar sebelumnya. Dimana air limbah
yang semualnya kotor menjadi lebih bening. Hal karena bahan – banahn yang
digunakan, seperti pasir halus, batu, kapas, arang.
Adapun batu – batu yang digunakan pada penjernihan air. Sederhana tersebut
adalah untuk menyaring material – material yang berukuran besar, contoh : daun –
daun, lumut, gaguan dll. Sedangkan arang berfungsi untuk menyarig atau
menghilangkan bau, warna, zat pencemar, dalam air, sebagai pelindung dan
penukaran resin dalam atau penyuling air.
2.2. Pembahasan
Cara manusia untuk mendapatka air bersih melalui peroses pembuatan alat
penyaringan atau penjernihan air. Ada beberapa cara penjernihan/ penyaringan untuk
mendapatkan air yang layak digunakan manusia. Cara tersebut bersifat mekanik atau kimiawi
tergantung kondisi air. Kami disini akan membahas tentang sistem penjernihan dan
penyaringan dengan memperlambat aliran. Sistem ini akan mengunakan bahan penyaingan
seperti, kapas, arang batok kelapa, batu kerikil, pasir halus. Air yang melewati penyaringan
tersebut akan tersaring sehingga menghasilkan air yang jernih.
Air limbah atau air buangan adalah sisa air yang dibuang yang bersar dari rumbah
tangga, insdustri maupun tempat – tempat umum lainnya, pada umumnya mengandung bahan
– bahan atau zat – zat yang dapat membahayakan bagi kesehata manusia serta menggangu
lingkungan hidup. Air keruh dapat menjad jernih setelah melewati peroses penyaringan
sederhana , bau, teksutur, dan warna dilakukan penyaringan atau penjernihan air limbahn
tekstrunya tetap cari dan tidak berubah, dan bau air limbah setelah dilakukan penjernihan
tidak terlalu menyengat dibandingkan sebelum di proses penjernihan dan tidak berbau air
limbah tahu.
penyaringan atau filtrasi adalah pemisahan yang dilakukan untuk memisahkan zat
padat dari suatu suspensi. Prinsip-prinsip kerja penyaringan didasari oleh perbedaan ukuran
partikel zat-zat yang bercampur di mana yang satu lolos melewati saringan (ukuran kecil).
Partikel zat yang berukuran lebih besar akan tertahan saat disaring. Memisahkan ampas tahu
dengan menggunakan kertas saring Hasil dari proses ini akan membuat limbah tahu dan
ampas yang telah dilarutkan akan melewati lubang penyaringan dan material – material besar.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
 Kesimpulan
Dari hasil pembahsaan dapat diambil kesimpulan seagai berikiut :
1. Air keruh dapat menjad jernih setelah melewati peroses penyaringan
sederhana , bau, teksutur, dan warna
2. dilakukan penyaringan atau penjernihan air limbahn tekstrunya tetap cari dan
tidak berubah, dan bau
3. air limbah setelah dilakukan penjernihan tidak terlalu menyengat
dibandingkan sebelum di proses penjernihan dan tidak berbau air limbah tahu.
4. Air limbah atau air buangan adalah sisa air yang dibuang yang bersar dari
rumbah tangga, insdustri maupun tempat – tempat umum lainnya, pada
umumnya mengandung bahan – bahan atau zat – zat yang dapat
membahayakan bagi kesehata manusia serta menggangu lingkungan hidup.
 Saran
Sebelum memulai peroses filtrasi sebaiknya alat dan bahan yang digunakan harus di
cuci sampai bersih, agar pada saat proses filtrasi bahan yang digunakan untuk filtrasi tidak
ikut tercampur
DAFTAR PUSTAKA
Azhari, M. 2014. Pemanfaatan Limbah Cair Tahu Menjadi Nata De Soya dengan
Menggunakan Air Rebusan Kecambah Kacang Tanah dan Bakteri Acetobacter
Xylinum. Tesis. Universitas Sebelas Maret. Surakarta.
Husni, H. Esmiralda, MT. 2010. Uji Toksisitas Akut Industri Tahu Terhadap Ikan Mas
(Cyprinus carpio Lin)(Studi Kasus: Limbah Cair Industri Tahu “SUPER”, Padang).
Universitas Andalas.
Kaswinarni, F. (2007). Kajian Teknis Pengolahan Limbah Padat dan Cair Industri Tahu.
Tesis. Program Study Magister Ilmu Lingkungan Program Pascasarjana Universitas
Diponegoro. Semarang.
Moertinah, dkk. 2010. Kajian proses anaerobik sebagai alternatif teknologi pengolahan air
limbah industri organik tinggi. Jurnal. Vol. 1 (2). November. 104-114.
Nuraeni. 2012. Tes Psikologi: Tes Intelegensi dan Tes Bakat. Yogyakarta: Universitas
Muhammadiyah (UM).
Sarudji, D. 2010. Kesehatan Lingkungan. Bandung: CV. Karya Putra Darwati
Thamzil. 2004. Potensi Zeolit Untuk Mengolah Limbah Industri Dan Radioaktif.
http://batan.go.id. 20 Mei 2016 (20:47).
Wahistina R, dan Pujiati RS. 2014. Analisis Perbedaan Penurunan Kadar Bod Dan Cod Pada
Limbah Cair Industri Tahu Menggunakan Zeolit (Studi Di Pabrik Tahu Di Desa
Kraton Kecamatan Kencong Kabupaten Jember). Artikel Ilmiah Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Jember. repository.unej.ac.id. 20 Mei 2016 (21:03).

Anda mungkin juga menyukai